BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif berkaitan dengan data berupa kata atau kaliamat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan dengan kejadian yang melingkupi sebuah objek penelitian. Menurut Moleong, Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelolah, mensintesiskan, mencari dan
60 Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, Dan R&D”, (Bandung: Alvabeta, CV, 2015. Hal.270-274
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif, yaitu penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori tetapi dimulai dari fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Peneliti dihadapkan kepada data yang diperoleh dari lapangan. Dari data tersebut, peneliti harus menganalisis sehingga menemukan makna yang kemudian makna itulah menjadi hasil penelitian.
Proses analisis data dilakukan melalui tahapan;
reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan atau verifikasi. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menjelaskan proses analisis tersebut sebagai berikut:61
1. Reduksi Data
61 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,…Hal.120-121.
Dalam reduksi data peneliti melakukan proses pemilihan atau seleksi, pemusatan perhatian atau pemfokusan, penyederhanaan, dan pengabstraksian dari semua jenis informasi yang mendukung data penelitian yang diperoleh dan dicatat selama proses penggalian data di lapangan. Proses reduksi ini dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian masih berlangsung, dan pelaksanaannya dimulai sejak peneliti memilih kasus yang akan dikaji.62 Dengan demikian, tujuan dari reduksi data ini adalah untuk menyederhanakan data yang diperoleh selama penggalian data di lapangan.
2. Penyajian data
Menurut Miles dan Hubermen bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya
62 Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Pendidikan Bahasa,…Hal. 174.
penarikan kesimpulan. hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.
3. Penarikan Simpulan/Verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.63
63 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian,…Hal.123-124.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah
1. Sejarah Singkat Madrasah
MI Al-Ikhlas Kacamatan Tanjung Sakti PUMI Kabupaten Lahat adalah MI Terbesar yang berada di Kabupaten lahat dan satu-satunya MI di wilayah kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Serta Telah Terakreditasi “A”, Dengan Menggabungkan Kurikulum Pendidikan Nasional, Kementerian Agama. Dengan Sistem tersebut, diharapkan terciptanya keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu agama. Pada Awalnya MI Al- Ikhlas dididrikan pada tahun 2009 oleh H. Santoso, S.Pd.
I MM dan dipimpin oleh H. Mukti Sulaiman SH, M.
Hum.
Beliau melihat keadaan masyarakat khususnya Tanjung Sakti Pumi dan Pumu masih kurangnya pengetahuan tentang agama yang pasang surut senantiasa mempengaruhi sumber daya manusia serta sumber daya lainnya. Beliau beralasan bahwasanya MI Al-Ikhlas bukan hanya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah Islam tapi juga mampu melatih para santri untuk mampu berwirausaha agar setelah lulus nanti mereka mampu mandiri dan mengembangkan usaha sendiri. Minat masyarakatpun cukup besar terhadap pendidikan di MI Al-Ikhlas karena di samping diberikan pendidikan agama dan pelajaran umum, juga bimbingan moral.
MI Al-Ikhlas ini dilatarbelakangi keinginan masyarakat menambah pendidikan agama di sekolah dianggap belum memadai, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya agama terutama dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan telah mendorong munculnya tingkat kebutuhan keberagamaan yang semakin tinggi.
Orang tua yang menyekolahkan anaknya kesekolah umum banyak yang merasakan bahwa pendidikan agama di sekolah belum cukup dalammenyiapkan keberagamaan anaknya sampai ketingkat yang memadai untuk mengarungi kehidupan nantinya, hal ini lah yang menjadikan motivasi beliau dengan semangat dan tekad yang kuat untuk mendirikan sebuah lembaga MI Al-Ikhlas di tengah-tengah masyarakat yang mudah untuk dijangkau, pada pertama kali MI Al-Ikhlas ini berdiri pada tahun 2009 jdengan jumlah siswa 32 orang. Dengan seiring perkembangaan, MI Al-Ikhlas ini semakin tahun semakin bertambah Siswa, Pada Tahun Pelajaran 2021/2022 Jumlah Siswa Mencapai 675 Siswa.
Landasan Pemikiran diatas Pendirian MI Al-Ikhlas Tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Menciptakan Sumber daya Manusia (SDM) yang mampu Menggabungkan antara kemampuan dibidang
pendidikan ilmu umum dan bidang ilmu agama secara kompresensif.
b. Mencetak kader-kader atau generasi penerus yang siap terjun dimasyarakat dengan kemampuan yang dapat dipertanggung jawabkan, hal ini dapat dilakukan secara:
1) Memberikan Pendidikan dan pengajaran dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan agama secara seimbang.
2) Menambah jam pelajaraan diluar jam pelajaaran formal dengan kegiatan yang bernuansa Islam (Pendidikan Al-Qur’an dan Madrasah Diniyah) 3) Meningkatkan kualitas tenaga pengajar (Ustad dan
Ustadzah) agar memiliki kompetensi mengajar sesuai dengan standar yang diharapkan.
4) Melaksakanan kegiatan ekstra yang berhubungan dengan kepemimpinan, dan melengkapinya
dengan sarana prasarana penunjang yang memadai.
2. Visi-Misi, Target, dan Tujuan Madrasah Ibtida’iyah Al- Ikhlas
Setiap lembaga/organisasi didirikan pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuan tersebut pasti diperlukan suatu perencanaan tindakan yang melalui Visi dan Misi. Adapun Visi dan Misi MI Al- Ikhlas Masam Bulau Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat.
a. Visi
Mewujudkan madrasah yang beriman, berakhlak mulia, Bertaqwa dan berprestasi.
b. Misi
1) Mengembangkan kualitas madrasah dalam bidang agama ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
2) Menciptakan sumber daya manusia yang adaftif dan kompetitif.
3) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan dan kooperatif
denganmengembangkan multi kecerdasan.
4) Pembinaan akademik secara kreatif.
5) Membangun citra madrasah sebagai mitra terpercaya masyarakat di bidang pendidikan.
c. Tujuan
1) Meningkatkan kualitas pelayanan bagi santri dengan cara mencukupi kebutuhan jumlah lokal belajar dengan jumlah santri yang ada sehingga hal ini diharapkan agar berdampak positif bagi pengembangan MI Al-Ikhlas masa-masa mendatang.
2) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta pengetahuan santri dalam berbagai bidang dengan cara memberikan pelayanan yang layak bagi
santri. Sehingga diharapkan mampu melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi yang berkualitas sangat baik.
3) meningkatkan kualitas santri sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan sosial dan lingkungan sekitarnya yang dijiwai dengan nilai-nilai keislaman. Tentunya hal ini dapat dilakukan dengan baik jika sarana dan prasarana yang dibutukan oleh santri dapat tercukupi.
d. Target
1) Menjadikan seluruh santri MI al-ikhlas sebagai manusia yang menguasai iptek dan imtek, serta berdedikasi tinggi.
2) Melahirkan calon pemimpin masa depan yang mempunyai daya juang, kreatif, inovatif, proaktif dan mempunyai landasan iman dan taqwa yang kuat.
3) Terciptanya kehidupan religius dilingkungan MI Al-ikhlas yang memperlihatkan prilaku ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah dan kebebasan berkreasi.
3. Identitas MI Al-Ikhlas
Nama Madrasah : MI Al-Ikhlas
NSM (Nomor Statistik Madrasah) : 111216040017
Alamat Lengkap : Jl. Abdul Karim
No 6 Desa Masam Bulau Kec. Tanjung Sakti PUMI Kab.
Lahat
Status Madrasah : Swasta
Nomor SK Izin Operasional : Kd.06.04/4/KPTS.001/1366/2010
Tanggal SK Izin Operasional : 08 Juli 2010
Tahun Didirikan : 2009
Nama Badan yang Mengelola : Yayasan Al-Ikhlas
Lahat Kurikulum yang Digunakan : K-13
Luas Tanah Seluruhnya : 4500 Meter2 Sisa yang Masih Dapat Dibangun : 1500 Meter2
Status Tanah :Wakaf/milik
lembaga pondok pesantren Al-Ikhlas
4. Data Pendidik dan Peserta Didik a. Data Pendidik
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik No Nama Guru dan TU Jabatan
1 Titin Alfariza, S.Pd Kepala sekolah 2 Yuliani, S.Pd Guru kelas IA 3 Mitriani, S.E Guru kelas IB 4 Surmika, S.Pd. Guru kelas IIA 5 Siti Khodijah, S.Si Guru kelas IIB 6 Septa Mardalena, S.Pd Guru kelas IIIA
7 Emilda, S.Pd Guru kelas IIIB 8 Dipi Oktapiani, S.Pd Guru kelas IVA 9 Juita Hertati, S.Pd Guru kelas IVB 10 Yusi Sulastri, S.Pd Guru kelas VA 11 Hellen Nopresta, S.Pd Guru kelas VB 12 Dandi, S.Pd Guru kelas VIA 13 Henni Atensi, S.Pd Guru kelas VIB 14 Dina Caniago, S.Pd Guru Fiqih, Al-
Qur’an Hadist dan B.Inggris
15 Deptra, S.Pd Guru SBK dan
Aqidah Akhlaq 16 Bambang Irawan Guru B.Arab 17 Muhammad Riki
Riyanto
Tata Usaha
18 Dianto Satpam
Sumber data: Dokumentasi Sekolah
b. Data Peserta Didik
Tabel 4.2 Peserta Didik
No Kelas
Jumlah
L P Jumlah
1 IA 13 16 29
2 IB 13 15 28
3 IIA 11 11 24
4 IIB 10 14 22
5 IIIA 12 15 27
6 IIIB 11 16 27
7 IVA 13 15 28
8 IVB 10 16 26
9 VA 11 17 28
10 VB 13 15 28
11 VIA 12 18 30
12 VIB 11 19 30
Jumlah 140 187 327 Sumber data: Dokumentasi Sekolah
5. Data Sarana dan Prasarana
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana
No Ruang Jumlah 1 Ruang kepala madrasah 1
2 Ruang guru 1
3 Ruang tata usaha 1
4 Ruang kelas 12
5 Perpustakaan 1
6 Ruang UKS 1
7 Wc guru 2
8 Wc siswa 4
9 Masjid/Musholla 1
10 Aula/Gedung pertemuan 1 Sumber data: Dokumentasi Sekolah
B. Hasil Penelitian
Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Upaya merupakan usaha, akal atau ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan sebagainya. Mengupayakan adalah mengusahakan, mengikhtiarkan, melakukan sesuatu untuk mencari akal (jalan
keluar) dan sebagainya.64 Guru atau disebut juga sebagai pendidik yakni orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapal kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai invidu yang sanggup berdiri sendiri, Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik ialah guru.
Kedua istilah tersebut bersesuaian artinya, bedanya ialah istilah guru seringkali dipakai di lingkungan pendidikan formal, sedangkan pendidik dipakai dilingkungan formal, informal maupun non formal.65
Adanya motivasi dalam pebelajaran akan memberikan dorongan, arah dan perbuatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
64 Indah Devi Novitasari, Upaya Guru Meningkatkan Keberanian Siswa Untuk Bertanya Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhmmadiyah Surakarta, 2014, Hal. 05.
65 Yohana AflianiLudo Buan, Guru dan Pendidikan Karakter,…hal.
01
Fungsi motivasi sebagai pendorong usaha dalam mencapai prestasi, karena seseorang melakukan usaha harus mendorong keinginannya, dan menentukan arah perbuatannya kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian siswa dapat menyeleksi perbuatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi tujuan yang hendak dicapainya.66 Pembelajaran matematika hendaknya bermakna berarti pembelajaran dalam matematika merupakan konsep yang tidak langsung jadi, melainkan perlu ada proses dalam mencapai konsep tersebut. Setiap konsep yang ada dalam matematika bukan merupakan konsep yang harus dihafal, melainkan perlu adanya pemahaman mengenai konsep tersebut melalui proses atau aktivitas belajarnya.67
Upaya Guru Memotivasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika di Kelas II MI Al-Ikhlas dari observasi awal yang telah dilaksanakan bahwa guru telah memotivasi
66 Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran,…Hal. 176.
67 Dessi Selvianiresa, Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Pada Materi Nilai Tempat Mata Pelajaran Matematika di Kelas 1 SD, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol, 02, No. 01, 2017. Hal. 68.
siswa dalam belajar matematika berupa peneliti masuk ke kelas dengan keadaan guru dan siswa yang masuk, kelas dimulai dengan mengucapkan salam lalu berdoa, menanyakan kabar sambil memberikan semangat, lalu absen dan guru melihat ulang pembelajaran, lalu guru menerangkan materi selanjutnya yaitu tentang penjumlahan dan pengurangan.
Kemudian dilakukan wawancara terhadap guru kelas IIA, kelas IIB, dan 4 orang siswa-siswi yang merupakan sumber data utama dan kepala sekolah di MI Al-Ikhlas Masam Bulau Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat . Berikut hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh oleh peneliti:
1. Upaya guru memotivasi siswa dalam pembelajaran matematika di kelas II MI Al-Ikhlas Masam Bulau Kecamatan Tanjung Sakti Pumi Kabupaten Lahat
Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan
bidang kemasyarakatan. Tugas guru dalam proses belajar meliputi tugas pedagogis dan tugas administrasi. Tugas pedagogis merupakan tugas membimbing dan memimpin.
Upaya guru dalam memberikan motivasi belajar sangatlah penting bagi siswa, salah satunya pembelajaran matematika karena siswa menjadi bosan dan mengantuk ketika belajar sehingga tujuan pembelajaran belum dapat tercapai. Kepala sekolah menyampaikan dukungan dari sekolah dalam memotivasi siswa dalam belajar :
“Sekolah telah memfasilitasi segala bentuk yang dibutuhkan warga sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Seperti dalam kelas telah disediakan perangkat yang mendorong guru dan siswa belajar dengan efektif”.68
Ditambahkan oleh guru kelas IIA secara singkat ada beberapa langkah dalam memberikan motivasi belajar matematika siswa :
“Langkah pertama dengan memberikan motivasi serta pemahaman bahwa matematika itu menyenangkan dan
68 Wawancara dengan Titin Alfariza (Kepala Sekolah) pada tanggal 28 Januari 2022 di Ruang Kepala Sekolah
mudah. Dengan memberikan motivasi ini membuat anak perlahan mulai menyukai pelajaran matematika. Langkah kedua, menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Langkah ketiga, dengan memberikan penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami. Langkah keempat menggunakan metode, media dan strategi pembelajaran yang menyenangkan seperti metode permainan matematika, teka teki matematika, dan cerita cerita matematika yang menarik, menantang dan tidak kaku. Langkah kelima, melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Sedangkan, langkah keenam dengan memadukan matematika dengan dunia nyata. Langkah ketujuh dengan memberikan sedikit candaan dan humor sehingga suasana pembelajaran lebih santai. Langkah kedelapan, sering melakukan evaluasi terhadap cara mengajar guru”.69
Berikut secara garis besar upaya guru dari penelitian di MI Al-Ikhlas dalam memotivasi siswa belajar matematika:
a. Pengendalian Kelas
Dalam pembelajaran matematika tentunya anak akan merasa bosan apabila kurangnya pengendalian kelas, apalagi kelas II (Kelas Rendah) masa bermain anak masih tinggi sehingga banyak anak/siswa yang
69 Wawancara dengan Surmika (Guru Kelas IIA) pada tanggal 31 Januari 2022 di Ruang Guru
meninggalkan bangku dan keluar kelas ketika belajar matematika. Seperti yang disampaikan ibu Surmika :
“Ketika proses pembelajaran matematika berlangsung saya mendekati anak ketika belajar karena pentingnya komunikasi secara langsung berupa rangsangan fisik”.70
Ibu Siti Khodijah menambahkan :
“Saya mengajak anak bermain sambil belajar.
Contohnya melatih konsentrasi anak dalam lagu kepala pundak lutut kaki…”.71
Adik kelas IIA menyampaikan :
“Sebelum belajar ibu guru menanyai kami satu persatu apakah sudah makan atau belum. Dan mengajak kami bernyanyi sebelum belajar”.72
b. Pentingnya Metode Pembelajaran yang Bervariasi bagi kelas rendah (Kelas II)
Metode pembelajaran matematika yang digunakan oleh Ibu Surmika, S.Pd dan Ibu Siti
70 Wawancara dengan Surmika (Guru Kelas IIA) pada tanggal 1 Februari 2022 di Ruang Guru
71 Wawancara dengan Siti Khodijah (Guru Kelas IIB) pada tanggal 2 Februari 2022 di Ruang Guru
72 Wawancara dengan Naura (Siswa Kelas IIA) pada tanggal 3 Februari 2022 di Kelas
Khodijah, S.Si yaitu bervariasi seperti metode ceramah, metode diskusi kelompok, metode tanya jawab, metode penugasan, dan metode demonstrasi.
Seperti yang disampaikan oleh Ibu Surmika, S.Pd selaku guru kelas IIA bahwa :
“Dalam melakukan pembelajaran salah satunya pada pembelajaran matematika, tidak bisa hanya menggunakan metode ceramah saja, tetapi beberapa metode harus diterapkan karena matematika membutuhkan banyak pengetahuan dan keterampilan dari berbagai hal yaitu dengan melakukan metode diskusi kelompok, metode demonstrasi, metode penugasan, dan metode tanya jawab. Sehingga melalui metode yang bervariasi tersebut, siswa lebih mudah mengingat dan memahami materi serta membuat siswa lebih aktif dan termotivasi dalam belajar”.73
Ibu Siti Khodijah yang mengajar dikelas IIB juga menambahkan :
“Pentingnya mengajak anak belajar sambil bermain, karena siswa masih tergolong kelas rendah dan menggunakan metode atau cara mengajar yang mudah dipahami siswa”.74
73 Wawancara dengan Surmika (Guru Kelas IIA) pada tanggal 1 Februari 2022 di Ruang Guru
74 Wawancara dengan Siti Khodijah (Guru Kelas IIB) pada tanggal 4 Februari 2022 di Ruang Guru
Hal tersebut juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas IIB yaitu bahwa:
“Saya lebih memahami, karena belajar sambil bermain (bervariasi) membuat kami lebih aktif dan ada motivasi untuk giat belajar serta terlatih mengerjakan soal-soal yang diberikan sehingga lebih memahami materi”.75
c. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan Hal yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan mengatasi kejenuhan pada siswa selama proses pembelajaran yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, salah satunya dengan melakukan ice breaking. Ice breaking yang dilakukan ini melatih konsentrasi siswa dan tidak terlepas dari pembelajaran matematika yaitu materi dikelas II. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Siti Khodijah, S.Si selaku guru kelas IIB bahwa :
“Guru harus memperbanyak komunikasi dengan siswa dan membuatnya merasa nyaman saat belajar. Untuk
75 Wawancara dengan Bilqis Aulia (Siswa Kelas IIB) pada tanggal 7 Februari 2022 di Kelas
mengatasi kejenuhan dan memotivasi siswa, maka saya melakukan ice breaking di tengah jalannya diskusi, sebelum pemaparan hasil diskusi. Karena siswa membutuhkan suasana belajar yang menyenangkan dan membuat mereka bisa tertawa lepas meskipun fokus belajar”.76
Selain itu, hal di atas juga disampaikan oleh salah satu siswa bahwa:
“Ketika ada teman yang tidak menjawab pertanyaan ibu, maka ia disuruh ke depan kelas lalu dijelaskan kembali oleh ibu sampai mengerti. Lalu kami diberikan tepuk tangan sebagai hadiah”.77
d. Memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa Setiap guru pasti ingin membuat siswanya merasa bahagia dan memiliki motivasi dalam dirinya untuk giat belajar dan memicu siswa untuk berkompetisi terutama dikelas IIA MI Al-Ikhlas.
Dengan hal itu, guru selalu memberikan pujian dan hadiah terhadap siswa yang aktif dan berhasil dalam belajar. Sebagaimana disampaikan oleh ibu :
76 Wawancara dengan Siti Khodijah (Guru Kelas IIB) pada tanggal 7 Februari 2022 di Ruang Guru
77 Wawancara dengan Raden (Siswa Kelas IIB) pada tanggal 8 Februari 2022 di Kelas
“Saya selaku guru memberikan reward berupa pujian dan bingkisan jajan atau alat tulis kepada individu atau kelompok yang memiliki kinerja dan kerja sama yang baik dalam kegiatan pembelajaran. Dan juga memberikan punishment kepada siswa yang tidak mengerjakan PR, siswa mendapatkan sanksi yaitu seperti memberikan tugas tambahan kepada siswa”.78
Guru kelas IIB menyatakan bahwa:
“Pernah memberikan reward seperti pena dan buku, Paling tidak bila ada request diberikan makanan atau apa saja. Hadiah tidak hanya fokus pada pena, biasanya hanya melihat apa yang tersedia dirumah dan yang gampang didapatkan seperti makanan. Serta melihat kesukaan siswa, biasanya siswa juga lebih menyukai makanan ataupun jajanan karena bagi mereka itu lebih menarik. Tidak terfokus kepada buku dan pena saja”.79
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh siswa kelas IIA:
“Pernah diberikan pena, makanan dan tepuk tangan ketika bisa menjawab pertanyaan ibu”.80
78 Wawancara dengan Surmika (Guru Kelas IIA) pada tanggal 9 Februari 2022 di Ruang Guru
79 Wawancara dengan Siti Khodijah (Guru Kelas IIB) pada tanggal 9 Februari 2022 di Ruang Guru
80 Wawancara dengan Ahmad Azam (Siswa Kelas IIA) tanggal 10 Februari 2022 di Kelas
Juga disampaikan oleh siswa kelas IIB :
“Kalau tidak mengerjakan tugas ibu menyuruh kami membaca sholawat nabi dan hapalan pengurangan”.81 e. Media Pembelajaran yang menarik siswa
Siswa kelas rendah terutama kelas II MI/SD pentingnya menggunakan media yang bersifat bermain bagi anak. Ibu Surmika S.Pd dan Siti Khodijah, S,Si dalam melakukan pembelajaran matematika menggunakan media pembelajaran atau alat peraga berupa benda konkrit yang membuat siswa tertarik akan pembelajaran seperti media ular tangga, media Puzzle. Guru juga meminta siswa untuk mendemonstrasikan media pembelajaran tersebut di depan teman-temannya. Disampaikan oleh Ibu Surmika selaku guru kelas IIA bahwa :
“Saya menggunakan media pembelajaran agar membuat siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru karena dapat memberikan
81 Wawancara dengan Bilqis dan Raden (Siswa kelas IIB) tanggal 22 Februari 2022 di Taman sekolah
pengalaman yang nyata terhadap siswa. Seperti menggunakan media gambar, permainan ular tangga, kertas lipat, dan masih banyak lagi”.82
Ditambahkan Ibu Siti Khodijah :
“Iya, saya biasanya menggunakan media gambar dan alat permainan anak”.83
f. Penyampaian materi belajar matematika yang mudah dipahami untuk siswa SD
Adik kelas IIA menerangkan :
“Penjelasan yang ibu kami berikan mudah dipahami serta tidak panjang lebar menjelaskan materi”.84
Disampaikan oleh Ibu Surmika, S.Pd :
“Materi pembelajaran matematika jika terlalu lama menjelaskan maka akan membuat anak mengantuk, bosan, meninggalkan tempat belajarnya, serta mengeluh ke kita tenaga pendidik. Jadi, saya lebih memilih untuk memberikan materi kepada anak sesingkat mungkin tetapi juga memperhatikan pemahaman siswa akan materi yang diberikan”.85
82 Wawancara dengan Surmika (Guru Kelas IIA) pada tanggal 14 Februari 2022 di Ruang Guru
83 Wawancara dengan Siti Khodijah (Guru Kelas IIB) pada tanggal 24 Februari 2022 di Ruang Guru
84 Wawancara dengan Naura (Siswa Kelas IIA) pada tanggal 11 Febuari 2022 di Kelas
85 Wawancara dengan Siti Khodijah (Guru Kelas IIB) pada tanggal 15 Februari 2022 di Ruang Guru