• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan transkrip serta material lain yang telah terkumpul. Maksudnya agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data teresebut untuk kemudian menyajikannya kepada orang lain lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan atau di dapatkan di lapangan.41 Analasis data nantinya akan menarik kesimpulan yang besifat khusus atau berangkat dari kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu fenomena dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data yang berindikasi sama dengan fenomena yang bersangkutan.42

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:

3.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian. Data yang dikimpulkan adalah data yang terkait dengan penelitia untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam rumusan masalah.

3.6.2 Reduksi data (data reduction)

41Sudarman Damin, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 37.

42Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 40.

Miles dan Hubermen dalam sugiyono mengatakan bahwa reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Mereduksi data bisa berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.43 Dalam teknik reduksi data kegiatan yang perlu dilakukan adalah antara lain:

3.6.2.1 mengumpulkan data dan informasi baik dari dokumen, catatan hasil wawancara dan hasil observasi.

3.6.2.2 Serta mencari hal-hal yang dianggap penting dari setiap aspek temuan penelitian.

3.6.3 Penyajian data (data display)

Data diarahkan agar terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan, uraian naratif, seperti hasil wawancara dan hasil bacaan. Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan (data sekunder) maupun dari penelitian lapangan (data primer) akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan memaparkan peran badan usaha milik desa (BUMDes) di Desa Batetannga kab. Polewali Mandar, khususnya mengenai tinjauan ekonomi islam terhadap kegiatan BUMDes, dan peran BUNDes dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.6.4 Penarikan Kesimpulan (conclution) atau verifikasi

Pengumpulan data pada tahap awal (studi pustaka) menghasilkan kesimpulan sementara yang apabila dilakukan verifikasi (penemuan bukti-bukti atau fakta-fakta yang terjadi di lapangan) dapat menguatkan kesimpulan awal atau menghasilkan kesimpulan yang baru. Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan merupakan kesimpulan yang kredibel.44

43Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D, h. 92.

44 Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R & D, h. 99.

Kesimpulan-kesimpulan akan ditangani dengan longgar dan tetap terbuka, tetapi kesimpulan sudah disediakan, yang mulanya belum jelas, meningkat menjadi lebih rinci. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa Batetangnga

Batetangnga adalah bagian dari tiga Bate dalam lontara mansyarakat pattae mengenal Bate, Batebiring, Batetangnga dan Bateulu. Tiga bagian ini menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan mulai dari Bakaru bagian dalam tepatnya kabupaten Pinrang sampai ke Anreapi perbatasan Kabupaten Mamasa. Batetangnga juga dalam sejarah lokal masyarakat Batetangng mengenal kerajaan Eran Batu, hingga hari ini sebagai sebuah meniatur masyarakat Batetangga yang memiliki berbagai macam budaya dan tradisi, seperti baru-baru pentas seni oleh pemerintah kabupaten Polewali Mandar, tradisi tari Eran Batu, yang menjadi bagian warisan masyarakat Polewali Mandar.

Yang dimaksud dengan kata Bate diatas ialah wilayah atau kekuasaan dimana terdiri dari tiga Bate yaitu, Batebiring, Batetangnga dan Bateulu dari tiga bagian ini merupakan bagian yang tak terpisahkan.

Batetangnga juga bagian dari pada kerajaan Pitu Ulunna Salu Pitu Babana Minanga, bagian aliansi kerajan di tana Mandar, yang mengikat semangat perjuangan, semangat kasitalliran (Saudara) sejarah ini yang mengikat ruang batin masyarakat Batetangnga hingga sampai hari ini menjadi semangat dalam membangun karakter dan generasi, Sebelum terbentuk Desa Batetangnga sudah

terdapat sekelompok masyarakat yang disebut masyarakat Kanan yang disekitarnya terdapat juga beberapa kampung yaitu :45

4.1.1.1 Kampung Biru 4.1.1.2 Kampung Kanang 4.1.1.3 Kampung Penaniang 4.1.1.4 Kampung Rappoang 4.1.1.5 Kampung Passembarang 4.1.1.6 Kampung Kaleok

Dengan melihat perkembangan penduduk dan masyarakat ke 6 kampung itu, maka sekitar tahun 1961 kampung ini dibentuklah desa yang diberi nama Desa Kanang, Kecamatan Polewali atas persetujuan beberapa Tomakaka dan Kerajaan Binuang yang berkedudukan di Kampung Kanang sebagai ibu kota enam bagian kampung tersebut memiliki peran masing-masing, Kanang sebagai wilayah pemerintahan, letak dan geografisnya sangat starategis sebagai bagian pemerintahan atau wilayah pemukiman, Biru sebagai bagian penguatan dengan keberadaan sejarah, sejarah masa lalu, Penaniang sebagai wilayang menanti turun yang dinanti, dalam konsep tomanurung masyarakat Batetangnga, tempat bernyayi atau menyayikan lagu-lagu.

Rappoan wilayah penghasil rempah-rempah dan buah buahan, mana oleh orang leluhur, di wilayah ini tumbuh dan subur beberapa jenis buah buahan seperti durian, rambutan, langsat, dan beberapa buah lagi Passambarang dan Kaleok, sebagai bagian wilayah atas penghasil gula aren terbesar di sulawesi yang menjadi bagian vital dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Batetangnga.

Setelah terbentuk Desa Kanang maka beberapa kampung ini beroba menjadi RK/Dusun. Yaitu :

4.1.1.1 RK/Dusun Biru

45Manuskrip Sejarah Tutur Batetangnga

4.1.1.2 RK/Dusun Kanang 4.1.1.3 RK/Dusun Penaniang 4.1.1.4 RK/Dusun Rappoang 4.1.1.5 RK/Dusun Passembarang 4.1.1.6 RK/Dusun Kaleok

Pada tahun 1961 para tomakaka dan masyarakat 6 RK/dusun ini sepakat untuk mengadakan Pemilihan kepala Desa Kanang, yang terpilih pada saat itu adalah Damang.

Dan setelah Damang meninggl dunia maka yang menjadi Kepala Desa adalah Abd. Wahab pada waktu itu ia menjabat sebagai Sekretaris Desa periode 1964 s/d 1966 ( Pejabat sementara ).

Pada tahun 1966 diadakan pemelihan secara demokratis dan yang terpih adalah : Mahamuddin dan ia menjabat sebagai kepala desa tahun 1966 s/d 1983 dan pada tahun 1983 diadakan pemiliahan kembali dan yang terpilih adalah Saraila pada periode 1983 s/d 1991, Selanjutnya pada tahun 1991 kembali diadakan pemilihan kepala Desa dan yang terpilh adalah: Muchtar Lallo, SH. sampai periode 1991 s/d 1999. Kemudian tahun 1999 Pejabat sementara pada waktu itu adalan camat Binuang yaitu Sukirman SH. Dan camat Binuang menunjuk saudara Sirajuddin sebagai pejabat sementara sejak 1999 s/d 2001 dan pada tahun 2001 Sirajuddin meningggal Dunia maka yang menggantikan pada waktu itu adalh Drs Hamdan (Camat Binuang) dan Camat Binuang menunjuk saudara Syarifuddin, S.Sos PJS sampai 2003, Kemudian tahun 2003 Pemilihan kepala Desa dan yang terpilih adalah Hasan Dsampai periode 2003 s/d 2008 pada tahun akhir 2008 diadakan pelihan kepala Dasa yang terpilih adalah saudara Sumaila Damang sampai sekarang.

Desa Batetangnga adalah peralihan nama dari desa Kanang yang dilatar belakngi dari stambu (sejarah). Dan melalui musyawarah oleh para pemuka-pemuka agama, tokoh masyarakat dan tempat

musyawarah pada saat itu di depan batu besar yang tepatnya di Dusun Rappoan, akhirnya ditetapkan peralihan nama menjadi desa Batetangnga pada tahu 196646

Kemudian pada tahun 2013 Dusun Rappoang dan Dusun Biru dimekarkan masing-masing menjadi 3 Dusun yaitu Dusun Rappoang terbagi dari Dusun Saleko dan Dusun Lumalan kemudian Dusun Biru Terbagi dari Dusun Eranbatu dan Dusun Pamu‟tu, Sehingga pada tahun 2014 Desa Batetangnga terdiri dari 13 Dusun yaitu :

4.1.2 Demografi Tabel I

Kondisi Demografi Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No. Uraian Jumlah

1 Kependudukan

A. Jumlah Penduduk (jiwa) B. Jumlah KK

C. Jumlah Laki-laki D. Jumlah Perempuan

5766 1168 2776 2990 Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Kondisi Demografi Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No. Uraian Jumlah

46Wawancara dengan Pemangku Adat, di Rumah Responden tanggal 14 November 2014

1 Kependudukan

E. Jumlah Penduduk (jiwa) F. Jumlah KK

G. Jumlah Laki-laki H. Jumlah Perempuan

5766 1168 2776 2990 Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama/seimbang. Selain itu kondisi demografi tersebut didukung oleh kondisi geografis sebagai berikut :

Kondisi Geografis Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No Uraian

1 Luas wilayah : 480.000 Km2

2

Jumlah Dusun : 13 (tiga belas) 1. Dusun Kanang

2. Dusun Kanan Bendungan 3. Dusun Pulao

4. Dusun Biru 5. Dusun Eranbatu 6. Dusun Pamu‟tu 7. Dusun Rappoang 8. Dusun Saleko 9. Dusun Lumalan 10. Dusun Penaniang 11. Dusun Passembarang 12. Dusun Baruga

13. Dusun Tallangbulawan

3

Batas wilayah :

a. Utara : Desa Kaleok

b. Selatan : Kelurahan Amassangan c. Barat : Desa Rea Timur

d. Timur : Desa Amola

4

Topografi

a. Luas kemiringan lahan (rata-rata) 1. Datar 1106 Ha

b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata- rata) 3694 Ha

5

Hidrologi :

Irigasi berpengairan tehnis

6

Klimatologi :

a. Suhu 27 – 35 °C b. Curah Hujan 252 mm c. Kelembaban udara d. Kecepatan angin

7

Luas lahan pertanian

a. Sawah teririgasi : 164 Ha b. Sawah tadah hujan : -

8 Luas lahan pemukiman : 1100 Ha

9

Kawasan rawan bencana : a. B anjir : 100 Ha Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

4.1.3 Keadaan Sosial Tabel III

Kondisi Sosial Budaya Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No. Uraian Jumlah

1 Kesejahteraan Sosial

A. Jumlah KK Prasejahtera 682 B. Jumlah KK Sejahtera

C. Jumlah KK Kaya 55

D. Jumlah KK Sedang

E. Jumlah KK Miskin 431

2 Tingkat Pendidikan A. Tidak tamat SD

B. SD 1040

C. SLTP 312

D. SLTA 200

E. Diploma/Sarjana 3 Agama

A. Islam 5.751

B. Kristen -

C. Protestan -

D. Katolik 15

E. Hindu -

F. Budha -

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 4.1.3.1 Kesejahteraan

Jumlah KK Miskin mendominasi yaitu 40 % dari total KK, sisanya adalah KK sedang. Dengan banyaknya KK Miskin inilah, maka Desa Batetangnga termasuk dalam Desa Prasejahtera.

4.1.3.2 Tingkat Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkat Pertama.

4.1.3.3 Agama

Agama yang ada di desa Batetangnga hanya ada dua yakni Islam dan Kristen, mayoritas penduduk desa Batetangnga memeluk agama Islam, hanya sekitar 15 orang yang menaganut agama Kristen.

4.1.4 Keadaan Ekonomi Tabel IV

Kondisi Ekonomi Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Batetangnga

No. Uraian Jumlah Keterangan 1 Mata Pencaharian

A. Buruh Tani 115

B. Petani 3102 Petani tambak/petani kebun

C. Peternak 25

D. Pedagang 63

E. Tukang Kayu 75

F. Tukang Batu 115

G. Penjahit 5

H. PNS 140

I. Pensiunan 95

J. TNI/Polri 1

K. Perangkat Desa 5

L. Pengrajin -

M.Industri kecil -

N. Buruh Industri -

O. Lain-lain - Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi di Desa Batetangnga tergolong sangat dinamis, hampir 70% masyarakat bermata pencaharian sebagai petani sawah dan kebun, sisanya 30% bermata pencaharian sebagai Pedagang, PNS, Wiraswasta dan lain sebagainya.

Menurut ketua kelompok petani Poton bahwa:

“tahun demi tahun hasil panen semakin meningkat, itu terbukti pada tahun 2006 lalu, satu- satunya desa terpilih mewakili Sul-Sel Bar pada perlombaan kelompok tani, dan menerima penghargaan dari presiden Ibu Megawati”47

Adapun sumber penerimaan desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V

Sumber Penerimaan Desa Batetangnga Kec. Polman Kab. Polman

No

Sumber Penerimaan

Desa

Tahun

2011 2012 2013 2014

1 Pajak 26.086.726 26.074.684 32.611.164

2 DPDK / ADD 138.648.574 138.648.574 146.537.648 Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

4.1.4.1 Penerimaan Pajak, mulai tahun 2011 s/d 2012 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2014 terjadi peningkatan dari tahun 2013. Adapun penyebab dari peningkatan penerimaan pajak selama tahun 2014 adalah bangunan baru/rumah bertambah dan kenaikan tarif.

47 Wawancara dengan Burhanuddin, Sekretaris Kelompok Tani Poton, tanggal 18November 2014

4.1.4.2 DPD/K adalah Dana pembangunan Desa yang bersumber dari pemerintah, besaran dana tiap tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB.

4.1.4.3 ADD atau Alokasi Dana Desa adalah Dana APBD Kabupaten besaran Dana tiap tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB.

4.1 Hasil Penelitian

4.2.1 peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga keuangan yang mana tujuan utamanya adalah untuk memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menjalankan suatu usahanya, selain itu BUMDes juga bisa mendirikan usaha – usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Menurut undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, BUMDes didirikan antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes).

BUMDes telah ada sejak Tahun 2005. Kemudian eksistensi BUMDes kembali booming saat UU No 6 Tahun 2014 Tentang desa muncul.48 UU No 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 3 menyebutkan BUMDes dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan berbagai usaha, mulai dari pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya, maka hal ini yang telah dikembangkan BUMDes di desa Batetangnga yang suda pada pada tahun 2015.

Menurut saudara Muhammad Ilyas selaku sekertaris BUMDes Batetangnga yang mengatakan bahwa:

48https://bisnis.tempo.co/read/791491/kemendes-pdtt-segera-dirikan-klinik-bumdes.

“Setahu saya sejak tahun 2005 BUMDes di berbagai daerah sudah menyebar dimana-mana khususnya bagian daerah yang tertinggal perekonomiannya, tapi BUMDes Batetangnga baru diresmikan dan mulai beroperasi menjalankan kegiatan-kegiatannya pada 17 Juni 2015 dan sejauh ini BUMDes Batetangnga sudah di kenal baik oleh masyarakat kami.”49

Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa Batetangnga. BUMDes ini sendiri berbeda dengan badan usaha keuangan yang lain, Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapa Abd.Wahid bendahara BUMDes batetangnga yang mengatakan bahwa:

“BUMDes Batetangnga berbeda dengan badan usaha yang lain karna badan usaha ini di kelola lansung oleh desa dan aparat-aparat desa dan bekerja sama dengan seluruh masyarakat desa artinya masyarakat yang mau menjadi mitra. Jadi BUMDes ini juga dapat mengurangi angka pengangguran di batetangnga. Karena pemuda-pemuda yang tak punya pekerjaan dapat direkrut menjadi pengelola BUMDes batetangnga, dan tentu saja harus dapat persetujuan dari kepala Desa maupun kepala pengelola BUMDes Batetangnga ini.50

Hal yang samam di sampaikan oleh Rahim.51

“BUMDes Batetangnga memang beda dari lembaga keuangan lain karena selain visi dan misinya yang beda prosedur menjadi anggotanya pun berbeda karena lembaga ini hanya di peruntukan untuk warga desanya masing-masing, dan lain hal lagi kalau ada kerja sama dengan pedesaan lain.i

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa BUMDes Batetangnga ini memang berbeda dengan badan usaha lainnya dimana syarat-syarat untuk menjadi anggota BUMDes yakni: Warga masyarakat asli Desa Batetangnga, Telah berusia sekurang-kurangnya 17 tahun, Mendaftarkan diri, Sehat jasmani dan rohani, dan Bersedia menaati peraturan BUMDes. karna badan usaha ini dimiliki oleh desa di kembangkan oleh desa dan dilaksanakan oleh masyarakat-masyarakat

49Muhammad Ilyas, Selaku Sekertaris Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 November 2017.

50Abd Wahid, Bendahara Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12 September 2017.

51Rahim, Salah Satu Pengurus Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.

desa itu sendiri dan pada akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran dan mampu membangun desa. Sebagaimana visi dan misi BUMDes Batetangnga

Visi, Melalui gerakan pemberdayaan masyarakat kita tumbuhkan tradisi membangun Desa Misi,Menggali dan memanfaatkan potensi alam yang diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Membina kegiatan BUMDes Batetangnga sebagai sarana kegiatan pengembangan ekonomi Desa dengan memperhatikan nilai-nilai luhur serta kultur budaya kemanusiaan dan kelestarian lingkungan hidup. Mengembangkan kegiatan BUMDes Batetangnga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Mengembangkan potensi, mendorong usaha ekonomi produktif guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan menuju desa mandiri dan sejahtera”.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapa Rahim salah satu pengurus BUMDes Batetangnga yang mengatakan bahwa:

“BUMDes pada umumnya itu untuk membantu masyarakat di Desa khususnya memberi kemudahan dalam melakukan usaha dan untuk membantu masyarakat tak mampu, sedangkan peran BUMDes itu sendiri untuk kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Batetangnga ini adalah membangun fasilitas-fasilitas atau aset-aset desa dan membantu permodalan bagi masyarakat yang ingin membuka usaha, dengan adanaya pembangunan tempat wisata yang diambil dari dana retribusi wisata, pengelolaan sampah, sarana traktor, bantuan modal dan pembangunan fasilitas pasar dari dana retribusi pasar. Dengan adanya bantuan dan pembangunan sarana ini saya kira BUMDes ini suda sangat membantu dan memudahkan masyarakat khususnya di Desa Batetangnga ini.”52

Hal yang sama juga di katakan oleh saudara Muh. Irwan salah satu pengurus BUMDes Batetangnga yang mengatakan bahwa:

Menurut Muh. Irwan bahwa memang BUMDes ini membantu bagi masyarakat miskin, bahkan jika program BUMDes ini dijalankan oleh setiap desa yang tertinggal maka dengan adanya BUMDes ini daerah yang tertinggal akan semakin berkurang, tentunya jika kegiatan atau usaha yang berjalan dengan baik dan dikelola sesuai dengan prosedurnya.53

52Rahim, Salah Satu Pengurus Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.

53Muh Irwan, Salah Satu Pengurus Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12 September 2017.

Jika dilihat dari program yang telah dikerjakan oleh BUMDes tersebut maka peran BUMDes di Desa Batetangnga ini sudah jelas dapat membantu masyarakat untuk lebih meningkat, dengan adanya program tersebut masyarakat suda bisa menikmatinya baik berupa sarana maupun prasarana, program kegiata Badan uasaha BUMDes Batetangnga yang telah terlaksana seperti :

4.2.1.1 Bantuan modal

Bantuan modal berarti bantuan dalam bentuk pinjaman uang untuk menunjang pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, yang diberikan dengan syarat. seperti badan usaha lainnya BUMDes juga menyediakan bantuan modal kepada syapa saja masyarakat yang igin meminjam dana tersebut yang penting mengikuti prosedur peminjaman dana tersebut dan mereka harus warga asli dari Desa Batetangnga.

Permodalan Badan Usaha Milik Desa (bumdesa) berasal dari :

4.2.1.1.1 Modal awal BUMDes batetangnga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

Modal pengelolaan kegiatan usaha BUMDes Batetangnga berasal dari: Penyertaan Modal Desa danb Penyertaan Modal Masyarakat Desa. Selain memberikan modal mereka juga member kemudahan dalam meminjam dengan syarat mereka harus asli warga masyarakat desa Batetangnga

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapa Rahim salah satu warga desa Batetangnga yang mengatakan bahwa:

“BUMDes umumnya itu membantu kita masyarakat di Desa ini memberi kemudahan dalam melakukan usaha untuk masyarakat tak mampu seperti saya, Dengan adanya bantuan pinjaman modal saya membangunan tempat pariwisata dengan saya mengelola kebun menjadi tempat wisata sehingga saya dapat pemasukan yang lumayan setiap bulannya bahkan tempat saya kini suda menjadi salah satu tempat wisata yang ramai pengunjung setiap harinya jadi saya merasa BUMDes ini suda membantu dan memudahkan saya dan mungkin masyarakat lain di Desa Batetangnga.”54

54Rahim, Warga Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.

Hal yang sama dikatakan oleh bapa Amrin yang mengatakan bahwa:

Saya dan tim saya mendapat bantuan Modal dari BUMDes untuk membuka uasaha Café kopi kaleok, selain memasarkan kopi khas desa Batetangnga, kami juga sampai sekarang suda mendapatkan banyak keuntungan bahkan kami suda memasarkan kopi sampai keluar kota, hal ini berkat bantuan dana dari BUMDes yang member kami peluang usaha kami bahkan akan membangun gerobak café kopi kaleok lagi dari penghasilan kami, dan menurut saya hal ini pun juga membuat angka pengangguran di desa batetangnga jadi berkurang.55

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan bantuan modal usaha yang dilakukan BUMDes ini memang sudah membantu masyarakat terbukti dari adanya peningkatan- peningkatan yang di alami oleh bapa Rahim dan juga bapa Amrin beserta Timnya sampai sekarang ini.

4.2.1.2 Pengelolaan sampah

sarana pengelolaan sampah ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karna selain menjaga kebersihan halaman juga mencega dari penyakit, Pengelolaan sampah sendiri adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah, ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika.

Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus untuk masing-masing jenis zat.

program pengelolaan sampah ini telah di lakuakan oleh BUMDes Batetangnga sudah sejak lama, sangat memberikan bantuan kepada masyarakat, karna dulunya warga sering sekali menimbun sampah bahkan berserakan di halaman rumah karena tak sempat membuang sampah khususnya sampah-sampah rumah tanggah. sampah-sampah tersebut hanya di kumpulkan di

55 Amrin, Warga Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.

depan rumah masyarakat kemudian akan di bawa oleh pengengkut sampah dengan menggunakan truk sampah.

Hasil wawancara bapa. Sabri, pengelolah sampah yang mengatakan bahwa:

“Setiap pagi kami akan berkeliling kampung untuk memungut sampah-sampah dari setiap rumah masyarakat, selain menjaga kebersihan desa secara pribadi saya juga sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini, karena saya juga digaji otomatis penghasilan saya bertambah selain hasil dari berkebun, hasil dari pekerjaan saya ini ya saya pake hidupi keluarga dan anak saya”56

Hal yang sama juga dikatakan oleh bapa kahar

Setiap pagi kami mengangkut sampah setelah di angkut sampah-sampah basah kami buang sedangkan sampah plastik kami olah kembali dan kadang di beli sama anak pesantren yang dapat tugas dari gurunya untuk mendaur ulang sampah plastik, nah hasil penjualan ini di kembalikan ke BUMDes lagi untuk dikelolah kembali, meski pekerjaan yang saya lakukan ini dikatakan kotor tapi gaji saya lumayan lah untuk menghidupi keluarga sehingga hasil dari kebun saya bisa saya tabung dipakai beli tanah lagi apalagi anak saya masi kecil SD belum ada yang berkebutuhan tinggi.57

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan BUMDes ini memang sudah membantu masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan agar slalu terhindar dari penyakit dan membiasakan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, seperti di sungai atau di bendungan-bendungan yang ada di desa yang mana kita ketahui akan menyebabkan banjir akibat luapan sungai ketika hujan turun. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ibu sitti warga Desa Batetangnga yang mengatakan bahwa:

Hasil wawancara ibu sitti warga Desa Batetangnga

“Saya sebagai warga sangat senang dengan adanya program BUMDes pengelolaan sampah, selain menjaga kebersihan, masyarakat juga terhindar dari penyakit seperti penyakit demam berdarah, masyarakat di permudah untuk membuang sampah tidak perluh jauh-jauh karna ada pengangkut sampah yang siap mengambil sampah-sampah yang sudah di kumpulkan di depan rumah.”58

Hal yang sama dikatakan oleh ibu Ruaeda warga Desa Batetangnga

56Sabri, Pengelolah Sampah Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 Februari 2019.

57Kahar, Pengelolah Sampah Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 Februari 2019.

58Sitti, warga setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.

Dokumen terkait