BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Analisis Data
Uji normalitas data yang dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pengujian normalitas bisa kita peroleh dengan menggunakan rumus chi kuadrat. Analisis chi kuadrat itu sendiri adalah analisis statistik nonparametrik, dengan menggunakan skala nominal dan ordinal dalam bentuk angka dan frekuensi yang berupa data skor. Adapun rumus chi kuadrat (chi square).
X2=∑( 가 Keterangan
58 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), hlm.139 .
X2 = kai kuadrat(chi square) Oi = nilai pengamatan Ei = nilai harapan.59
Dengan kriteria pengujian, jikax2hitung ≤ x2 ttabel, maka data berdistribusi normal. Dan jika x2hitung≥x2 ttabel maka data berdistribusi tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen (sama) atau tidak. Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians homogen. Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Fisher.60 Untuk uji homogenitas sampel digunakan rumus, sebagai berikut:
F=
61
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh kemampuan strategi pembelajaran aktif tipe index card match terhadap hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini menggunakan uji “T’ dengan rumus sebagai berikut:
̅ ̅
√( (
59 Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm.124.
60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), hlm.320.
61 Sudjana, Meode Statistika Edisi ke-6, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm.256.
Keterangan:
̅ = Rata-rata sampel 1
̅ = Rata-rata sampel 2
n1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen 1 n2 = Jumlah sampel pada kelas kontrol 2
= Varians sampel 1
= Varians sampel 262 Kriteria pengambilan keputusan:
Jika thitung≤ ttabel(-t( )≤ t ≤ t( )), maka Ho diterima.
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak.
62 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2018), hlm. 273.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
1. Deskrpsi Lokasi Penelitian 1) Letak Geografis
a. Keadaan Fisik Madrasah
Nama Sekolah : SMAN 2 Labuapi
Alamat : Jln. TGH. Ibrahim Khalidi Kecamatan Labuapi Status Sekolah : Negeri
b. Keadaan Lingkungan Sekolah 1) Sebelah Utara : Dusun Tembolok 2) Sebelah Selatan : Desa Merembu 3) Sebelah Timur : Dusun Rungkang
4) Sebelah Barat : Jln. Raya TGH. Ibrahim Khalidi.63 2) Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 2 Labuapi
a. Visi
Mewujudkan siswa Cerdas, Beriman dan Terampil b. Misi
Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Mengembangkan dan meningkatkan aspek pengembangan diri.
Mengembangkan pendidikan berkarakter bangsa.
63 Profil SMAN 2 Labuapi Diambil Tanggal 13 Mei 2019 Pukul 10.00 Wita.
Mengembangkan manajemen sekolah yang profesional dan demokratis.
Meningkatkan kompotensi guru dan karyawan.
Menciptakan kondisi sekolah yang harmonis dengan dilandasi oleh semangat kekeluargaan dan kebersamaan
Menanamkan dan membudayakan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sosial di sekolah.
Mengembangkan lingkungan sekolah menuju sekolah yang berwawasan lingkungan.
Mewujudkan sekolah sehat.
Mengembangkan kemampuan life skill siswa.
c. Tujuan Sekolah
Menyelenggarakan manajemen sekolah secara profesional dengan prinsip transparasi, partisifatif dan akuntabel.
Menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan baik.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dan karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing.
Menciptakan suasana sekolah yang aman,nyaman dan menyenangkan.
Mengupayakan ketersediaan Komputer untuk praktek Mata pelajaran TIK fasilitas pembelajaran lainnya sesuai dengan Standar Pendidikan Nasional.
Memaksimalkan persiapan menghadapi Ujian Nasional dan penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri.
Menyiapkan sekolah menuju Sekolah Standar Nasional.
Menyiapkan sekolah menuju sekolah sehat.
Meningkatkan kemampuan skil bagi siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.64
3) Struktur Organisasi
Struktur organisasi sekolah di SMA Negeri 2 Labuapi terdiri dari beberapa komponen. Untuk mencapai tujuan yang di inginkan maka semua komponen sekolah harus bekerjasama dengan baik. Komponen-komponen tersebut adalah:
1. Kepala Sekolah
a) Berfungsi dan bertugas sebagai educator, managerial, administrator, supervisior, leader (pemimpin) dan motivator.
b) Bertanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan disekolah secara edukatif dan administrative.
c) Dalam melaksanakan tugasnya, kepala sekolah dibantu oleh Wakaseksek, wali kelas, guru BP/BK, dan guru mata pelajaran serta tenaga administrasi.
2. Wakil Kepala Sekolah
a) Mewakili tugas dinas Kepala sekolah baik dalam maupun keluar apabila Kepala sekolah berhalangan.
b) Langsung menjadi panitia inti baik pelaksanaan Ebta/Ebtanas dan kepanitian lainnya di sekolah.
64 Ibid
c) Membantu Kepala sekolah dan mensukseskan penarika keuangan BP3 bersama-sama dengan bendahara BP3 di sekolah.
3. Wali Kelas
a) Bertindak sebagai orang tua siswa dikelasnya.
b) Membuat/menyusun data, absensi, kelompok belajar dan data lainnya dikelasnya.
c) Melaporkan kasus siwa kepada guru BP.
d) Menyampaikan ceramah/nasehat/arahan/penjelasan secara berkala kepada siswa di kelasnya.65
2. Validasi Instrumen 1) Validitas Instrumen Tes
Instrumen penelitian yang berupa soal essay sebelum digunakan untuk pengambilan data hasil belajar, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Uji coba diberikan kepada 19 orang siswa kelas XI SMAN 2 Labuapi dan selanjutnya dilakukan uji validitas butir soal. Adapun hasil validasinya dapat dilihat pada tabel 4.1di bawah ini.
65 Ibid
Tabel 4.1 Data Hasil Analisis Uji Validitas Soal Essay
No.Soal rxy rtabel Keputusan
1 0,64 0,456 Valid
2 0,64 0,456 Valid
3 0,66 0,456 Valid
4 0,28 0,456 Tidak Valid
5 0,57 0,456 Valid
6 0,38 0,456 Tidak Valid
7 0,53 0,456 Valid
8 0,15 0,456 Tidak Valid
9 0,41 0,456 Tidak Valid
10 0,53 0,456 Valid
Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 10 soal ternyata terdapat 6 soal yang dinyatakan valid dikarenakan rxy ≥ rtabel dan 4 soal dinyatakan tidak valid.
2) Reliabilitas InstrumenTes
Pengukuran bisa reliabel (dapat dipercaya) tanpa harus valid, pengukuran tidak akan bisa valid jika pengukuran itu tidak reliabel.
Pengujian reliabilitas instrument essay digunakan rumus Alfa.
Berdasarkan hasil analisis uji reliabilitas yang telah dilakukan didapatkan sebesar ri = 0,657 dimana rtabel = 0,456 dengan taraf signifikan 5 %. Nilai ri ≥ rtabel sehingga soal dikatakan reliabel. Data hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 7).
3) Taraf Kesukaran
Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran soal diperoleh 2 soal kategori sukar, 5 soal kategori sedang dan 3 soal kategori mudah. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 8).
3) Pengumpulan Data a. Data Observasi
Nilai awal yang didapatkan dari observasi bertujuan untuk mengetahui homogenitas kedua kelas sebelum diberikan perilakuan.
Berdasarkan nilai awal diperoleh data bahwa nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 68 dan kelas kontrol 67. Hasil nilai awal kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Nilai Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Eksperimen 23 89 45 68,4
Kontrol 19 89 45 67,6
Pengujian homogenitas dilakukan pada data nilai awal siswa kelas X MIA 1 dan kelas X MIA 2 yang diambil dari nilai ulangan harian pada materi tata nama senyawa (nilai observasi) untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Nilai Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Jumlah Siswa
S2 (varians) Fhitung Ftabel Kriteria
Eksperimen 23 132,89 1,14 2,09 Homogen
Kontrol 19 151,89
Sumber : Lampiran 9
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung ≤ Ftabel yaitu 1,14
≤ 2,09. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama dengan taraf signifikan 5%.
b. Posttest
Berdasarkan hasil tes dalam hal ini posttest yang telah diberikan kepada kelas eksperimen (XMIA 1) dan kelas kontrol (XMIA 2). Hasil nilai posttest kedua kelas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Jumlah Siswa
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-rata
Eksperimen 23 90 57 80,21
Kontrol 19 84 45 74,78
Sumber : Lampiran 11.
Dari tabel 4.4 di atas terlihat bahwa kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi 90, nilai terendah 57 dan mempunyai nilai rata-rata 80,21.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai tertinggi 84, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 74,78. Dari rata-rata nilai dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol.
4) Analisis Data
Dalam suatu penelitian, analisis data merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan peneliti setelah semua data yang diperoleh
dalam penelitian terkumpul. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu peneliti melakukan uji normalitas data. Karena uji normalitas ini merupakan uji prasyarat yang harus dipenuhi sebelum menggunakan uji parametrik. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari lapangan berdistribusi normal atau tidak. Adapun hasil perhitungan pada tabel 4.5 hasil uji normalitas dengan menggunakan Chi Square (x2) adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Normalitas
Kelas x2 hitung x2 tabel Kriteria
Eksperimen 5,4 9,49 Normal
Kontrol 9,48 9,49 Normal
Sumber : Lampiran 12
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa x2hitung kelas eksperimen adalah 5,4 sedangkan x2hitung kelas kontrol adalah 9,48.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan berasal dari populasi yang memiliki varians yang relatif sama. Adapun hasil perhitungan homogenitas dengan menggunakan statistik F pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Data Hasil Uji Homogenitas
Kelas Jumlah Siswa
S2 (varians) Fhitung Ftabel Kriteria
Eksperimen 23 63,27 1,35 2,09 Homogen
Kontrol 19 85,61
Sumber : Lampiran 13
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Fhitung adalah 1,35 sedangkan Ftabel 2,09.
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, setelah mengetahui bahwa data berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. Adapun langkah- langkah pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis
Ho: Strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMAN 2 Labuapi
Ha: Strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM)
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMAN 2 Labuapi b. Menetukan Level of Significance sebesar 5 %
c. Menentukan rumus statistik t-test
Dalam penelitian ini rumus statistik t-test yang digunakan adalah pooled varians. Hal ini dikarenakan sampel yang digunakan dua kelompok dimana n1 ≠ n2 dan varians homogen ( = ) dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2, dimana n adalah
banyaknya sampel, dengan n1 = 23 dan n2 = 19 sehingga dk = 23 + 19 – 2 = 40. Adapun hasil perhitungan uji hipotesis pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Data Hasil Statistik t-test
Kelas Jumlah Siswa
Rata- Rata
S2 (Varians)
Fhitung Ftabel Kriteria
Eksperimen 23 80,21 63,26 2,04 2,02 Ha
diterima
Kontrol 19 74,78 85,61
Sumber : Lampiran 14
Berdasarkan tabel di atas, hasil statistik t-test menggunakan pooled varians menunjukkan bahwa thitung yang diperoleh adalah 2,04 dan ttabel yang diperoleh adalah 2,02.
d. Menentukan kriteria pengujian dan penarikan kesimpulan
Berdasarkan kriteria keputusan apabila thitung ≥ ttabel dalam penelitian ini thitung = 2,04 ≥ ttabel = 2,02, maka dapat disimpulkan bahwa ho ditolak dan ha diterima. Berarti strategi pembelajaran aktif tipe index card match berpengaruh terhadap hasil belajar kimia kelas X SMAN 2 Labuapi Tahun Pelajaran 2018/2019.
B.PEMBAHASAN
Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik dituntut untuk merencanakan dan menggunakan strategi serta metode yang cocok sesuai dengan materi yang berkaitan. Tujuan seorang pendidik menggunakan strategi yang cocok adalah untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta dapat dipraktekkan secara langsung oleh peserta didik.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 April sampai 20 Mei 2019 di SMAN 2 Labuapi. Adapun yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pendidik Kimia kelas X yaitu Ibu Sumay S.Pd dan peserta didik kelas X MIA 1 yang berjumlah 23 orang, dan kelas X MIA 2 yang berjumlah 19 orang. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil belajar nilai posttest aspek kognitif dari siswa kelas X MIA 1 sebagai kelas Eksperimen dan siswa kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol. Perbedaan antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terletak pada teknik yang digunakan, dimana kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi tipe index card match dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional/biasa. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe index card match terhadap hasil belajar kimia kelas X SMAN 2 Labuapi.
Pelaksanaan pembelajaran yang berbeda ternyata menghasilkan hasil yang berbeda pula. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 2 Labuapi diperoleh perhitungan rata-rata hasil belajar siswa kelas X MIA 1 (kelas eksperimen) dengan penerapan strategi tipe index card match sebesar 80,21 dan rata-rata hasil belajar siswa kelas X MIA 2 (kelas kontrol) dengan penerapan pembelajaran konvensional/biasa sebesar 74,78. Berdasarkan nilai rata-rata siswa tersebut, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh oleh kelas eksperimen lebih tingggi dari pada kelas kontrol.
Analisis data penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh strategi tipe index card match terhadap hasil belajar kimia siswa kelas X
SMAN 2 Labuapi adalah menggunakan uji-t namun sebelum menggunakan uji- t data penelitian diuji homogenitas dan normalitas. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 semua kelompok data bersifat normal dan variansi dari data dari kedua sampel homogen. Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dan diperoleh hasil thitung sebesar 2,04 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,02.
Berdasarkan data di atas dapat dinyatakan bahwa hasil thitung > ttabel. Berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen yang menerapkan strategi tipe index card match dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe index card match terhadap hasil belajar kimia kelas X SMAN 2 Labuapi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan strategi tipe index card match memberikan perilaku yang baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal tersebut terjadi karena dengan strategi pembelajaran aktif tipe index card match siswa dilatih memahami dan mempelajari suatu konsep melalui pencarian kartu soal maupun kartu jawaban, lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah cocok oleh siswa secara bersama-sama. Selain itu, melalui kegiatan strategi tipe index card match melibatkan peran siswa secara aktif dalam pembelajaran dan siswa lebih bersemangat dan dapat menguasai materi dengan baik.
Dengan diterimanya Ha dan ditolaknya Ho maka data dapat dilihat bahwa strategi pembelajaran aktif tipe index card match dapat meningkatkan
hasil belajar. Hal ini menguatkan pendapat menurut Suprijono yaitu pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.66 dengan tujuan belajar menurut Susanto tujuan pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi tiga yaitu pemahaman konsep (ranah kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap siswa (aspek afektif).67
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Si Ngurah Putu Sutu Prawira dan kawan-kawan yang menunjukkan bahwa penerapan strategi tipe index card match memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa.68
Strategi tipe index card match merupakan strategi pembelajaran aktif yang menggunakan cara yang menyenangkan “untuk meninjau ulang materi pelajaran”. Strategi pembelajaran ini membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan teman kelas”.69 Menurut Hisyam Zaini dkk strategi tipe index card match strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.
Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini.70 Pendapat di atas sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam strategi pembelajaran aktif tipe index card match, guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Selanjutnya
66 Agus Suprijono, hlm.6.
67 Ahmad Susanto,hlm.6.
68 Si Ngurah Putu Suta Prawira, dkk,, “ Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index card Match Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SD”, Jurnal PGSD, Volume 2, No.1, Tahun 2014, hlm. 10.
69 Mel Silberman, hlm.240.
70 Fitrah Dewi Mustikasari, dkk.hlm.38.
guru menjelaskan materi dan kemudian guru membagikan kartu perrtanyaan dan kartu jawaban pada masing-masing siswa. Siswa yang mendaptkan kartu pertanyaan mencari pasangan yang cocok dan setiap pasangan yang bertemu mendiskusikan apakah kartu mereka cocok. Setelah semua pasangan duduk guru memilih secara acak anggota pasangan untuk menginformaskan hasil jawaban tersebut. Setiap siswa kembali ketempat duduk masing-masing dan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan pemberian kuis.
Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match siswa lebih bertanggung jawab terhadap kelompok terlebih pada pasangannya, siswa akan bersungguh-sunguh dalam memahami materi untuk membekalkan mereka pada saat mencari pasangan dan mencocokkan kartu dari pasangan lain. Selain itu strategi pembelajaran aktif tipe index card match dapat membuat siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Sedangkan dengan penerapan pembelajaran konvensional siswa hanya menerima penjelasan materi yang telah dicatatkan oleh guru tanpa melibatkan siswa untuk turut aktif dalam proses belajar pembelajaran.
Menurut Ida Yanti kelebihan strategi index card match menyatakan bahwa strategi tipe index card match mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan, menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.71 Hal tersebut dapat dilihat pada perbedaan hasil belajar dengan penerapan pembelajaran strategi tipe index card match dengan penerapan pembelajaran konvensional.
71 Ida Yanti, hlm.6.
BAB V PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa “terdapat pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe index card match terhadap hasil belajar kimia kelas X SMAN 2 Labuapi Tahun Pelajaran 2018/2019”. Hal ini terbukti dari nilai eksperimen dan kelas kontrol dan dari hasil uji-t yang dilakukan, dimana harga thitung (2,04) lebih besar dari ttabel (2,02).
B.SARAN
Peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, diantaranya:
1. Berdasarkan hasil penelitian strategi pembelajaran aktif tipe index card match dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga strategi pembelajaran tersebut dapat dijadikan alternatif pembelajaran kimia.
2. Strategi pembelajaran aktif tipe index card match dapat diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Penelitian selanjutnya, penelitian mengenai penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe index card match dapat dikembangkan lebih lanjut lagi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014)
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta
;Kencana, 2014).
Alfira Mulya Astuti, Statistika Penelitian, (Mataram: Insan Madani Publishing Mataram, 2016).
Arsip Nilai Ulangan Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018. Dokumentasi, 14 Janari 2019.
Bahtiar, Strategi Belajar Mengajar Sains (IPA), (Mataram: Institut Agama Islam Negeri, 2015).
Beni Widayat, Pengaruh Strategi PembelajaranAktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKN Semester Genap Kelas IV SD Negeri 8 Metro Utara, (Skripsi: Lampung, 2016).
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian,( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016)
______, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Della Haninrachma, “Pengaruh Model Pembelajaran Aktif dengan Strategi Index CardMatch pada Mata Pelajaran Teknik Listrik di Kelas X Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 2 Lamongan”,Jurnal Pendidikan Teknik Elektro volume:06 Nomor:01 (Universitas Negeri Surabaya,2017).
Fajar Sri Rahayu, Pengaruh Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort Terhadap Hasil Belajar IPS Bagi Siswa Kelas VI SD Segugus 2 Kecamatan Pengasih Kulon Rogo (Skripsi: Yogyakarta, 2013).
Fitrah Dewi Mustikasari dkk , “Penerapan Strategi Index Card Match dengan Teknik Mind Mapping dalam Meningkatkan Karakter dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X.E MAN 2 Jember Tahun Ajaran 2012/2013”, ©, Pancaran, Vol, 3, No.1,(2014).
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2011).
Hermawan,dkk, Aktif Belajar Kimia, (Jakarta: CV. Mediatama.2009).
http://ilmukimia.wordpress.com/tag/stp/
Ida Yanti, “Penerapan Strategi Index Card Match dalam Peningkatan Hasil Belajar IPA”, (Bandar Lampung: IAIN , 2014).
Irma, “Pentingnya Media dan Model Pembelajaran dalam Proses Mengajar”, http//metrojambi.com/read, diakses tanggal 20 Oktober 2017, pukul 11.16.
M. Maulani Subhi dan Joko Widodo, Perbandingan Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan Think Pair Share (TPS) pada Hasil Belajar Kewirausahaan, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 5, No.3 Tahun 2016.
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif .(Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009).
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009).
Putri Cahaya Situmorang, Uswatun Hasanah, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match dengan Card Sort pada Materi Organisasi Kehidupan”, Jurnal Pelita Pendidikan Vol. 4 No. 2 ISSN:2338-3003 (Universitas Negri Medan, Juni 2016).
Ramli Abdullah, Urgensi Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Kimia UIN Ar-Ranirry, Journal Lantanida. Vol.1 Nomor 1. 2014
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009).
Sirniwati, Perbedaan Pola Komunikasi Multi Arah Dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort dan Index Card Match Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas X Di MA Putri Al-Islahuddiny Kediri Tahun Ajaran 2017/2018. ( Skripsi: Mataram,2018).
Siti Maisyaroh, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 33 Katon, (Skripsi : Lampung, 2017).
Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000).
Sudjana, Meode Statistika Edisi ke-6, (Bandung: Tarsito, 1996).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif dan R&D, ( Bandung : Alfabeta, 2011)
______, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2014)
______, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif/kulitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta,2018).
______, Statistika Untuk Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2016).
Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016)
______, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)
______, Prosedur Penelitian,( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)
Susilo Tri Atmojo www.susilochem04co.ce/2010_07_25_archive.html Unggul Sudarmo, Kimia Kurikulum 2013 Revisi, (Jakarta: Erlangga, 2013).
Wahab Jufri, Belajar dan Pembelajaran SAINS, (Bandung ; Pustaka Reka Cipta, 2017).
LAMPIRAN
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 2. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
Alokasi Waktu : 20 jam (untuk UH 4 jam)
Kompetensi dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator
2.1 Mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan reaksinya.
Tata nama senyawa Menentukan senyawa biner (senyawa ion) yang terbentuk dari tabel kation (golongan utama) dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.
Menentukan nama senyawa biner yang terbentuk melalui ikatan kovalen.
Menentukan nama senyawa poliatomik yang terbentuk dari tabel kation (golongan utamadan NH4+) dan anion poliatomik serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.
Menyimpulkan aturan pemberian nama senyawa biner dan poliatomik.
Menginformasikan nama beberapa senyawa organik sederhana.
Menuliskan nama senya biner
Menuliskan nama senya poliatomik
Menuliskan nama senya organik sederhana
Persamaan reaksi
sederhana Mendiskusikan cara menyetarakan reaksi.
Latihan menyetarakan persamaan reaksi. Menyetarakan reaksi sederhana dengan dibe nama-nama zat yang te dalam reaksi atau sebali 2.2. Membuktikan dan
mengkomunikasikan berlakunya hukum- hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Hukum dasar kimia
Hukum Lavoisier
Hukum Proust
Hukum Dalton
Hukum Gay Lussac
Hukum Avogadro
Merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier, dan hukum Proust di laboratorium.
Menarik kesimpulkan dari data hasil percobaan.
Membuktikan Hukum La melalui percobaan
Membuktikan hukum Pr melalui percobaan