• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen YETI DEWANTI.pdf - Repository IAIN Bengkulu (Halaman 105-113)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

standar yang telah dirumuskan oleh Pondok Pesantren sekaligus penguasaan ilmu pengetahuan umum sesuai dengan standar masing- masing jenjang pendidikan.87

kyai terdahulu dalam merencanakannya. Walaupun didalam pesantren sudah terdapat pendidikan formal namun hakekat pesantren tidak berubah tetap seperti awal berdirinya. Hanya mengalami beberapa perubahan untuk mengikuti tren dan perkembangan zaman dan juga yang tertulis di dalam kurikulum 13 sebagai pengembangan potensi santri baik yang berkaitan dengan agama maupun yang bersifat umum.

Pondok Pesantren Al Quraniyah merupakan salah satu Pondok Pesantren yang terdapat di Kota Manna Kecamatan Bengkulu Selatan.

Pondok Pensantren ini juga menganut paham Ahlussunnah wal jamaah dibawah binaan RMI ( Rabithah Ma‟hid Al-Islamiyah) sehingga dalam pengajarannya selalu mengendepankan asas tasamuh, tawasuth dan tawazun. Beberapa Pemaparan yang penulis dapatkan dilapangan yang mengatakan :

1) Wawancara dengan Ust. Miki Suprianto, M.Pd.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ust. Miki Suprianto M.Pd Mengemukakan bahwa peran Pondok Pesantren Al- Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat “Pondok Pesantren Al-Quraniyah adalah lembaga pencetak generasi muslim yang menjadi sumber pengetahuan Islam, pengetahuan Al- Qur’an maupun pengetahuan umum dengan tetap berjiwa pesantren, artinya Pondok Pesantren Al-Quraniyah dalam pola pengajaran mendidik santri tetap menggunakan kurikulum pondok dan menerapkan kurikulum K13 yang dikeluarka oleh kementrian pendidikan atau kurikulum nasional. Kemudian kami mewadahi para santri untuk mengembangkan potensi-potensi santri”88

88 Wawancara bersama Ust. Miki Suprianto, M.Pd, selaku pimpinan pondok pesantren Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 27 November 2021

Dari hasil wawancara bersama Ust. Miki Suprianto, M.Pd selaku pimpinan pondok pesantren Al-Quraniyah dapat disimpulkan bahwa peran pondok pesantren Al-quraniyah dalam membentuk santri yang moderat yaitu dengan tetap menggunakan kurikulum pondok dan menerapkan kurikulum yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan atau kurikulum nasional sebagai wadah pengembangan potensi santri baik potensi berbasis keagamaan maupun yang bersifat umum, contohnya pendidikan kemandirian dibidang keagamaan dan umum yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesadaran beragama santri adalah : Forum baca Alqur‟an, pidato tiga bahasa (bahasa Indonesia, bahasa Arab dan bahasa Inggris), shalawat, shalat berjamaah dan shalat dhuha, shalat sunah, peringatan hari besar Islam dan sebagainya semuanya terkumpul dalam kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan dan kegiatan tahunan.

2) Wawancara dengan bapak Muhammad Suparji, S.Pd

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Muhammad Suparji, S.Pd. mengemukakan bahwa peran Pondok Pesantren Al- Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat sebagai berikut

“peran pondok pesantren Al-Quraniyah sebagai wadah, sebagai peran ketauladan, peran mendidik kemudian juga peran mengajar dalam mengajak santri yang seimbang (moderat) dalam pembelajaran umum dan agama. peran mengajar tentunya kita bukan sekedar batas mengajar tetapi juga mendidik, sebenarnya itu prinsip-prinsip keguruan. Tentunya yang jelas pesantren itu sebagai lembaga pendidikan untuk mewadahi santri ”89

89 Wawancara bersama Bapak bapak Muhammad Suparji, S.Pd, selaku guru pondok pesantren Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 27 November 2021

3) Wawancara dengan Bapak Purwanto, S.Pd

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Purwanto, S.Pd mengemukakan bahwa peran Pondok Pesantren Al-Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat sebagai berikut “melakukan pembiasaan seperti mengadakan upacara setiap hari senin yang di dalam upacara itu di bacakan pancasila dan sebagainya salah satu nya upacara itu para santri itu memahami bahwa dia berideologi pancasila dan moderat dengan pemahaman yang luas.90

4) Wawancara dengan Ustadzah Wanti Sulastri

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadzah Wanti Sulastri mengemukakan bahwa peran Pondok Pesantren Al- Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat sebagai berikut pondok pesantren Al-Quraniyah selalu berinovasi dalam usaha mengembangkan SDM santri, dalam upaya tersebut Pondok Pesantren mendirikan Madrasah-Madrasah yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan agama akan tetapi juga mengikuti kurikulum nasiona”.91

Dari hasil wawancara di atas bersama pimpinan serta pengurus pondok pesantren Al-Quraniyah, dapat disimpulkan bahwa peran pondok pesantren dalam membentuk santri yang moderat di bidang pendidikan menerapkan kurikulum pondok pesantren dan kurikulum nasional dalam artian ilmu pengetahuan agama dan imu pengetahuan umum tetap seimbang untuk memberikan pengetahuan kepada santri selanjutnya peran pondok pesantren Al-Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat yaitu sebagai wadah, sebagai peran ketauladan, peran mendidik kemudian juga peran mengajar dalam mengajak santri yang seimbang (moderat) dalam pembelajaran umum dan agama.

90 Wawancara bersama Bapak bapak Purwanto, S.Pd, selaku guru dan TU pondok pesantren Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 28 November 2021

91Wawancara bersama Ustadzah Wanti Sulastri selaku guru dan Pembina Aspi pondok pesantren Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 28 November 2021

b. Mendidik dan mewadahi dalam ketauladanan santri

Didalam pesantren ada beberapa aspek yang vital untuk menentukan dalam mendidik dan mewadahi santri yakni kiyai, masjid, kitab-kitab dan madrasah. Kiyai merupakan figure sentral yang memiliki peran penting untuk menentukan arah dan tujuan, dari segi ilmu dan pengetahuan tidaklah diragukan, sehingga memiliki pengaruh besar dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat memberikan kontribusi bagi santri sendiri karena figure pemimpin atau kiyai yang dapat dijadikan ketauladanan. Maka dapat dianggap sebagai modal berharga dalam menanamkan pembiasaan para santri melaului proses belajar mengajar.92

Disiplin, bersungguh-sungguh dan pengawasan dari para kiyai merupakan bimbingan pendidikan nyata dilingkungan pesantren.

Kemandirian dan kerjakeras, religious, kebersamaan, hormat, tanggung jawab, jujur dan ikhlas, Merupakan realitas kehidupan pendidikan pesantren,dengan tujuan utama menciptakan santri yang memiliki budi pekerti dan kemandirian guna menghadapi kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain dimasa yang akan datang.

92 Wawancara bersama Ust. Miki Suprianto, M.Pd, selaku pimpinan pondok pesantren Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 27 November 2021

2. Langkah-langkah Pondok Pesantren Al-quraniyah

Permasalahan kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Bagaimana langkah-langkah pondok pesantren Al-Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat.

Setelah penulis melakukan penelitian kurang lebih satu bulan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan melakukan wawancara secara langsung dengan pimpinan maupun pengurus Pondok Pesantren Al-Quraniyah penulis mendapatkan informasi dan data yang di perlukan, maka penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian tersebut seperti yang penulis uraikan di bawah ini :

a. Wawancara dengan Ust. Miki Suprianto, M.Pd

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ust. Miki Suprianto, M.Pd mengemukakan bahwa langkah-langkah yang diterapakan Pondok Pesantren Al-Quraniyah untuk membentuk santri yang moderat yaitu dengan target bagaimana supaya bisa mencetak santri yang baik jadi mencetak atau yang terbaik di sebut dengan khairul umah itu targetnya jadi dalam langkah yang kita pakai yaitu belajar umum sesuai dengan ketentuan yang di bebankan oleh diknas kemudian pelajaran agama juga sesuai dengan ketentuan yang di bebankan oleh kementrian agama jadi semua pelajaran agama 100% dan yang umum 100% semua pelajaran yang di ajarkan di SMP atau SMA kita ajarkan juga disini kemudian untuk pelajaran agamanya itu ada kurikulum khusus jadi tidak sama dengan pelajaran agama di SMP dan SMA pada umumnya, kemudian untuk pondok pesantren ada tambahan pelajaran podok pondok yaitu pengajian kitab dan juga pembebasan buta huruf Al- Qur‟an jadi anak-anak harus baca al-Qur‟an dan minimal hafal 3 juz untuk kelas sanawiyah kemudian aliyah dan seterusnya.93

Kemudian langkah-langkah yang kita lakukan juga anak-anak sebelum masuk kelas jam 07:00 WIB sudah masuk dalam rangka

93 Wawancara bersama Ust. Miki Suprianto, M.Pd, selaku pimpinan pondok pesantren

Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 27 November 2021

penguatan pembelajaran agama yang kurikulum pondok seperti ngaji, kemudian pembiasaan karakternya solat duha, dan kemudian yang tinggal di asramah sebelum solat subuh melakukan shalat sunnah dan lainnya, ini semua adalah salah satu pendalaman materi pondok pesantren .

Dari hasil wawancara bersama Ust. Miki Suprianti, M.Pd selaku pimpinan pondok pesantren Al-Quraniyah, dapat disimpulkan bahwa strategi pondok pesantren dalam membentuk santri yang moderat yaitu dengan mengikuti ketentuan dari menteri pendidikan dan kementrian Agama dalam bidang pendidikan yang diberikan untuk santri. Serta untuk pesantren juga ada pelajaran tambahan pokok seperti: Pengajian kitab, baca Al-Quran, serta santri diwajibkan minimal hafal Al-Qur‟an 3 Juz.

b. Wawancara dengan bapak Muhammad Suparji, S.Pd

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Muhammad Suparji, S.Pd. mengemukakan bahwa langkah-langkah yang diterapakan Pondok Pesantren Al-Quraniyah untuk membentuk santri yang moderat sebagai berikut : Pondok Pesantren Al-Quraniyah memakai kurikulum K13, ini salah satu penyesuaian abdet kurikulum, kemudian yang terkait dengan pembelajaran kita mensuportnya dari kegiatan tersebut, pondok pesantren kerja sama khusus untuk tahfiz kita kerja sama dengan Al-Hikam Jakarta, punya KH. Hasim itu, dan setiap tahunnya

sudah berjalan, kita dapat pengajar tahfiz dari sana. Tiap bulannya ada pengajian umum tapi itu khusus untuk pengajian kitab, sementara untuk mendorong santrinya khususnya di bidang keagamaan kita menerapkan kurikulum pondok untuk support secara khusus, boleh saya katakana kita belum terlalu banyak bisa melakukan itu karena memang ada keterbatasan Fasilitas dan sarana prasarana.94

3. Faktor Penghambat dan Pendukung

Permasalahan ketiga yang dibahas dalam penelitian ini adalah apa saja factor pendukung dan penghambat pondok pesantren Al-Quraniyah dalam membentuk santri yang moderat.

Setelah penulis melakukan penelitian kurang lebih satu bulan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan melakukan wawancara secara langsung dengan pimpinan maupun pengurus Pondok Pesantren Al-Quraniyah penulis mendapatkan informasi dan data yang di perlukan, maka penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian tersebut seperti yang penulis uraikan di bawah ini:

Membentuk santri yang moderat bukanlah sesuatu yang mudah, butuh waktu dan juga keseriusan demi tercapainya sebuah tujuan yang menjadi sebuah titik keberhasilan, factor-faktor di dalam sebuah sekolah atau madrasah tentu yang menjadi factor pendukung di pondok pesantren Al- Quraniyah ini di jelaskan oleh Bapak Muhammad Suparji, beliau

94 Wawancara bersama Bapak bapak Muhammad Suparji, S.Pd, selaku guru pondok pesantren Al-Quraniyah Manna Bengkulu Selatan, 27 November 2021

mengatakan: “kita mempunyai tempat yang kondusif, tidak jauh dari kota kemudian memang kebetulan lokasi pesantrennya kita agak jauh dari kampung masyarakat sehingga dari situlah terbentuk kondisi lingkungan yang agak tenang untuk belajar, kalau yang lainnya Alhamdulillah gedung belajar asramah sudah ada tetapi seperti yang saya katakan tadi sarananya memang ada cuma semuanya belum lengkap benar. Dalam hal ini factor penghambat pun juga terlibat di setiap pembentukan santri dimana di jelaskan faktor penghambat yang terjadi di pondok pesantren Al- Quraniyah bahwa Yang menjadi hambatan yang pertama itu sarana dan prasarana kita boleh di bilang belum lengkap”95.

Pernyataan ini tidak jauh yang di sanpaikan oleh Ustadzah Tita Purnama Putri, bahwa Salah satu hambatannya yaitu sarana dan prasarana karena pondok pesantren ini sudah cukup lama berdiri jadi ada beberapa dari sarana prasarana yang sudah rusak tetapi belum terpenuhi untuk menggantinya.96

Dalam dokumen YETI DEWANTI.pdf - Repository IAIN Bengkulu (Halaman 105-113)

Dokumen terkait