• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RINGKASAN HASIL PEKERJAAN

3.10 Metode Pengambilan Data

3.11.3 Teknik Analisis

Langkah Langkah Pengolahan data (Hasan, 2006) yang akan digunakan pada kegiatan ini adalah:

1. Editing, merupakan kegiatan pengecekan dan pengkoresksian data yang telah terkumpul dengan mengacu kepada daftar kebutuhan data sebelumnya. Selain itu editing juga di gunakan untuk melakukan penghilangan data yang salah selama dilakukan pengecekan di lapangan.

Selain itu editing bisa di lakukan Bersama dengan verifikasi. Selain itu table akan di buat untuk memudahkan dalam kegiatan verifikasi dan editing.

2. Pengklasifikasian, Kegiatan ini akan di lakukan dengan melakukan membagi data dari hasil survei kedalam kelompok data berdasarakan gejala atau katergori yang sudah ditetapkan sebelumnya.

3. Validasi, merupakan penilaian terhadap data yang telah terkumpul guna melihat akurasi, dengan permasalahan yang sedang di teliti, serta tingkat kepercayaan dan tingkat representasi terhadap permasalahan.

4. Tabulasi, merupakan proses akhir dalam penyusunan suatu data. Dalam proses ini dilakukan dengan tujuan supaya data yang tersedia dapat dibaca, diintepretasikan dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan.

Pendekatan analisis yang dilakukan dalam penyelesaian studi ini yang di dasarkan pada sasaran yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber tetapi tidak dilakukan dengan tujuan untuk membuat generalisasi. Data ketersediaan potensi lahan untuk RTH Publik dan RTH Privat berupa data informasi yang dapat menggambarkan secara spasial lokasi- lokasi mana saja yang dapat dikembangkan sebagai RTH dalam pemenuhan target minimal 30% dari wilayah kota atau kawasan perkotaannya. Lahan potensial memberikan informasi spasial yang dapat didasarkan pada peta tutupan lahan yang merupakan bagian dari peta dasarnya/peta rupa bumi, peta gambaran fisik (lereng, morfologi, penutupan dan pemanfaatan lahan, dan lainnya), serta peta kemampuan lahan (land capacity and capability).

Data lainnya yang terkait memberikan data tambahan yang diperlukan dalam analisis penyediaan RTH seperti data kepemilikan tanah, data proyeksi kependudukan, data kebencanaan, dan lainnya, sebagai dasar untuk mengetahui lokasi, jenis/tipologi guna lahan, kondisi, dan sebaran lahan yang dapat dikembangkan menjadi RTH Publik dan RTH Privat. Database RTH Potensial perlu diolah melalui analisis potensi RTH, dengan mengidentifikasi ruang, lahan, kawasan peruntukan, atau zona yang sesuai dengan kriteria RTH. Analisis potensi RTH bertujuan untuk memperkirakan pemenuhan RTH publik dan RTH privat sesuai dengan kebutuhan rencana tata ruang dan evaluasi perencanaan wilayah kota dan kawasan perkotaan. Analisis potensi RTH dilakukan dengan mengelompokkan potensi ruang berdasarkan kepemilikan, pengelolaan, maupun status lahan sesuai tipologi RTH, yang terdiri dari kawasan/zona RTH (rimba kota, taman kota, taman kecamatan, taman kelurahan, taman RW, taman RT, pemakaman, dan jalur hijau), RTH berupa kawasan/zona lainnya (kawasan/zona yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan/zona perlindungan setempat, kawasan/zona konservasi, kawasan/zona hutan adat, kawasan/zona lindung geologi, kawasan/zona cagar budaya, kawasan/zona ekosistem mangrove, kawasan/zona hutan produksi, kawasan/zona perkebunan rakyat, dan kawasan/zona pertanian), dan objek ruang berfungsi RTH (RTH pada bangunan, RTH pada kaveling, dan RTB).

2. Analisisi Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2017) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis yang dapat digunakan antara lain:

1. Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab).

Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.

2. Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon, ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan diagram lambang.

3. Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus).

4. Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).

5. Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range, deviasi kuartil, mean deviasi, dan sebagainya).

F

Gambar 3.3 Bagan Alur Proses Kebutuhan RTH

Sumber:Dokumen Terbuka (RTH) Kajian Hijau Ruang Kawasan Perkotaan Kampa Kabupaten Kampar

Tahap identifikasi potensi lahan untuk dijadikan RTH, secara umum dilakukan dengan menggunakan data rencana tata ruang yang berlaku dan basis data aset lahan dan bangunan milik Pemerintah Daerah. Data dari Rencana Tata Ruang baik RTRW atau RDTR yang berlaku, dilakukan untuk mengetahui data awal dari rencana kawasan/zona RTH dan kawasan/zona lainnya yang potensial dialihfungsikan menjadi RTH. Kegiatan identifikasi RTH potensial ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses identifikasi RTH existing (Gambar 3.3).

Prinsip lahan yang dapat dijadikan sebagai RTH ditentukan berdasarkan aturan tipologi RTH yang terdiri dari 3 (tiga) tipologi utama yaitu (1) kawasan/zona RTH; (2) kawasan/zona lainnya; dan (3) objek ruang berfungsi RTH. Potensi lahan untuk ketiga tipologi RTH tersebut diidentifikasi secara multiskala, yaitu skala makro dan mikro. Identifikasi skala makro menggunakan data citra satelit resolusi tinggi dan/atau foto udara/drone untuk mengetahui potensi RTH, RTNH, dan RTB berdasarkan hasil klasifikasi penutup lahan (land cover classification). Hasil dari identifikasi skala makro berupa peta ketersediaan lahan potensial dalam skala 1:50.000 atau 1:25.000.

Metode analisis yang dilakukan dalam penyelesaian studi ini yang di dasarkan pada sasaran yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu:

a) Analisis Ketersediaan RTH

Analisis ketersediaan RTH Publik dilakukan dengan mengidentifikasi dari data sekunder yang diperoleh juga peninjauan langsung untuk mengetahui jumlah eksisting ketersediaan RTH Publik, jenis, luas, serta sebaran RTH Publik yang ada di lokasi penelitian selanjutnya data dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

b) Analisis Kebutuhan RTH

Untuk mengetahui kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah dilakukan pendekatan analisis berdasarkan ketentuan luas minimal RTH untuk kota berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu sebesar minimal 30% dari luas wilayah kota. Rumus kebutuhan RTH berdasarkan luas wilayah adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk perlu diketahui data jumlah penduduk dari data sekunder menggunakan data BPS Kecamatan Kampa dan diproyeksikan sesuai tahun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Penentuan kebutuhan RTH mengacu pada ketentuan Permen PU

Kebutuhan RTH (ha) = Luas Wilayah Kota (ha)

Nomor 05/PRT/M/2008 untuk luas minimal RTH per jiwa yaitu 20 m2/jiwa. Rumusan kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk adalah sebagai berikut :

c) Analisis Nearest Neighbour

Analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis) untuk mengetahui pola sebaran Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan Kampa. Analisis ini digunakan untuk menentukan pola sebaran kegiatan, apakah mengikuti pola random, mengelompok atau seragam, yang ditunjukkan dari besarnya nilai T (Muta’ali, 2015). Adapun rumus menghitung indeks penyebaran lokasi adalah sebanagi berikut:

Keterangan:

T : Indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju : Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat Jh : Jarak rata- rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai pola random = 1/2 √ p

P : Kepadatan titik dalam tiap km2 yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilayah dalam km2 (A), sehingga menjadi (N/A)

Dalam melakukan analisis tetangga terdekat, perlu diperhatikan beberapa tahapan penting sebagai berikut:

a) Menentukan batas wilayah yang akan diteliti.

b) Mengubah pola sebaran unit amatan dalam peta topografi menjadi pola sebaran titik.

c) Memberi nomor urut untuk tiap titik, untuk mempermudah analisis.

d) Mengukur jarak terdekat untuk jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik yang lain yang merupakan terdekatnya.

e) Menghitung besar parameter tetangga terdekat.

Kebutuhan RTH (ha) = Jumlah Penduduk (jiwa) x Luas minimal RTH/jiwa

Apabila nilai,T < 0,7 maka berpola mengelompok, 0,7 ≤ T ≤ 1,4 maka berpola acak dan T ≥ 1,4 maka berpola seragam. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan dasar penyusunan kebijakan penataan lokasi dan tata ruang. Dapat ditunjukkan dalam continuum sebagai berikut :

Gambar 3.4 Continuum Nearest Neightbour Analysis Sumber: Muta’ali (2015)

BAB IV

EVALUASI PELAKSANAAN PEKERJAAN 4.1 Evaluasi Peran Praktikum Dalam Kajian Ruang Terbuka Hijau

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini praktikan ditempatkan di bagian Pendukung Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota yakni membantu dalam proses pengerjaan laporan. Tugas pembuatan laporan ini dikerjakan dalam waktu yang bervariasi. Selain di bertemu dengan Asisten lapangan, praktikan juga mengerjakan di rumah disebabkan praktikan melakukan kegiatan Kerja Praktek secara virtual/online.

4.2 Evaluasi Kemampuan Praktikum Selama Kerja Praktek

Selama kerja praktek praktikan juga belajar bekerja sama yang lebih baik lagi dengan sesama kerja praktek maupun dengan pembimbing lapangan kerja praktek. Karena dalam pengerjaan selama kerja praktek yang terkendala disebabkan masih ada hal yang tidak dikuasai praktikan, praktikan menjalin komunikasi dengan sesama kerja praktek serta dengan pembimbing lapangan kerja praktek. Selama ini karena praktikan tidak pernah mengerjakan laporan dalam lingkup yang besar dan tingkat kedetailan yang tinggi, maka selama ini praktikan selalu mengerjakan laporan sesuai prosedur atau kebutuhan saja.

Namun pada saat kerja praktek praktikan merasakan perlunya kerja sama antar peserta kerja praktek dan pembimbing lapangan kerja praktek agar lebih mudah. Dalam tahap pengerjaan harus saling memberi kepercayaan dan harus saling memberi kepercayaan dan harus saling bahu membahu agar pengerjaan selesai tepat pada waktunya. Apalagi waktu pengerjaan suatu kerjaan di dunia kerja memiliki waktu yang telah ditentukan dan hal itu diharuskan selesai tepat pada waktunya.

Dari pemaparan di atas praktikan merasa cukup mendapat pengetahuan dan wawasan yang akan digunakan di dunia kerja nantinya. Walaupun yang dilakukan tidaklah banyak pada saat kerja praktek, namun praktikan sudah mengetahui gambaran dunia kerja nantinya.

4.3 Evaluasi Materi Kerja Praktek

Tahapan-tahapan pekerjaan yang direncanakan adalah dimulai dari tahapan persiapan, penyusunan (penyusunan kerangka acuan kerja dan penetapan metodologi), pengumpulan data (wilayah administrasi, data dan informasi kependudukan, dan peta dasar serta peta tematik yang dibutuhkan). Semua tahapan ini dilakukan dalam kegiatan Kajian Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Kampa Kabupaten Kampar.

4.4 Evaluasi Teknik Pengumpulan Data a) Teknik Pengambilan Data Primer

Pengambilan data primer dilakukan peneliti dengan melakukan survei ke lapangan secara langsung maupun melalui narasumber yang terkait dengan penelitian. Teknik pengambilan data primer yang akan di lakukan oleh peneliti dalam penelitian kali ini adalah:

1. Observasi

Teknik Observasi atau biasanya lebih dikenal dengan pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat langsung di lapangan dan mengidentifikasi fenomena- fenomena apa yang ditemui pada objek penelitian di lapangan. Menurut Sugiyono (2020). Dalam penelitian kali ini observasi dilakukan melalui identifikasi untuk mengetahui ketersediaan RTH sesuai dengan tipologi RTH, yaitu Kawasan/Zona RTH (A), Kawasan/Zona Lainnya (B), dan Objek Ruang Berfungsi RTH (C). Data yang dihasilkan terdiri dari data; (1) kuantitas dan kualitas RTH existing; (2) keterjangkauan yang menunjukkan rata- rata jarak antara RTH, keterlayanan yang menunjukkan pemenuhan ketersediaan RTH.

b) Teknik Pengambilan Data Sekunder

Pengambilan data Sekunder Pada penelitian kali ini di dapatkan oleh peneliti melalui kajian literatur, survei instansi, dan hasil unduhan dari website lembaga tertentu. Teknik pengambilan data sekunder yang di lakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kajian Literatur

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data serta informasi melalui cara membaca dan mempelajari literatur serta penelitian yang sudah ada serta memiliki tema yang relevan dengan penelitian.

2. Survei Instansi

Survei Instansi dilakukan guna mendapatkan data yang beruhubungan dengan ketersediaan dan kebutuhan RTH dan pola sebaran RTH dan data lainnya yang relevan dalam proses penyususunan dokumen.

4.5 Evaluasi Mekanisme Pengumpulan Data a) Persiapan Survei

Persiapan Survei akan dilakukan guna mempersiapkan dan merencanakan survei dengan matang.

Persiapan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

- Menyiapkan berkas perizinan untuk melakukan survey - Tabel Kebutuhan data untuk Survei

- Penentuan pembagian jumlah tenaga kerja dan surveyor - Melakukan Pembuatan Desain Formulir Observasi - Pengkoordinasan Jadwal Survei

- Menyiapkan lamanya estimasi survey

- Melakukan pengecekan ketersediaan peralatan dan perlengkapan yang ada dilapangan.

- Mempersiapkan Anggaran Survei b) Survei Lapangan

Survei lapangan yang akan dilakukan guna mendapatkan informasi mengenai ketersediaan dan kebutuhan ruang terbuka hijau perkotaan Kampa. Untuk mendapatkan titik letak posisi bangunan dilakukan dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System) dan alat lainnya yang dinilai fungsional untuk mendapatkan data posisi yang secara akurat. Selain itu dalam rangka mendapatkan data- data lain yang dibutuhkan dalam mendukung kebutuhan laporan maka surveyor dapat meminta informasi dan data-data yang dimiliki instansi terkait.

4.6 Evaluasi Pengolahan Data

Langkah Langkah Pengolahan data (Hasan, 2006) yang akan digunakan pada kegiatan ini adalah:

1. Editing, merupakan kegiatan pengecekan dan pengkoresksian data yang telah terkumpul dengan mengacu kepada daftar kebutuhan data sebelumnya. Selain itu editing juga di gunakan untuk melakukan penghilangan data yang salah selama dilakukan pengecekan di lapangan. Selain itu editing bisa di lakukan Bersama dengan verifikasi. Selain itu table akan di buat untuk memudahkan dalam kegiatan verifikasi dan editing.

2. Pengklasifikasian, Kegiatan ini akan di lakukan dengan melakukan membagi data dari hasil survei kedalam kelompok data berdasarakan gejala atau katergori yang sudah ditetapkan sebelumnya.

3. Validasi, merupakan penilaian terhadap data yang telah terkumpul guna melihat akurasi, dengan permasalahan yang sedang di teliti, serta tingkat kepercayaan dan tingkat representasi terhadap permasalahan.

4. Tabulasi, merupakan proses akhir dalam penyusunan suatu data. Dalam proses ini dilakukan dengan tujuan supaya data yang tersedia dapat dibaca, diintepretasikan dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan analisis yang dilakukan dalam penyelesaian studi ini yang didasarkan pada sasaran yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu:

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi sebanyak - banyaknya dari berbagai sumber tetapi tidak dilakukan dengan tujuan untuk membuat generalisasi. Data ketersediaan potensi lahan untuk RTH Publik dan RTH Privat berupa data informasi yang dapat menggambarkan secara spasial lokasi-lokasi mana saja yang dapat dikembangkan sebagai RTH dalam pemenuhan target minimal 30%

dari wilayah kota atau kawasan perkotaannya. Lahan potensial memberikan informasi spasial yang dapat didasarkan pada peta tutupan lahan yang merupakan bagian dari peta dasarnya/peta rupa bumi, peta gambaran fisik (lereng, morfologi, penutupan dan pemanfaatan lahan, dan lainnya), serta peta kemampuan lahan (land capacity and capability).

Data lainnya yang terkait memberikan data tambahan yang diperlukan dalam analisis penyediaan RTH seperti data kepemilikan tanah, data proyeksi kependudukan, data kebencanaan, dan lainnya, sebagai dasar untuk mengetahui lokasi, jenis/tipologi guna lahan, kondisi, dan sebaran lahan yang dapat dikembangkan menjadi RTH Publik dan RTH Privat. Database RTH Potensial perlu diolah melalui analisis potensi RTH, dengan mengidentifikasi ruang, lahan, kawasan peruntukan, atau zona yang sesuai dengan kriteria RTH. Analisis potensi RTH bertujuan untuk memperkirakan pemenuhan RTH publik dan RTH privat sesuai dengan kebutuhan rencana tata ruang dan evaluasi perencanaan wilayah kota dan kawasan perkotaan.

Analisis potensi RTH dilakukan dengan mengelompokkan potensi ruang berdasarkan kepemilikan, pengelolaan, maupun status lahan sesuai tipologi RTH, yang terdiri dari kawasan/zona RTH (rimba kota, taman kota, taman kecamatan, taman kelurahan, taman RW, taman RT, pemakaman, dan jalur hijau), RTH berupa kawasan/zona lainnya (kawasan/zona yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan/zona perlindungan setempat, kawasan/zona konservasi, kawasan/zona hutan adat, kawasan/zona lindung geologi, kawasan/zona cagar budaya, kawasan/zona ekosistem

mangrove, kawasan/zona hutan produksi, kawasan/zona perkebunan rakyat, dan kawasan/zona pertanian), dan objek ruang berfungsi RTH (RTH pada bangunan, RTH pada kaveling, dan RTB).

2. Analisisi Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2017) penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Analisis yang dapat digunakan antara lain:

1. Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab).

Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan penelitian, apakah masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.

2. Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon, ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan diagram lambang.

3. Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus).

4. Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).

5. Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range, deviasi kuartil, mean deviasi, dan sebagainya).

4.7 Evaluasi Proses Pelaksanaan Pekerjaan 4.7.1 Evaluasi Terhadap Koordinasi

Berisi uraian mengenai koordinasi antara tenaga ahli, koordinasi tenaga ahli dengan pemberi kerja, koordinasi tenaga ahli dengan masyarakat serta koordinasi tenaga ahli dengan praktikan. Selanjutnya, penjelasannya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Koordinasi Direktur Konsultan dengan Praktikan

Sejak awal praktikan mengajukan permohonan kerja praktek, Direktur Konsultan menerima dengan baik dan menempatkan praktikan di bagian Pendukung Tenaga Ahli Penataan Ruang karena bidang tersebut dianggap sesuai dengan jurusan praktikan. Selama melakukan kerja praktek, staff dan tenaga ahli bidang penataan ruang terutama tergabung dalam tim Penataan Ruang banyak membantu praktikan dalam pelaksanaan kegiatan Kajian Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Kampa Kabupaten Kampa.

2. Koordinasi Instansi dengan Tenaga Ahli

Koordinasi antara instansi dengan tenaga ahli sangat diperlukan untuk kelancaran proses kegiatan Kajian Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Kampa Kabupaten Kampar. Koordinasi ini dapat terlihat dari pihak pemberi kerja yaitu Dinas PUPR Kabupaten Kampar membantu dalam penyediaan data yang dibutuhkan untuk membantu kelancaran pekerjaan, memfasilitasi tim lapangan saat melakukan tahapan survei lapangan, serta memfasilitasi dalam tahapan ekspos.

3. Koordinasi Tenaga Ahli dengan Praktikan

Selama kerja praktek, tenaga ahli banyak membantu praktikan pada saat pengerjaan. banyak arahan dan saran yang membantu praktikan dalam pengerjaan tugas yang diberikan. koordinasi ini penting dilakukan agar tenaga ahli dapat mengawasi pekerjaan praktikan dan untuk kelancaran kegiatan agar dapat selesai tepat pada waktunya.

4.7.2 Evaluasi Terhadap Pengerjaan Proyek

Di dalam manajemen pengerjaan penyelesaian proyek laporan antara Kajian Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Kampa Kabupaten Kampar didukung oleh alat teknologi seperti laptop, computer, GPS, dan fasilitas pendukung lainnya. Untuk suasana pengerjaan proyek ini praktikan melihat sangat baik, serta terciptanya koordinasi yang baik antara praktikan dengan team ahli.

4.7.3 Evaluasi Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan Kajian Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kawasan Perkotaan Kampa Kabupaten Kampar sudah ditentukan yaitu dilakukan selama 4 bulan kalender dan dimulai sejak ditanda tanganinya surat perintah mulai kerja.

a) Laporan Pendahuluan

Dalam laporan ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, metodologi, dan rencana kerja yang merupakan tahap awal dari pekerjaan ini. Laporan ini disampaikan untuk memberikan gambaran mengenai tahap awal dari pekerjaan, saran dan masukan dari Tim Teknis dan pihak lainnya sangat diharapkan dapat menyempurnakan laporan ini.

b) Laporan Antara

Dalam laporan ini diuraikan subtansi materi dalam laporan ini terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi, Gambaran Umum, dan Data dan Analisis.

c) Laporan Akhir

Dalam laporan ini diuraikan subtansi materi dalam laporan ini terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi, Gambaran Umum, dan Hasil dan Pembahasan.

4.8 Evaluasi Lokasi Eksisting RTH Kawasan Perkotaan Kampa

Sarana ruang terbuka hijau merupakan fasilitas yang disediakan guna memberikan pelayanan masyarakat untuk melakukan kegiatan seperti rekreasi maupun berolahraga. Fasilitas ruang terbuka hijau yang terdapat di Kawasan Perkotaan Kecamatan Kampa sebanyak 74 unit berdasarkan tipologi RTH yang dimiliki dengan rincian 34 unit Kawasan/Zona RTH, 23 Kawasan/Zona Lainnya, dan 17 Objek Berfungsi RTH.

Kawasan/Zona RTH di Kampa terdiri dari Rimba Kota, Taman Keca,atan, Taman Desa, Taman RW, Pemakaman, Kawasan/ Zona Hutan Adat, Kawasan/Zona Cagar Budaya, Kawasan/Zona Hutan Produksi, Kawasan/Zona Perkebunan Rakyat, Kawasan/Zona Pertanian, Waduk, Sungai, Rawa, Kolam Retensi dan Detensi. Untuk melihat gambaran secara umum ruang terbuka hijau di Kawasan Perkotaan Kampa berikut dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1 Jumlah Sarana Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Tipologi di Perkotaan Kampa No Tipologi RTH Kepemilikan RTH Pengelolaan RTH

Publik Privat Publik Privat

A Kawasan/Zona RTH 31 3 31 3

A.1 Rimba Kota 6 - 6 -

A.3 Taman Kecamatan 1 2 1 2

A.4 Taman Kecamatan 1 - 1 -

A,5 Taman RW 11 - 11 -

A.7 Pemakaman 12 1 12 1

B Kawasan/Zona Lainnya 5 18 5 18

B.4 Kawasan/Zona Hutan Adat 2 - 2 -

B.6 Kawasan/Zona Cagar Budaya 2 - 2 -

B.8 Kawasan/Zona Hutan Produksi 1 - 1 -

B.9 Kawasan/Zona Perkebunan Rakyat

- 10 - 10

B.10 Kawasan/Zona Pertanian - 8 - 8

C Objek Berfungsi RTH 13 4 13 4

C.3.

b

Waduk 1 - `1 -

C.3.c Sungai 10 - 10

No Tipologi RTH Kepemilikan RTH Pengelolaan RTH

Publik Privat Publik Privat

g

C.3.l Kolam Retensi dan Detensi - 4 - 4

Sumber: Hasil Survey 2023

Berdasarkan tabel dan peta diatas terhadap tipologi ruang terbuka hijau (RTH) pada Kawasan Perkotaan Kampa, bahwasannya hasil eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Pulai Rambai Kecamatan Kampa memiliki 7 RTH dengan tipologi RTH yang berbeda. Tipologi RTH yang ada di Desa Pulau Rambai antara lain Zona Perkebunan Rakyat, Zona Pertanian, Sungai, Rawa, Kolam, Pemakaman, dan Rimba Kota. Luas RTH yang dimiliki di Desa Pulau Rambai sebesar 411,64 Ha dari luas wilayah Perkotaan Kampa.

Hasil eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Kampar Kecamatan Kampa Kawasan Perkotaan Kampa memiliki 7 RTH dengan tipologi RTH yang berbeda. Tipologi RTH yang ada di Desa Kampa antara lain Rimba Kota, Taman Kecamatan, Sungai, Taman RW, Zona Cagar Budaya, Zona Perkebunan Rakyat, dan Zona Pertanian. Luas RTH yang dimiliki di Desa Kampar sebesar 274,68 Ha dari luas wilayah Perkotaan Kampa.

Hasil eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampa Kawasan Perkotaan Sungai Guntung memiliki 10 RTH dengan tipologi RTH yang berbeda. Tipologi RTH yang ada di Desa Koto Perambanan antara lain Kolam, Pemakaman, Sungai, Taman RW, Zona Cagar Budaya, Zona Hutan Adat, Zona Pertanian, Zona Perkebunan Rakyat, dan Rimba Kota. Luas RTH yang dimiliki di Desa Koto Perambahan sebesar 306,86 Ha dari luas wilayah Perkotaan Kampa.

Hasil eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa Pulau Birandang Kecamatan Kampa Kawasan Perkotaan Kampa memiliki 19 RTH dengan tipologi RTH yang berbeda. Tipologi RTH yang ada di Desa Pulau Birandang antara lain Kolam, Pemakaman, Rawa, Taman Kecamatan, Taman RW, Zona Hutan Produksi, Zona Pertanian, Zona Perkebunan Rakyat, Sungai, dan Rimba Kota. Luas RTH yang dimiliki di Desa Pulau Birandang sebesar 3.698,86 Ha dari luas wilayah Perkotaan Kampa.

Hasil eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Kampa Desa Sungai Tarap Kawasan Perkotaan Kampa memiliki 3 RTH dengan tipologi yaitu Pemakaman, Rimba Kota, dan Sungai. Luas RTH yang dimiliki di Desa Sungai Tarap sebesar 15,38 Ha dari luas wilayah Perkotaan Kampa.

Hasil eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kecamatan Kampa Desa Sawah Baru Kawasan Perkotaan Kampa memiliki 6 RTH dengan tipologi RTH yang berbeda. Tipologi RTH

Dokumen terkait