• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

dalam penelitian ini. Adapun kelas yang digunakan yaitu XI MIPA 1, XI MIPA 3, XI MIPA 4, dan XI MIPA 5 dengan jumlah sebanyak 128 siswa.Tersisa satu kelas yaitu XI MIPA 2 dijadikan sebagai responden uji coba instrumen tes dan angket.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

siswa secara kognitif pada materi sistem reproduksi. Jakni (2016: 98) menjelaskan dalam bukunya, tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan kognitif siswa sebelum atau setelah proses pembelajaran berlangsung.

Tes dapat berupa soal pilihan ganda, soal essay, soal menjodohkan, dan lain sebagainya. Tes sebagai instrumen pengumpulan data merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu/kelompok.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017: 142). Kuesioner dapat dikatakan sebagai pengumpulan data yang efisien jika peneliti dapat mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden. Menurut Jakni (2016: 95), kuesioner/angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu : angket terbuka dan angket tertutup. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan daftar pernyataan yang telah ditentukan pilihan jawabannya. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mendapatkan data perilaku menjaga kesehatan reproduksi siswa kelas XI MIPA MAN 1 Jember.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian dan untuk mencapai tujuan penelitian (Jakni, 2016:

151). Pada penelitian ini, data dikumpulkan dalam bentuk tes pilihan ganda sebagai instrumen utama untuk mendapatkan data hasil belajar kognitif siswa setelah mempelajari materi sistem reproduksi dan kuesioner/angket untuk memperoleh informasi secara tertulis dari responden yang berkaitan dengan perilaku menjaga kesehatan reproduksi. Dapat diartikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua instrumen yaitu tes pilihan ganda dan kuesioner/angket.

a. Penyusunan Instrumen

Menurut Siregar (2017 : 46), instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan peneliti untuk mengukur variabel (X) pemahaman siswa pada materi sistem reproduksi yaitu menggunakan tes jenis pilihan ganda sedangkan untuk mengukur variabel (Y), peneliti menggunakan skala pengukuran jenis Skala Likert.

1) Tes

Agar tes yang dibuat memenuhi kriteria secara optimal, maka dalam penyusunannya harus mengikuti prosedur dan melalui proses yang benar. Prosedur yang ditempuh dalam menyusun atau mengembangkan tes kemampuan dalam rangka penelitian menurut Jakni (2016 : 156) sebagai berikut :

a) Penetapan Aspek yang Diukur

Dalam pengembangan tes belajar ada dua aspek yang mendapat perhatian yaitu materi pelajaran yang diukur adalah materi sistem reproduksi kelas XI SMA/MA KD 3.12 dan KD 3.13 dengan aspek kepribadian ranah kognitif.

b) Pendeskripsian Aspek yang Diukur

Aspek yang diukur adalah variabel (X) pemahaman pada materi sistem reproduksi. Adapun indikator dari pemahaman menurut Trianggono (2017) menjadi taraf kognitif yang akan dicapai.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Tes Pemahaman Pada Materi Sistem Reproduksi (X) No Kompetensi

Dasar

Indikator Soal Indikator Pemahaman

Konsep

Bentuk Soal

No Soal 1. Menganalisis

hubungan struktur jaringan penyusun organ reproduksi dengan

fungsinya dalam sistem

reproduksi manusia

Disajikan gambar, peserta didik mampu menentukan struktur dan fungsi organ reproduksi laki-laki

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

1

Disajikan gambar, peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi dari organ reproduksi wanita

C2 (Menjelaskan) Pilihan ganda

2

No Kompetensi Dasar

Indikator Soal Indikator Pemahaman

Konsep

Bentuk Soal

No Soal Disajikan pernyataan

fungsi organ

reproduksi laki-laki, peserta didik mampu menentukan struktur organ yang dimaksud

C2 (Menarik inferensi)

Pilihan ganda

3

Disajikan pertanyaan, peserta didik mampu mengidentifikasi pembelahan pada spermatogenesis

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

4

Disajikan beberapa pernyataan peristiwa Oogenesis, peserta didik dapat

mengidentifikasi peristiwa oogenesis pasca pubertas

C2

(Mengklasifikasikan)

Pilihan ganda

5

Disajikan tabel peristiwa

spermatogenesis dan Oogenesis, peserta didik mampu menarik kesimpulan dari

perbandingan peristiwa tersebut

C2

(Membandingkan)

Pilihan ganda

6

Disajikan pernyataan mengenai peristiwa oogenesis, peserta didik mampu menyimpulkan dari peristiwa yang terjadi

C2 (Menarik Referensi)

Pilihan ganda

7

Disajikan grafik kadar hormon pada siklus menstruasi, peserta didik mampu

menjelaskan hormon yang bekerja pada saat menstruasi

C2 (Menjelaskan) Pilihan ganda

8

Disajikan gambar siklus menstruasi, peserta didik mampu

C2 (Menarik inferensi)

Pilihan ganda

9

No Kompetensi Dasar

Indikator Soal Indikator Pemahaman

Konsep

Bentuk Soal

No Soal peristiwa yang terjadi

berdasarkan gambar yang disajikan Disajikan pernyataan mengenai siklus menstruasi, peserta didik mampu

menentukan terjadinya masa ovulasi dan menstruasi

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

10

Disajikan pertanyaan, peserta didik mampu menentukan hormon pada siklus menstruasi

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

11

Disajikan gambar fertilisasi, peserta didik mampu menjelaskan peristiwa yang sesuai dengan gambar

C2 (Memberikan contoh)

Pilihan ganda

12

Disajikan pertanyaan tentang fungsi hormon, peserta didik dapat menentukan hormon pada peristiwa tersebut

C2 (Memberikan contoh)

Pilihan ganda

13

Disajikan pernyataan pembentukan embrio, peserta didik dapat menjelaskan peristiwa pembentukan embrio pada minggu ke-4

C2 (Meringkas) Pilihan ganda

14

Disajikan gambar membran kehamilan, peserta didik dapat menentukan fungsi dan bagian membran yang melindungi janin

C2 (Memberikan contoh)

Pilihan ganda

15

Disajikan pertanyaan mengenai persalinan, peserta didik dapat menjelaskan hormon yang bekerja pada saat proses persalinan.

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

16

No Kompetensi Dasar

Indikator Soal Indikator Pemahaman

Konsep

Bentuk Soal

No Soal 2 3.13

Menganalisis penerapan prinsip

reproduksi pada manusia dan pemberian ASI ekslusif dalam program keluarga berencana sebagai upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia

Disajikan pertanyaan, peserta didik dapat menjelaskan manfaat menyusui bagi ibu

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

17

Disajikan pernyataan terkena suatu

gangguan pada sistem reproduksi, peserta didik dapat

menentukan gangguan sistem reproduksi pada manusia

C2 (Menarik inferensi)

Pilihan ganda

18

Disajikan ciri-ciri suatu gangguan pada sistem reproduksi, peserta didik dapat menentuan

mikroorganisme penyebab gangguan pada sistem reproduksi

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

19

Disajikan pernyataan bayi tabung, peserta didik dapat

menjelaskan langkah- langkah teknik bayi tabung

C2

(Mengklasifikasikan)

Pilihan ganda

20

Disajikan pernyataan fungsi dari metode kontrasepsi, peserta didik dapat

menentukan metode kontrasepsi yang digunakan dalam program KB

C2 (Menafsirkan) Pilihan ganda

21

Disajikan pernyataan tentang pertambahan penduduk, peserta didik mampu

menjelaskan harapan penerapan program KB

C2 (Memberikan contoh)

Pilihan ganda

22

No Kompetensi Dasar

Indikator Soal Indikator Pemahaman

Konsep

Bentuk Soal

No Soal Disajikan pernyataan

mengenai khitan, peserta didik mampu menjelaskan manfaat khitan untuk menjaga kesehatan reproduksi

C2 (Menarik Inferensi)

Pilihan ganda

23

Disajikan pertanyaan, peserta didik mampu menjelaskan perilaku menjaga kesehatan reproduksi pada wanita

C2 (Memberikan contoh)

Pilihan ganda

24

Disajikan pernyataan peristiwa menstruasi, peserta didik dapat menjelaskan perilaku menjaga kesehatan organ reproduksi wanita

C2 (Menjelaskan) Pilihan ganda

25

Sumber : Diolah peneliti (2022) c) Pemilihan Bentuk Tes

Pemilihan bentuk tes pada penelitian ini adalah pilihan ganda, dengan memilih jawaban yang telah disediakan. Menurut Jakni (2016 : 157) dikatakan sebagai tes objektif apabila peneliti dapat memberikan skor secara langsung tanpa harus mempertimbangkan jawaban yang diberikan oleh peserta tes. Sebab, jawaban terhadap tes objektif pilihan ganda sudah bersifat pasti. Adapun pedoman penskoran sebagai berikut

Skor = 𝐡

𝑁 X 100 Keterangan :

B = Jumlah item yang dijawab benar N = Jumlah item soal pilihan ganda

2) Kuesioner/angket

Menurut Sugiyono (2017: 93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial tersebut telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur diuraikan menjadi dimensi kemudian diuraikan menjadi indikator. Dari indikator tersebut sapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Adapun kata-kata yang digunakan dalam penelitian ini adalah sangat setuju , setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Setiap jawaban memiliki skor untuk keperluan analisis kuantitatif.

Pemberian skor dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.3

Pemberian Skor pada Skala Likert

(Sugiyono, 2017 : 94)

Kisi-kisi instrument kuesioner/angket yang digunakan sebagai berikut : Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Kriteria Nilai Kriteria Nilai

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

Kurang Setuju (KS) 3 Kurang Setuju (KS) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4 Sangat Tidak Setuju

(STS)

1 Sangat Tidak Setuju (STS)

5

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Perilaku Menjaga Kesehatan Reproduksi (Y)

Variabel Indikator Nomor Item Jumlah

Favourable Unfavourable Perilaku

Menjaga Kesehatan Reproduksi (Imran, 1999)

Memiliki akses informasi tentang kesehatan

reproduksi

1 2,3 3

Memiliki kemampuan adaptasi

4,5,6 - 3

Memiliki kemampuan

toleransi dengan nilai yang diyakini orang lain

8,9 7

3

Menunjukkan kesesuaian antara nilai yang diyakini dengan sikap (mempunyai

integritas)

10,11, 25 - 4

Menunjukkan rasa percaya diri

14,15 13 3

Menjauhi sumber- sumber penyakit kelamin

16, 17 18 3

Menghindari

perilaku yang menyebabkan kehamilan tidak dikehendaki

20, 21 19 3

Tidak menyakiti atau merusak kesehatan orang lain

23,24 25 3

Total 17 8 25

Sumber : Skripsi Ariyani (2016 : 30)

b. Uji Instrumen

Tes pilihan ganda dan angket yang telah diuji cobakan akan diseleksi ulang karena biasanya ada soal atau item yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan. Menurut Nana Sundjana dalam buku Jakni (2016 : 164) kriteria tes yang baik meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Berikut merupakan uji instrument pada tes pilihan ganda :

1) Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan uji validitas untuk mengetahui tingkat keabsahan dari alat ukur yang akan digunakan peneliti untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Sugiyono (2017 : 121) alat ukur/instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebelum instrumen penelitian digunakan menjadi alat untuk mengumpulkan data, peneliti akan melakukan uji validitas terlebih dahulu terhadap tes pilihan ganda dan angket yang akan dipergunakan. Menurut Jakni (2016: 306) validitas menunjukkan pada penyesuaian alat pengukur dengan tujuan yang hendak diukur.

Karena peneliti membuat instrumen sendiri dengan mengembangkan indikator yang ada, maka peneliti akan melakukan uji validitas konstruk dan isi kepada tim ahli, validitas empiris dengan melakukan uji coba ke siswa selain sampel dan menggunakan rumus korelasi Product moment.

(a) Validitas konstruk dan Validitas Isi

Menurut Sugiyono (2015: 183) untuk menguji validitas konstruk dan isi dapat digunakan pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori yang relevan, maka selanjutnya para ahli diminta pendapatnya terkait instrumen yang telah disusun peneliti. Analisis validasi angket oleh tim ahli dilakukan dengan cara menghitung skor validitas dari hasil validasi ahli menggunakan rumus :

Persentase (P) = βˆ‘π‘†

βˆ‘Smax x 100%

P = Persentase

βˆ‘S = Jumlah skor jawaban tiap aspek βˆ‘Smax = Jumlah skor maksimal

Hasil validitas yang telah diketahui presentasenya dapat dicocokkan dengan kriteria validitas seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Kriteria Validitas

No Skor Kriteria Validitas

1. 85,01 – 100,00 % Sangat Valid 2. 70,01 – 85,00 % Cukup Valid 3. 50,01 – 70,00 % Kurang Valid 4. 01,00 – 50,00 % Tidak Valid Sumber : Fatmawati (2016: 97)

Menurut Akbar dalam artikel yang ditulis Fatmawati (2016: 97) Angket yang digunakan dapat dikatakan valid apabila diperoleh nilai persentase dari rata-rata skor penilaian validator minimal mencapai presenase 61%, sedangkan pada analisis tes pilihan ganda peneliti menggunakan kriteria penilaian skala likert yang kemudian dikembangkan oleh Anisah (2019)

(b) Validitas empiris

Setelah dilakukannya validitas konstruk dan validitas isi oleh tim ahli, maka instrumen yang telah dibuat akan diuji coba kepada siswa selain sampel. Menurut Sugiyono (2015: 183) jumlah anggota sampel untuk uji coba instrumen yaitu sekitar 30 orang. Adapun jumlah anggota untuk uji coba tes pilihan ganda dan angket penelitian ini diambil dari populasi selain sampel sebanyak 39 siswa dari kelas XI MIPA 2 di MAN 1 Jember. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes pilihan ganda dan angket. Adapun masing-masing instrumen terdiri dari 25 item tes pilihan ganda dan 25 item pernyataan.

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir (Sugiyono, 2015: 194).

Mengingat instrument yang digunakan menggunakan Skala Likert, dengan jawaban berbentuk persetujuan yang

menghasilkan data interval, maka uji validitas yang digunakan adalah uji korelasi Product moment (Jakni, 2016 : 194). Adapun rumus korelasi Product moment sebagai berikut :

r

xy

=

𝑁 βˆ‘ π‘₯π‘¦βˆ’(βˆ‘ π‘₯)(βˆ‘ 𝑦)

√{𝑛 βˆ‘ π‘₯2βˆ’(βˆ‘ π‘₯)2}{𝑛 βˆ‘ 𝑦2βˆ’(βˆ‘ 𝑦)2}

Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi x dan y n = Jumlah responden

xy = Jumlah perkalian skor item dengan skor total x = Skor variabel (jawaban responden)

y = Skor total dari variabel (jawaban responden) (Jakni, 2016 : 194)

Suatu keputusan instrument dinyatakan valid atau tidak valid didasarkan pada rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung

lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 5%, maka butir pernyataan pada instrumen dinyatakan valid. Apabila rhitung kurang dari rtabel pada taraf signifikansi 5%, maka butir pernyataan suatu instrument dinyatakan tidak valid. Untuk perhitungan rhitung , peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics 26. Sedangkan perhitungan rtabel , peneliti melihat dari jumlah responden (n).

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan peneliti, maka dapat disajikan tabel berikut :

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas

Variabel (X) Pemahaman pada Materi Sistem Reproduksi No r tabel r hitung Keterangan

1 0,267 0,690 Valid

2 0,267 0,658 Valid

3 0,267 0,469 Valid

4 0,267 0,614 Valid

5 0,267 -0,022 Tidak Valid

6 0,267 0,500 Valid

7 0,267 0,081 Tidak Valid

8 0,267 0,690 Valid

9 0,267 0,549 Valid

10 0,267 -0,175 Tidak Valid

11 0,267 0,694 Valid

12 0,267 0,658 Valid

13 0,267 0,672 Valid

14 0,267 0,459 Valid

15 0,267 0,504 Valid

16 0,267 0,156 Tidak Valid

17 0,267 0,512 Valid

18 0,267 0,648 Valid

19 0,267 0,382 Valid

20 0,267 0,678 Valid

21 0,267 0,382 Valid

22 0,267 0,331 Valid

23 0,267 0,648 Valid

24 0,267 0,348 Valid

25 0,267 0,050 Tidak valid Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Pada uji validitas instrumen ini, peneliti menggunakan sampel uji coba tes dan angket sebanyak 39 siswa dari kelas XI MIPA 2. Jika dilihat pada r tabel dengan melihat urutan dk = 37 (dk = N-2) dengan taraf signifikansi yang digunakan 5% maka nilai r tabel adalah 0,267. Dari hasil uji validitas instrument tes pilihan ganda pemahaman pada materi sistem reproduksi di atas,

dapat diketahui bahwa dari 25 item soal pilihan ganda terdapat 5 item soal yang gugur atau tidak valid. Lima item soal tersebut terdiri dari item nomor 5,7, 10, 16 dan 25. Sedangkan hasil uji validitas angket perilaku menjaga kesehatan reproduksi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas

Variabel (Y) Perilaku Menjaga Kesehatan Reproduksi No r tabel r hitung Keterangan

1 0,267 0,065 Tidak Valid

2 0,267 -0,028 Tidak Valid

3 0,267 0,480 Valid

4 0,267 0,334 Valid

5 0,267 0,300 Valid

6 0,267 0,368 Valid

7 0,267 0,588 Valid

8 0,267 0,349 Valid

9 0,267 0,362 Valid

10 0,267 0,305 Valid

11 0,267 -0,185 Tidak Valid

12 0,267 0,368 Valid

13 0,267 0,480 Valid

14 0,267 0,300 Valid

15 0,267 0,362 Valid

16 0,267 0,305 Valid

17 0,267 0,247 Tidak Valid

18 0,267 0,588 Valid

19 0,267 0,320 Valid

20 0,267 0,305 Valid

21 0,267 0,334 Valid

22 0,267 0,369 Valid

23 0,267 0,305 Valid

24 0,267 0,156 Tidak Valid

25 0,267 0,368 Valid

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Dari hasil uji validitas angket perilaku menjaga kesehatan rerpoduksi di atas, terdapat 5 item pernyataan yang dinyatakan gugur atau tidak valid yaitu item nomor 1, 2, 11, 17 dan 24. Dari kedua uji validitas tes pilihan ganda dan angket, peneliti akan memakai butir pernyataan yang dinyatakan valid masing-masing 20 item tes pilihan ganda dan 20 item pernyataan untuk diberikan kepada sampel sebanyak 128 siswa yang diambil dari 4 kelas yaitu XI MIPA 1, XI MIPA 3, XI MIPA 4 dan XI MIPA 5.

Namun, sebelum instrumen ini digunakan, peneliti akan melakukan uji reliabilitas terhadap kedua instrument, kemudian Uji Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran untuk instrument tes pilihan ganda.

2) Uji Reliabilitas

Notoatmodjo dalam Janna (2021), menjelaskan bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam hal tersebut, uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan memiliki konsistensi tetap jika dilakukan pengukuran secara berulang-ulang. Semakin tinggi hasil pengukurannya maka akan memberikan hasil yang terpercaya. Adapun dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan menggunakan kuesioner atau angket untuk mengukur pemahaman dan sikap maka peneliti menggunakan uji Alpha Cronbach untuk

menguji reliabilitasnya. Berikut rumus Alpha Cronbach yang akan digunakan :

r

11

= (

π‘˜βˆ’1π‘˜

)(1 -

βˆ‘ 𝑆𝑖𝑆𝑑

)

Keterangan :

r

11 = nilai reliabilitas k = jumlah item

βˆ‘ Si = varian total St = jumlah item

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai koefisien reliabilitasnya (

r

11 ) > 0,6 ( Siregar, 2017: 57-58). Adapun nilai keandalan Cronbach alpha dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.8

Tingkat Keandalan Cronbach Alpha

Nilai Cronbach Alpha Tingkat Keandalan 0,80 <

r

11 ≀ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 <

r

11 ≀ 0,80 Tinggi 0,40 <

r

11 ≀ 0,60 Sedang

0,20 <

r

11 ≀ 0,40 Rendah 0,00 <

r

11 ≀ 0,20 Sangat Rendah ( Revita, dkk. 2018 :13)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach’s

Alpha

Jumlah item Pemahaman pada Materi

Sistem Reproduksi

0,940 20

Perilaku Menjaga Kesehatan Reproduksi

0,750 20

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Dari hasil perhitungan uji reliabilitas yaitu Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 26 dapat dilihat bahwa bahwa tes pemahaman pada materi sistem reproduksi sebesar 0,940 dan angket perilaku menjaga kesehatan reproduksi sebesar 0,750 sehingga dapat disimpulkan bahwa 20 item tes pilihan ganda reliabel dengan tingkat keandalan sangat tinggi dan 20 item pernyataan angket reliabel dengan tingkat keandalan tinggi.

3) Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda menurut Kusaeri dan Suprananto dalam Ferita dan Fitria (2019 : 5) adalah kemampuan item atau butir soal untuk membedakan siswa yang menguasai materi yang diujikan. Menurut Jakni (2016: 167) Daya beda soal tes dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :

DP = 𝐡𝐴

𝐽𝐴 βˆ’ 𝐡𝐡

𝐽𝐡 Keterangan :

DP = Daya Pembeda

JA = Banyaknya siswa kelompok atas JB = Banyaknya siswa kelompok bawah

BA = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

BA = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Uji daya beda menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 26, dilakukan dengan cara mengecek nilai r hitung setiap butir (dapat dilihat dari nilai correlation) dan dibandingkan dengan kriteria yang mengacu pada pendapat Ruseffendi dalam buku Jakni (2016, 167) :

Tabel 3.10

Kriteria Interprestasi Daya Beda

Nilai Daya Beda Kriteria

0,40 atau lebih Sangat baik

0,30 – 0,39 Cukup baik, mungkin perlu diperbaiki 0,20 – 0,29 Minimum, perlu diperbaiki 0,19 ke bawah Jelek, dibuang atau dirombak Sumber : Jakni (2016 : 167)

Tabel 3.11

Hasil Analisis Uji Daya Beda No

Soal

r hitung (Output)

Kriteria Pengambilan

Keputusan

Daya Beda Butir Soal 1 0,670 Mengambil keputusan

dengan

tabel indeks Daya Beda

Sangat baik

2 0,644 Sangat baik

3 0,497 Sangat baik

4 0,551 Sangat baik

5 0,459 Sangat baik

6 0,670 Sangat baik

7 0,479 Sangat baik

8 0,665 Sangat baik

9 0,644 Sangat baik

10 0,682 Sangat baik

11 0,459 Sangat baik

12 0,505 Sangat baik

No Soal

r hitung (Output)

Kriteria Pengambilan

Keputusan

Daya Beda Butir Soal 13 0,507

Sangat baik

14 0,636 Sangat baik

15 0,402 Sangat baik

16 0,679 Sangat baik

17 0,356 Cukup baik

18 0,333 Cukup baik

19 0,636 Sangat baik

20 0,300 Cukup baik

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Berdasarkan tabel hasil uji daya beda, soal tes pilihan ganda memiliki kriteria sangat baik dan cukup baik. Sehingga tidak ada soal/item tes yang dibuang/dirombak. Namun, terdapat tiga item soal yang memiliki nilai DP (r hitung) kurang dari 0,40 yaitu nomor 17,18 dan nomor 20, sehingga item soal tersebut mungkin perlu diperbaiki.

4) Tingkat Kesukaran

Menurut Thomas dan Dawton dalam Ferita dan Fitria (2019 : 5) item soal yang memiliki tingkat kesukaran berada pada nilai 0,25 – 0,75 maka sudah dikatakan baik. Semakin mendekati 0 maka item soal dikatakan sulit dan jika mendekati 1 maka soal dikatakan mudah.

Tingkat kesukaran (TK) pada masing-masing butir soal dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

TK = 𝐽𝐡

𝐽𝑆 Keterangan :

TK = Tingkat kesukaran

JB = Jumlah siswa yang menjawab dengan benar

JS = Jumlah keseluruhan siswa yang menjawab soal .

Adapun kriteria interpretasi tingkat kesukaran digunakan pendapat Sudjana dalam buku Jakni (2016 : 168) sebagai berikut :

Tabel 3.12

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Sumber : Jakni (2016 : 168)

Tabel 3.13

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran No

Soal

Mean (Output

SPSS)

Kriteria Pengambilan

Keputusan

Tingkat Kesulitan

1 0,64

Mengambil keputusan dengan

tabel indeks Daya Beda

Sedang

2 0,69 Sedang

3 0,92 Mudah

4 0,69 Sedang

5 0,64 Sedang

6 0,64 Sedang

7 0,33 Sedang

8 0,79 Mudah

9 0,69 Sedang

10 0,72 Mudah

11 0,64 Sedang

12 0,72 Mudah

13 0,44 Sedang

14 0,64 Sedang

15 0,77 Mudah

16 0,67 Sedang

17 0,72 Mudah

18 0,90 Mudah

19 0,64 Sedang

20 0,67 Sedang

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran menggunakan bantuan IBM SPSS Statistics 26, maka diperoleh hasil analisis tingkat

kesukaran yang ditunjukkan pada tabel di atas. Dari hasil analisis tabel 13 di atas, maka terdapat 30 % soal berkriteria mudah, 70%

item soal berkriteria sedang dan tidak ada soal yang berkriteria sukar.

Fakta tersebut didukung oleh pernyataan Mudjijo dalam Daulay dan Lumbanraja (2017 : 20) yang mengatakan bahwa tingkat kesukaran suatu butir soal ditandai oleh presentase siswa yang menjawab dengan betul pada butir soal yang bersangkutan.

Dokumen terkait