• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengabsahan Data

Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif sering ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Terdapat empat kriteria yang digunakan dalam metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2011: 270), yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferbility), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Dalam penelitian ini, kredibilitas dapat digunakan untuk menunjukkan keberlakuan temuan observasi dan fakta di lapangan, serta apakah data atau informasi yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan di lapangan Sugiyono (2011: 270) mengemukakan bahwa dalam melakukan uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan strategi berikut.

38

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan mengharuskan peneliti kembali ke lapangan untuk menjalankan observasi ulang dan melakukan wawancara dengan sumber data, baik yang telah ditemui maupun yang belum (Sugiyono, 2011: 270).

b. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan memerlukan pengamatan yang lebih penuh perhatian dan berkelanjutan. Dengan demikian, kepastian fakta dan urutan peristiwa akan terekam secara tepat dan metodis. Peneliti dapat menghasilkan deskripsi data yang tepat dan sistematis tentang apa yang dikaji dengan meningkatkan ketekunan mereka (Sugiyono, 2011: 272).

c. Triangulasi

Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi digambarkan sebagai pemeriksaan data dari banyak sumber dengan cara yang beragam dan pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011: 273). Dalam hal ini terdapat tiga jenis triangulasi menurut Sugiyono (2011: 274), antara lain:

1) Triangulasi sumber yaitu pengujian kredibilitas dengan melakukan pengecekan data yang sudah didapatkan dari sejumlah sumber.

2) Triangulasi teknik yaitu pengujian kredibilitas dengan melakukan pengecekan data terhadap sumber yang sama melalui teknik yang berbeda.

39

3) Triangulasi waktu, karena waktu merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi keabsahan data, maka pengumpulan data harus disesuaikan dengan kondisi sumbernya.

d. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif ialah kasus yang bertentangan atau menyimpang dari temuan penelitian sampai pada titik tertentu. Melaksanakan analisa kasus negatif memerlukan pencarian data yang beragam atau bahkan berbenturan dan tidak sejalan dengan temuan sampai diperoleh bukti yang tidak lagi kontradiktif, sehingga data tersebut dapat dipercaya.

e. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi ialah bahan yang digunakan peneliti guna penunjang dalam membuktikan data yang didapatkan oleh peneliti.

Seperti contohnya, temuan data wawancara perlu dilengkapi oleh rekaman wawancara, gambar atau video selama wawancara untuk membuktikan kredibilitas data yang telah didapatkan.

f. Mengadakan Membercheck

Proses membandingkan data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan sumber data dikenal sebagai membercheck. Tujuan membercheck adalah untuk menentukan apakah data yang diambil sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pemberi data.

40

2. Keteralihan (Transferbility)

Nilai transfer ini berkaitan dengan pertayaan, sampai mana penelitian dapat dimanfaatkan atau diterapkan dalam kondisi lain. Peneliti kualitatif dapat meningkatkan kemampuan transfer dengan menjelaskan gambaran mengenai latar penelitian dan asumsi-asusmi dasar penelitian. Transferabilitas ialah indikator validitas eksternal yang mencerminkan tingkat kebenaran atau penerapan temuan studi kepada masyarakat dari mana sampel itu diambil.

3. Kebergantungan (Dependability)

Keandalan data atau studi dependability diuji dengan beberapa percobaan yang selalu memberikan hasil yang sama. Uji ketergantungan dalam penelitian kualitatif dilaksanakan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan prosedur dalam penelitian.

4. Kepastian (Confirmability)

Uji konfirmabilitas dapat dibandingkan dengan uji kebergantungan dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu pengujian keduanya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian, serta prosedurnya. Jika hasil penelitian merupakan fungsi dari prosedur penelitian yang digunakan, maka penelitian tersebut telah memenuhi kriteria konfirmabilitas.

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Luwu Utara

Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibukota Kabupaten Luwu Utara adalah Masamba yang berjarak 430 Km ke arah utara kota Makassar Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Luwu Utara berada pada posisi jalan trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara Kondisi wilayah Kabupaten Luwu Utara bervariasi terdiri dari daerah pegununggan/dataran tinggi, dataran rendah dan landai (Dinas Komunikasi Informatika Sulsel, 2020).

Secara geografis Kabupaten Luwu Utara terletak pada 010 53’ 19” - 02° 55’ 36” Lintang Selatan, dan 119° 47’ 46” - 120° 37’ 44 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sulawesi Tengah

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Teluk Bone.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja dan Sulawesi Barat.

42

Gambar 2 Letak Geografis Kabupaten Luwu Utara

Sumber: https://portal.luwuutarakab.go.id/blog/page/letak-geografis (Kominfo Luwu Utara, 2018 diakses pada 15 Mei 2022)

Pemerintahan tertinggi di Kabupaten Luwu Utara dipegang oleh bupati dan wakil bupati. Dimana nama Bupati adalah Hj. Indah Putri Indriani, S.IP., M.Si dan mana wakil bupati adalah Suaib Mansur, S.T., M.,Si.

Kemudian dalam suatu pemerintahan pasti terdapat masyarakat yang dilibatkan dalam daerah tersebut. Artinya, masyarakat dalam pemerintahan ini tidak hanya membahas satu atau dua orang melainkan dalam jumlah yang banyak. Kabupaten Luwu Utara itu sendiri memiliki jumlah penduduk sebanyak 363.741 jiwa, terdiri 185.027 jiwa laki-laki dan 178.714 perempuan. Sementara luas Wilayah Kabupaten Luwu Utara tercatat 7.502,58 Km2 dan secara administrasi pemerintahan pada awalnya terbagi menjadi 15 kecamatan, 7 kelurahan dan 167 desa.

43

2. Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara

Dinas Perhubungan merupakan salah satu OPD di Kabupaten Luwu Utara yang diselenggarakan untuk mewujudkan sasaran penyelenggaraan pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam bidang perhubungan. Adapun penetapan visi dan misi Dinas Perhubungan disesuaikan dengan visi dan misi dari Pemerintah Daerah yang telah digariskan dalam RPJMD Kabupaten Luwu Utara. Dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan, isu pembangunan Daerah dan isu strategis nasional dan provinsi Sulawesi Selatan, serta memperhatikan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah sebagaimana tertuang dalam RPJPD Kabupaten Luwu Utara 2021 – 2026, visi Pembangunan Daerah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, adalah:

“LUWU UTARA MAJU, MANDIRI DAN HARMONIS”

Pernyataan visi ini di jabarkan dengan 5 (lima) program unggulan, yaitu :

1. Bisa bangkit dalam pemulihan ekonomi sosial dan infrastruktur 2. Bisa Terkoneksi dalam upaya pemulihan ekonomi Nasional di Luwu

Utara

3. Bisa bersaing dalam peningkatan daya saing Daerah

4. Bisa maju dalam pemenuhan infrastruktur secarah berkelanjutan 5. Bisa mandiri dalam kawasan pertembuhan ekonomi baru.

44

Sementara itu, Misi Kabupaten Luwu Utara 2021- 2026, yaitu:

1. Memperkuat tata kelola pemerintahan yang efektif, profisional dan akuntabel.

2. Mewujudkan pelayanan Dasar yang berkeadilan sosial, ekonomi yang produktif dan berdaya saing.

3. Mempekuat konektivitas infrastruktur

4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan ketahanan bencana.

5. Meningkatnya ketahanan sosial budaya berbasis kearifan lokal.

Peraturan Bupati Luwu Utara Nomor 54 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara, yaitu membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang Perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara mempunyai susunan aparatur dalam struktur organisasi yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

45

Gambar 3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara

Sumber: Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2021-2026

Untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara didukung oleh sumber daya yang dimiliki yang terdiri dari Sumber Daya Manusia dan Sumber daya lainnya seperti tanah, peralatan/perlengkapan/aset. Pada Tahun 2020 tercatat jumlah Pegawai Negeri Sipil lingkup Dinas Perhubungan sebanyak 44 orang. Adapun jumlah dan komposisi PNS, PTT dan Tenaga Sukarela seperti terlihat pada tabel berikut.

46

Tabel 2 Jumlah Pegawai Dinas Perhubungan Tahun 2020

No. Golongan

Jumlah Pegawai

Jumlah

Ket.

Laki-Laki (Orang)

Perempuan (Orang)

1. IV 4 - 4

2. III 27 3 30

3. II 9 1 10

4. I - - -

5. Sukarela/

PTT

116 44 160

Total 156 48 204

Sumber: Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2021-2026

Sementara itu, sumber daya lain yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara ialah aset yang dapat dilihat pada atbel di bawah ini.

Tabel 3 Data Aset Dinas Perhubungan Tahun 2020

No. Jenis Aset Volume Keterangan

1 2 3 4

1 Tanah Untuk Jalan Kabupaten

2 Tanah Bangunan Kantor

Pemerintah m2 Kantor UPT PKB

3 Tanah Bangunan

Terminal Darat m2 Terminal Masamba

4 Rumah Singgah Unit

5

Bangunan Gedung

Kantor 6 Unit B

ai k

6 Sepeda Motor 9 Unit B

ai k

7 Mobil 2 Unit B

ai k

8 Bus 2 Unit B

ai k

9 Kapal Motor 1 Unit B

ai k

10 Meja ½ Biro 5 Buah B

ai k

11 Meja Tamu 5 Buah B

ai k

12 Meja Rapat 1 Buah B

ai k

13 Meja Kerja Pejabat 18 Buah B

ai k

13 Meja Kerja Kayu 20 Buah B

ai k

14 Meja Kerja Besi / Metal Buah B

ai k

47

15 Meja Komputer 7 Buah B

ai k

16 Kursi Kerja Pejabat 18 Buah B

ai k

17 Kursi Tamu 12 Buah B

ai k

18 Kursi Rapat 1 Buah B

ai k

19 Kursi Putar Buah B

ai k

20 Kursi Lipat Buah B

ai k

21 Kursi Plastik Buah B

ai k

22 Kursi Besi / Metal Buah B

ai k

23 Bangku Tunggu 2 Buah B

ai k

24 Sofa 1 Buah B

ai k

25 Lemari Kayu 6 Buah B

ai k

26 Lemari Besi / Metal 4 Buah B

ai k

27 Lemari Kaca Buah B

ai k

28 Lemari Sorok Buah B

ai 29 k

Lemari Buku Arsip

Untuk Arsip Dinamis 2 Buah B

ai k

30 Rak Besi Buah B

ai k

31 Filling Cabinet Besi 2 Buah B

ai k

32 Brandkas 1 Buah B

ai k

33 AC 5 Unit Rusak

34 Sound System Unit B

ai k

35 Faximile Unit B

ai k

36 Mesin Potong Rumput 1 Unit B

ai 37 k

Unit Tranceiver SSB

Portable Unit B

ai k

38 TV 2 Unit B

ai k

39 Komputer PC 7 Unit B

ai k

40 Printer 8 Unit B

ai k

41 Traffic Light 2 Buah B

ai 42 k

Alat Komunikasi Radio

VHF Lainnya Unit B

ai k

43 Proyektor 1 Unit B

ai k

44 Viewer Unit B

ai k

45 Handycam Unit

46 CCTV Unit B

ai k

47 Mesin Absensi 1 Unit B

ai k

48 GPS Unit B

ai k

49 Server 1 Unit B

ai k

50 Lemari Es 3 Unit B

ai k

51 Dispenser 3 Unit B

ai 52 k

Jam Elektronik &

Mekanis 2 Unit B

ai k 53

Generator Set / MB (Besi)

1 54

Mesin Ketik Manual

Portable Unit B

ai k

56 Alat Pemadam Unit B

ai k

57 Alat Dapur Unit B

ai k

48

58

Alat Rumah Tangga

Lainnya 50 Unit B

ai k

59 Alat Keamanan Lainnya Unit B

ai k

60 Target Drone Unit B

ai k Sumber Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun

2021-2026

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat mengenai jumlah aset atau sarana dan prasarana Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2020. Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor utama dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Begitupun dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara yang membutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

B. Hasil Penelitian

Kedisiplinan berkendara merupakan suatu sikap patuh dan taat terhadap aturan dan tata tertib yang berlaku dalam lalu lintas. Berkaitan dengan peningkatan disiplin berkendara, Dinas Perhubungan memiliki peran yang sangat signifikan dalam lingkup kesadaran hukum masyarakat di Kabupaten Luwu Utara. Kesadaran hukum ini merupakan nilai nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum berlalu lintas yang ada atau tentang peraturan yang harus dilaksanakan. Akan tetapi, dalam penyelenggaraan dan kondisi di lapangan masih ditemukan bahwa masyarakat di Kabupaten Luwu Utara masih kurang disiplin dalam berlalu lintas.

Selain itu, kondisi lalu lintas jalan juga masih banyak yang kurang mendukung dalam peningkatan kedisiplinan berkendara ini. Sehingga dalam pelaksanaannya, diperlukan peran Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara untuk dapat

49

mengatasi serta menjadi aspek yang mampu mendukung peningkatan kedisiplinan berkendara di Kabupaten Luwu Utara.

Peneliti dalam memperoleh data mengenai peran Dinas Perhubungan dalam peningkatan kedisiplinan berkendara di Kabupaten Luwu Utara melakukan penelitian dengan observasi, wawancara dan analisis dokumen. Berikut diuraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan teori fungsi pemerintah menurut Rewansyah (2011), yakni:

1. Pengaturan/Regulasi

Pengaturan adalah suatu kebijakan yang ditetapkan oleh suatu badan lembaga yang bertujuan agar ditaati dan dilaksanakan oleh anggota lembaga. Pengaturan dalam manajemen lalu lintas dilakukan dengan memperhatikan ketetapan atau kebijakan penggunaan jalanan publik.

Pengaturan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 96 Tahun 2015 yang berkaitan dengan kedisiplinan berkendara berhubungan dengan perintah, larangan, peringatan dan/atau petunjuk pada ruas jalan serta kegiatan sosialisasi perintah, larangan, peringatan dan/atau petunjuk tersebut. Dalam Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2021-2026 diuraikan bahwa kegiatan pengaturan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi guna memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa transportasi yang dilakukan melalui program penyelenggaraan pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan.

50

Pengaturan ini merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan Dinas Perhubungan sebagai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan dalam berkendara. Hal tersebut disebabkan karena dalam peningkatan kedisiplinan berkendara, faktor-faktor seperti keadaan ruas jalan merupakan faktor yang dapat mendukung juga menghambat aktivitas di jalanan publik. Dalam hal ini, peneliti memperoleh informasi mengenai keadaan ruas jalan melalui wawancara dengan informan berikut.

“Keadaan ruas jalanan di Kabupaten Lutra ini saya ambil contoh dari kecamatan saya sendiri yaitu kecamatan Sabbang tidak semua ruas jalannya dilengkapi dengan rambu-rambu jalan. Seperti di daerah saya masih kurang rambu-rambu lalu lintas padahal bisa dibilang disini merupakan jalanan lintas kota, banyak kendaraan yang lalu lalang setiap hari. Apalagi saya lihat banyak pengendara yang ugal- ugalan, tidak memperhatikan yang dilarang dan mengabaikan pengendara jalan lain. Kemudian menurut saya keadaan ruas jalan di daerah lain seperti Masamba sudah cukup bagus dibeberapa tempat, tetapi masih ada beberapa tempat yang perlu diperhatikan lagi.

Contohnya saja didepan bandara Andi Djemma masih banyak masyarakat yang memarkir kendaraannya di tepi ruas jalanan sehingga dapat mengganggu arus lalu lintas. Seharusnya Dishub dapat memberikan arahan dan pengertian kepada masyarakat supaya tidak menggunakan tepi jalan sebagai lahan parkir atau dishub juga dapat memasang rambu larangan parkir diarea tersebut.” (WA, 14 April 2022)

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dilihat bahwa pengaturan yang dijalankan Dinas Perhubungan dalam aspek kelengkapan perintah, larangan dan/atau petunjuk jalan di Kabupaten Luwu Utara masih kurang karena tidak semua wilayah dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas sebagai petunjuk pengguna jalan. Terdapat beberapa tempat yang masih memerlukan petunjuk mengenai perintah dan larangan kepada pengendara yang dapat mempengaruhi

51

peningkatan ketertiban arus lalu lintas. Selanjutnya, pernyataan lain juga diungkapkan dalam pernyataan informan berikut.

“Kalau untuk rambu-rambu sudah merata untuk pemasangannya di berbagai titik yang rawan yang memerlukan tanda rambu tersebut dan mungkin kedepannya akan diberikan fasilitas yang lebih baik lagi. Seperti tanda tikungan, penurunan, rawan kecelakaan dan lain lain semuanya sudah dipasang terutama di jalan poros.” (H, 11 April 2022)

Dari pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa informan tersebut merasa bahwa rambu-rambu lalu lintas telah dipasang secara lengkap di Kabupaten Luwu Utara. Peneliti menlai bahwa pernyataan tersebut berentangan dengan pernyataan informan sebelumnya. Dalam hal ini, peneliti mencari informasi lain dengan mengamati langsung kondisi di lapangan.

Dalam observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat bahwa keadaan ruas jalan di Kabupaten Luwu sudah cukup baik terutama di pusat Kota Masamba.

Namun, terdapat titik-titik tempat yang masih kurang diperhatikan untuk diberikan petunjuk atau rambu-rambu lalu lintas, seperti di jalan sekitar jembatan Baliase menuju Mappedeceng, jalan poros Mario ke Malangke dan jalan menuju desa Balebo.

Adapun capaian kinerja pelayanan Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara selama periode Tahun 2016-2020 dan Capaian Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Perhubungan dapat dilihat pada Tabel berikut.

52

Tabel 4 Capaian Kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2018- 2020

Sumber: Renstra Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2021-2026 Berdasarkan analisis data dari Renstra Dinas Perhubungan Tahun 2016- 2021 diperoleh informasi bahwa dari sejumlah indikator kinerja yang di tetapkan 2016-2021, terdapat indikator kinerja yang tidak memenuhi target salah satunya adalah pemasangan petunjuk atau rambu-rambu lalu lintas. Padahal pada kenyataannya, petunjuk tersebut sedikit banyak akan membantu pengendara untuk tetap menjaga ketertiban dan memahami apa yang boleh dan tidak diperbolehkan dilakukan di jalan ketika berkendara. Hal ini merupakan permasalahan yang menjadi bagian dari bagaimana Dinas Perhubungan berperan serta untuk mengatasi permasalahan tersebut karena berpengaruh pada kedisiplinan berkendara

53

masyarakat itu sendiri. Peran Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara dalam bagian pengaturan ini kemudian ditanyakan langsung kepada salah satu informan yang bersangkutan yang menyatakan bahwa:

“Untuk rambu-rambu lalu lintas sepenuhnya kewajiban Dishub dan bukan hanya berfokus pada jalanan publik saja, tetapi juga jalanan pelosokpun seharusnya terdapat rambu-rambu lalu lintas seperti dirongkong. Hanya saja mungkin ke depannya akan lebih diperbanyak lagi. Kemudiam kita juga melaksanakan sosialisasi untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat bahkan untuk daerah terpencil sekalipun seperti seko, rongkong, dan sebagainya kita sudah sangat sering melakukan kunjungan untuk mengadakan sosialisasi tentang pentingnya disiplin berkendara.” (AHB, 11 April 2022)

Pernyataan di atas kemudian didukung oleh pernyataan informan berikut.

“Kami mengadakan sosialisasi setiap tahun, dimana dalam kegiatan itu yang melaksanakan adalah bidang sarana dan prasarana Dishub, pernah kami lakukan di salah satu daerah Palandoan poros Sabbang- Seko mengenai keselamatan dan penertiban jalanan angkut barang/hasil bumi dan peraturan berbagai rambu lalu lintas.

Kegiatan ini kami laksanakan dengan tujuan untuk membagikan pengalaman dan pengajaran kepada amsyarakat mengenai bagaimana kita di jalan, apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan serta hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan selama berkendara. Dengan begitu kami berharap, masyarakt dapat mengerti dan menerapkan sehingga kedisiplinan masyarakat juga dapat meningkat dalam berkendara.” (R, 11 April 2022)

Berdasarkan kedua pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa dalam mengatasi permasalahan rambu-rambu lalu lintas dan pemahaman mengenai petunjuk jalan tersebut, Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara terus memperhatikan wilayah yang masih kurang untuk kemudian dapat dilengkapi yang kemudian ditunjang dengan melakukan kegiatan berupa sosialisasi di beberapa wilayah untuk menyebarkan informasi dan menanamkan pemahaman

54

kepada masyarakat mengenai arti penting disiplin berkendara, terutama pemahaman terhadap rambu-rambu di jalan. Dalam pengamatan peneliti selama penelitian, peneliti juga melihat bahwa Dinas Perhubungan juga kerap kali melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah di Kabupaten Luwu Utara dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian di Kabupaten Luwu Utara. Dinas Perhubungan melaksanakan kegiatan pengaturan untuk meningkatkan kedisiplinan berkendara melalui kegiatan sosialisasi yang diadakan secara rutin setiap tahun.

Dalam mendukung kegiatan pengaturan di atas, maka Dinas Perhubungan juga perlu untuk melakukan kegiatan perekayasaan dalam upaya mendukung peningkatan kedisiplinan berkendara dan memaksimalkan fungsi dari Dinas Perhubungan khususnya pada Manajemen dan rekayasa lalu lintas di Kabupaten Luwu Utara. Perekayasaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam penerapan ilmu serta teknologi berdasarkan rancangan yang dilaksanakan untuk mencapai fungsi dan kebermanfaatan suatu konteks tertentu. Perekayasaan dalam kedisiplinan berkendara yang berkenaan langsung dengan manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 96 Tahun 2015 meliputi kegiatan seperti pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan.

Dalam indikator perekayasaan ini peneliti melakukan penelitian untuk menganalisis kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara apakah telah berjalan sesuati aturan yang berlaku.

55

Dalam hal ini, peneliti memperoleh informasi dari informan yang menyatakan bahwa:

“Perbaikan jalan sebenarnya sudah cukup baik di beberapa wilayah. terutama jalan yang terdampak banjir, yaitu di ruas jalan Kota Masamba. Namun, masih banyak juga jalan-jalan yang berlubang bahkan parah yang kurang di perhatikan pemerintah padahal itu juga bagian penting untuk kenyamanan dan keamanan berkendara. Apalagi tidak semua ruas jalan di Kabupaten Lutra dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk jalan. Seperti di daerah saya msh kurang rambu-rambu lalu lintas, tolong bagi Dishub sekiranya di perjelas tulisan atau gambar rambunya karena sudah butuh pembaruan, banyak petunjuk jalan yang sudah usang dan tidak jelas.” (C, 15 April 2022)

Sementara itu, informan lain juga turut memberikan pernyataan berikut.

“Perbaikan jalan di kabupaten luwu utara masih kurang baik dan belum merata karena di beberapa tempat masih ada jalanan yang berlubang dan rusak sehingga menghambat kelancaran pengendara. Kemudian kalau untuk bagaimana mekanisme pemasangan rambu-rambu lalu lintas di daerah selain kota Masamba saya sendiri kurang tahu pasti bagaimana mekanismenya. Tapi dari yang saya lihat untuk kelengkapan perlengkapan jalan atau rambu rambu lalu lintas yang ada dijalan trans saya rasa bahwa dibeberapa tempat sudah ada yang cukup lengkap dan dibeberapa tempat masih ada yang kurang lengkap dan sebaiknya harus dilengkapi agar membantu pengendara untuk memahami aturan dijalan.” (A, 15 April 2022)

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat dipahami bahwa untuk perbaikan jalan di Kabupaten Luwu Utara masih belum sepenuhnya merata.

Terdapat beberapa wilayah yang jalanannya masih berlubang dan butuh perbaikan. Sementara, rambu-rambu lalu lintas juga masih perlu dilengkapi dan lebih diperhatikan pemeliharaannya dibeberapa tempat untuk memudahkan pengendara meningkatkan pemahaman terhadap aturan lalu lintas publik.

56

Berdasarkan data dari analisis dokumen pada capaian hasil kinerja pada tabel di atas yang tertera dalam Rencana Strategis Dinas Perhubungan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2021-2026, jumlah rambu-rambu lalu lintas serta perlengkapan jalan di Kabupaten Luwu Utara dari tahun 2016 sebanyak 108 unit dan tahun 2017 sebanyak 48 unit. Jumlah rambu-rambu lalu lintas yang terpasang belum mancukupi panjang ruas jalan yang ada di Kabupaten Luwu Utara sehingga sangat diharapkan adanya pemasangan rambu lalu lintas untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Hal ini disebabkan kurangnya anggaran untuk pengadaan perlengkapan jalan tersebut, melalui anggaran APBD maupun DAK. Sementara itu, rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di Kabupaten Luwu Utara dari tahun 2016 mengalami peningkatan sampai tahun 2020. Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan semakin meningkat tidak diiringi dengan penambahan jalan di Kabupaten Luwu Utara. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di Kabupaten Luwu Utara tahun 2016 sebesar 31,5 dan pada tahun 2020 mengalami Peningkatan menjadi sebesar 42,3.

Berikut diuraikan besaran kebutuhan pelayanan dan arahan lokasi pengembangan pelayanan sesuai telaahan Renstra Kementerian Perhubungan.

Tabel 5 Kebutuhan Pelayanan dan Arahan Lokasi Pengembangan Berdasarkan Telaahan Kementerian Perhubungan

No. Telaahan Renstra Kementerian Perhubungan

Kebutuhan Pelayanan Arahan Lokasi Pengembangan

Pelayanan 1. Meningkatkan

aksesibilitas Pengguna Fasilitas Transportasi Bandara, Pelabuhan, dan Terminal;

Peningkatan Fasilitas Pokok dan Penunjang di Pelabuhan dan Terminal

Pelabuhan Munte Badar Udara andi jemma, Rampi dan Seko, Terminal Masamba

Dokumen terkait