• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESAIN DAN PROSUDER PENELITIAN

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan data

Pada jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus dilakukan setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai.Dalam hal ini, data sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat diolah dan dilakukan analisis data secara bersamaan.

Pada analisis data, dapat kembali lagi kelapangan untuk mencari tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali. Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari :

a) Penyajian Data

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data juga dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur.

Penyajian data dalam bentuk tersebut memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

b) Reduksi Data

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau mengkategorisasikan kedalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian.

Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan yang diperlukan. Semakin lama peneliti berada dilapangan maka jumlah data semakin banyak, semakin komplek dan rumit.Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.

c) Penarikan Kesimpulan

Tahap akhir adalah menarik kesimpulan yang dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan mengenai hal hal yang terjadi di lapangan sehingga data yang dihasilkan teruji validitasnya.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari catatan lapangan, direduksi, dideskripsikan, dianalisis kemudian ditafsirkan. Prosedur analisis data terhadap masalah lebih difokuskan pada upaya menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan teknik analisis pengalaman kajian (verstegen).

Untuk memberikan gambaran data hasil penelitian maka dilakukan prosedur sebagai berikut:

a. Tahap Penyajian Data: data disajikan dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi;

b. Tahap komparasi: merupakan proses membandingkan hasil analisis data yang telah dideskripsikan dengan interprestasi data untuk menjawab masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari hasil deskripsi dan dibandingkan dan dibahas berdasarkan landasan teori, yang dikemukakan pada bab II;

c. Tahap Penyajian hasil penelitian: tahap ini dilakukan setelah tahap komparasi, yang kemudian dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk menjawab masalah yang telah dikemukakan peneliti.

G. Keabsahan Data

Data merupakan fakta atau bahan-bahan keterangan yang penting dalam penelitian.Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan (aktivitas), dan selebihnya, seperti dokumen (yang merupakan data tambahan).

Adapun penerapannya dalam praktek bahwa untuk mengetahui nilai kebenaran penelitian yang berkaitan dengan Inovasi Pelayanan Publik maka, hasil penelitian ini harus dapat dipercaya oleh semua pembaca dan dari responden sebagai informan secara kritis, maka paling tidak pengabsahan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Melakukan Triangulasi

Triangulasi adalah mengumpulkan data pembanding dari informan tambahan. Informan tambahan ini bisa satu sampai

lima orang (tergantung fokus penelitian). Data yang dikelompokkan di trangulasi di redaksi dan dianalisis.

34

A. Deskripsi Singkat Lokus/Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Lokus Penelitian

Kota Makassar adalah salah satu kota di Provinsi Sulawesi Selatan sekaligus Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar mempunyai 15 Kecamatan dan 143 Kelurahan. Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,79 Km2 dengan panjang garis pantai 52,8 Km yang terdiri dari garis pantai daerah pesisir sepanjang 36,1Km serta garis pantai pulau-pulau dan gunung sepanjang 16,7 Km. Kota Makassar memiliki jumlah penduduk 1,769.920 jiwa (Dinas Catatan Sipil Kota Makassar Tahun 2017). Batas-batas administratif Kota Makassar yaitu sebagai berikut:

Batas Utara : Kabupaten Pangkajene Kepulauan Batas Selatan : Kabupaten Gowa

Batas Timur : Kabupaten Maros Batas Barat : Selat Makassar

Penduduk Kota Makassar selama lima tahun terakhir rata rata 1,57 persen pertahun, yaitu dari 1.508.163 jiwa pada tahun 2013 menjadi 1.769.920 jiwa pada tahun 2010 (Discapil Kota Makassar 2013-2017). Penduduk Kota Makassar tersebar di 15 Kecamatan, pada tahun 2017 dengan jumlah penduduk 1, 769.920 jiwa.

2. Visi dan Misi

A. VISI

“Mewujudkan Kota Dunia Untuk Semua, Tata Lorong Kota Dunia”

B. MISI

1. Merekonstruksi Nasib Rakyat Menjadi Masyarakat Sejahtera Standar Dunia;

2. Merestorasi Tata Ruang Kota Nyaman Kelas Dunia;

3. Mereformasi Tata Pemerintahan Menjadi Pelayanan Publik Kelas Bebas Korupsi.

3. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Makassar

Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar dibentuk sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang diatur dengan peraturan Walikota Makassar Nomor 96 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Entitas berkedudukan di Jalan Mallengkeri Raya Kompleks Terminal Kota Makassar.

Dinas Perhubungan Kota Makassar mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah meliputi sub lalu lintas dan angkutan jalan dan sub pelayaran. Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Kota Makassar yang didukung oleh sumber daya manusia yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Sebanyak 40 orang dan Tenaga Non PNS sebanyak 420 orang dengan berbagai tingkatan pendidikan.

a. Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Makassar Dinas Perhubungan Kota Makassar memiliki tugas pokok yaitu dalam Perda Kota Makassar Nomor 96 Tahun 2016 Pasal 4 Tentang Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Makassar didalam Perda tersebut dijelaskan bahwa Dinas Perhubungan Kota Makassar mempunyai tugas pokok membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintah di bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan daerah.

Kemudian dalam rangka menjalankan tugas pokoknya, Dinas Perhubungan Mempunyai fungsi yaitu:

1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintah bidang perhubungan;

2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintah di bidang perhubungan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintah bidang perhubungan;

4. Pelaksanaan administrasi dinas urusan pemerintahan bidang perhubungan;

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait tugas dan fungsinya.

b. Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, Dinas Perhubungan Kota Makassar Terdiri dari susunan organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok dan fungsi membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintah bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepala daerah.

2. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit organisasi dilingkungan dinas.

Adapun koordinasi yang dilakukan sekretaris yaitu dengan:

a) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Tugas pokoknya ialah melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas.

b) Sub Bagian Keuangan

Tugas pokoknya ialah melakukan urusan administrasi dan akuntansi.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Tugas pokoknya ialah melakukan urusan umum penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga kehumasan, dokumentasi dan inventarisasi barang serta administrasi kepegawaian.

3. Bidang Lalu Lintas

Bidang lalu lintas mempunyai tugas melaksanakaan, menyusun bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas serta analisis dampak lingkungan.

a) Seksi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan

Tugas pokoknya ialah menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang penetapan rencana induk jaringan lalu lintas angkutan jalan lintas penyebrangan dan perkeretapian serta penyediaan perlengkapan jalan di jalan kota.

b) Seksi Analisis Lingkungan Lalu Lintas dan Sertifikasi.

Tugas pokoknya ialah melakuakan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang persetujuan hasil analisis dampak lalu lintas untuk jalan kota.

c) Seksi Monitoring Dan Pengelolahan Data Lalu Lintas Tugas pokoknya ialah menyiapkan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan monitoring dan pengelolaan data lalu lintas.

4. Bidang Moda Transportasi

Bidang Moda Transportasi mempunyai tugas menyusun bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di Bidang Moda Transportasi:

a) Seksi Transportasi Publik

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengendalian operasional penyelenggaraan transportasi publik.

b) Seksi Transportasi Individu

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengendalian operasional penyelengaraan transportasi individu.

c) Seksi Transportasi Khusus.

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengendaliaan operasional penyelenggaraan transportasi khusus.

5. Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi.

Mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dibidang sarana dan prasarana perhubungan.

a) Seksi Perencanaan dan Pembangunaan Sarana Prasarana Perhubungan.

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana perhubungan.

b) Seksi Pengoperasian Sarana dan Prasarana Perhubungan

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang pengoperasian sarana dan prasarana perhubungan.

c) Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perhubungan Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemeliharaan sarana dan prasarana perhubungan.

6. Bidang Pengembangan Keselamatan Dan Penindakan.

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan dibidang pengembangan keselamatan.

a) Seksi Pemaduan Moda Dan Teknologi Perhubungan.

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemaduan moda dan pengembangan teknologi perhubungan.

b) Seksi Promosi Dan Edukasi Keselamatan Berlalu Lintas Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang promosi dan edukasi keselamatan berlalu lintas.

c) Seksi Penindakan Pelanggaran Berlalu Lintas

Mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang audit dan inspeksi

keselamatan lalu lintas di jalan layak fungsi keselamatan sarana dan prasarana, fasilitasi manajemen dan penanganan keselamatan jalan kota.

Gambar 3

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Makassar

Sumber : Peraturan Walikota Nomor 69 Tahun 2016 KEPALA DINAS

SEKERTARIS

SUB BAG UMUM

&

KEPEGAWAIAN

BID PKP BID SARPRAS

PERHUBUNGAN BID. MODA

TRANSPORTASI I BID. LALU LINTAS

SEKSI ANALISIS LINKUNGAN LALU

LINTAS DAN SERTIFIKASI SEKSI MANAJEMEN

REKAYASA LALU LINTAS

SEKSI TRANSPORTASI

INDIVIDU SEKSI TRANSPORTASI

PUBLIK

SEKSI PENGOPRASIAN

SARPRAS PERHUBUNGAN SEKSI P P SARPRAS

PERHUBUNGAN

SEKSI PROMOSI DAN EDUKASI KESELAMATAN LALU

LINTAS SEKSI PEMADUAN

MODA DAN TEKNOLOGI PERHUBUNGAN

SEKSI PEMELIHARAN SARPRAS PERHUBUNGAN

SEKSI PENINDAKAN PELANGGARAN BERLALU LINTAS SUB BAG

PERENCANAAN

SUB BAG PERLENGKAPAN

SEKSI TRANSPORTAI

KHUSUS

SEKSI MONITORIN DAN PENGELOLAH

DATA

B. Karateristik Sumber

1. Kepala Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan Sumber data pertama dalam penelitian ini adalah Andi Candrawati S.T, M.T yang lahir di Makassar pada tanggal 23 Agustus 1970. Beliau pernah menempuh pendidikan di Universitas Muslim Indonesia Program Studi Teknik Industri sebagai Kepala Seksi Pemaduan Moda Dan Teknologi Perhubungan yang bertanggung jawab terhadap pelakasanaan ATCS di Kota Makassar.

2. Humas Dinas Perhubungan Kota Makassar

Sumber data kedua dalam penelitian ini adalah Abdul Asis, M.M yang lahir di Kota Makassar 10 Maret 1973 beliau pernah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Lasharan Jaya Makassar sebagai Humas Dinas Perhubungan Kota Makassar. Beliau berperan penting menerima pegaduaan masyarakat tentang titik-titik kemacetan sekaligus, mendokumentasikan segala bentuk kegiatan.

3. Staf Operasional

Sumber ketiga dalam penelitian ini adalah Irwan Syarif, S.T yang lahir di Enrekang 29 Juni 1985 Pernah menempuh pendidikan Di Universitas 45 Makassar beliau bertugas mengoprasikan ATCS.

4. Staf Operasional

Sumber keempat dalam penelitian ini adalah Abdul Rahim yang lahir di Makassar 30 Juli 1985 pernah menempuh pendidikan SMA Negeri 11 Makassar beliau bertugas memantau kondisi ATCS.

5. Masyarakat

Sumber kelima dalam penelitian ini adalah masyarakat pengguna jalan ada dua pengguna jalan yaitu pengguna mobil dan pengguna motor. Pertama, Alamsyah Pratama sebagai pengendara mobil. Kedua , Mutia Febrianti sebagai pengendara motor.

C. Hasil Analisis Data

Pada tahap ini akan di uraikan hasil penelitian yang menyajikan data yang telah di peroleh melalui wawancara observasi dan dokumen yang disertai dengan penjelasan-penjelasan untuk mempermudah dalam melakukan proses pembahasan hasil penelitian. Adapun uraian hasil dan pembahasan yang didasarkan pada fokus penelitian yang ditetapkan.

Dengan dimikian peneliti akan menjelaskan empat indikator yang terdapat di dalam Analisis Kinerja Dinas Perhubungan Dalam Pelaksanaan ATCS (Area Traffic Control System) Di Kota Makassar.

Yang Meliputi Input, Proses, Output dan Outcome, yang menggunakan pernyataan yang dikemukakan oleh Mahsun (2014:196)

1. Input

Input adalah merupakan segala sesuatu yang dIbutuhkan agar pelakasanaan kegiatan dapat berjalan sebagai mana mestinya sehingga dapat menghasilkan suatu keluaran yang menjadi suatu ukuran dalam meningkatakan aspek kompetensi serta sarana dan prasaran yang di gunakan dalam kinerja pelakasanaan ATCS.

a. Jumlah Pegawai

Pegawai menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan atau sebagainya). Jumlah pegawai merupakan hal yang perlu diperhatiakan dalam sebuah kinerja, dikarenakan dalam hal ini pegawai lah yang dapat menentukan akan sampai dimana hasil sebuah kinerja apakah dapat berjalan baik atau tidak. Dalam melaksanakan program ATCS (Area Traffic Control System), pegawai merupakan unsur paling penting dalam keberhasilan program instansi.

Berdasarkan hasil wawancara oleh Andi Candrawati, S.T, M.T selaku Kepala Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan pada hari Senin 1 Juli 2018 mengemukakan bahwa:

“Jumlah pegawai yang bertugas menjalankan program ATCS di seksi pemaduan moda dan teknologi perhubungan berjumlah 12 orang mereka di bagi berdasarkan tugas mereka masing-masing”.

Andi Candrawati, S.T, M.T melanjutkan pernyataannya bahwa:

“Dari jumlah pegawai yang menjalankan program ATCS masih terkendala dari segi kemampuan pegawai di karenakan kebanyakan dari mereka perlu dilakukan pelatihan-pelatihan terkait pelaksanaan ATCS yang sebagaimana digunakan untuk mengawasi tingkat kemacetan yang ada di Kota Makassar”.

Dalam wawancara tersebut maka dapat lihat bahwa dalam pelaksanaan ATCS masih banyak kendala-kendala yang harus dibenahi oleh pihak pelaksana ATCS dalam hal ini perlu dilakukan suatu pelatihan-pelatihan setiap pegawai yang diberi tanggung jawab tentang bagaimana menjalakan sistem ATCS sebagaimana tugas dan fungsinya. Hal ini sangat disayangkan apabila ATCS tidak berjalan baik karena merupakan sistem yang digunakan dalam mengawasi segala bentuk kejadian arus kendaraan yang ada di Kota Makassar.

Untuk mengetahui lebih jelas jumlah pegawai yang melaksanakan program ATCS di Dinas Perhubungan Kota Makassar maka peneliti mengambil data dari hasil telaah dokumen dengan melihat daftar hadir yang yang ada pada setiap satuan tugas masing-masing.

Tabel 1

Daftar Pegawai Yang Bertugas Dalam Pelaksanaan ATCS

No. NAMA JABATAN

1 A.Candrawati.ST.MT Kepala Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan 2 Verosica,ST, MT Staf Pemeliharaan

3 Nur Baya ST. MT Staf Pelaporan dan Pengecekan 4 Asis Sila, MM Bagian Humas

5 Irwan Syarif ST Staf Oprasional Dalam 6 Arifin, S.Sos Staf Oprasional Lapangan 7 Abd Rahim Staf Oprasional Lapangan 8 Agus Fadillah Staf Oprasional Dalam

S u

mber : Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Dari tabel diatas bahwa jumlah pegawai dalam pelakasanaan ATCS adalah berjumlah 12 orang dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing tapi diantara seluruh pegawai yang bertugas kebanyakan dari mereka masih berstatus tenaga kontrak. Jumlah Pegawai Negeri Sipil hanyalah 4 orang dan tenaga kontrak berjumlah 8 orang.

b. Jumlah Infrastruktur

Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dIbutuhakan oleh agen-agen publik untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah dalam menyediakan pelayanan-pelayanan khusus bidang pegawasan transportasi yang berbentuk ATCS dan juga untuk memfasilitasi tujuan- tujuan sosial dan ekonomi. Jadi, infrakstruktur merupakan sistem yang dIbutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan dasar manusia.

Secara teknis infrastruktur memiliki arti dan definisi sendiri yaitui merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Dan dalam pelakasanaan ATCS di Dinas Perhubungan Kota Makassar terdapat fasilitas-fasilitas pendukung dalam menjalakan program-program. Adapun fasilitas-fasilitas

9 Rahma wati Staf Oprasional Dalam 10 Nurfadilla Staf Oprasional Lapangan 11 Anissa Staf Oprasional Kebersihan 12 Rifka Sari Staf Oprasional Kebersihan

tersebut terdiri dari layar monitor ATCS, video recorder digital, kamera CCTV,adapterdanpower supply, kabel power.

Berdasarkan hasil wawancara yang dikemukakan oleh Irwan Syarif selaku Staf Operasional pada hari Senin, 1 juli 2018 mengemukakan bahwa:

“Infrastruktur merupakan hal yang terpenting dalam menjalankan program ATCS. Pada saat ini jumlah infrastruktur tersebut masih kurang memadahi dikarenakan masih banyak yang perlu di tambahkan khususnya layar monitor kamera CCTV jaringan internet dan lain-lain sebagainya dikarenakan merupakan unsur-unsur terpenting dalam menjalankan program ATCS”

Hal serupa yang di ungkapkan oleh Ibu Andi Candrawati, S.T, M.T selaku Kepala Seksi Pemaduan Moda dan Teknologi Perhubungan pada Selasa, 2 Juli 2018 mengemukakan bahwa:

“Sebenarnya jumlah infrakstruktur dalam pelaksanaan ATCS ini masih banyak yang harus ditambahkan dikarenakan ATCS yang digunakan saat ini dalam melakukan pengawasan disetiap persimpangan jalan yang ada di Kota Makassar belum merata disetiap persimpangan”

Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa secara jumlah infrastruktur masih tergolong kurang memadai atau harus dilakukan penambahan dalam pelaksanaan ATCS di Dinas Perhubungan Kota Makassar.

Namun dilihat dari jumlah infrakstruktur yang ada Dinas Perhubungan Kota Makassar menunjukan bahwa pelaksanaan ATCS haruslah mempunyai infrakstruktur yang memadai karena merupakan faktor dimana dalam kinerja pelaksanaan ATCS dapat berjalan sepenuhnya.

Dalam mendukung dan menunjang aktivitas pemerintah dalam penyelengaraan kinerja pelaksanaan ATCS di Dinas Perhubungan Kota Makassar diperlukan infrakstruktur yang memadai sehingga dapat berjalan sebagai mana tugas dan fungsinya dalam mengawasi segalah bentuk kejadiaan yang terjadi di wilayah tertib lalu lintas Kota Makassar.

Tabel 2

Jumlah Infrakstruktur ATCS di Dinas Perhubungan

No. Alat Jumlah

1. Ruang Kontrol CC Room 1

2. Layar Monitor 4

3. Komputer 6

4. CCTV 31

5. Node Controller 7

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Berdasarkan tabel diatas faktor jumlah infrakstruktur yang kurang mengakibatkan kinerja pelaksanaan ATCS di Dinas Perhubungan Kota Makassar dalam mengawasi arus lalu lintas disetiap persimpangan belum merata dengan diharapkan kurang jumlah infrakstruktur yang ada perlu segera dilakukan penambahan agar dapat berjalan sebagai mana tugas Dinas Perhubungan dalam melakukan pengawasan dapat bekerja dengan efektif.

Gambar 4

Kondisi Infrakstruktur di Dinas Perhubungan Kota Makassar

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Dari observasi yang dilakukan di Kantor Dinas Perhubungan Kota Makassar memberikan gambaran ruang pusat operasional untuk memonitor, mengkontrol dan melakukan pengawasan disetiap persimpangan jalan yang telah dipasangi kamera CCTV.

Gambar 5 Monitor Video ATCS

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Gambar diatas adalah monitor yang digunakan untuk menampilkan video yang terkoneksi dalam jaringan LAN (Local Area Network).

Gambar 6

Local Controller CCTV

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Gambar diatas merupakan Local Controller berfungsi mengontrol CCTV dan waktu skema sinyal dan waktu siklus suatu persimpangan sehingga gambar dapat berpindah-pindah berdasarkan keinginan.

Gambar 7 Komputer CCTV

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Gambar Komputer CCTV perangkat ini berizikan aplikasi- aplikasi CCTV yang berfungsi untuk memantau mengontrol memindai gambar dan fungsi public announcer pada suatu lokasi yang terpasang kamera yang terkoneksi di dalam jaringan lokal (Local Area Network).

Gambar 8 Kamera CCTV

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Gambar Kamera CCTV merupakan kamera canggih yang sudah mempunyai fitur dan kualitas yang baik dan Zoom yang digunakan untuk memantau kondisi jalan dan merekam seluruh kejadian di persimpangan dari ruang operasional ATCS.

Gambar 9 Node Controller

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Makassar Juli 2018

Gambar Node Controller adalah perangkat kendali APILL yang dirancang dengan konsep modular yang berarti sudah diorasikan, guna untuk memenuhi kebutuhan untuk pengaturan lalu lintas dipersimpangan dariNode Controller data yang dapat didapat dapat berupa gambar atau video dari setiap persimpangan dan akan dikumpulkan ke komputer service yang berada dipusat operasional ATCS.

Berdasarkan hasil observasi maka dari pemberi informasi tersebut ada enam alat-alat yang penting digunakan dalam

melakukan pengawasan dan monitoring beserta penjelasan tugas dan fungsinya.

2. Proses

Proses adalah merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait satu sama lain atau bersama sama untuk mencapai hasil jika dapat ditempuh secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan sehingga mengubah masukan menjadi keluaran.

a. Prosedur Pelaksanaan

Prosedur pelaksanaan adalah langkah-langkah yang harus dijalankan dalam melakukan kegiatan dan juga merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pelayanan.

Menurut Bapak Asis Sila, M.M selaku Humas Dinas Perhubungan Kota Makassar dalam wawancara pada Kamis, 5 Juli 2018 mengatakan bahwa:

“Dalam Pelaksanaan ATCS di Kota Makassar saat ini hanya terdiri atas pengawasan dan monitoring terhadap simpang-simpang yang telah dipasang kamera pengawasan ATCS sehingga dalam pengawasan dilakukan dengan mengamati volume lalu lintas. Antrian dan kejadian kecelakaan di masing- masing simpang dan hasil dari pengawasan itu apabila terjadi sebuah penumpukan kendaraan akan dilakukan koordinasi terhadap petugas lapangan dan akan langsung dilakukan penindakan di lapangan yang mengalami penumpukan”.

Hal serupa diungkapkan oleh Abdul Rahim selaku Staf Operasional pada tanggal 12 Juli 2018, sebagai berikut ini:

Dokumen terkait