• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

Dalam dokumen MANAJEMEN KEHUMASAN INKLUSIF PESANTREN (Halaman 184-190)

ماظنلاب لطابلا هبلغي ماظن لاب قلحا

F. Teknik Pengumpulan Data

Tabel 3.5 Sumber data situs 2

No. Nama Jabatan

1. KH. Masykur Abdul Mu‟id LML Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Arqom, Balung, Jember.

2. Drs. Mukhlis Wahidi Wakil Direktur MMaI 3. H. Muhammad Imaduddin, M.H.I Koordinator Bidang

Hubungan Masyarakat/

Informasi dan

Dokumentasi

4. Muhammad Chatur Ramdhani Praktisi humas bidang dokumentasi dan fotografy & protokol

5. Achmad Aminullah Praktisi humas

administrasi dan tata usaha

6. Alfandi Ahmad Praktisi humas

perlengkapan dan alumni

7. Musthofa Kemal Wali santri

8. Zaini Afifi Masyarakat

konfirmasi data seputar perilaku dan tindakan kiai atau pondok pesantren tentang sentimen kehumasan inklusif. Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi non partisipan. Maksudnya peneliti tidak terlibat langsung dalam proses kegiatan di lapangan akan tetapi hanya sebatas melakukan pengamatan dan mempelajari dalam rangka mengamati, memahami, mencari jawaban, dan mencari bukti tentang aktivitas manajemen kehumasan inklusif pondok pesantren.

Menurut Guba dan Lincoln, observasi dilakukan dengan alasan: a) pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung, b) Teknik pengamatan tidak memungkinkan peneliti dapat melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian bagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. c) Pengamatan dapat digunakan untuk mengecek keabsahan data. d) Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi situasi yang rumit. e) dalam kasus-kasus tertentu dimana penggunaan teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, maka pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat119.

Pengamatan di pondok pesantren Miftahul Ulum Kalisat Jember dan Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung Jember, peneliti berusaha mengikuti jadwal yang telah ditentukan atau sesuai kesepakatan dari pimpinan dan pengasuh maupun koordinator kehumasan ditiap pondok pesantren. Peneliti dalam hal ini selalu proaktif dengan informan. Yang dilakukan peneliti terbatas pada pengamatan yang relevan dengan fokus

119 Licoln, naturalistic Inquiri (New Delhi: Sage Publications, Inc, 1995), 124

penelitian. Adapun hal pokok yang diamati dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6 Situasi yang diamati No. Situasi Yang Diamati

1. Kondisi lingkungan pondok 2. Tata kelola pondok

3. Pola perawatan peralatan humas 4. Media sosial milik pondok 5. Kondisi santri

6. Kondisi asatidz 7. Kondisi masyarakat 2. Wawancara

Teknik penting dalam penggalian data adalah wawancara. Data utama dikumpulkan melalui wawancara survei atau survey interview karena lebih relevan untuk menggali kehumasan. Dalam penelitian ini model wawancara yang relevan digunakan adalah indept interview. Cara ini diarahkan untuk memperoleh gambaran konsep manajemen kehumasan yang diterapkan sekaligus tentang Bagaimana sistem komunikasi kehumasan.

Untuk memperoleh fokus, wawancara dilangsungkan berdasarkan instrumen pengumpulan data dengan pola semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah wawancara dengan pelaksanaan yang lebih fleksibel dalam menggali data terkait fokus kajian. Selain menggunakan wawancara semi terstruktur peneliti juga menggunakan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti hanya menggunakan garis-garis besar pertanyaan sebagai pedoman dalam wawancara dan peneliti bebas mengembangkan pertanyaan manakala masih diperlukan. Wawancara semi terstruktur digunakan untuk mendapatkan data dari pengasuh yaitu Kiai Ahmad Rasyidi Baihaqi Pimpinan dan pengasuh pondok pesantren Miftahul Ulum Kalisat Jember dan Kiai Haji Maskur Abdul Mu‟id LML pengasuh dan pimpinan Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung Jember. Adapun wawancara tidak terstruktur digunakan untuk mendapatkan data dari praktisi kehumasan, wali santri dan masyarakat.

Adapun data yang diperoleh melalui wawancara adalah semua data yang berkaitan dengan manajemen kehumasan pondok pesantren. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Data yang diperoleh melalui wawancara secara Intens dan mendalam kepada para informan kunci. Dan para informan pendukung adalah semua data yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kehumasan pondok pesantren.

Proses wawancara diawali dengan membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan informan penelitian mengenai waktu untuk dapat melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan menyampaikan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam pedoman wawancara.

Peneliti juga menambahkan beberapa pertanyaan diluar pertanyaan yang terdapat di pedoman wawancara untuk semakin memperdalam penelitian.

Informasi dari wawancara dengan informan direkam oleh peneliti

menggunakan alat perekam suara pada ponsel, disamping itu peneliti juga melakukan pencatatan hal-hal penting yang disampaikan oleh informan dalam wawancara. Wawancara pada setiap subjek penelitian berbeda-beda, ada yang satu kali wawancara dan ada yang lebih dari satu kali wawancara tergantung kejelasan informasi yang diberikan dan data yang dibutuhkan peneliti.

Penggunaan teknik ini tetap memperhatikan enam hal, yaitu:

a. Pewawancara (interviewer) harus terus memelihara hubungan psikologis dengan responden, sehingga kesiapan responden untuk bekerjasama dengannya menjawab pertanyaan secara jujur, dapat tetap terjaga dan terpelihara.

b. Mewaspadai agar responden tidak bereaksi secara positif atau negatif, karena reaksi demikian akan mengurangi kemurnian jawaban.

c. Menjaga situasi wawancara agar tetap berlangsung secara jujur dan objektif. Karena itu pewawancara harus memperhatikan cara berpakaian dan berbahasanya, keduanya sangat mempengaruhi situasi tersebut.

d. Menggunakan “probe question”, (pertanyaan mendalami) untuk pertanyaan yang jawabannya tidak mengenai sasaran yang diinginkan oleh pewawancara.

e. Memperhatikan penuh jawaban responden, sehingga responden merasa dihargai, dan pewawancara mengetahui kalau terjadi pengalihan pembicaraan oleh responden.

f. Pewawancara hendak bertindak sebagai seorang yang ingin tahu, seorang yang ingin belajar, dan tidak bertindak sebagai menggurui.

Fokus penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.7 Data wawancara

No Fokus Uraian

1 Bagaimana perencanaan (plan) kehumasan dalam membangun citra Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Kalisat dan Pondok Pesantren Baitul Arqom, Balung, Jember?

a. Perencanaan Manajemen Humas

b. Aktor yang terlibat Perencanaan Manajemen Humas

c. Substansi Perencanaan Manajemen Humas

 Identifikasi keadaan, kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)

 Communication Ability

 Organizing ability

 Ability to get on with people

2. Bagaimana pelaksanaan (do) manajemen kehumasan dalam

membangun citra di Pesantren Miftahul Ulum, Kalisat dan Pondok Pesantren Baitul Arqom, Balung?

a. Pembentukan tim teknis manajemen humas

b. Persiapan dan pelaksanaan humas

c. Pelaksanaan Substansi Manajemen Humas

 Communication Ability

 Organizing ability

 Ability to get on with people

3. Bagaimana pengecekan dan tindak lanjut (check &act) kehumasan dalam membangun citra Pesantren Miftahul Ulum, Kalisat dan Pondok Pesantren Baitul Arqom, Balung?

a. Communication Ability b. Organizing ability

c. Ability to get on with people

Indikator dari fokus penelitian tersebut kemudian oleh peneliti dijabarkan menjadi sebuah pertanyaan dengan metode wawancara semi

terstruktur dan tidak terstruktur kepada sumber-sumber yang telah peneliti tetap kan sebelumnya.

3. Dokumentasi

Untuk lebih memperkaya data observasi dan wawancara, data juga digali melalui metode dokumentasi. Metode ini digunakan terutama untuk menghubungkan pemikiran informan dengan Hasanah teoritis menyangkut manajemen kehumasan inklusif pondok pesantren. Hal ini dimaksudkan sebagai proses konfirmatif dan klarifikatif untuk memudahkan penentuan tawaran konsep manajemen kehumasan. Dalam penelitian ini peneliti akan mempertimbangkan ragam dokumentasi dari berbagai sumber pondok pesantren Miftahul Ulum Kalisat Jember dan Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung Jember

Tabel 3.8 Jenis dokumen No. Jenis Dokumen

1. Profil Pondok Pesantren 2. Visi dan misi pondok pesantren 3. Struktur organisasi pondok pesantren 4. Program Kepesantrenan

5. Sarana dan prasarana 6. Agenda

Dokumen penelitian digunakan untuk acuan selain bahan atau rekaman yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu seperti surat-surat, catatan, naskah pidato, buku pedoman pendidikan.

Dalam dokumen MANAJEMEN KEHUMASAN INKLUSIF PESANTREN (Halaman 184-190)