• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.35

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-

34 Esti Ismayanti, Metode Penelitian Bahasa Dan Sastra (Cet.IV: Jogjakarta, Penerbit ombak, 2012). h.56

35 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal 207-208.

31

minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel sukuk yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya36. Dalam uji normalitas peneliti menggunakan sig dibagian Shapiro-Wilk karena data yang di uji kurang lebih kecil dari 50. Jika data lebih besar 50 maka menggunakan sig dibagian Kolmogorov-Smirnova. Kriteria pengujinya sebagai berikut37 :

1) Angka signifikansi uji Shapiro Wilk/Kolmogorov-Smirnova sig > 0,05 maka menunjukan data berdistribusi normal.

36 Imam Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. h. 163

37 Haryadi Sarjono dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat. h. 64.

2) Angka signifikansi uji Shapiro-Wilk/Kolmogorov-Smirnova sig < 0,05 maka menunjukan data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji tentang ada tidaknya korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) pada persamaan regresi linier. Jika terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi. Problem autokorelasi mungkin terjadi pada time series data. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas autokorelasi.38 Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Waston dengan ketentuan mengatakan tidak terjadi autokorelasi jika -2 ≤ DW ≤ 2.39

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan menggunakan grafik scatteplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.40 Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika

38 Tomy Wijaya, Cepat Menguasai SPSS 19 untuk Olah dan Interpretasi, (Yogyakarta:

Cahaya Atma, 2011), h. 123

39 Jonathan Sarwono, 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013), h. 52

40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h. 139

33

tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.41

3. Pengujian Hipotesis a. Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dependen dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :42

1) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima 2) Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak b. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (Coefficient of Determination) R2 merupakan ukuran yang mengatakan seberapa baik garis regresi sempel yang cocok atau sesuai dengan datanya.43 Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap

41 Danang Sunyoto, Uji KHI Kuadrat dan Regresi untuk Peneliitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 101

42 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), h. 229

43 Muhammad Firdaus, Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 48

jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, maka peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik.44 Koefisien determinasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham syariah.

44 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19, (Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.169

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Jakarta Islami Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang bekerja sama dengan Danareksa Investment Management (DIM) untuk merespon kebutuhan informasi yang berkaitan dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 Januari 1995 sebagai base date (dengan nilai 100). JII melakukan penyaringan (filter) terhadap harga saham listing. Rujukan dalam penyaringan adalah fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Berdasarkan fatwa inilah BEJ memilih emiten unit usahanya sesuai dengan syariah.45

Jakarta Islamic Index merupakan salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam pengembangan investasi dalam ekuitas syariah dapat dilakukan melalui indeks pada perusahaan. Setiap periodenya, saham yang sudah difilter dan akan masuk dalam daftar JII berjumlah 30 saham yang memenuhi kriteria syariah dalam pengkajian ulang JII yang dilakukan setiap 6 bulan bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya yang kemudian diumumkan pada publik setiap bulan Januari dan Juni dengan menyertakan keterangan mengenai

45Khaerul Umam, Pengaruh Perubahan Komposisi Jakarta Islamic Index Terhadap Return Saham, Jurnal eL-Qudwah - Volume 1 Nomor 5, edisi April 2011, h. 2.

saham yang baru masuk dalam JII dan yang telah ada di JII pada periode sebelumnya.

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariat Islam adalah:

a. Usaha dan permainan yang mengandung unsur judi atau dilarang syariah.

b. Menggelar jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli risiko yang mengandung gharar dan maysir.

c. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan menyediakan barang dan jasa yang haram karena zatnya (haram lidzatihi) maupun yang haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang ditetapkan DSN-MUI, dan barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah : a. Tidak melakukan usaha sebagaimana yang diuraikan di atas.

b. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.

c. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut :

1) Total hutang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%).

2) Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.

37

Untuk mendapatkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut :

a. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam – LK.

b. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun.

c. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas bernilai transaksi di pasar regular selama 1 tahun terakhir.46

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII), antara lain:

a. PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI)

PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) merupakan perusahaan yang terbentuk atas penggabungan (merger) dari beberapa perusahaan yang mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Berawal dari perkebunan ubi kayu, kemudian mengembangkan tanaman karet, hingga pada tahun 1984, dimulailah budidaya tanaman kelapa sawit di Provinsi Riau dan di tahun 1988, Perseroan resmi menjadi industri yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit serta terus berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dengan memiliki manajemen yang baik. Sampai dengan tahun 2021, luas area yang dikelola Perseroan mencapai 286.727 hektar yang tersebar di pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Sejak awal berdirinya menjadi perusahaan pengelola perkebunan kelapa sawit, Perseroan telah membangun kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kemitraan inti-plasma dan kegiatan peningkatan ekonomi masyarakat (Income Generating

46 Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2010, h. 12.

Activity/IGA) baik melalui budidaya tanaman kelapa sawit maupun non kelapa sawit.

Kerjasama tersebut memastikan bahwa kehadiran perkebunan kelapa sawit yang dikelola Perseroan juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar.

Eratnya hubungan perusahaan dengan masyarakat, tentunya Perseroan berupaya mewujudkan misinya dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan melalui kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) yang mengacu pada 4 pilar, yaitu kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan, sehingga diharapkan mampu berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan bangsa.

Seiring dengan pertumbuhan usaha Perseroan, pada tahun 1997 Perseroan menjadi perusahaan publik, melakukan Penawaran Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (saat itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Saat ini kepemilikan saham publik Perseroan mencapai 20,32% dari total 1,925 miliar saham yang beredar. Kepercayaan investor yang tinggi terhadap Perseroan dicerminkan dengan posisi harga saham yang kuat. Pada perdagangan yang berakhir tanggal 31 Desember 2021, harga saham Perseroan dengan kode perdagangan “AALI ditutup pada posisi Rp 9.500,-.

Untuk memeperluas cakupan bidang usaha, Perseroan juga mengembangkan industri hilir. Perseroan telah mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, dan Dumai, Provinsi Riau. Produk minyak sawit olahan dalam bentuk Olein, Stearin, dan PFAD ini dibuat untuk memenuhi permintaan pasar ekspor antara lain dari Tiongkok, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Perseroan juga telah mengoperasikan pabrik pencapuran pupuk NPK di Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah sejak tahun 2016 dan di Bumiharjo, Provinsi Kalimantan Tengah sejak tahun 2017.

39

Adapun upaya Perseroan dalam mengembangkan usaha ke industri hilir sebagai pengolah kelapa sawit melalui anak perusahaan, yakni PT Tanjung Sarana Lestari pada tahun 2014 yang berlokasi di Provinsi Sulawesi Barat. Sebagai bagian anak perusahaan juga, PT Tanjung Bina Lestari pada tahun 2017 yang berlokasi di Sulawesi Barat untuk mengolah PKO (minyak inti sawit). Tak hanya dalam negeri, Perseroan memiliki kantor pemasaran di Singapura dengan nama Astra-KLK Pte. Ltd yang merupakan ventura bersama antara Perseroan dengan Kuala Lumpur Kepong Plantation Holdings Sdn, Bhd (KLK Pte Ltd).

Menghadapi tantangan dimasa mendatang, Perseroan memfokuskan strategi usaha pada upaya peningkatan produktivitas, meningkatkan efisiensi di semua lini, serta diversifikasi usaha pada sektor-sektor prospektif yang terhubung dengan usaha inti dibidang perkebunan kelapa sawit.

b. PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk (ICBP)

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 2 September 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada 1 Oktober 2009.ICBP Merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan divisi Penyedap Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), pemegang saham pengendali.Kantor pusat Perumahan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.Sudirman, kav.76- 78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik perusahaan dan entitas anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah INDF, dimana INDF memiliki 80,53%

saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP, sedangkan induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited (FP), Hongkong berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP terdiri dari produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biscuit, makanan ringan, nutrisi dan

makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi, pergudangan, dan pendingin, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan. Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, antara lain : untuk produksi mi instan (Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak, Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan Milkkuat), penyedap makan (Bumbu Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan ringan (Chitatao, Chiki, Jetz, Qtela, Cheetos, dan Lays), nutrisi dan makanan khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita).

c. PT XL Axiata, Tbk (EXCL)

PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau disingkat XL adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia.

XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. Kantor pusat PT XL Axiata Tbk terletak di Menara Prima, Jl. Dr.

Ide Anak Agung Gde Agung, Megakuningan Jakarta Selatan 12950 dan memiliki 5 kantor cabang atau region (West, East, Central, North dan Jabo).

PT XL Axiata Tbk. (“XL” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Enam tahun kemudian, Perseroan mengambil suatu langkah penting seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group – pemegang saham PT Grahametropolitan Lestari – dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui).

Nama Perseroan kemudian berubah menjadi PT Excelcomindo Pratama Tbk dengan

41

bisnis utama di bidang penyediaan layanan teleponi dasar. Pada tahun 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan jasa teleponi dasar bergerak seluler. Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk Perseroan. Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya, XL menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh TM International Berhad melalui Indocel Holding Sdn Bhd (83,8 %) dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd (16,0%). XL pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat. Layanan XL mencakup antara lain percakapan, data dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Untuk mendukung layanan tersebut, XL beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 42 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-2000/3G. XL juga telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Services Protocol/ ISP), Ijin Penyelenggaraan Jasa Internet Telepon untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Ijin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet (“NAP”).

XL telah berhasil mengembangkan dan memperkuat jaringan serat optic dibeberapa kota besar di Indonesia. Secara nasional, kami telah membangun jaringan infrastruktur transmisi yang terdiri dari jaringan serat optik di semua kota besar di Jawa, dan jaringan transmisi gelombang mikro di luar Jawa yang didukung oleh jaringan VSAT. Sampai 31 Desember 2008, kami telah memasang sekitar 11.600

kilometer kabel darat dan bawah laut. Jaringan serat optik darat XL sudah dipasang sepanjang lebih kurang 9.200 kilometer, termasuk jaringan transmisi pendukung yang membentang sepanjang jalur kereta api utara dari Banten ke Surabaya di Jawa Timur, juga enam jaringan pendukung (ring) serat optik yang terhubung dengan jaringan transmisi utama (backbone).

Konfigurasi ini bertujuan untuk meningkatkan redundansi jaringan dan mengakses trafik telekomunikasi dari kotakota di tengah dan selatan Jawa. Selain itu, terdapat dua jaringan pendukung di Lingkar Luar Jakarta untuk melayani area Jakarta. Di wilayah Sumatera, XL telah membangun dan mengoperasikan kabel darat yang menghubungkan Medan, Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung. Untuk kabel bawah laut, sampai 31 Desember 2008 XL telah memasang dan mengoperasikan lebih kurang 2.400 kilometer kabel berkapasitas besar. Di Indonesia sendiri, XL telah memasang jaringan bawah laut antara Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. Saat ini, pembangunan jaringan yang menghubungkan Kalianda (Lampung) ke Anyer, dan Jawa ke Kalimantan sedang berjalan. Dengan selesainya pembangunan ini, Sumatera dan Jawa akan terhubung dalam konfigurasi cincin, dan antara Jawa dan Kalimantan akan memiliki koneksi langsung. Didukung dengan jaringan transmisi serat optik dan jaringan transmisi gelombang berkapasitas tinggi, kami dapat menyediakan layanan berkualitas untuk pelanggan kami dengan ketergantungan minimal terhadap jaringan yang dioperasikan operator lain. Sistem komunikasi berbasis VSAT (Very Small Aperture Terminal) digunakan untuk mendukung perluasan di daerah berpopulasi rendah. Teknologi ini juga memungkinkan penetrasi jaringan selular ke daerahdaerah di seluruh Indonesia yang belum memiliki jaringan utama. Pada awal tahun 2010 ini, PT Excelcomindo Pratama Tbk berubah nama menjadi PT XL Axiata Tbk.

43

2. Data dan Deskripsi Hasil Penelitian a. Deviden

Deviden merupakan besarnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham pada akhir tahun yang juga akan mencerminkan laba yang akan ditanamkan pada laba ditahan akhir tahun. Deviden ditentukan berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.

Pembayaran deviden dapat diukur dengan Devidend Payout Ratio (DPR).

DPR merupakan rasio yang membandingkan antara deviden per share (DPS) dengan earning per share (EPS) yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Dibawah ini merupakan tabel Deviden Per Share (DPS) pada tahun 2019-2021 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rata-Rata Deviden per Share (DPS) pada tahun 2019-2021

Nama Perusahaan Kode

Perusahaan

2019 (%)

2020 (%)

2021 (%)

Rata- Rata

PT Astra Agro Lestari, Tbk AALI 49 195 461 235

PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk ICBP 215 215 215 215

PT XL Axiata, Tbk EXCL 20 31,7 51 34,2

Rata-Rata 94,6 147,2 242,3

Sumber Data: Data primer diolah peneliti (2022)

Berdasarkan tabel diatas menujukkan bahwa:

1. Nilai DPS pada PT Astra Agro Lestari, Tbk mengalami peningkatan, pada tahun 2019 nilai DPS sebesar 49, pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 195, dan pada tahun 2021 kembali mengalami kenaikan sebesar 461.

2. Nilai DPS pada PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk stabil, pada tahun 2019 – 2021 nilai DPS masing-masing sebesar 215.

3. Nilai DPS pada PT XL Axiata, Tbk mengalami peningkatan, pada tahun 2019 nilai DPS sebesar 20, pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 31,7, dan pada tahun 2021 kembali mengalami kenaikan sebesar 51.

Rata-rata per tahun Deviden Per Share (DPS) mulai dari 2019 -2021 mengalami peningkatan. Bisa dilihat bahwa pada tahun 2019-2021 rata-rata perusahaan yang ada di JII mengalami kenaikan masing-masing sebesar 94,6, 147,2 dan 242,3. Untuk menghitung nilai Deviden Payout Ratio (DPR) peneliti juga harus mencari nilai Earning Per Share (EPS) pada suatu perusahaan. Untuk melihat nilai rata-rata EPS tahun 2019-2021 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Rata-Rata Earning per Share (EPS) pada tahun 2019-2021

Nama Perusahaan Kode

Perusahaan

2019 (%)

2020 (%)

2021 (%)

Rata- Rata PT Astra Agro Lestari, Tbk AALI 109,69 432,84 1.024,25 522,26 PT Indofood CBP Sukses Makmur,

Tbk

ICBP 432 565 548 515

PT XL Axiata, Tbk EXCL 67 35 121 74,3

Rata-Rata 202,89 344,28 564,41

Sumber Data: Data primer diolah peneliti (2022)

Berdasarkan tabel diatas menujukkan bahwa:

1. Nilai EPS pada PT Astra Agro Lestari, Tbk mengalami peningkatan, pada tahun 2019 nilai EPS sebesar 109,69, pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 432,84, dan pada tahun 2021 kembali mengalami kenaikan sebesar 1.024,25.

45

2. Nilai EPS pada PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk mengalami fluktuasi, pada tahun 2019 nilai EPS sebesar 432, pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 565, dan pada tahun 2021 nilai EPS mengalami penurunan sebesar 548.

3. Nilai EPS pada PT XL Axiata, Tbk mengalami fluktuasi, pada tahun 2019 nilai EPS sebesar 67, pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 35, dan pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 121.

Rata-rata per tahun Earning Per Share (EPS) mulai dari 2019 -2021 mengalami peningkatan. Bisa dilihat bahwa pada tahun 2019-2021 rata-rata perusahaan yang ada di JII mengalami kenaikan masing-masing sebesar 202,89, 344,28 dan 564,41. Setelah mengetahui nilai DPS dan EPS, maka peneliti mendapatkan nilai DPR sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Deviden Payout Ratio (DPR) pada tahun 2019-2021

Kode Perusahaan Tahun DPS EPS DPR (%)

AALI 2019 49 109,69 44,67

2020 195 432,84 45,05

2021 461 1.024,25 45,00

ICBP 2019 215 432 49,76

2020 215 565 38,05

2021 215 548 39,23

EXCL 2019 20 67 29,85

2020 31,7 35 90,57

2021 51 121 42,14

Sumber Data: Data primer diolah peneliti (2022)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menujukkan bahwa:

Dokumen terkait