2. Data Sekunder
3.4 Teknik Pengumpulan Data .1 Observasi
Muhammad dan Djaali (2005:31) mengungkapkan bahwa observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tehadap fenomena-fenomena yang dijadikan obyek pengamatan. Observasi sebagai metode pengumpulan data yang banyak digunakan untuk mengamati tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati.
Dalam ilmu sosial humaniora observasi yang sering dilakukukan adalah observasi berpartisipasi atau observasi pertisipan. Sesuai dengan praktik di lapangan, partisipasi dibedakan ke dalam berbagai masalah dan tujuan, sehingga menimbulkan berbagai klasifikasi. Pembagian yang paling umum adalah perbedaan antara: a) observasi atau pengamatan bebas (tidak berperan serta), dan b) pengamatan terlibat (berperan serta).
Dalam pengamatan pertama, peneliti berfungsi semata-mata sebagai pengamat, sebaliknya, dalam pengamatan kedua, seperti di atas, disamping sebagai pengamat peneliti juga berfungsi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Dikaitkan dengan latar penelitian, pengamatan juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) pengamatan latar buatan (berstruktur) dan b) pengamatan latar alamiah (tidak berstruktur). Pengamatan pertama, dilakukan
dengan menempatkan objek dalam lokasi tertentu, pada umumnya dilakukan untuk keperluan eksperimen tertentu dalam metode kuantitatif. Sebaliknya, teknik yang kedua dilakukan dalam lokasi yang sesungguhnya dalam metode kualitatif (Ratna, 2010: 219).
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini menggunakan metode observasi bebas (tidak berperan serta) karena peneliti benar-benar hanya sebagai pengamat dan tidak terlibat dalam aktifitas-aktivitas yang diamati. Artinya peneliti tidak terlibat dalam proses pendidikan pada keluarga yang di teliti.
Sementara dalam latar penelitian, penelitian ini menggunakan latar alamiah (tidak berstruktur) karena peneliti mengamati keadaan lokasi yang sesungguhnya dalam lokasi alamiah lapangan. Hal yang diamati adalah kehidupan keluarga setelah berjalanya pernikahan.
3.4.2 Wawancara
Adi (2004:72) menjelaskan bahwa wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden). Penjelasan Adi menegaskan bahwa hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam proses wawancara adalah komunikasi. Komunikasi merupakan unsur pokok yang terpenting dalam proses wawancara. Tanpa
adanya komunikasi yang baik hasil dari wawancara tidak akan maksimal.
Sementara itu, Danim (2000:193) menjelaskan bahwa wawancara adalah salah satu teknik yang dipakai dalam rangka pengumpulan data penelitian. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan jadwal terstruktur, terfokus atau bebas. Jadwal terstruktur adalah wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara yang spesifik, ada strukturnya.
Wawancara terfokus dilakukan untuk tujuan memperoleh data atau opini dari responden yang bersifat sangat khusus, pribadi atau rahasia. Wawancara bebas atau tidak berstruktur dilakukan oleh peneliti dengan tidak menggunakan panduan khusus.
Berdasarkan pemahaman di atas dapat simpulkan wawancara terhadap responden perlu adanya pedoman yang spesifik dan terstruktur. Adanya pedoman yang digunakan akan mempermudah proses wawancara dan data yang mendalam.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara bebas atau tidak terstruktur. Teknik wawancara ini digunakan dengan terlebih dahulu menentukan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Teknik ini digunakan agar memperoleh informasi yang mendalam dari informan.
Setelah menentukan tekhnik wawancara, hal yang paling penting barkaitan dengan ini adalah penentuan informan. Secara
umum dalam penelitian kualitatif ada tiga cara mendapatkan informan, yaitu prosedur purposive sampling, prosedur kuota, dan prosedur snowball ( Bungin, 2012:107). Metode penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan prosedur purposive sampling, untuk menentukan informan dengan elemen-elemen sebagai responden yang dituju. Focus informan dalam penelitian ini tidak hanya keluarga inti, anggota keluarga yang lain atau kerabat juga termasuk dalamnya.
Spradley (dalam Sugiyono, 2012:221) menyebutkan bahwa sumber data atau informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut. Pertama, mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya. Kedua, mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. Ketiga, mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. Keempat, mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri.
Kelima, mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber. Penelitian ini menggunakan kriteria informan sesuai dengan teori di atas yang kemudian dikaitkan dengan problem pendidikan agama Hindu dalam keluarga lintas
agama. Jadi, informan dalam penelitian ini adalah anggota keluarga hindu yang sebelum menikah berbeda agama.
3.4.3 Studi Dokumen
Salah satu teknik pengumpulan data selanjutnya adalah studi dokumen. Dalam studi dokumen ada dua metode yang dilakukan yaitu metode dokumentasi dan kepustakaan. Hadi dan Haryono (1998:110) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Sementara itu, Ratna (2010:234) menjelaskan bahwa dokumentasi berkaitan dengan sumber terakhir, interaksi bermakna antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, interaksi internal dalam diri sendiri, seperti hasil-hasil karya baik alamiah maupun non alamiah, karya seni dan berbagai bentuk catatan harian lainnya.
Bahan dokumen secara eksplisit berbeda dengan literatur, tetapi kemudian perbedaan antara keduanya hanya dapat dibedakan secara gradual. Literatur adalah bahan-bahan yang diterbitkan, baik secera rutin maupu berkala. Sedangkan dokumen adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter (Bungin, 2012:125). Dalam penelitian ini dokumen-dokumen yang digunakan adalah surat-surat, dokumen pemerintah tentang data perkawinan, data yang tersimpan dalam flasdisk, data dari website dan lain-lain.
Secara teoritis penggunaan metode keputakaan dalam suatu penelitian tidak didasarkan pada kepentingan pribadi seperti ikatan tertentu dengan lokasi, keterbatasan dan ketersedian dana.
Penggunaan metode kepustakaan bukan karena peneliti tidak perlu turun ke lapangan sehingga penelitian dapat selesai secara relatif lebih cepat (Ratna, 2010:197). Data diperoleh dengan melakukan kepustakaan adalah untuk mendapatkan bahan-bahan yang berhubungan dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan.
Metode ini menekankan pada telaah kepustakaan dengan cara menekuni membaca berbagai literatur-literatur baik berupa buku- buku, majalah, jurnal yang bagian isinya dianggap penting dan ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan karena untuk memperoleh kajian dari buku-buku yang berhubungan mengenai problem pendidikan agama Hindu pada keluarga dengan latar belakang perkawinan lintas agama.