• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengumpulan Data

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 42-74)

BAB III METODE PENELITIAN

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data berupa pencatatan peristiwa, hal-hal, keterangan atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen masyarakat. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.49

Dalam karya ilmiah ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa:

1. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.50 Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

49 W.Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), h. 110.

50 Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2003), 57.

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.51

Teknik yang digunakan wawancara berstruktur, di mana pewawancara telah menyiapkan daftar pertanyaan. Wawancara tidak hanya menangkap pemahaman atau ide, tetapi juga dapat menangkap perasaan, pengalaman, emosi, motif yang dimiliki oleh responden yang bersangkutan.52

Wawancara sendiri dapat dilakuan secara tersetruktur, dan tidak tersetruktur ataupun semi terstruktur. Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur/semi terpimpin.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa yang lalu.53 Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.54

Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data atau informasi melalui bahan-bahan tertulis baik dari peraturan perundang- undangan, kitab atau buku, arsip, maupun catatan lapangan atau hasil wawancara serta foto-foto selama penelitian.

51Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 186.

52 W.Gulo, Metodologi Penelitian ..., 119.

53Ibid., h. 123.

54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 231.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan mengamati secara langsung objek pnelitian dengan memiliki tujuan tertentu. Observasi digunakan untuk menghumpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.55 Peranan penelitian dalam pengamatan penelitian ini adalah dengan partisipasi sebagai pengamat (pemeranserta sebagai pengamat). Peranan penelitian sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeranserta tetapi melakukan fungsi pengamatan. Peranan demikian masih membatasi para subyek menyerahka dan memberikan informasi terutama yang bersifat rahasia.56 Oleh karena itu, dalam hal ini pengamat membatasi aktivitas pengamatannya.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan mengamati kondisi bagaimana pemenuhan hak asuh anak dalam kasus perceraian akibat pernikahan dini, yang berada di Desa Kotagajah Timur Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting

55 Burhan banguni, Penelitian Kualitatif, (Jakarta : kencana, 2012), h. 118

56 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bnadung : PT remaja Rosdakarya), h.177

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.57

Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah teknik analisis data kualitatif, penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan sebagaimana adanya dengan tidak merubah dalam bentuk simbol atau bilangan, sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau proses pengungkapan rahasia atau sesuatu yang belum diketahui dengan mempergunakan cara kerja atau metode yang sistematik, terarah dan dapat dipertanggung jawabkan.58 Setelah itu peneliti menggunakan pola berfikir deduktif, yaitu berangkat dari teori-teori yang bersifat umum kemudian ke kasus-kasus yang bersifat khusus.

Metode tersebut peneliti gunakan untuk menguraikan Bagaimana cara mendidik anak oleh janda pada masyarakat Kampung Kotagajah Timur.

57 Sugiyono, Metode Penelitian..., 244.

58 Moh Kasiram, Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN Maliki Pres, 2010), 355.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kampung Kotagajah Timur, Kec. Kotagajah, Kab.

Lampung Tengah

1. Sejarah Berdiri Kampung Kotagajah Timur

Asal mula kampung Kotagajah di dapatkan dari tiga kategori pembukaan yang dilakukan oleh para tetuah desa, diman pembukaan desa tersebut antara lain pembukaan oleh warga, pembukaan oleh transmigrasi, dan pembukaan oleh yayasan pembuka tanah (YAPETA). Sedangkan asal mula nama Kotagajah didasarkan pada temuan kerangka gajah mati yang masih utuh. Dari sinilah Desa ini dinamakan Kotagajah sampai sekarang.

Pada mulanya kampung Kotagajah merupakan wilayah bagian Kecamatan Punggur. Kemudian pada tahun 1994 Desa Kotagajah diresmikan sebagai kecamatan pembantu yang dimekarkan ada 6 (enam) Desa. Kotagajah menjadi kecamatan difinitif berdasarkan Perda no.10/2001 tentang pembentukan 13 Kecamatan Wilayah Kabupaten Lampung Tengah, sejak tanggal 14 Agustus 2001 sampai sekarang.

2. Luas Wilayah dan Batas Desa

Kampung Kotagajah memiliki luas wilayah 659 Km2 terdiri dari 9 dusun dan 24 RT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Desa Rejo Asri.

b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Purwosari

c. Sebalah Barat : Dengan Desa Kotagajah d. Sebelah Selatan : Dengan Desa Purworejo

Secara Geografis Kampung Kotagajah merupakan daerah daratan dengan ketinggian 2700 M dari permukaan laut memiliki curah hujan 247.

858. 833 mm/th dengan rendah suhu udara rata-rata 36 derajat.

Jarak dari Kampung Kotagajah

a. Kepusat Pemerintahan Kecamatan 3 Km.

b. Jarak antara Ibu Kota Kabupaten 17 Km.

c. Jarak dari Ibu Kota Propinsi 76 Km.

d. Jarak dari Ibu Kota Negara 27000 Km.

Peta Kampung Kotagajah Timur

3. Demografi

Penduduk Kampung Kotagajah Terdiri atas Berbagai suku bangsa (Heterogen), tidak hanya masyarakat berlaku bersuku Lampung tapi terdapat banyak suku lainnya seperti Jawa, Bali, Palembang, Sunda bahkan Tiong Hoa yang berdomisili di kampung Kotagajah. Menurut data sampai Oktober 2019 Jumlah penduduk yang ada di kampung Kotagajah yaitu sebanyak 2.948 jiwa yang terdiri dari 1.386 laki-laki dan 1.562 perempuan. Kemudian mengenai agama yang di anut oleh masyarakat Kampung Kotagajah yaitu Islam, Keristen, Budha, dan Hindu. Dari jumlah jiwa yang tingal di Kampung Kotagajah agama Islam menjadi agama yang banyak dianut.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Usia di Kampung Kotagajah Timur No Kelompok Umur Jumlah Jiwa

1. 0-06 tahun 375

2. 07-12 tahun 532

3. 13-18 tahun 968

4. 19 tahun keatas 1.073

Jumlah 2.948

Sumber : Profil Kampung Kotagajah

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat di ketaui bahwa untuk jumlah penduduk bila dilihat dari kelompok umur dapat dapet disimpulkan untuk

jumlah penduduk yang ada masing-masing kelompok umur tersebut paling banyak adalah pada kelompok umur 19 tahun keatas yaitu 1.073 jiwa.

Tabel 4.2

Jumlah Agama yang dianut Masyarakat Kampung Kotagajah Timur

No Agama Jumlah Jiwa

1. Islam 2.203

2. Kristen 437

3. Hindu 211

4. Budha 97

Jumlah 2.948

Sumber : Profil Kampung Kotagajah

Berdasarkan tabel di atas menerangkan bahwa ada agama yang dianut oleh masyarakat Kampung kotagajah yaitu agama Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Dari jumlah jiwa yang tinggal di Kampung Kotagajah Masyarakat yang menganut agama Islam berjumlah 2.203 jiwa, agama Kristen 437 jiwa, agama Hindu 211, dan agama Budha 97 jiwa. Dengan demikian berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa agama Islam menjadi agama yang paling banyak di anut oleh masyarakat Kampung Kotagajah.

4. Sosial Okonomi

Hampir sebahian penduduk yang ada di Kampung Kotagajah memiliki mata pencarian diantaranya sebagai, PNS, Pedagang, Petani, dan Buruh yang secara rinci dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian No Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1. PNS 97

2. Pedagang 197

3. Petani 486

4. Buruh 124

Jumlah 2.948

Sumber: Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian, Kampung Kotagajah

Pada Tebel di atas, maka dapet diketahui bahwa jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di Kampung Kotagajah yang terbagi menurut jenis pekerjaannya, yaitu penduduk yang berkarja sebagai PNS yang sebanyak 97 orang dan untuk penduduk yang bekerja sebagai pedagang yaitu sebanyak 197 orang, untuk oenduduk dengan bekerja sebagai petani sebanyak 486 orang, untuk penduduk dengan pekerjaan sebagai buruh sebanyak 124 orang dalam tabel diatas, maka terlihat jumlah penduduk pada masing-masing bagian pekerja paling banyak di dominasi oleh penduduk yang memliki pekerjaan sebagai petani.

5. Pedidikan

Tingkat pendidikan yang dimilik oleh penduduk Kampung Koatagajah yang secara rinci dapat dilihat pada tabel berikit ini:

Tabel 4.4

Jumlah Pendidikan berdasarkan Tingkat Pendidikan No Pendidikan Jumlah Jiwa

1. Sarjana 152

2. Sarajana Muda 238

3. SMU 962

4. SLTP 428

5. SD 535

6. Tidak Sekolah 633

Jumlah 2.948

Sumber : Profil Kampung Kotagajah Tahun 2019

Tabel diatas menerangkan bahwa jumlah penduduk Kampung Kotagajah berdasarkan tingkat pendidikan yaitu terbagi dari penduduk yang memiliki tingkat pendidikan sarjana berjumlah 152 orang, Sarjana Muda 238 orang, SMU berjumlah 962 orang, SLTP berjumlah 428 orang, SD berjumlah 535 orang, Dilihat dari jumlah penduduk menurut tingkat pendidikannya tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk yang ada di Kampung Kotagajah didominasi oleh pendidikan SMU.

6. Keadaan Sosial Keagamaan dan Sosial Kebudayaan

Dari segi keagamaan, masyarakat Kampung Kotagajah Paling banyak menganut agama Islam, dan sisanya non-Islam. Akan tetapi masih ada masyarakat Kampung Kotagajah yang belum tahu benar tentang Islam itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan paling menonjol disini adalah peda pelaksanaan pernikahan

B. Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Perceraian Akibat Pernikahan Dini dan Pemenuhan Hak Anak Yang Terjadi di Kampung Kotagajah Timur, Kec. Kotagajah, Kab. Lampung Tengah

1. Faktor Yang Melatar Belakangi Perceraian Akibat Pernikahan Dini di Kampung Kotagajah Timur, Kec. Kotagajah, Kab. Lampung Tengah

Sebuah pernikahan merupakan perbuatan yang sakral, di Kampung Kotagajah Timur Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah terdapat beberapa pernikahan yang di lakukan pada usia dini yang mengakibatkan sebuah perceraian.

Menurut Ibu RN orangtau dari RI penyebab yang melatarbelakangi perceraian anaknya karena sering terjadi perselisihan di antara dua belah pihak yang di sebabkan perbedaan pendapat, selain itu kurang bertanggung jawab nya suami dalam memenuhi kebutuhan istri.

Sebenernya saya selaku orang tua sudah memberikan saran wejangan kepada meraka tetapi di lain waktu masih terulang dengan masalah yang sama. dan untuk pengasuhan anak kami bertemu dengan kedua keluarga

sepakat dalam pengasuhan anak di serahkan kepada ibunya karena anak masih kecil dan sangat membutuhkan seorang ibu 59

Menurut ibu TM Orangtua dari RA penyebab rumah tangga yang di alami oleh anaknya sehingga terjadinya perceraian yaitu didalam rumahtangga R sering terjadi perselisahan diantara kedua belah pilah sampai terjadinya cekcok mulut, suaminya tempra mental sering marah- marah yang tidak jelas apa penyebabnya, dan sering pulang malem. Saya sebagai orangtua sudah sering memberi masukan kepada anak saya untuk bersabar dan bertahan, tapi anak saya sudah tidak kuat lagi sehingga memutuskan untuk terjadi perceraian. Untuk pengasuhan anak saya meminta kepada keluarga laki-laki anak dalam pengasuhan ibunya di karenakan masih sangat membutuhkan ibu.60 Kemudian peneliti melakukan observasi dengan tetangga sekitar dan keterangan yang di sampaikan oleh ibu YN sangat berbeda dengan keterangan yang di sampaikan dengan ibu TM. menurut pemaparan ibu YN selaku tetangga bahwasaanya yang saya ketahui penyebab terjadinya perceraian yang di alami RN anak dari ibu TM, sering terjadi perselihan, sifat kurang kedewasaannya yeng sering muncul dan banyak menuntut kepada suaminya. Sebenarnya suami dari ratna merupakan laki-laki yang bertanggu jawab kenapa saya bilang begitu karena saya mengatahui sendiri dia bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan istrinya hingga

59 Wawancara kepada Ibu RN orangtua Ibu RI, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (10 Desamber 2019)

60 Wawancara kepada Ibu TM orangtua Ibu RA Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (11 Desember 2019)

pulang malem tapi yang tidak bisa nerima itu adalah istrinya yang terlalu banyak menuntut, sehingga suamiya tidak sanggup lagi memutuskan untuk bercerai.61

Manurut ibu WT orangtua dari SI penyebab terjadinya perceraian yang dialami oleh anaknya adalah sering terjadi perselisihan, suaminya pemabuk, pulang malam, dan kurang bertanggung jawab terhadap istrinya. Saya sebagai orangtua sudah sering memberikan saran kepada anak saya untuk menyampaikan baik-baik kepada suaminya untuk berubah karena sekarang bukan anak-anka muda yang suka main kesana kesini mencari kesenangan dan mengurangi kebiasaan buruknya karena sekarang sudah memiliki tanggung jawab yang harus di penuhi. Mungkin karena sudah wataknya seperti itu setiap anak saya menyampaikan hal- hal yang baik pasti dia tidak terima dan selalu mengedepankan kebahagiaannya sendiri tanpa memikirkan keluarga kecilnya. Kemudian puncaknya pada saat pulang kerumah dalam keadaan mabuk anak saya menegur suaminya dan disitu terjadi cekcok di antara keduanya dan suaminya pergi sambil menjatuhkan talak setelah itu tidak kembali lagi dan tidak ada kabar dan untuk pengasuhan anak dari pihak laki-laki atu suami memasrahkan kepada kami untuk mengasuhnya.62

61 Wawancara kepada Ibu YN tetangga Ibu RA Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (12 Desember 2019)

62 Wawancara kepada ibu WT orangtua Ibu SI, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (12 Desember 2019)

2. Pemenuhan Hak Anak Yang Terjadi di Kampung Kotagajah Timur, Kec. Kotagajah, Kab. Lampung Tengah

Setiap anak memiliki hak-hak yang harus di penuhi oleh kedua orang tuanya. Ada beberapa macam motif yang melatar belakangi tidak terpenuhinya hak anak dalam hadhânah pasca perceraian yang berujung pada penelantaran anak. Salah satunya adalah himpitan ekonomi, minimnya lapangan pekerjaan, masalah pribadi.

Berdasarkan wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap para narasumber bagaimana pemenuhan dalam mengasuh anak pasca perceraian yang terjadi di Desa Kotagajah Timur Kecamatan Kotagajah.

Menurut Ibu Ri yang menikah pada umur 15 Tahun dan membina rumah tangga kurang lebih selama 1 tahun, yang kemudian diakhiri dengan perceraian dalam rumah tangganya. Menurut dari penuturan ibu RI penyebab terjadinya perceraian dalah rumah tangganya di karenakan suaminya kurang bertanggung jawabnya, sering terjadi perbedaan pendapat. kemudian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak saya masih bergantung kepada kedua orangtunya di karenakan saya yang hanya lulu SMP kesulitan untuk mencari pekerjaan dan mantan suami yang tidak ada kabar tidak pernah mengirim uang untuk kebutuhan anaknya, sehingga saya lebih berfokus untuk mengasuh anak dan kebutuhan saya dan anak di tanggung orangtua.63 Peneliti melakukan observasi kepada tetangga dan orang terdekat, dalam mengasuh ibu RI sangat baik meskipun masih

63 Wawancara kepada Ibu RA, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (10 Desember 2019)

tergolong muda tapi dalam mengasuh sangat baik. Sering berinteraksi dengan tetangga sekitar tanpa canggung meskipun sekarang lebih pendiam sebelum terjadinya pernikahan 64

Menurut ibu RA menikah Pada umur 15 tahun, membina rumah tangga kurang dari 1 tahun dan sudah di karuniai satu orang anak, kemudian di akhiri dengan perceraian yang disebabkan kurang harmonis, sering terjadinya perbedaan pendapat dan berujung dengan pertengkaran.

kemudian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak saya masih menggantungkan kepada kedua orang tua.65 Kemudian peneliti melakukan observasi kepada tetangga sekitar menurut pendapat ibu YN selaku tetangga dari RA dalam pemenuhan hak asuh anak kurang bertanggung jawab karena sering meninggalkan anak dan bermain dengan teman seumurannya, anaknya lebih sering di asuh dengan dengan orang tua ibu ratna, bahkan untuk pemenuhan ASI digantikan dengan susu formula.66 Menurut ibu SI yang menikah pada pada umur 15 tahun, membina rumah tangga kurang dari 2 tahun dan sudah di karuniai satu orang anak, kemudian pernikahannya di akhiri dengan perceraian yang di akibatkan, kurang bertanggung jawab suami, himpitan ekonomi dan sering melakukan kekerasan fisik. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak, masih ikut orang tua, kesulitan dalam mendidik anak karena saya

64 Obesefasi kepada tetangga ibu RA, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (11 Desember 2019)

65 Wawancara Kepada Ibu RA, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal ( 11 Desember 2019)

66 Wawancara kepada ibu YN tetangga Ibu RA, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (12 Desember 2019)

sudah bercerai dan tidak pernah memberikan nafkah kepada anak, sehingga saya harus mengasuh dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan walupun masih kurang. Sehingga saya kurang bisa membagi waktu kepada anak, banyak waktu yang di habiskan untuk bekerja, dan anak saya lebih banyak waktu dengan orang tua saya (ibu wt)67. Kemudian peneliti melakukan observasi kepada tetangga sekitar, dalam pengasuhan anak lebih sering yang mengasuhnya yaitu orang tua dari ibu SI, jadi kedekatan atau ikatan batin si anak lebih besar kepada orangtau dari ibu SI, bahkan untuh pemenuhhan ASI masih sering di gantikan dengan susu formula.

Kemudian pernah melihat ibu SI mengasuh anaknya namun masih asik dengan HP nya sehingga tidak begitu fokus mengasuh anak.68

C. Analisis Undang-Undang Terhadap Pemenuhan Hak Anak Akibat Pernikahan Dini Di Desa Kotagajah Timur, Kec. Kotagajah, Kab, Lampung Tengah

Jika berbicara tentang anak tentu saja tidak akan lepas dari batas usia untuk di sebut seorang anak, dal am Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 dan Konvensi Hak Anak, anak adalah mereka yang berumur dibawah 18 tahun.69 sedangkan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, anak adalah mereka yang belum berumur 19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan.70

67 Wawancara kepada Ibu SI, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal (12 Desember 2019)

68 Oservari kepada tetangga dan orang-orang terdekat, Masyarakat Kotagajah Timur pada tanggal ( 13 Desember 2019)

69 Undang-undang No 35 Tahun 2014

70 Undang-undang No 1 Tahun 1974

Anak adalah amanah dan karunia dari Allah SWT, dalam diri anak melekat harkat dan martabat sebagai manudia seutuhnya. Disamping itu anak sebagai tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. Agar anak kelak mampu memikul tanggung jawab maka perlu mendapat kesempatan yang seluas- luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun social dan berakhlak mulia. Untuk itu perlu dilakukan upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya guna mendapatkan hak yang seharusnya anak dapatkan.

Keluarga merupakan basis awal kehidupan bagi bagi setiap insan dan menjadi tempat pertama dan utama bagi anak untuk memperoleh hak-hak anak. Perlindungan hak-hak anak dalam keluarga di Indonesia seharusnya diaplikasikan sesuai dengan prinsip-prinsip, asas-asas, dan tujuan hukum syara’. Pemenuhan Hak asasi Manusia termasuk pemenuhan hak-hak anak yang digaransi dalam Pasal 28A-J Amandemen ke II UUD 1945 tanggal 18 Agustus 2000, yang secara substansi telah memasukan instrument HAM International (UDHR 1948 dan UIDHR 1981). Instrumen-instrumen HAM Internasional diratifikasi kedalam peraturan dan perundang-undangan HAM di Indonesia, antara lain: Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1988 tentang sikap dan pandangan hidup bangsa Indonesia tentang HAM serta Deklarasi HAM;

UU No. 09 Tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum, UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM, UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, UU No. 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran

dan Rekonsiliasi, UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, PP No. 03 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, dan Rehabilitasi Terhadap Pelanggaran HAM Berat, dan Keputusan Presiden RI No. 40 tahun 2004 Tentang Rencana Aksi Nasional HAM 2004-2009.

Sebagaimana teori yang ada bahwa yang dinamakan hak anak dapat terpenuhi jika, terpenuhinya hak hidup setiap orang pasti sudah menikmati hak hidup kecuali mereka yang sudah meninggal dunia, yaitu meliputi hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup dan hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan sebaik-baiknya, hak mendapat kasih sayang, hak mendapat pendidikan dalam keluarga dan hak pengasuhan yang mana dikuatkan dengan adanya regulasi yang mengatur tentang setiap anak berhak diasuh oleh orang tuanya sendiri yakni dalam pasal 14 dan 26 Undang- Undang No. 35 Tahun 2014 bahwa setiap orang tua wajib bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anaknya, hak memperoleh nafkah dalam keluarga disebutkan dalam pasal pasal 41 huruf (b) dan 45 ayat (1) Undang-undang No.1 tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam 105 Ayat (b).

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah kewajiban orang tua untuk memeberikan pendidikan dan pengajaran yang memungkinkan anak tersebut menjadi manusia yang mempunyai kemampuan dan dedikasi hidup yang dibekali dengan kemampuan dan kecakapan dengan pembawaan bakat anak tersebut yang akan dikembangkannya ditengan-tengah masyarakat

Indonesia sebagai landasan hidup dan penghidupannya setelah lepas dari tanggung jawab orang tua.

Pada saat orang tua bekerja anak juga sering menjadi terlantar, bahkan anak tidak mendapatkan pengasuhan, dan kasih sayang. Jadi prinsip utama dalam mengasuh anak adalah anak berada dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu prioritas layanan adalah untuk memperkuat peran keluarga dalam mengasuh dan melindungi anak.

Sesuai dengan data yang peneliti dapatkan dari lapangan bahwa pemenuhan hak anak berbeda-beda yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengesampingkan hak yang lainnya dan tidak memberikan hak yang seharusnya anak dapat. Pemenuhan hak anak tidak saja dilihat sebatas materi belaka, akan tetapi masih banyak hak-hak anak yang terabaikan seperti hak untuk mendapatkan kasih sayang, seperti halnya yang peneliti temukan di lapangan bahwasannya ada dua narasumber yaitu ibu RI, Ibu RA dan Ibu SI yang pengasuhan anak dilakukan oleh kedua orang tuanya sehingga si anak kurang mendapatkan kasih sayang hal ini disebabkan karena Ibu RA yang masih senang bermain dengan teman-temannya dan Ibu SI yang sibuk bekerja sehingga hak anak yang seharusnya di dapat tidak terpenuhi.

Dari observasi secara langsung yang dilakukan oleh peneliti yang sudah dipaparkan dalam beberapa deskripsi diatas, sudah jelas bahwa persoalan hadhânah akibat pernikahan dini dilatarbelakangi oleh berbagai faktor dan berdampak pada perceraian orang tua, dan akibat masalah ini tidak sedikit anak yang menjadi korban, seperti penelantaran anak dikarenakan tidak

Dalam dokumen SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro (Halaman 42-74)

Dokumen terkait