• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi Partisipatif Pasif

Teknik pengumpulan data observasi pada konteks pengumpulan data merupakan tindakan atau proses pengambilan informasi atau data melalui media pengamatan. Dalam proses observasi ini peneliti ingin mengetahui tindak tutur kalimat yang digunakan oleh Masyarakat Desa Barembeng kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa dalam percakapan sehari-hari. Jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi partipatif difokuskan observasi partisipatif pasif yaitu peneliti turun langsung ketempat objek yang melakukan

tuturan namun tidak ikut serta dalam kegiatan bertutur. Peneliti hanya mengamati tuturan masyarakat dengan menggunakan metode rekam. Teknik observasi partisipatif pasif dilakukan peneliti dengan tujuan agar data yang diperoleh dari tuturan masyarakat lebih alami atau otentik.

2. Teknik Rekam

Teknik rekam digunakan untuk mengumpulkan data tuturan masyarakat Desa Barembeng. Teknik dilakukan dengan tujuan untuk menperoleh data yang alami atau sebenarnya serta mencegah kelalaian penulis dalam mencatat percakapan yang berlangsung. Dengan perekaman dapat dikumpulkan data sebanyak mungkin berupa tuturan kalimat masyarakat. Proses perekaman dilakukan peneliti pada saat masyarakat berada dilingkungan desa dan melakukan aktifitasnya. Peneliti turun langsung ke lokasi membawa alat perekam berupa telpon genggam yang mempunyai aplikasi perekam. Kemudian, peneliti menyalakan aplikasi perekam yang telah disiapkan dan melakukan proses perekaman kepada objek penelitian yaitu masyarakat desa yang sedang melakukan percakapan sehari-hari mereka antar masyarakat tersebut.

Teknik catat digunakan selama proses perekaman dan setelah perekaman.

Selama proses perekaman berlangsung teknik catat digunakan untuk mencatat setting tempat dan waktu tuturan tersebut berlangsung, sedangkan setelah proses perekaman teknik catat digunakan untuk mencatat kembali percakapan atau kalimat yang didapatkan setelah proses perekaman dan melakukan pemilahan kalimat yang diteliti.

F. Proses Pencatatan dan Analisi Data

Proses pencatatan data merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi. Proses pencatatan data dilakukan berdasarkan hasil dari teknik pengumpulan data dilapangan yakni observasi dan perekaman maupun menyaksikan suatu kejadian tertentu. Setelah data dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan, maka peneliti akan mengolah data dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif.

Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hasil penelitian ini diuraikan, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian.

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modus Kalimat Imperatif Bahasa Makassar Masyarakat Desa Barembeng, Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Data penelitian ini mencakup jenis-jenis modus kalimat imperatif. Modus imperatif merupakan modus yang menunjukkan sikap penutur atau pelaku yang memberi perintah, larangan, ajakan, maupun persilahan kepada lawan tuturnya untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan yang dikehendaki oleh si pelaku ataupun si penutur (Kridalaksana, 2008:89).

Tabel A. Tabel Deskripsi Data

No Minggu Kalimat Jenis-jenis modus kalimat imperatif Jumlah

1 2 3 4 5 6 7

1 Pertama 49 5 7 9 13 7 2 6 49

2 Kedua 53 6 5 12 15 5 2 8 53

Jumlah 102 11 12 21 28 12 4 14 102

Ket:

1. Modus imperatif Intransitif atau Taktransitif 2. Modus imperatif Transitif

3. Modis Imperatif Permintaan 4. Modus Imperatif Larangan 5. Modus Imperatif Halus 6. Modus Imperatif Pembiaran

7. Modus Imperatif Ajakan dan Harapan

Data penelitian ini mencakup jenis-jenis modus kalimat imperatif antara lain adalah modus imperatif intransitif, modus imperatif transitif, modus imperatif halus, modus imperatif permintaan, modus imperatif larangan, modus imperatif ajakan dan harapan, dan modus imperatif pembiaran.

Data tersebut diambil dari penduduk Desa Barembeng, Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa yang sedang melakukan aktivitas sehari-hari mereka dan diuraikan berdasarkan kalimat-kalimat atau klausa-klausa. Data kalimat atau klausa terpilih yang dianalisis berdasarkan modus kalimat imperatif.

Seluruh data tersebut diuraikan secara langsung dalam percakapan aktivitas sehari-hari Bahasa Makassar Desa Barembeng, Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam aktivitas sehari-hari Bahasa Makassar Masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa yang telah di wawancara berdasarkan aktivitas sehari-hari diperoleh data sebanyak 102 kalimat atau klausa modus kalimat imperatif.

Berikut akan dijelaskan lebih rinci beberapa data mengenai jenis-jenis modus kalimat imperatif yang ditemukan dalam aktivitas sehari-hari Bahasa Makassar Masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa, untuk kejelasan mengenai data tersebut antara lain:

1. Modus Imperatif Intransitif atau Taktransitif.

Jenis kalimat imperatif yang berupa kalimat pernyataan yang tersusun atas kelompok kata antara lain kata dasar, kata kerja dasar ataupun kata sifat. Biasanya

kata-kata tersebut menggunakan awalan meng-, ber-, atau kata depan. Kalimat imperatif taktransitif di bentuk dari kalimat deklaratif (taktransitif) yang dapat berpredikat verba dasar, frasa adjectival, dan frasa verbal ataupun frasa preposisional (Chaer,1998:356).

Dari hasil analisis data, kalimat atau klausa yang mengandung modus imperatif intransitif atau taktransitif adalah sebanyak 11 kalimat atau klausa.

Untuk kejelasan mengenai data tersebut, berikut disajikan beberapa data:

a. Mangemaki ri pasaraka !

‘Pergilah ke pasar !’

b. Assulu sai maki antu mae ri balla ! keluarlah sekarang dari rumah

‘Keluarlah dari rumah !’

c. teaki gegerekki ! janganlah ribut

‘jangan rebut !’

d. Pattasa sai anjo mae bukua ! Rapikanlah semua buku itu !

‘Rapikan semua buku itu !’

Keempat kalimat tersebut adalah contoh kalimat yang mempunyai pola dasar S-P, S-P-Pel, maupun S-P-K yang berpredikat verba dasar. Frasa adjectival dan frasa verbal yang dilengkapi dengan kata panggilan atau vokatif. Jadi, kalimat diatas termasuk dalam modus kalimat imperatif intransitif atau taktransitif.

2. Modus Imperatif Transitif.

Kalimat imperatif transitif mengandung predikat berupa verba transitif (kata kerja yang memerlukan objek atau pelengkap) yang mirip dengan struktur deklarasi pasif.

Dari hasil analisis data, kalimat atau klausa yang mengandung modus imperatif transitif adalah sebanyak 12 kalimat atau klausa. Untuk lebih jelas mengenai data tersebut, berikut disajikan beberapa data, yaitu :

a. Bajiki anne sapeda towaya ! Perbaiki ini sepeda butut

‘Perbaiki sepeda butut ini !’

b. Balliang sai andik-andiknu baju pa’lappassang ! Belikan dulu adik-adikmu baju lebaran !

‘Belikan adik-adikmu baju lebaran !’

c. Alle ngasengi anjo rappung loro ri ampi ballaka ! Ambil semua itu sampah di samping rumah

‘Ambil semua sampah yang ada di samping rumah !’

d. Erangngangi mandike neneknu ! Kamu bawakan semangka nenekmu

‘Bawakan nenekmu semangka !’

Keempat kalimat tersebut adalah contoh kalimat yang mempunyai ciri-ciri kalimat pasif yang subjeknya dikenai oleh objeknya yang pola kalimatnya mirip dengan struktur deklatasi pasif sehingga kalimat diatas termasuk dalam modus kalimat imperatif transitif.

3. Modus Imperatif Permintaan.

Kalimat imperatif permintaan adalah jenis kalimat perintah yang mendeskripsikan sebuah permohonan atau permintaan. Kalimat imperatif ini biasanya menggunakan kata permintaan di awal kalimat seperti kata ‘minta’ dan kata ‘mohon’. Subjek dari kalimat imperatif permintaan tidak selalu dimunculkan dan biasanya subjek adalah penutur sendiri (Kridalaksana, 2008:91).

Dari hasil analisis data, kalimat atau klausa yang mengandung modus kalimat imperatif permintaan sebanyak 21 kalimat atau klausa. Untuk lebih jelas mengenai data tersebut, berikut disajikan beberapa data:

a. Appalakki doe bokong anjoeng ri manggeta ! Mintalah uang jajan kepada ayahnu !

‘Minta uang saku di ayahmu !’

b. Appala popporokko mange ri tau toanu gassingka nusassalajji kalengnu ! Minta maaflah kepada orang tuamu sebelum kamu menyesal

‘Minta maaflah kepada kedua orang tuamu sebelum kamu menyesal !’

c. Appala tulunga, Andik ! Minta tolong adik !

‘Saya minta tolong, adik !’

d. Appala popporoka, Ammak ! Saya minta maaf, ibu

‘Mohon maafkan saya ibu !’

e. Appala kanaki mange ri tau toata ! Mintalah izin kepada orang tuamu

‘Minta izinlah kepada orang tuamu !’

Kelima kalimat tersebut adalah contoh kalimat yang mengungkapkan kalimat permintaan yang ditandai oleh kata ‘minta’ atau ‘mohon’ dalam bahasa Makassar disebut appala. Jadi, kalimat diatas termasuk dalam modus kalimat imperatif permintaan.

4. Modus Imperatif Larangan.

Jenis kalimat imperatif ini bermaksud untuk memberikan pelarangan.

Biasanya, kata ‘jangan(lah)’ atau ‘dilarang’ yang digunakan dalam kalimat imperatif ini (Moelino dan Dardjowidjojo, 1998:285). Kalimat imperatif larangan dibentuk dengan memakai kata teaki ‘jangan’ dan tea saiki ‘janganlah’ yang biasa di tempatkan pada posisi awal kalimat serta mendahului verba atau frasa verbal.

Dari hasil analisis data, kalimat atau klausa yang mengandung modus imperatif larangan adalah sebanyak 28 kalimat atau klausa. Untuk lebih jelas mengenai data tersebut, berikut disajikan beberapa data:

a. Teaki naiki ri tukaka ! Jangan naik di tangga !

‘Jangan (kamu) naik di tangga !’

b. Tea saiki a’moro-moroi ! Janganlah marah-marah

‘Jangan (kamu) marah-marah !’

c. Teaki akkalurukki ilalang mae ri ballak ! Jangan merokok di dalam rumah ini !

‘Jangan (anda) merokok di dalam rumah !’

d. Teaki a’lampai anne alloa ! Jangan pergi hari ini !

‘Jangan (anda) pergi hari ini !

e. Teaki lantang dudu bangngia nampa moterekki ! Jangan terlalu malam baru pulang

‘Jangan (anda) pulang terlalu malam!’

f. Teaki bella dudu antama ri agadanga angngalloi ase ! Jangan terlalu masuk di tengah jalan menjemur padi

‘Jangan (anda) terlalu masuk di tengah jalan menjemur padi !’

5. Modus Imperatif Halus.

Kalimat imperatif halus adalah bentuk kalimat yang menngunakan pemilihan kosakata lebih halus, seperti kata tolong, coba, silahkan, sudilah, dan kiranya. Dalam penggunaan bahasa Makassar, modus imperatif halus bahasa Makassar lebih menyatakan rasa hormat kepada yang diberi perintah, biasanya digunakan kata ‘tabe’ atau menggunakan kata tulung (tolong).

Dari hasil analisis data, kalimat atau klausa yang mengandung modus imperatif halus adalah sebanyak 12 kalimat atau klausa. Untuk lebih jelas mengenai data tersebut, berikut disajikan beberapa data:

a. Tabe ridallekang dudu maki ammempo ! Silahkan didepan sekali anda duduk

‘Silahkan anda duduk paling depan !’

b. Alleanga rong bingkunga riboko ballaka ! Tolong ambilkan saya cangkul dibelakang rumah

‘Tolong ambilkan cangkul dibelakang rumah !’

c. Antamakki mae ri ballak ! Masuklah kamu di rumah

‘Silahkan anda masuk di rumah !’

6. Modus Imperatif Pembiaran.

Kalimat imperatif pembiaran adalah sebuah kalimat yang menginginkan untuk lawan bicara tidak melarang membiarkan berbuat sesuai dengan tujuan sang pembicara atau penulis, biasanya dinyatakan dengan kata biar(lah) dan biarkan(lah). Kalimat imperatif pembiaran bisa juga diartikan sebuah kalimat yang menyuruh atau memerintahkan untuk membiarkan sesuatu terjadi, dalam perkembangannya kemudian pembiaran berarti meminta izin agar sesuatu jangan dihalangi.

Dalam penggunaan kalimat pembiaran dalam bahasa Makassar kalimat imperatif pembiaran dinyatakan dengan kata passangmi ‘biar’ atau passangmi mange ‘biar-lah’. Pada dasarnya, kalimat itu menyuruh membiarkan agar sesuatu terjadi atau berlangsung. Jadi, sebenarnya pembiaran berarti meminta izin agar sesuatu tindakan jangan dihalangi seperti pada data berikut:

a. Passangmi iya mange ri mangkasara ! Biarkan saja dia pergi ke Makassar

‘Biar (dia) pergi ke Makassar !’

b. Passangmi inakke appall gangang ! Biar saya yang memesak sayur

‘Biar saya memasak sayur !’

c. Passangmi mange angngarru ! Biarkanlah dia menangis

‘Biarkan ia menangis !’

7. Kalimat Imperatif Ajakan dan Harapan.

Kalimat imperatif ajakan dan harapan merupakan bentuk kalimat yang di dalamnya mengandung maksud sebuah harapan atau permintaan mengajak, yang biasanya didahului kata ayo(lah), mari(lah), harap dan hendaknya. Di dalam kalimat imperatif ajakan dan harapan tergolong kalimat yang biasanya di dahului kata ambe ‘ayo’, maeki ‘marilah’ yang diikuti oleh klitika pronominal persona –ko

‘kamu’ dan –ki.

a. Ambe mange ri masigika assambayang ! Ayo pergi ke masjid sholat

‘Ayo (kita) pergi ke masjid untuk sholat !’

b. Siratangna anjo tawwa antri ! Seharusnya itu orang antri

‘Hendaknya budayakan sikap antri !’

c. Ambe mange ri ballak angnganre ! Mari kita ke rumah makan

‘Mari makan di rumah !’

d. Maeki a’bulu sibatang ! Mari kita bersatu

‘Mari(lah) kita bersatu !’

Data hasil penelitian ini berupa jenis-jenis modus kalimat imperatif yang digunakan pada percakapan sehari-hari bahasa Makassar masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Data tersebut dikumpulkan setelah mereduksi beragam modus kalimat yang diperoleh pada saat penelitian di lapangan. Aktifitas masyarakat diluar rumah menjadi sangat berkurang karena hampir sebagian masyarakat desa apabila tidak ada keperluan yang mendesak tidak akan keluar rumah karena mengikuti anjuran pemerintah.

Jumlah penduduk desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa berjumlah ±1500 jiwa (data statistic Gowa 2018). Dari ±1500 jiwa hanya masyarakat yang melakukan aktifitas diluar rumah dengan keperluan mendesak yang bisa diteliti maka data yang diperoleh sangat berkurang. Dalam penggunaan kalimat imperatif yang didapatkan sebanyak 102 kalimat atau klausa yang kemudian dianalisis berdasarkan jenis modus kalimat imperative yang terdapat di dalamnya. Data yang berjumlah 102 data tersebut terbagi atas tujuh jenis modus kalimat imperatif yaitu modus imperatif intransitif atau taktransitif, modus imperatif transitif, modus imperatif permintaan, modus imperatif larangan, modus imperatif halus, modus imperatif pembiaran, dan modus imperatif ajakan atau harapan.

Data kemunculan jenis-jenis modus kalimat tersebut di rangkum dan di sajikan dalam table berikut.

Tabel B. Rangkuman Analisis Modus Kalimat bahasa Makassar masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa terdapat 102 kalimat atau klausa dari data keseluruhan yang mengandung modus kalimat imperatif. Modus kalimat imperatif yang terkandung di dalam 102 kalimat atau klausa tersebut terdiri atas modus imperatif taktransitif atau intransitif sebanyak 11 kalimat atau klausa, modus imperatif transitif sebanyak 12 kalimat atau klausa, modus imperatif permintaan sebanyak 21 kalimat atau klausa, modus imperatif larangan sebanyak 28 kalimat atau klausa, modus imperatif halus sebanyak 12 kalimat atau klausa, modus imperatif pembiaran sebanyak 4 kalimat atau klausa, dan modus imperatif ajakan atau harapan sebanyak 14 kalimat atau klausa.

Dalam minggu pertama penelitian ditemukan 49 kalimat imperatif atau klausa dari data keseluruhan yang mengandung modus kalimat imperatif yang terdiri dari modus imperatif taktransitif atau intransitif sebanyak 5 kalimat atau klausa, modus imperatif transitif sebanyak 7 kalimat atau klausa, modus imperatif permintaan sebanyak 9 kalimat atau klausa, modus imperatif larangan sebanyak 13 kalimat atau klausa, modus imperatif halus sebanyak 7 kalimat atau

No Minggu

Jenis Modus Kalimat Imperatif

Total Taktransitif Transitif Permintaan Larangan Imperatif

Halus Pembiaran

Ajakan dan Harapan

1 1 5 7 9 13 7 2 6 49

2 2 6 5 12 15 5 2 8 53

Total 11 12 21 28 12 4 14 102

% 10.78% 11,76% 20,58% 27,45% 11,76% 3,92

%

13,72

% 100%

klausa, modus imperatif pembiaran sebanyak 2 kalimat atau klausa, dan modus imperatif ajakan atau harapan sebanyak 6 kalimat atau klausa.

Dalam minggu kedua peneliti menemukan 53 kalimat imperatif atau klausa dari data keseluruhan yang mengandung modus imperatif yang terdiri dari modus imperatif taktransitif atau intansitif sebanyak 6 kalimat atau klausa, modus imperatif transitif sebanyak 5 kalimat atau klausa, modus imperatif permintaan sebanyak 12 kalimat atau kalusa, modus kalimat imperatif larangan sebanyak 15 kalimat atau klausa, modus imperatif halus sebanyak 5 kalimat atau klausa, modus imperatif pembiaran sebanyak 2 kalimat atau klausa, modus imperatif ajakan atau harapan sebanyak 8 kalimat atau klausa.

Dari hasil rekapitulasi tabel analisis dapat diketahui bahwa jumlah kalimat atau klausa terbanyak terdapat pada minggu kedua penelitian ditemukan 53 kalimat imperatif. Jumlah jenis modus imperatif taktransitif atau intransitif terbanyak terdapat pada minggu kedua denga 6 kalimat atau klausa. Jumlah jenis modus imperatif transitif terbanyak terdapat pada minggu pertama dengan 7 kalimat atau klausa. Jumlah jenis modus imperatif permintaan terbanyak terdapat pada minggu kedua dengan 12 kalimat atau klausa. Jumlah jenis modus imperatif larangan terbanyak pada minggu kedua penelitian dengan 15 kalimat atau klausa.

Jumlah jenis modus imperatif halus terbanyak pada minggu pertama penelitian denga 7 kalimat atau klausa. Jumlah jenis modus imperatif pembiaran pada minggu pertama dan minggu kedua sama-sama 2 kalimat atau klausa. Jumlah jenis modus imperatif ajakan atau harapan terbanyak pada minggu kedua penelitian dengan 8 kalimat atau klausa.

B. Pembahasan

Berdasarkan rangkuman hasil deskripsi di atas, dapat di interprestasikan bahwa dari keseluruhan data yang di ambil pada percakapan sehari-hari masyarakat Desa Barembeng yang melakukan aktivitas sebanyak 102 kalimat atau klausa, modus kalimat dengan jumlah kemunculan tertinggi adalah modus imperatif larangan, hal ini disebabkan karena sebagian masyarakat dalam kehidupan sehari-hari menggunakan banyak pelarangan yang termasuk ke dalam modus imperatif larangan. Kemunculan modus imperatif larangan mencapai 28 kalimat atau klausa, sedangkan modus imperatif permintaan mencapai 21 kalimat atau klausa, yang merupakan modus kalimat dengan jumlah kemunculan terbanyak urutan kedua. Jenis modus kalimat yang memiliki jumlah kemunculan terbanyak ketiga adalah modus imperatif ajakan dan harapan.

Sementara itu, modus kalimat imperatif dengan kemunculan terbanyak keempat adalah modus imperatif halus dan transitif dengan masing-masing 12 kalimat atau klausa. Kemunculan terbanyak berikutnya adalah modus imperatif intransitif atau taktransitif dengan jumlah sebanyak 11 kalimat atau klausa.

Sementara itu modus kalimat imperatif pembiaran dengan jumlah 4 kalimat atau klausa merupakan jenis modus kalimat imperatif yang memiliki jumlah paling sedikit di antara jenis modus kalimat imperatif lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di katakana bahwa penggunaan modus kalimat imperatif bahasa Makassar Desa Barembeng, masyarakat banyak menggunakan modus kalimat imperatif yang cukup beragam. Hal ini di lihat dari seluruh jenis modus yang masing-masing muncul dalam penggunaan kalimat imperatif sehari-hari

masyarakat tersebut. Namun, keberagaman penggunaan modus kalimat imperatif yang terdapat dalam penggunaan kalimat imperative sehari-hari masyarakat tersebut tidak merata karena terdapat kecenderunagan yang cukup signifikan antara jumlah kemunculan jenis modus imperatif larangan dengan ke enam jenis modus kalimat imperatif lainnya. Artinya, penggunaan kalimat yang bermaksud untuk memberikan larangan suatu tindakan lebih banyak kemunculannya di bandingkan kalimat-kalimat yang mengandung modus imperatif lainnya.

Berdasarkan hasil interprestasi di atas, dapat diketahui bahwa modus kalimat yang digunakan dalam aktifitas sehari-hari masyarakat desa Barembeng terdiri atas tujuh jenis modus yaitu modus imperatif larangan, modus imperatif permintaan, modus imperatif ajakan atau harapan, modus imperatif halus, modus imperatif transitif, modus imperatif intransitif atau taktransitif, dan modus imperatif pembiaran. Pada penelitian ini, terlihat adanya penggunaan jenis modus kalimat imperatif yang cukup beragam karena ditemukan kemunculan masing-masing jenis modus kalimat imperatif dalam aktifitas sehari-hari masyarakat Desa Barembeng. Akan tetapi, kemunculan jenis modus kalimat tersebut didominasi oleh jumlah kemunculan modus imperatif larangan, sedangkan jenis modus kalimat imperatif lainnya memiliki jumlah kemunculan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kemunculan modus imperatif larangan.

Tingginya jumlah kemunculan modus imperative larangan disebabkan karena modus imperatif larangan merupakan modus kalimat yang memberikan pelarangan sehingga kemunculannya banyak ditemukan dalam aktifitas sehari-hari masyarakat. Banyaknya jumlah kemunculan modus imperatif larangan disebabkan

karena di masa pandemi ini sebagai warga yang baik dan megikuti anjuran pemerintah, masyarakat yang ingin melakukan aktifitasnya di luar rumah sangat di batasi dan di anjurkan untuk tinggal dirumah saja. Hal tersebut menyebabkan modus imperatif larangan dapat muncul di berbagai situasi dan dengan berbagai keadaan. Baik dari sudut pandang orang tua, pemerintah, maupun masyarakat itu sendiri memiliki kemungkinan yang sama untuk menggunakan modus imperatif larangan.

Modus kalimat imperatif yang terdapat dalam bahasa Makassar masyarakat Desa Barembeng berfungsi untuk memberikan kejelasan terhadap penggunaan kalimat imperatif yang digunakan sehari-hari masyarakat dalam melakukan aktifitasnya. Adanya pengungkapan informasi yang baik pada penggunaan kalimat yang digunakan tersebut memberikan kejelasan antara hubungan subjek dan predikat di dalam setiap kalimat imperatif atau klausa.

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul modus kalimat imperatif bahasa Makassar masyarakat desa barembeng kecamatan bontonompo kabupaten gowa menunjukkan bahwa kalimat imperatif digunakan di Desa Barembeng.

Wujud kalimat imperatif yang terdiri dari kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif ajakan atau harapan, kalimat imperatif pembiaran, kalimat imperatif halus, kalimat imperatif transitif, dan kalimat imperatif taktransitif atau intransitif. Kalimat imperatif larangan yang ditandai dengan penanda kata jangan paling dominan digunakan oleh masyarakat Desa Barembeng.

Berdasarkan hasil analisis Deskriptif-Kualitatif yang diperoleh, maka sesuai dengan teori yang telah dikemukakan pada kajian pustaka. Dengan demikian, hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan modus kalimat imperatif telah diterapkan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Hasil penelitian di atas mempunyai perbedaan dan persamaan dengan hasil penelitian yang relevan. Hasil penelitian Wahyu Lailul Fadli (2012) meneliti tentang Kesantunan Tuturan Imperatif Dalam Komunikasi antara Penjual Handphone dengan Pembeli di Matahari Singosaren. Hasil penelitian bahwa terdapat 5 jenis tuturan imperatif yang digunakan dalam berkomunikasi antara penjual handphone denga pembeli di Matahari Singosaren Plaza Solo. Jenis tuturan imperatif yang digunakan meliputi: 1) kalimat imperatif biasa, 2) kalimat imperatif permintaan, 3) kaliamt imperatif pemberian izin, 4) kalimat imperatif ajakan, 5) kalimat imperatif suruhan. Selanjutnya, terdapat 5 jenis kesantunan tuturan imperatif yang terdapat dalam komunikasi antara penjual handphone dengan pembeli di Matahari Singosaren Plaza Solo.

Perbedaan penelitian Wahyu Lailul Fadli (2012) dengan penelitian ini adalah dalam penggunaan subjek penelitian. Subjek penelitian Wahyu Lailul Fadli (2012) adalah penjual handphone dan pembeli di Matahari Singosaren sedangkan subjek penelitian yang dilakukan peneliti adalah masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama mengkaji kalimat imperatif.

Dokumen terkait