PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Hasil Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Kalimat Imperatif
Selain ditandai dengan pola intonasi perintah, kalimat larangan juga ditandai dengan penggunaan kata jangan di awal kalimat. Tindak tutur merupakan unsur pragmatis yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis, pembaca dan apa yang dituturkan. Searle dalam Wijana (2009:20) menyatakan bahwa tindak tutur dapat dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi tindak tutur asertif, terarah, ekspresif, komisif, dan penjelas.
Modus Kalimat Imperatif
Suasana hati biasanya berbentuk verbal, hal ini diperkuat dengan pernyataan Kridalaksana bahwa suasana hati merupakan suatu kategori gramatikal berupa kata kerja yang mengungkapkan suasana psikologis suatu tindakan menurut penafsiran penutur atau sikap penutur terhadap apa yang dituturkannya. . Representasi psikologis dari tindakan atau sikap penutur terhadap perkataannya akan terlihat jelas jika menggunakan contoh kalimat. Di bawah ini akan kami jelaskan jenis-jenis mode beserta contoh kalimatnya untuk membantu Anda memahami apa yang disebut dengan mode.
Jenis-Jenis Modus Kalimat
Jenis modus interogatif yang lain adalah modus interogatif yang meminta jawaban berupa pendapat mengenai hal yang ditanyakan, biasanya dibantu dengan kata tanya bagaimana. Mode interogatif jenis ini berfungsi untuk menanyakan tentang suatu objek dan biasanya dibentuk dengan menambahkan partikel pertanyaan 'apa' atau 'apa(adalah)'. Untuk meminta pilihan, modus ini ditandai dengan kata bantu ‘apa atau yang mana (kah)’ yang biasanya terletak di akhir kalimat dan juga sebelum predikat.
Kalimat verba negasi tidak dapat digunakan untuk mengingkari keberadaan atau keberadaan suatu kata benda, seperti pada contoh kalimat: Dia bukan suamiku. Modus imperatif merupakan modus yang menyatakan suatu perintah atau modus yang mengharapkan tanggapan berupa tindakan dari orang yang diajak bicara. Mood imperatif tidak hanya berisi perintah, tetapi mode jenis ini juga dapat digunakan untuk menyatakan seruan atau larangan.
Seperti halnya modus lainnya, modus imperatif dapat bersifat morfemik atau disertai konstituen khusus. Suasana imperatif dapat kita temukan dengan mudah pada kalimat-kalimat yang berbentuk perintah dan biasanya menggunakan tanda seru. Pada kedua kalimat tersebut tidak terdapat subjek, artinya modus imperatif tidak memerlukan subjek dalam kalimat tersebut.
Kata bantu yang menandai mood imperatif adalah 'tidak' dan kata ini selalu mendahului predikat dalam bentuk verba.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis kalimat imperatif dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, yaitu: (1) Kalimat imperatif aktual, (2) Kalimat imperatif ajakan, (3) Kalimat imperatif interseptif dan (4) Kalimat imperatif imperatif. larangan. Wahyu Lailul Fadli (2012) meneliti perlunya kesopanan dalam berkomunikasi antara penjual dan pembeli telepon genggam di Matahari Singosaren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) terdapat 5 jenis tuturan imperatif yang digunakan dalam komunikasi antara penjual telepon seluler dengan pelanggan di Matahari Singosaren Plaza Solo.
Jenis-jenis tuturan imperatif yang digunakan antara lain (1) imperatif biasa, (2) imperatif menuntut, (3) imperatif permisif, (4) imperatif mengajak, dan (5) imperatif imperatif. b) terdapat 5 jenis kesantunan tuturan imperatif dalam komunikasi antara penjual dan pembeli telepon seluler di Matahari Singosaren Plaza Solo.
Kerangka Pikir
Masyarakat desa dapat diartikan sebagai media yang isinya disajikan dengan menggunakan kalimat-kalimat perintah yang biasa mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam skema tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan klasifikasi dan modus penggunaan kalimat perintah bahasa Makassar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan datanya berupa deskripsi dalam bentuk lisan dan tulisan.
Alur penelitian mengenai Modus Kalimat Imperatif Bahasa Makassar Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa mempunyai diagram kerangka sebagai berikut.
METODE PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Sumber Dan Jenis Data
- Fokus penelitian
- Tahap-tahap penelitian
- Teknik pengumpulan data
- Proses pencatatan data dan analisis data
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modus Kalimat Imperatif Bahasa Makassar pada masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Kalimat imperatif intransitif terbentuk dari kalimat deklaratif (intransitif), yang dapat mempunyai predikat verba dasar, klausa dan frasa posesif, atau frasa preposisi (Chaer, 1998: 356). Dari hasil analisis data, terdapat 21 kalimat atau kalimat yang mengandung modus kalimat imperatif permintaan.
Data dari penelitian ini berupa jenis-jenis bentuk kalimat perintah yang digunakan dalam percakapan sehari-hari bahasa Makassar pada masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Apabila menggunakan kalimat imperatif diperoleh 102 kalimat atau klausa yang kemudian dianalisis berdasarkan jenis imperatif yang dikandungnya. Berdasarkan tabel di atas terlihat terdapat 102 kalimat atau klausa dari total data yang mengandung modus kalimat imperatif.
Sedangkan modus kalimat imperatif dengan kemunculan terbanyak keempat adalah modus imperatif halus dan transitif yang masing-masing berjumlah 12 kalimat atau klausa. Suasana imperatif bahasa Makassar masyarakat Desa Barembeng memberikan kejelasan penggunaan kalimat imperatif yang digunakan sehari-hari masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Busana Kalimat Imperatif dalam Bahasa Makassar, warga desa Barembeng kecamatan Bontonompo kabupaten Gowa menunjukkan bahwa kalimat imperatif digunakan di desa Barembeng.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan imperatif hukuman telah diterapkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data penelitian ini meliputi jenis-jenis modus kalimat imperatif, antara lain modus imperatif intransitif, modus imperatif transitif, modus imperatif halus, modus imperatif permohonan, modus imperatif larangan, modus imperatif ajakan dan harapan, serta modus imperatif kelalaian. Hasil analisis data menunjukkan terdapat sebelas kalimat atau klausa yang mengandung kalimat imperatif intransitif atau intransitif. Hasil analisis data mengungkapkan dua belas kalimat atau klausa yang mengandung modus imperatif transitif.
Dari hasil analisis data, terdapat 28 kalimat atau kalimat yang mengandung metode larangan mendesak. Dari hasil analisis data, terdapat 12 kalimat atau klausa yang mengandung perintah halus. Pada penelitian minggu pertama, ditemukan 49 kalimat atau kalimat imperatif yang mengandung modus kalimat imperatif dari total data, terdiri dari 5 kalimat atau kalimat dalam modus imperatif intransitif atau intransitif, 7 kalimat atau kalimat dalam modus imperatif transitif, 9 kalimat atau kalimat dalam permintaan. modus imperatif, modus imperatif larangan berjumlah 13 kalimat atau
Pada minggu kedua, peneliti menemukan 53 kalimat atau klausa imperatif dari keseluruhan data yang berisi modus imperatif yang terdiri dari modus imperatif intransitif atau intransitif sebanyak 6 kalimat atau klausa, modus imperatif transitif sebanyak 5 kalimat atau klausa, imperatif permintaan modus imperatif sebanyak 12 frase atau klausa, modus imperatif modus larangan sebanyak 15 frase atau klausa, modus imperatif halus sebanyak 5 frase atau klausa, modus imperatif untuk menghilangkan sebanyak 2 frase atau klausa, modus imperatif untuk mengajak atau berharap sebanyak 8 frase atau klausa. Jumlah mood imperatif non-transitif atau intransitif terbanyak terdapat pada minggu kedua sebanyak 6 kalimat atau klausa. Jumlah jenis mood pembilasan imperatif pada minggu pertama dan minggu kedua sama-sama berjumlah 2 klausa atau kalimat.
Jumlah imperatif ajakan atau harapan terbanyak terdapat pada minggu kedua penelitian, yaitu sebanyak delapan kalimat atau klausa.
Pembahasan Hasil Penelitian
Namun ragam penggunaan kalimat imperatif yang terdapat dalam penggunaan kalimat imperatif sehari-hari di masyarakat tidak merata, karena terdapat kecenderungan yang signifikan antara jumlah kemunculan modus imperatif penghalang dengan keenam jenis kalimat imperatif lainnya. Berdasarkan hasil penafsiran di atas terlihat bahwa modus kalimat yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari masyarakat desa Barembeng terdiri dari tujuh jenis modus, yaitu modus imperatif larangan, modus imperatif meminta, modus imperatif. modus ajakan atau harapan, modus imperatif halus, modus modus imperatif transitif, modus genitif intransitif atau intransitif, dan modus pelepasan genitif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa modus kalimat imperatif yang digunakan cukup beragam karena setiap jenis modus kalimat imperatif tersebut banyak ditemukan dalam aktivitas sehari-hari warga desa Barembeng.
Namun kemunculan kalimat jenis imperatif ini didominasi oleh jumlah kemunculan modus imperatif terlarang, sedangkan jenis kalimat imperatif lainnya mempunyai jumlah kemunculan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kemunculan modus imperatif terlarang. Banyaknya kemunculan modus larangan imperatif disebabkan karena modus larangan imperatif merupakan modus kalimat yang memberikan larangan, sehingga kemunculannya banyak dijumpai dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Hal ini menyebabkan modus pelarangan imperatif muncul dalam berbagai situasi dan berbagai keadaan.
Pengungkapan informasi yang baik dalam penggunaan kalimat yang digunakan menjamin kejelasan hubungan subjek dan predikat pada setiap klausa atau kalimat imperatif. Bentuk-bentuk kalimat imperatif terdiri dari kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif ajakan atau harapan, kalimat imperatif kelalaian, kalimat imperatif halus, kalimat imperatif transitif dan kalimat imperatif non transitif atau intransitif. Larangan yang mengandung kata jangan paling dominan digunakan oleh masyarakat desa Barembeng.
Jenis-jenis tuturan imperatif yang digunakan antara lain: 1) kalimat imperatif biasa, 2) kalimat imperatif permintaan, 3) kalimat imperatif pemberian izin, 4) kalimat imperatif ajakan, 5) kalimat imperatif perintah.
Keterbatasan penelitian
Hasil penelitian Erni Fitriana (2013) mempelajari analisis kalimat perintah dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari kita temukan 4 jenis kalimat perintah, yaitu: 1) kalimat perintah sebenarnya, 2) kalimat perintah ajakan, 3) kalimat perintah permohonan, 4) kalimat perintah larangan. Dalam mempelajari suatu bahasa perlu dipahami hubungan antara subjek dan klausa dalam suatu kalimat atau klausa, artinya modus kalimat juga termasuk di dalamnya. Subyek penelitian ini hanya terfokus pada pola kalimat imperatif yang digunakan dalam bahasa Makassar oleh masyarakat Desa Barembeng Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa yang merupakan sebagian kecil dari berbagai pola kalimat yang digunakan masyarakat.
Fokus penelitian dalam skripsi ini dibatasi pada jenis-jenis kalimat imperatif serta peran subjek dan kalimat yang merujuk pada imperatif tertentu. Penggunaan perintah secara umum dalam aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat desa Barembeng cukup bervariasi, terdiri dari larangan, permintaan, ajakan atau harapan, perintah halus, transitif, intransitif atau intransitif dan kelalaian, dimana penggunaan perintah larangan maksimal adalah 27,45% di bandingkan dengan kalimat imperatif lainnya. Penggunaan kalimat imperatif yang ditemukan pada penelitian lapangan berkurang karena jenis modus kalimat yang digunakan berbeda, dan hanya modus kalimat imperatif yang diteliti.
Penelitian dilakukan pada masa pandemi, ketika aktivitas masyarakat dikurangi dan penggunaan kalimat perintah meningkatkan perintah dan larangan. Analisis Penggunaan Kalimat Perintah oleh Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SD Negeri 09 Panggang Kabupaten Jerapa. Modus Kalimat dalam Novel Glonggong Karya Junaedi Setiyon dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Menulis di SMA.
Penggunaan Kalimat Imperatif oleh Guru dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 13 Kota Magelang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Daeng Sompa: Erokja anne appala angnginrang doetta Daeng Ngona: Tebak siapa nikerokki, artikel kulle jaki saya. Pak RT: kammane Daeng Rowa, erokka anne angkioki warganya mange akkerja bakti ammuko,jari eroka appala Selamatta untuk mange rimasigika angngumumkanki mange untuk warganya. Beliau pertama kali mengikuti pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) Negeri I Barembeng pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007.
Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI Barembeng dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bontonompo Selatan dan lulus pada tahun 2013. Lulus SMA pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi dengan program studi Sarjana (S1) di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.