BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan:
1. Observasi
Didalam artian penelitian observasi mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda. Observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap perlindungan hukum terhadap simpanan nasabah
2. Wawancara ( interview )
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai akan mencatat opini dan hal lain yang berkaitan dengan perlindungan bank kepada simpananan nasabahnya. Wawancara dilakukan guna memperoleh data primer tentang bentuk perlindungan simpanan nasabah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian
33 Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 2000), h. 19.
berupa buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang wdapat mendukung penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisa data kualitatif dilakukan secara interaktif serta berlangsung secara terus menerus hingga tuntas. Adapun analisis data menggunakan data sebagai beriku :
1. Reduksi data
Peneliti melakukan pengambilan data di lapangan melalui dengan mewawancara sumber data utama, peneliti mencatat atau merekam semua jawaban yang di kemukakan oleh sumber yang di peroleh oleh penulis. Maka yang harus dilakukan penulis adalah mereduksi data dengan merangkum semua hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian menfokuskan mengambil permasalahan yang ingin dikaji.
2. Penyajian data
Setelah pendapat informasi dari tahap wawancara, penulis memasuki Proses penyajian data dimana menyajikan data yang sudah di peroleh melalui tahap wawancara dan menganalisa kembali yang diuraikan dengan singkat dan jelas.
3. Kesimpulan
Setelah data disajikan dan diverifikasi dalam bentuk naratif berdasarkan hasil data data yang di kumpulkan di lapangan peneliti selanjutnya menarik kesimpulan sesuai dengan fokus masalah yang telah diteliti.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Bank BNI Syariah
BNI Syariah didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang N0. 2 Tahun 1946 dengan nama Bank Negara Indonesia yang berfungsi sebagai Bank Sentral dimana sebagai Bank Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan.
Pada tahun 1949 pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai Bank Sirkulasi atau Bank Sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai Bank Pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai Bank Devisa dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi Bank Komersial milik pemerintah. Perubahan ini dengan putusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari indentitas perusahaan. Nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai “BNI 46”, dan karena ingin menggunakan nama panggilan yang mudah diingat maka dirubah menjadi “Bank BNI” bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996
dan PT Bank Negara Indonesia (Persero), kini berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia, Tbk. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan “Bank BNI” dipersingkat menjadi “BNI”, sedangkan tahun pendirian yaitu “46” digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk, memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
Setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang memperbolehkan Bank Konvensional untuk membuka layanan syariah, kemudian pada tahun 1999 terbentuklah Tim Proyek Cabang Syariah. Setelah terjadinya krisis ekonomi moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998, melihat situasi dan kondisi yang terjadi, banyaknya bank yang dilikuidasi, hanya bank yang memiliki prinsip syariah yang masih berdiri kokoh. Dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pada tanggal 29 April 2000, didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang yaitu di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh Dr.
Hasanuddin, M.Ag yang sebelunya diketuai oleh KH. Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.34
Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan Spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.
Pada tahun 2003 dilakukan penyusunan corporate plan UUS BNI yang didalamnya termasuk rencana independensi BNI Syariah diperkuat dengan kebijakan otonomi khusus yang diberikan oleh BNI kepada UUS BNI pada tahun 2005. Pada tahun 2009, BNI membentuk tim implementasi pembentukan Bank umum syariah, sehingga terbentuk PT. BNI Syariah yang efektif dan beroperasi sejak tanggal 19 Juni 2010. Berdasarkan surat keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010, setelah sebelumnya pendirian Perseroan telah ditetapkannya Akta No.160 dan telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor: AHU-15574, AH.01.01 Tahun 2010, tanggal 25 Meret 2010.
34 Betara Indra Gunawan, Sejarah Berdirinya Bank Negara Indonesia Syariah, http://ktara.blogspot.com/2015/03/sejarah-berdirinya-bank-negara-indonesia-syariah.html diakses pada tanggal 3 April 2020 pukul 10.51
Pada akhir tahun 2018, jaringan usaha BNI Syariah tersebar mencapai 2 Kantor wilayah, 68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor Kas, 23 Mobil Layanan Gerak, dan 52 Payment Point.35
2. Visi dan Misi Bank BNI Syariah
1. Visi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan kinerja.
2. Misi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar
a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.
b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jassa perbankan syariah.
c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d) Menciptakan wahan terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Budaya Kerja PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar 1. Amanah
a) Jujur dan menepati janji b) Bertanggung jawab
c) Bersemangat untuk menghasilkan karya terbaik d) Bekerja ikhlas dan mengutamakan niat ibadah
35 www.bnisyariah.co.id diakses pada tanggal 03 April 2020 pada pukul 12.14
e) Melayani melebih harapan 2. Jamaah
a) Peduli dan berani memberi maupun menerima umpan balik yang konstruktif
b) Membangun sinergi secara profesional c) Membagi pengetahuan yang bermanfaat d) Memahami keterkaitan proses kerja e) Memperkuat kepemimpinan yang efektif 4. Kegiatan Operasional Perusahaan
1. Penghimpunan Dana (funding) a. Produk Tabungan
Tabungan merupakan simpanan dalam bentuk mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah mutlaqah atau akad wadiah. Bank sebagai pihak yang bebas tanpa pembatasan dari pemilik dana menyalurkan dana nasabah tersebut dalam bentuk pembiayaan kepada usaha-usaha yang menguntungkan dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Atas keuntungan yang didapat dari penyaluran dana, bank memberikan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati. Jenis tabungan yang ada di BNI Syariah yaitu:
a). Tabungan iB Hasanah
Yaitu tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan dalam mata uang rupiah.
b). Tabungan iB Bisnis Hasanah
Yaitu tabungan dengan akad mudharabah yang dilengkapi dengan detil mutasi debet dan kredit pada buku tabungan dan bagi hasil yang lebih kompetitif dalam mata uang rupiah.
c). Tabungan iB Prima Hasanah
Tabungan iB prima Hasanah yaitu tabungan dengan akad mudharabah yang memberikan berbagai fasilitas dan kemudahan bagi nasabah segmen high networth individuals secara perorangan dalam mata uang rupiah dan bagi hasil yang kompetitif.
d). Tabungan iB Tunas Hasanah
Yaitu tabungan dengan akad wadiah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar yang berusia dibawah 17 tahun.
5. Produk Transaksi
Produk transaksi di BNI Syariah yaitu Giro iB Hasanah. Simpanan Giro iB Hasanah merupakam produk penyimpanan dana yang menggunakan prinsip wadiah yad ad-dhamanah (titipan murni). Pada produk ini nasabah menitipkan dana dan bank akan mempergunakan dana tersebut sesuai dengan prinsip syariah dan menjamin akan mengembalikan titipan tersebut secara utuh bila sewaktu- waktu nasabah membutuhkannya.
6. Produk Investasi 1) Deposito iB Hasanah
Deposito iB Hasanah adalah simpanan berjangka yang ditujukan untuk berinvestasi bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan
prinsip mudharabah mutlaqah. Dana nasabah dikelola dengan cara disalurkan melalui pembiayaan usaha produktif yang sesuai dengan prinsip syariah dan menghasilkan bagi hasil yang kompetitif bagi nasabah.
2) Tabungan iB Baitullah Hasanah
Yaitu tabungan dengan akad mudharabah atau wadiah yang dipergunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian porsi berangkat menunaikan ibadah haji (reguler/khusus) dan merencanakan ibadah umrah sesuai keinginan penabung dengan sistem setoran bebas atau bulanan dalam mata uang rupiah dan USD.
3) Tabungan iB Tapenas Hasanah
Yaitu tabungan dengan akad mudharabah untuk perencanaan masa depan yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan sistem setoran bulanan yang bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana masa depan seperti rencana liburan, idadah umrah, pendidikan ataupun rencana pendidikan masa depan lainnya.
7. Penyaluran Dana (financing)
Penyaluran dana (pembiayaan) di BNI Syariah ada dua yaitu:36 a. Produktif
a). Tunas Usaha iB Hasanah
Tunas Usaha iB Hasanah (TUS) adalah pembiayaan modal kerja atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun
36 Sri Ekawati. 2018. Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) di PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Utama Makassar. h 60-61.
belum bankable dengan prinsip syariah dalam rangka mendukung pelaksaan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007.
b). Wirausaha iB Hasanah
Wirausaha iB Hasanah (WUS) adalah fasilitas pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c). Usaha Kecil iB Hasanah
Yaitu fasilitas pembiayaan produktif yang diberikan untuk pengembangan usaha yang fesible guna memenuhi kebutuhan modal kerja atau investasi.
d). Umrah Keluarga Hasanah b. Konsumtif
Berikut merupakan pembiayaan konsumtif yang disalurkan oleh Bank BNI Syariah:37
a). Griya iB Hasanah
Pembiayaan Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan komsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen, dan jenisnya), dan membeli tanah kavling, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan pembayaran kembali masing- amsing calon nasabah.
37 BPP (Buku Panduan Perusahaan), BNI Syariah KCU Makassar. h. 27
b). Oto iB Hasanah
Oto iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini.
c). Multiguna iB Hasanah
Multiguna iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif dengan akad murabahah (jual beli) yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian barang kebutuhan konsumtif dan atau jasa sesuai prinsip syariah dengan disertai agunan berupa fixed asset seperti tanah dan bangunan yang ditinggali bersatu SHM atau SHGB dan bukan barang yang dibiayai.
d). Fleksi iB Hasanah
Fleksi iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan komsumtif bagi pegawai/karyawan suatu perusahaan/lembaga untuk pembelian barang dan penggunaan jasa sesuai syariat Islam.
e). Fleksi Umrah iB Hasanah
Fleksi Umrah iB Hasanah adalah pembiayaan konsumtif untuk memenuhi kebutuhan pembelian manfaat jasa paket perjalanan ibadah umrah bekerjasama dengan Biro Perjalanan Umrah.
f). Pembiayaan Emas iB Hasanah
Pembiayaan Emas iB Hasanah (BNI Syariah Kepemilikan Emas) merupakan fasilitas pembiayaan dengan akad murabahah (jual beli) yang
diberikan untuk membeli emas logam mulia dalam bentuk batangan yang diangsur secara pokok setiap bulannya.
a. Produk Jasa
Produk jasa yang ada pada BNI Syariah Cabang Makassar adalah sebagai berikut:
a. ATM (Autometic Teller Machine)
b. Kliring (proses pelunasan hutang piutang antar bank) c. Transfer atau kirim uang
1. Struktur Organisasi Perusahaan dan Deskripsi Tugas
Struktur organisasi merupakan salah satu hal penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang secara langsung membuat skema wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan demi terwujudnya tujuan organisasi tersebut. Selain itu, struktur organisasi sering disebut bagan atau skema organisasi dengan cara memberikan gambaran secara skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang yang satu dengan lainnya yang terdapat dalam satu organisasi untuk mencapai tujuan bersamaa. Demikian pula halnya dengan PT. Bank BNI Syariah, personilnya melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya masing-masing, dan satu sama lainnya saling berhubungan dalam usaha menciptakan tujuan perusahaan yang akan dicapai.
Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar, sebagai berikut:38
38 Sumber: PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar
Sumber: PT. Bank BNI Syariah (Persero) Tbk. Kantor Cabang Makassar
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap bagian pada PT. Bank BNI Syariah Cabang Makassar:39
1) Kepala Cabang (Branch Manager)
a. Mengelola secara optimal sumber daya cabang agar dapat mendukung kelancaran operasi cabang.
b. Mengkordinir rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahunan cabang.
c. Menetapkan dan melaksanakan strategi pemasaran produk bank guna mencapai tingkat volume atau sasaran yang telah ditetapkan baik pendanaan maupun jasa-jasa.
2) Pemimpin Bidang Operasional (Operational Manager)
a. Membantu pemimpin cabang terhadap pelaksanaan fungsi pokok unit pelayanan nasabah dan unit operasional.
b. Mengontrol pelaksanaan fungsi pokok unit pelayanan nasabah dan unit operasional.
3) Manager Bisnis (Bussiness Manager)
a. Bertanggung jawab pada pelaksanaan fungsi bisnis.
b. Mengontrol pelaksanaan fungsi bisnis unit pelayanan nasabah dan unit operasional.
4) OSH (Operational Service Head)
a. Menyelenggarakan pelayanan dan pengadministrasian atas transaksi- transaksi jasa perbankan serta pemupukan dana di kantor cabang.
39 Dokumen BNI Syariah KCU Makassar Tahun 2013, Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan BNI Syariah KCU Makassar, h.2.
b. Menyelengarakan pembukuan accounting atas transaksi keuangan di kantor cabang.
c. Menyelenggarakan pengadministrasian dan pemantauan atas transaksi pembiayaan di kantor cabang.
d. Menyelenggarakan pelaporan transaksi kegiatan jasa-jasa perbankan, pemupukan dana, posisi likuiditas dan pembiayaan di kantor cabang sesuai pedoman atau ketentuan yang berlaku.
5) Processing
a. Memastikan bahwa semua pembiayaan, penambahan pembiayaan telah mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan limit.
b. Memastikan kebenaran administrasi atas pembiayaan yang diberikan.
c. Memeriksa kelengkapan dan keabsahan nota administrasi pembiayaan.
d. Memastikan bahwa fisik jaminan sesuai dengan nilai dan lokasinua.
6) Unit Branch Internal Control
Dimana unit tersebut merupakan unit yang berdiri sendiri/independent dan tidak dibawahi lagi oleh pemimpin cabang melainkan langsung dibawahi Divisi Kepatuhan. Unit tersebut sebelumnya disebut Control Internal, tugas- tugas pokoknya adalah:
a. Melakukan pengawasan dengan cara melaksanakan pemeriksaan terhadap aktivitas unit sehari-hari.
b. Melakukan pemeriksaan atas aktivitas unit secara harian, berkala atau mendadak.
c. Menindaklanjuti temuan SPI/Audit, baik internal maupun eksternal.
7) Unit Pemasaran Bisnis (Marketing)
a. Memasarkan produk jasa perbankan kepada nasabah/calon nasabah.
b. Memperbanyak penjualan silang (Cross Selling) kepada nasabah/calon nasabah.
c. Mengelola permohonan pembiayaan.
d. Melakukan pemantauan nasabah/kolektibilitas pinjaman.
e. Melakukan penyelamatan/penyelesaian pembiayaan bermasalah.
f. Membantu kantor besar atau cabang lain di bidang pemasaran bisnis.
g. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah wholesale dan middle.
h. Mencari nasabah-nasabah baru dan memperkenalkan dan menawarkan produk perbankan.
i. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah maupun kegiatan usaha setempat.
8) Unit Operasional
a. Mengelola administrasi pembiayaan.
b. Mengelola administrasi keuangan.
c. Mengelola administrasi dalam negeri dan luar negeri.
d. Mengelola administrasi umum, logistik, dan kepegawaian.
9) Customer Service
a. Mengerjakan dan menyelesaikan semua operasional baik berupa tabungan, deposito, inkaso secara umum ataupun operasional pembayaran dan pembukuannya.
b. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan pedoman pada sistem pedoman operasional yang benar sehingga kedua pihak merasa puas.
c. Memberikan informasi dan penjelasan kepada nasabah mengenai produk yang ditawarkan oleh bank atau yang ditanyakan oleh nasabah.
10) Teller
a. Memberikan pelayanan kepada nasabah yang berhubungan dengan penerimaan dan penarikan uang.
b. Mencatat semua transaksi yang terjadi setiap hari.
c. Membuat laporan atas transaksi-transaksi yang terjadi kemudian dilaporkan kepada bagian pembukuan.
B. Bentuk Perlindungan Hukum Terhadap Simpanan Nasabah Di Bank BNI Syariah Kota Makassar
Perlindungan hukum adalah untuk menciptakan rasa aman dan terlindungi bagi para nasabah. Sedangkan nasabah bank syariah adalah konsumen jasa perbankan yang bertransaksi dilembaga perbankan syariah ataupun unit usaha syariah. Hukum perbankan di indonesia, dengan adanya jaminan kerahasiaan atas semua data masyarakat daam hubungannya dengan bank, maka bank memercayai
bank tersebut, maka mereka akan memercayakan uangnya pada bank atau memanfaatkan jasa bank.40
Syamsir Djarung Nasabah Bank BNI Syariah Mengungkapkan,
salah satu yang menjadi pertimbangannya dalam memilih perbankan yaitu dilihat dari bentuk perlindungan dan adanya jaminan dari pihak bank itu sendiri.41
Fitri Indah warga juga mengungkapkan pendapatnya,
Saat ini masih banyak warga yang ragu menggunakan jasa perbankan untuk menitipkan dananya, terkait banyaknya kasus yang beredar tentang kebobolan, dan Bahwa memang benar kepercayaan masyarkat lahir apabila dari bank ada jaminan bahwa pengetahuan bank tentang simpanan dan keadaan keuangan nasabah tidak akan disalahgunakan.42
Kepala keuangan BNI Syariah, Tuti Asriani, Mengungkapkan,
Kepercayaan merupakan inti dari perbankan sehingga sebuah bank harus mampu menjaga keprcayaan dari para nasabahnya. Adapun bentuk perlindungan hukum terhadap nasabahnya, itu diatur dalam undang- undang NO.7 tahun 1992 yang diubah menjadi Undang-undang no 10 tahun 1998 . begitupun perlindungan hukum terkait bank apabila mengalami likuidasi di BNI Syariah makassar.43
Jadi dapat disimpulkan pokok utama para nasabah dalam memilih perbankan yaitu keamanan dari apa yang akan dititipkannya yaitu dana, selain dari adanya kepastian perlindungan hukum yang akurat bisa meredakan kecemasan para nasabah menyangkut keamanan dana mereka.
1. Bentuk perlindungan hukum dari peraturan Bank Indonesia
40 Muhammad Djumhana, 2012, Hukum perbankan di indonesia, Bansung : PT Citra Aditya Bakti
41 Syamsir Djarung Wawancara Nasabah Bank BNI Syariah Kota Makassar 05 juni 2020
42 Fitri indah, wawancara warga makassar 10 juni 2020
43 Tuti Asriani, kepala keuangan BNI Syariah Makassar, Wawancara Kantor Bni Syariah Cabang Ratulangi Makassar 12 Juni 2020
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang perbankan secara administrasi memberikan perlindungan kepada nasabahnya. Perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan (financisl intermediary insituation) memegang peran penting dalam proses pembangunan nasional. Perlindungan hukum bagi nasabah bank antara lain dengan diintrodusinya lembaga penjamin simpanan (LPS) dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Ditingkat teknis payung hukum yang melindungi nasabah antara lain adanya pengaturan mengenai penyelesaian pengaduan nasabah dan mediasi perbankan dalam peraturan Bank Indonesia (PBI). Kepercayaan merupakan inti perbankan sehingga harus menjaganya.
Diantara Undang-Undang mapun peraturan Bank Indonesia ( PBI) terdapat pengaturan untuk menjaga kepercayaan masyarakat perbankan dan sekaligus dapat memberikan perlindungan hukum bagi nasabah.pertama untuk memberikan perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan dana. Undang-Undang No.10 tahun 1998 mengamanatkan dibentuknya Lembaga Penjamin Simpanan dan mewajibkan setiap bank untuk menjamin dana masyarkat yang disimpan dalam bank yang bersangkutan yaitu BNI Syariah Makassar
Perlindungnn hukum yang diberikan oleh bank atas penggunaan jasa layanan perbankan jika dilihat berdasarkan UU 10/1998 terdiri atas :
1. Penyediaan Informasi Mengenai Kemungkinan Timbulnya Risiko Kerugian Pasal 29 ayat (4) UU 10/1998 Menyatakan “ Untuk kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.
dimaksudkan agar akses untuk memperoleh informasi perihal kegiatan usaha dan kondisi bank menjadi lebih terbuka yang sekaligus menjamin adanya transparansi dalam dunia perbankan.
2. Rahasia Bank Berdasarkan Pasal 1 Angka 28 UU 10/1998 :
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah dan simpanannnya. Kemudian pasal 40 ayat (1) dan (2) UU 10/1998 menyatakan:
1. bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya kecuali dalam pasal 41, pasal 41A, PASAL 42, PASAL 43, PASAL 44, DAN PASAL 44A.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula bagi pihak terafilasi
3. Jaminan atas simpanan nasabah melalui lembaga penjamin simpanan Perlindungan lainnya yang diberikan UU 10/1998 adalah dibentuknya lembaga penjamin simpanan sebagaimana disebut dalam Pasal 37B ayat (1) dan (2) UU 10/1998:
a. Setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan .
b. Untuk menjami simpanan masyarakatpada bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan.44 2. Perlindungan Dari Lembaga Penjamin Simpanan
44 UU No.10 Tahun 1998, Sinar Grafika, jakarta