BAB III METODE PENELITIAN
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian, sebab tanpa data dari masalah yang diteliti, seorang peneliti tidak akan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang masalah yang diteliti tersebut. Adapun teknik yang digunakan dalam melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini adaiah sebagai berikut:
1. Observasi
Obsevasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap objek penelitian, cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang terjadi sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan mengenai Intervensi Pemerintah Terhadap Kemajuan Pendidikan Masyarakat Tanete Riaja Kabupaten Barru kemudian membuat pencatatan guna memperoleh gambaran yang jelas dan membenkan petunjuk-petunjuk untuk mendukung data yang diolah lebih lanjut.
Observasi ini dilakukan dengan cara, peneliti mendatangi lokasi penelitian, selanjutnya melakukan pengamatan dan pencatatan tentang fenomena-fenomena yang diteliti dilokasi penelitian, yaitu di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru yang dilakukan sesaat atau berulang-ulang secara informal sehingga mampu mengarahkan peneliti untuk sebanyak mungkin mendapatkan informasi vang berkaitan dengan masalah penelitian.
37
2. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung terhadap informan yang bersangkutan dengan masalah-masalah yang diteliti. wawancara antara peneliti dengan informan secara langsung kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang menjadi inti masalah penelitian kepada informan, selanjutnva para informan ini memberikan jawaban menurut informan masing-masing. Hasil Tanya jawab ini direkam dan dicatat untuk mempermudah penulis dalam melakukan tabulasi data. Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cari tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancara, dengan menggunakan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, Inti dari metode wawancara ini selalu muncul beberapa hal, yaitu pewawancara, responden materi wawancara dan pedoman wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diasumsikan sebagai sumber data tertulis yang terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan sumber tidak resmi Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga/perorangan atas nama lembaga. Sumber tidak resmi adalah dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh individu tidak atas nama lembaga.
Dokumen yang akan dijadikan sebagai sumber referensi dapat berupa artikel di surat kabar, majalah, koran atau buku-buku mengenai Pendidikan dan
Perubahan Sosial Pada Masyarakat Kecamatan tanete riaja Kabupaten Barru
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif di Kabupaten Barru dilakukan sejak sebelum terjun ke lapangan, observasi, selama pelaksanaan penelitian di lapangan dan setelah selesai penelitian di lapangan. Data penelitian ini diperoleh dari hasil, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasi data yang diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data kedalam unit-unit, menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah untuk dipahami. Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan model interaktif untuk menganalisis data hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Data interaktif yaitu mengubungkan data yang satu dengan data yang lain. Adapun gambar dibawah in
Gambar. 3.1. Proses Analisis Kaharuddin Mencari Fokus Mengelolah Data
Hasil Produksi Analisis Penguatan Buku
Mengkategorikan Data
Matriks Menentukan Kategori Menghubungkan Data
39
Proses Analisis Data Ian Day dijelaskan sebagai berikut:
1. Mencari Fokus
Adalah suatu penentuan penelitian konsentrasi sebgai pedoman arah suatu penelitian dalam upaya mengumpulkan datadan mencari informasi serta sebagai pedoman dalam mengadakan pembahasan sehingga penelitian tersebut benar-benar mendapat hasil yang diinginkan. Adapun fokus penelitian yaitu:
a. Bagaimana Intervensi Pemerintah terhadap kemajuan pendidikan b. Bagaimana Implikasi pendidikan terhadap
2. Mengelolah Data dan Mengkategorikan Data
Data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data Pengumpulan data Penyajian data Reduksi data Kesimpulan-kesimpulan Penarikan/verifikasi pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan reduksi data dengan cara memilah-milah, mengkategorikan dan membuat abstraksi dari catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi.
3. Menghubungkan Data dan Menetukan Kategori
Menghubungkan data dilakukan setelah data selesai direduksi atau dirangkum. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk CO (Catatan Observasi), CW (Catatan Wawancara), dan CD (Catatan Dokumentasi).
Data yang sudah disajikan dalam bentuk catatan observasi, catatan
wawancara, dan catatan dokumentasi diberi kode data untuk mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat menganalisis dengan cepat dan mudah. Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi. Masing-masing data yang sudah diberi kode dianalisis dalam bentuk refleksi dan disajikan dalam bentuk teks.
4. Penguatan Buku dan Hasil Produksi Analisis
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif model interaktif adalah penarikan kesimpulan dari verifikasi atau hasil produksi Analisis.
Berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan, peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan pertanyaan yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak awal.
I. Teknik keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat digunakan uji kredibilitas. Menurut Sugiyono (2013: 368-375) untuk menguji kredibilitas suatu penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Perpanjangan pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan membentuk hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan
41
kehadiran peneliti tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang mengganggu perilaku masyarakat yang sedang dipelajari.
2. Meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah di teliti itu salah atau tidak
3 Triangulasi, yaitu penegecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu Dengan demikian terdapal tiga jenis triangulasi yaitu :
a Triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberap sumber. Dalam hal ini, untuk menguji kredibilitas data tentang paristiwa dan kesenjangan sosial maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke instansi yang bersangkutan dan masyarakat yang menjadi objek.
b. Triangulasi teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
c. Triangulasi waktu, yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat narasumber masih segar, belum bayak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
J. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian.
Oleh karena itu maka segi etika harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain:
1. Informed Consent( Surat Persetujuan)
Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar sybjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengerti dampaknya. Jika subjek tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden atau subjek. Jika subjek bersedia maka harus mendatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity(tanpa nama)
Masalah etika pendidikan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan maupun masalah-masalah lainnya dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
4. Jujur
Jujur yaitu dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan metode, dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada
43
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai pekerjaan anda.
5. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan dalam rancangan percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian, ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor peneliti.
6. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian, lakukan penelitian dengan tulus, Upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
7. Keterbukaan
Secara terbuk, saling berbagi data, hasil, ide, alat, dan sumber daya penelitian terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
44 A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sesuai dengan lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti, maka pada bagian ini peneliti akan memaparkan secara singkat profil Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru sebagai wilayah atau lokasi peneliti mengadakan penelitian. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut :
1. Sejarah Singkat Kabupaten Barru
Kabupaten Barru dahulu sebelum terbentuk adalah sebuah kerajaan kecil yang masing-masing dipimpin oleh seorang raja, yaitu: Kerajaan Berru (Barru), Kerajaan Tanete, Kerajaan Soppeng Riaja dan Kerajaan Mallusetasi. Pada masa pemerintahan Belanda dibentuk Pemerintahan Sipil Belanda di mana wilayah Kerajaan Barru, Tanete dan Soppeng Riaja dimasukkan dalam wilayah Onder Afdelling Barru yang bernaung di bawah Afdelling Parepare. Sebagai kepala Pemerintahan OnderAfdelling diangkat seorang control Belanda yang berkedudukan di
Barru,sedangkan ketiga bekas kerajaan tersebut diberi status sebagai Self Bestuur (Pemerintahan Kerajaan Sendiri) yang mempunyai hak otonom
untuk menyelenggarakan pemerintahan sehari hari baik terhadap eksekutif maupun dibidang yudikatif. Seiring dengan perjalanan waktu, maka pada tanggal 20 Februari 1960 merupakan tonggak sejarah yang menandai awal kelahiran Kabupaten Daerah Tingkat II Barru dengan ibu
45
kota Barru, berdasarkan Undang-Undang Nomor 229 tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan. Kabupaten Barru terbagi dalam 7 Kecamatan yang memiliki 40 Desa dan 14 Kelurahan, berada ± 102 Km disebelah Utara Kota Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan. Sebelum dibentuk sebagai suatu Daerah Otonom berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959,pada tahun 1961 daerah ini terdiri dari 4 wilayah Swapraja di dalam kewedanaan Barru, Kabupaten Parepare lama, masing-masing Swapraja Barru, Swapraja Tanete, Swapraja Soppeng Riaja dan bekas Swapraja Mallusetasi. Ibu kota Kabupaten Barru sekarang bertempat di bekas ibu kota Kewedanaan Barru.
a) Geografi
Secara geografis, Kabupaten Barru terletak pada 4°00' - 5°35' Lintang Selatan dan 199°35' - 119°49' Bujur Timur. Wilayahnya berada di bagian barat daratan Pulau Sulawesi sekitar kurang lebih 102 Km sebelah utara Kota Makassar Ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Barru mempunyai ketinggian antara 0-1.700 meter diatas permukaan laut dengan bentuk permukaan sebahagian besar daerah Geografi kemiringan berbukit hingga bergununggunung. Wilayah bertopografi perbukitan hingga pegunungan berada disebahagian besar wilayah tengah hingga timur dan selatan yang sebagiannya juga merupakan kawasan karst. Sebahagian lainnya merupakan daerah data, hingga pesisir. Kabupaten Barru merupakan daerah pesisir pantai yang cukup panjang. Garis pantai
mencapai 87 Km sehingga merupakan kabupaten dengan pesisir pantai terpanjang di Sulawesi Selatan.
1) Hidrologi dan Iklim
Di Kabupaten Barru terdapat 21 sungai yang tersebar di 7 kecamatan. Sungai Jampue di Kecamatan Mallusetasi merupakan sungai terpanjang diKabupaten Barru dengan panjang sungai 45,55 Km kemudian sungai Sumpang Binangae di Kecamatan Barru dengan panjang 44,95 Km.
DiKabupaten Barru terdapat seluas 71,79 % wilayah ( 84.340 Ha) dengan tipe iklim C yakni mempunyai bulan basah berturut-turut 5-6 bulan (Oktober -Maret) dan bulan Kering berturut-turut kurang dari 2 bulan (April September). Total hujan selama setahun di Kabupaten Barru sebanyak 113 hari dengan jumlah curah hujan sebesar 5.252 mm.Curah hujan di kabupaten Barru berdasarkan hari hujan terbanyak pada bulan Desember - Januari dengan jumlah curah hujan 1.335 mm dan 1.138 mm sedangkan hari hujan masing-masing 2 hari dengan jumlah curah hujan masing- masing 104 mm dan 17 mm.
2) Batas Wilayah
Utara : Kota Pare-pare
Timur : Kab. Bone, Kab. Soppeng dan Kab. Sidenreng Selatan: Kab. Bone
Barat : Kab.Pangkep dan Selat Makassar.
47
2. Keadaan Geografis
Kecamatan Tanete Riaja merupakan salah satu dari tujuh yang ada dalam wilayah Kabupaten Barru. Keseluruhan wilayah Kecamatan Tanete Riaja adalah daratan dan tidak ditemukan adanya laut. Secara administratif, wilayah Kecamatan Tanete Riaja memiliki batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Barru
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Soppeng
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pujananting
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanete Rilau
Existing orbitasi desa terjauh dengan Ibukota Kabupaten adalah 25 km, sedangkan jarak pusat pemerintahan Kecamatan dengan Ibukota Provinsi adalah 108 km. Tinggi pusat pemerintahan dari permukaan laut 200-700 m. Untuk lebih jelasnya terkait letak geografis dan batas-batas wilayah Kecamatan Tanete Riaja, dapat di lihat pada peta berikut ini:
(Sumber : Seksi Tata Pemerintahan Kecamatan Tanete Riaja, Juli 2019)
Secara keseluruhan, Kecamatan Tanete Riaja mempunyai luas wilayah ± 174,29 km² atau ± 17.429 Ha, sebagaimana disajikan pada tabel 1 berikut ini:
NO DESA / KELURAHAN LUAS WILAYAH
Km² Ha
1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Lompo Riaja Desa Mattirowalie Desa Harapan Desa Libureng Desa Kading
Desa Lompo Tengah Desa Lempang
20,89 26,42 53,10 20,24 22,69 13,32 17,63
2.089 2.642 5.310 2.024 2.269 1.332 1.762 Luas Wilayah Kec. Tanete
Riaja 174,29 17.429
(Sumber: Kecamatan Tanete Riaja Dalam Angka (2019) : Biro Pusat Statistik) a. Kelembagaan Pemerintahan
Dalam menyelenggarakan roda pemerintahan, pemerintah Kecamatan Tanete Riaja di dukung sejumlah perangkat kelembagaan. Sejak pemberlakuan otonomi daerah, sejumlah kelembagaan dalam lingkup pemerintahan Kecamatan Tanete Riaja mengalami restrukturisasi. Eksisting kelembagaan tersebut di sajikan pada tabel berikut:
Tabel 2
Keadaan Struktur Kelembagaan Pemerintah Kecamatan Tanete Riaja, Tahun 2019
No Instansi
Kelembagaan
Nama Instansi Jumlah
1. Instansi Vertikal - KUA
- POLSEK
- KORAMIL
1 1 1
2. Instansi Otonom - UPTD Kesehatan 2
49
- BP3K
- PPLKB
- BRI
- Bank Sulsel
1 1 1 1
3. Instansi BUMN/BUMD - PLN
- PDAM
1 1
(Sumber: Kecamatan Tanete Riaja Dalam Angka (2019) : Biro Pusat Statistik)
Sedangkan struktur organisasi Desa/Kelurahan Tahun 2019 yang terbagi dalam 1 Kelurahan, 6 Desa, 3 Lingkungan, 30 Dusun, 15 RW dan 107 RT akan digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3
Struktur Organisasi Desa/kelurahan Pemerintah Kecamatan Tanete Riaja
NO DESA / KELURAHAN LINGKUNGAN DUSUN RT
1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Lompo Riaja Desa Mattirowalie Desa Harapan Desa Libureng Desa Kading
Desa Lompo Tengah Desa Lempang
3 - - - - - -
- 6 5 5 5 5 4
15 14 17 13 15 19 14
J U M L A H 3 30 107
(Sumber: Seksi Tata Pemerintahan Kantor Camat Tanete Riaja)
2. Keadaan Demografi Penduduk
Secara keseluruhan, Kecamatan Tanete Riaja mempunyai jumlah penduduk sebanyak ± 22.610 jiwa (terdiri dari 10.817 laki-laki dan 11.793 perempuan) atau sebanyak ± 6.235 KK dan jumlah wajib KTP sebanyak 14.600 jiwa. Untuk jelasnya disajikan pada tabel 1.4 berikut:
Tabel 4
Keadaan Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan Kecamatan Tanete Riaja
NO DESA / KELURAHAN
Jumlah Penduduk
(Jiwa) Jumlah KK Jumlah
Wajib KTP Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1 2 3 4 5 6 7
Kelurahan Lompo Riaja Desa Lompo Tengah Desa Harapan Desa Libureng Desa Kading Desa Mattirowalie Desa Lempang
1.963 1.314 1.774 1.602 1.658 1.416 1.146
2.334 1.538 1.802 1.681 1.719 1.594 1.181
1.064 480 841 698 665 645 543
31 180
95 123 111 99 95
2.538 1.888 2.129 1.622 1.638 1.619 1.489
J U M L A H 10.873 11.849 4.936 734 12.923
T O T A L 22.722 5.670 12.923
(Sumber : (Seksi Tata Pemerintahan (Laporan Kependudukan) Kecamatan Tanete Riaja, Juni 2019)
Secara umum, tingkat penyebaran penduduk di Kecamatan Tanete Riaja tidak jauh berbeda diantara desa/kelurahan yang ada. Eksistensi jumlah penduduk
51
tersebut merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) yang perlu terus dikembangkan melalui berbagai kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas keterampilan dalam rangka mengelola sumber daya alam yang tersedia.
Keberadaan sejumlah penduduk tersebut secara empiris juga menunjukkan karakteristikpola mata pencaharian atau status pekerjaan yang berbeda-beda, seperti petani, peternak, pengusaha atau wiraswasta, pegawai pemerintah, karyawan swasta, buruh harian, sopir angkutan, dan lainnya.
3. Keadaan Pendidikan
Dinamika perkembangan penduduk dengan tingkat pertumbuhan yang berlangsung cepat serta berkembangnya aktivitas diberbagai sektor pembangunan , mendorong kebutuhan akan pendidikan juga semakin meningkat. Untuk tujuan itu, maka mutlak diperlukan sarana dan prasarana pendidikan yang diharapkan dapat menunjang kelancaran aktifitas penduduk khususnya dalam bidang pendidikan.
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan meliputi fasilitas pendidikan dasar dan menengah seperti TK, SD atau sederajat, SLTP atau sederajat, dan SLTA atau sederajat. Hal tersebut mendorong Pemerintah / Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Kecamatan Tanete Riaja bersama masyarakat setempat untuk membangun sejumlah fasilitas yang dibutuhkan tersebut.
Berikut disajikan exixting sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Kecamatan Tanete Riaja, sebagaimana tertera dibawah ini.
Tabel 5
Keadaan Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Tanete Riaja, Tahun 2019
NO Level Pendidikan Jumlah (Buah) Jumlah
Murid
Jumlah Pengajar 1
2
3 4
Taman Kanak-Kanak (TK) Sekolah Dasar
-SD Negeri -SD Inpres
-Madrasah Ibtidaiyah SLTP
SLTA/MA
17 13 19 4 7 5
577 1.310 1.828 213 2.015
934
69 106 167 24 103
88 (Sumber : UPTD Pendidikan Kecamatan Tanete Riaja)
53 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I, yaitu Mengetahui interaksi pemerintah terhadap masyarakat di kecamatan Tanete Riaja kabupaten Barru, dan Mengetahui intervensi pemerintah terhadap pendidikan masyarakat putus sekolah tanete riaja kabupaten barru.
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam dengan informan sebagai bentuk pencarian data dan dokumentasi langsung dilapangan yang kemudian peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus pada pemerintah dan masyarakat yang dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi masalah. Peneliti ini juga menggunakan metode kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks.
Penelitian kualitatif prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis.Tetapi memandangnya sebagai
dari suatu keutuhan. Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Pendidikan Merupakan sebagai pilar
utama peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan bermutu salah satu langkah utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia.
Dengan kata lain, pendidikan mampu mengatasi masalah kemiskinan dan masalah lain yang menyertainya.
1. Bagaimana Interaksi dan Intervensi Pemerintah Terhadap Kemajuan Pendidikan Di Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru.
Interaksi Pemerintah merupakan salah satu bentuk sosialisasi antara Pemerintah dan Masyarakat khususnya Anak yang tidak mampu menempuh jenjang pendidikan yang ada di daerah kecamatan Tanete Riaja Kabupaten barru yang memberikan pengaruh yang besar. Pada hakikatnya, faktor lingkungan sangat berperan dalam mendukung pembetukan akhlak Anak, yang akan Nampak setelah anak meningkat umur ke jenjang kedewasaan interaksi social yang wajar antara anak dengan anggota-anggota masyarakat nilai-nilai perilaku, norma-norma agama dan sosial merupakan peraturan yang harus di patuhi oleh setiap induvidu yang ada dalam kelompok. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga di katakan sebagai proses belajar untuk menyusuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, Moral dan tradisi, dalam dunia pendidikan, pembinaan akhlak dititik beratkan pada pembentukan perilaku agar anak tidak mengalami penyimpangan. Dengan demikian, anak tidak mengalami” Juvenile Deliquency” (kenakalan remaja) yang berarti kenakalan anak. Sebab dalam pembinaan perilaku di tekankan bahwa anak di tuntut untuk belajar memiliki rasa tanggung jawab. bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah,melainkan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berarti
55
bahwa pembangunan pendidikan nasional tidak hanya mengejar kemapuan lahirlah semata-mata tetapi butuh kesalarasan dan keseimbangan. Dengan demikian undang-undang ini jelas bahwa pemerintah pusat mengingatkan segala bentuk program nasional bisa di berdasarkan oleh setiap masyarakat di daerah- daerah. Berikut hasil wawancara dengan masyarakat Khususnya di Kecamatan Tanete Riaja
Melalui observasi ini yang dilakukan oleh peneliti dengan langsung melihat bagaimana kondisi dan kenyataan ditempat dimana peneliti melakukan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
“alhamdulillah keadaan pendidikan masyarakat di kecamatan tanetet riaja sudah bias dikatakatan memenuhi standar karna sudah banyak fasilitas fasilitas pendidikan yang di berikan oleh pemerintan seperti bantuan buku beasiswa bagi yang kurang mampu dan beasiswa bagi siswa yang berpendididikan“D.I / Observasi / 20 Agustus 2019
Setelah melakukan observasi terkait pendidikan dan melihat rumusan masalah pertama mengenai interaksi dan intervensi pemerintah terhadap pendidikan maka peneliti menarik kesimpulan bahwa
“bentuk bentuk interaksi yang telah dilakukan oleh pemerintah di kecamatan tanete riaja adalah yaitu ada hari hari tertentu yang dimana diundang seluruh anggota masyarakat disana di kumpulkan dan diberikan arahan dan nasehat oleh pemerintah bagaimana cara mengatasi pendidikana anak yang bermasalah terhususus bagi yang tidak lanjut sekolah”D.1 / Observasi / 20 Agustus 2019
Sebagaimana informasi yang didapatkan melalui hasil wawancara Pak Musakkir (40 tahun) selaku kepala camat di Kecamatan Tanete Riaja mengatakan bahwa:
“interaksi itu sangat penting apa lagi khusus berinteraksi denagn anak yang tak mampu sekolah. Berinterksi dengan anak tersebut dapat mengubah pola perilaku si anak sebenarnya dengan memberikan