BAB III METODE PENELITIAN
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa metode antara lain :
1. Metode Observasi
Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam peneliltian kualitatif.
Observasi adalah metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode observasi ini, peneliti gunakan agar mampu melihat adanya gambaran dan jawaban permasalahan terkait system penggajian di perusahaan PT. Riau Security Indonesia Cabang Pekanbaru.
41
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada hamper semua penelitian kualitatif. Menurut sugiyono (2017:137) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin menemukan permasalahan yang ingin diteliti. Wawancara dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yangn mengajukan pertanyaan dan seseorang yang memberikan jawaban atau biasa disebut narasumber. Data penelitian ini menggunakan data dokumentasi dan wawancara secara langsung kepada pihak PT. Riau Security Indonesia setelah itu data yang diperoleh kemudian dikelola dan diteliti.
3. Metode Kuesioner
Kuesioner merupakan cara yang dapat dilakukan oleh peneliti dengan cara memberi pernyataan-pernyataan kepada responden untuk dijawab. Dalam melakukan metode ini peneliti menggunakan kuesioner tertutup yang mana merupakan kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban agar responden dapat memilih. Kuesioner yang dilakukan peneliti menggunakan skala Likert, dimana terdapat 4 pilihan jawaban yang terdapat nilainya. Responden dapat menceklis jawaban seperti “Sangat Setuju yang bernilai 4”, “Setuju yang bernilai 3”, “Tidak Setuju yang bernilai 2” dan “Sangat Tidak Setuju yang dibernilai 1”.
3.6 IDENTIFIKASI DAN OPERASIONALISASI VARIABEL
Identifikasi Operasionalisasi Variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator- indikator yang membentuknya. Tujuannya agar peneliti dapat mencapai alat ukur
42
yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalisasinya alat ukur yang akan digunakan untuk kualifikasi gejala atau variabel yang diteliti.
Tabel 3.1
Identifikasi Operasional Variabel
No Variable Definisi Indikator Skala
1 System Pengendalian Intern
Penggajian dan
Penggupahan
Suatu system pengendalian intern yang meliputi struktur organisasi,
metode-metode dan ukuran-ukuran yang mencakup prosedur cara-cara penggajian yang diperlukan dan penyajian
informasi kebutuhan
pegawai kepada manajemen
a. Struktur organisasi b. System
otorisasi dan pencatatan c. Praktik yang
sehat d. Karyawan
yang cakap dan
berkompeten
Ordinal
Sumber : Elaborasi Penelitian Sendiri
Pada penelitian ini peneliti akan mengukur pengendalian intern dengan menggunakan skala Ordinal. Skala ordinal merupakan suatu skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian membedakan data dan juga terdapat unsur rangking, tingkatan, dan derajat melalui penelitian tertentu. Namun untuk menguji indicator pada operasional variable diatas menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey. Dalam skala Likert juga merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang. Dalam skala Likert terdapat alternative jawaban seperti “Sangat Setuju yang diberi angka 4”, “Setuju diberi angka 3”, “Tidak Setuju diberi angka 2”, dan “Sangat Tidak Setuju diberi angka 1”.
43
3.7 ANALISIS DATA
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono; 2016; 147).
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau memberikan gambaran suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang serta memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah- masalah sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan data yang tersedia dari berbagai sumber yang diperoleh peneliti dari lingkungan PT. Riau Security Indonesia Cabang Pekanbaru. Selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan beberapa konsep praktis tersebut kemudian dideskripsikan dengan cara membandingkan temuan atau pemahaman atas kenyataan yang terdapat dalam pengendalian intern atas system penggajian dan pengupahan pada PT. Riau Security Indonesia Cabang Pekanbaru dengan konsep atau teori dengan system tersebut.
Dalam penelitian ini, cara menganalisa data dengan menilai beberapa criteria seperti dibawah ini :
Table 3.2 Kriteria Jawaban
Criteria Jawaban Kategori Jawaban Responden
3.28 – 4.03 Sangat Sesuai
2.52 – 3.27 Sesuai
1.76 – 2.51 Tidak Sesuai
1.00 – 1.75 Sangat Tidak Sesuai
Sumber : Sugiyono (2013:93)
44 BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
PT. Riau Security Indonesia yang telah berdiri pada akhir tahun 2010 di Kota Minyak Duri - Riau, tepatnya di Jalan Kayangan, Jalan Lembah Sari No.
107 Duri-Riau, yang berfungsi sebagai Kantor Administrasi dan Operasional dan pada akhir tahun 2015 memiliki kantor cabang yang beralamat di Kota Pekanbaru, tepatnya di Paus Ujung Jalan Karya III no 202. PT. Riau Security Indonesia mempunyai kebanggaan tersendiri karena merupakan suatu konsepsi atau cetusan gagasan dari Generasi muda putra-putri bangsa Indonesia yang profesional dalam bidang Management Security dan Tekhnologi pendukung serta Methodologinya yang berdasarkan pemahaman : Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama, Pertahanan-Keamanan dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di negara ini.
PT. Riau Security Indonesia juga menjalin kerjasama yang erat dengan pihak kepolisian dan militer serta tokoh masyarakat / agama lainnya dalam menciptakan rasa aman dan nyaman, karena menyadari bahwa posisi kami bukan ditingkat yang tertinggi dalam hal kewenangan menjaga keamanan dan memberi sanksi terhadap para pelaku kriminal di Indonesia, sehingga perlu menjalin hubungan yang erat terutama dengan Instansi Kepolisian, agar tercipta suasana aman dan nyaman serta memberikan efek jera terhadap setiap pelaku kriminal yang ada. Dalam merekrut SDM bidang keamanan, kami mempunyai kriteria sesuai dengan standard yang ditentukan, demikian juga dengan pemakaian
45
seragam dan atribut yang sudah sesuai dengan aturan yang ada / ditentukan oleh peraturan.
PT. Riau Security Indonesia merupakan perusahaan pengelola jasa keamanan berkedudukan di Duri-Riau, beroperasi secara profesional untuk memberikan pelayanan jasa keamanan yang baku dan dapat di percaya. PT. Riau Security Indonesia didirikan untuk merespon permintaan rasa aman sehingga sebagai suatu syarat mutlak dalam mendukung aktifitas usaha dan perekonomian, haruslah dilindungi dan di dukung oleh suatu manajemen keamanan profesional.
PT. Riau Security Indonesia menjalankan suatu sistem dan operasi keamanan,yang di sesuaikan dengan kebutuhan penggunanya,berdasarkan pertimbangan kondisi sosial, budaya, ekonomi dan psikologis maupun kekuatan fisik keamanan di masing- masing area operasi tertentu itu sendiri. PT. Riau Security Indonesia di kelola sejumlah staff profesional dengan pengalaman luas di bidang keamanan dan di dukung satuan keamanan cadangan dengan standar disiplin dan loyalitas tinggi.
VISI
Perlindungan keamanan yang berstandar baku dan di percaya yang di butuhkan sebagai persyaratan utama untuk mempertahankan/meningkatkan produktifitas roda usaha dan perekonomian serta merupakan partisipasi dalam rangka pembagunan bangsa dan Negara Indonesia.
MISI
❖ Memberikan layanan jasa ke amanan
❖ Memciptakan ketertiban
❖ Menjamin keselamatan
46
STRATEGI
Menjalankan Misi yaitu :
❖ Mengembangkan dan bekerja sama dengan badan keamanan pemerintah TNI/POLRI
❖ Memberikan kesempatan masyarakat setempat untuk berpartisipasi
❖ Membangun hubungan komunikasi dengan pengguna jasa.
❖ Mempertahankan standar personil keamanan yang professional.
❖ Membekali personil tentang pengetahuan keamanan dan keselamatan.
❖ Melengkapi personil keamanan dengan peralatan keamanan modern.
❖ Pengawasan melekat terhadap operasi keamanan harian
PT. Riau Security Indonesia (RSI) beroperasi sejak hari Kamis tanggal 15 juli 2010 Dalam pelaksanaan Operasi pelayanan keamanan PT. RSI mengacu kepada surat Rekomendasi dari Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia :
➢ Nomor : SI/9129/VII/YAN.2.14/2018. Tentang Melakukan Kegiatan sebagai Badan Usaha Jasa Pelatihan Keamanan.
➢ Nomor : SI/9130/VII/YAN.2.14/2018. Tentang Melakukan Kegiatan sebagai Badan Usaha Jasa Konsultasi Keamanan.
➢ Nomor : SI/9131/VII/YAN.2.14/2018. Tentang Melakukan Kegiatan sebagai Badan Usaha Jasa Penyediaan Tenaga Pengamanan.
➢ Nomor : SI/9132/VII/YAN.2.14/2018. Tentang Melakukan Kegiatan sebagai Badan Usaha Jasa Penerapan Peralatan Keamanan.
PT. Riau Security Indonesia sebagai salah satu BUJP ( Badan Usaha Jasa Pengamanan ) lokal yang berwawasan global, bertekad memberikan yang terbaik terhadap clientnya, sesuai yang diinginkan.
PT. Riau Security Indonesia, terdiri dari beberapa bidang yang terkait dengan Jasa Keamanan tersebut, yaitu:
47
❖ Usaha Jasa Penyediaan Tenaga Pengamanan (Guard Service), yakni;
Memberikan jasa Tenaga Security yang terlatih dan handal.
❖ Usaha Jasa Pelatihan Keamanan (Security Training), yakni ; memberikan jasa berupa penyediaan sarana dan prasarana untuk melaksanakan pendidikan dan latihan di bidang keamanan, guna menyiapkan, meningkatkan dan memelihara kemampuan profesionalisme Security.
❖ Usaha Jasa Penerapan Peralatan Keamanan (Security Devices), yakni : Memberikan jasa berupa penerapan tehnologi peralatan pengamanan, dalam kaitannya dengan cara dan prosedur pengamanan.
❖ Usaha Jasa Penyediaan Satwa (K9 Services), yakni ; Memberikan jasa berupa penyediaan satwa untuk melakukan pengamanan yang berkaitan dengan keamanan dan ketertiban di lingkungan kerja pengguna jasa.
Yang menjadi core bussinnes dari usaha ini adalah Guarding dan Training, dimana kedua masalah ini sangat terkait satu sama lain, sehingga terlihat dengan jelas bahwa hal ini merupakan sebuah potensi usaha yang menantang dan menjanjikan. Pada saat ini kami melihat kemampuan dari para anggota keamanan di beberapa wilayah Indonesia yang ternyata memiliki pengetahuan mengenai dunia keamanan yang masih minim. Dengan dasar inilah kami pada akhirnya juga mencoba untuk mengembangkan bidang training yang kami miliki untuk dapat dimanfaatkan sebagai salah satu aspek yang bisa meningkatkan potensi Tenaga Pengamanan serta menghasilkan keuntungan berbagai pihak baik financial maupun operasional. Kehidupan manusia dari masa ke masa apalagi dalam abad modern ini penuh dengan resiko baik dalam segi keamanan juga keselamatan sewaktu melakukan aktifitas yang mana kurangnya perhatian kita sebelumnya, makanya untuk mengatasi resiko tersebut perlu adanya upaya, dalam hal ini tidak mungkin di lakukan sendiri. Pencegahan dan reaksi cepat dalam menghadapi kondisi tersebut sangat di perlukan, guna mengurangi resiko kehilangan harta benda, cedera bahkan mungkin kehilangan nyawa.
48
4.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan rantai perintah, tanggung jawab, hubungan pekerjaan, rentang kendali dan pimpinan organisasi berfungsi sebagai kerangka kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi dan dikoordinasi secara formal. Gambar 4.1 dibawah ini adalah struktur organisasi PT. Riau Security Indonesia
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Riau Security Indonesia
Sumber : PT. Riau Security Indonesia, 2020
49
4.3 Uraian Tugas 1. Komisaris Utama
a. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan yang dilakukan oleh direksi
b. Memberikan nasihat atau saran perihal kebijakan direksi dalam menjalankan perusahaan
c. Memantau bberbagai kebijakan perusahaan, kinerja dan proses dalam pengambilan keputusan oleh direksi
d. Mengawasi pelaksanaan strategi untuk memenuhi harapan pemegang saham dan stokeholder
2. Komisaris
a. Mengawasi jalannya perusahaan secara berkala dan berkewajiban untuk mengevaluasi tentang hasil yang diperoleh perusahaan
b. Memberikan setiap masukan-masukan yang berguna untuk perusahaan c. Menyetujui rencana perusahaan yang akan dilakukan oleh pemimpin perusahaan
3. Direktur Utama
a. Menyusun strategi bisnis perusahaan
b. Implementasi dan mengorganisir visi dan misi perusahaan c. Melakukan evaluasi perusahaan
d. Mengawasi situasi bisnis 4. Direktur Operasional
a. Membantu tugas-tugas direktur utama
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh proses operasional, produksi, proyek hingga kualitas hasil produksi
c. Bertanggung jawab terhadap pengembangan kualitas produk maupun karyawan yang terlibat
d. Menyusun stategi dalam pemenuhan target perusahaan, dan cara mencapai target tersebut
e. Mengecek, mengawasi dan menentukan semua kebutuhan dalam proses operasional perusahaan
50
f. Merencanakan, menentukan, mengawasi, mengambil keputusan serta melakukan koordinasi dalam hal keuangan untuk kebutuhan operasional perusahaan
g. Mengawasi seluruh karyawan dan memastikan mereka menjalankan tugas sesuai dengan yang diperintahkan
5. Manager Operasional
a. Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
b. Mengawasi pengelolaan pelaksanaan project.
c. Mengelola pelaksanaan kegiatan perencanaan pelelangan.
d. Melakukan koordinasi kerja harian.
e. Melaksanakan jadwal dan kegiatan
f. Mengecek status kegiatan pelaksanaan project 6. Finance
a. Melakukan penyusunan keuangan perusahaan
b. Melakukan penginputan semuanya transaksi keuangan kedalam program
c. Melakukan transaksi keuangan perusahaan d. Melakukan pembayaran setiap transaksi
e. Berhubungan dengan pihak internal ataupun eksternal berkaitan dengan kesibukan keuangan perusahaan
f. Melakukan penagihan pada customer
g. Mengontrol kesibukan keuangan/transaksi keuangan perusahaan h. Membuat laporan tentang kesibukan keuanganperusahaan 7. Manager HES
a. Mengaudit dan melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kerja dan K3LL dilingkungan perusahaan
b. Melakukan inspeksi dan investigasi terhadap prosdur pelaksanaan pekerjaan c. Memberikan peraturan-peraturan standart dalam setiap Prosedur pekerjaan 8. HRD dan Admin
a. Melakukan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia b. Melakukan perekrutan karyawan
c. Menentukan gaji atau kompensasi d. Memanajemen kinerja karyawan
51
9. Coordinator Umum
a. Melakukan pengawasan, meneliti dan mengarahkan untuk pelaksanaan kerja b. Meneliti permintaan biaya
c. Melakukan koordinasi hasil pekerjaan secara berkala
52 BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL PENELITIAN
5.1.1 Pengujian Instrumen
Pengujian instrument terdiri dari uji validitas dan uji realibitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner itu. Pengujian yang terdapat didalam validitas masing-masing item pertanyaan yang terdapat dalam penelitian kuesioner ini menggunakan metode Korelasi Product Momen terkoreksi (Corrected Item-Total Correlation), Pada tingkat signifikan a= 5%. Jika r hitung 2 > r tabel (uji 2 sisi dengan signifikan 0,05) maka item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
Berikut adalah hasil perhitungan uji validitas pada setiap indicator.
a. Struktur organisasi dalam pemisahan fungsi dengan jumlah pernyataan 9 item Table 5.1
Uji Validitas Indicator Struktur Organisasi Pemisahan Fungsi Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Correlation
r tabel (Taraf Signifikan 5%)
Keterangan Struktur
Organisasi Pemisahan
Fungsi
P1 0.964 0.3494 Valid
P2 0.964 0.3494 Valid
P3 0.775 0.3494 Valid
P4 0.964 0.3494 Valid
P5 0.663 0.3494 Valid
P6 0.746 0.3494 Valid
P7 0.775 0.3494 Valid
P8 0.746 0.3494 Valid
P9 0.964 0.3494 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
53
Dari hasil uji validitas SPSS versi 20 didapat 9 buah pertanyaan variable struktur organisasi pemisahan fungsi dalam penelitian ini memiliki nilai corrected item-correlation masing-masing itemnya terlihat keseluruhan berada di atas r- tabel (>0.3494). Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan dapat dinyatakan valid sebagai alat ukur variabbel sehingga dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
b. System otorisasi dan pencatatan dokumen dengan jumlah pernyataan 17 item Table 5.2
Uji Validitas Indicator System Otorisasi Dan Pencatatan Dokumen Indikator Pertanyaan Corrected Item-
Correlation
r tabel (Taraf Signifikan 5%)
Keterangan Sistem
Otorisasi dan Pencatatan Dokummen
P10 0.962 0.3494 Valid
P11 0.719 0.3494 Valid
P12 0.962 0.3494 Valid
P13 0.962 0.3494 Valid
P14 0.677 0.3494 Valid
P15 0.719 0.3494 Valid
P16 0.962 0.3494 Valid
P17 0.962 0.3494 Valid
P18 0.962 1.3494 Valid
P19 0.962 2.3494 Valid
P20 0.962 3.3494 Valid
P21 0.962 4.3494 Valid
P22 0.802 5.3494 Valid
P23 0.802 6.3494 Valid
P24 0.962 7.3494 Valid
P25 0.962 8.3494 Valid
P26 0.577 0.3494 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
Dari hasil uji validitas SPSS versi 20 didapat 17 buah pertanyaan variable system otorisasi dan pencatatan dokumen dalam penelitian ini memiliki nilai corrected item-correlation masing-masing itemnya terlihat keseluruhan berada di atas r-tabel (>0.3494). Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan dapat
54
dinyatakan valid sebagai alat ukur variabbel sehingga dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
c. Praktik yang sehat dengan jumlah pernyataan 6 item Table 5.3
Uji Validitas Indicator Praktik Yang Sehat Indikator Pertanyaan Corrected
Item- Correlation
r tabel (Taraf Signifikan
5%)
Keterangan
Praktik Yang Sehat
P27 0.840 0.3494 Valid
P28 0.840 0.3494 Valid
P29 0.696 0.3494 Valid
P30 0.818 0.3494 Valid
P31 0.831 0.3494 Valid
P32 0.818 0.3494 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
Dari hasil uji validitas SPSS versi 20 didapat 6 buah pertanyaan variable praktik yang sehat dalam penelitian ini memiliki nilai corrected item-correlation masing-masing itemnya terlihat keseluruhan berada di atas r-tabel (>0.3494). Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan dapat dinyatakan valid sebagai alat ukur variabbel sehingga dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
d. Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawabnya dengan jumlah pernyataan 4 item
Table 5.4
Uji Validitas Indicator Karyawan Yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawabnya
Indikator Pertanyaan Corrected Item- Correlation
r tabel (Taraf Signifikan
5%)
Keterangan
Karyawan Yang Mutunya Sesuai
P33 0.891 0.3494 Valid
P34 0.707 0.3494 Valid
P35 0.654 0.3494 Valid
P36 0.783 0.3494 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
55
Dari hasil uji validitas SPSS versi 20 didapat 4 buah pertanyaan variable karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya dalam penelitian ini memiliki nilai corrected item-correlation masing-masing itemnya terlihat keseluruhan berada di atas r-tabel (>0.3494). Hal ini berarti bahwa seluruh item pertanyaan dapat dinyatakan valid sebagai alat ukur variabbel sehingga dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
2. Uji Reabilitas
Uji reabilitas pada dasarnya untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan/kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Sedangkan untuk uji reabilitas terhadap kuesioner dilakukan dengan metode Alpha Cronbach, Menurut metode ini, jika nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60 dinyatakan kuesioner tersebut reliabel.
No Indikator Croncbach
Alpha Standar Reabilitas Keterangan 1 Struktur Organisasi
Pemisahan Fungsi 0.931 0.60 Reabilitas
2
Sistem Otorisasi dan Pencatatan Dokumen
0.949 0.60 Reabilitas
3 Karyawan Yang
Mutunya Sesuai 0.793 0.60 Reabilitas
4 Karyawan Yang
Mutunya Sesuai 0.730 0.60 Reabilitas
Sumber : Data Olahan SPSS
Hasil uji realibitas menunjukkan bahwa nilai koefisien realibitas lebih besar dari ketentuan yaitu 0.60. sehingga seluruh pernyataan yang digunakan reliable.
56
5.1.2 Menentukan Kelas Interval
Dalam menjawab deskripsi tentang masing-masing variable penelitian, maka dapat menggunakan rentang criteria pilihan rata-rata. Criteria dalam penelitian rata-rata tersebut menggunakan interval untuk menentukan panjang kelas, dimana dapat menggunakan rumus menurut Sugiyono (2013:93) sebagai berikut.
Panjang kelas interval = Rentang Banyak Kelas Interval Keterangan :
Rentang = Nilai tertinggi – nilai terendah Banyak kelas interval = 4
Jadi panjang kelas interval = 4 – 1 = 0.75
4
Jadi, interval kelas adalah 0.75 yaitu jarak nilai terendah dan nilai tertinggi dalam suatu kelas. Berdasarkan cara diatas diketahui bahwa jumlah kelas adalah 4 dan interval kelas adalah 0.75, sehingga dapat dibuat kelas dengan interval sebagai berikut :
Table 5.6
Interval Kelas / Kategori Jawaban Responden
Interval Kelas Kategori Jawaban Responden
3.28 – 4.03 Sangat Sesuai
2.52 – 3.27 Sesuai
1.76 – 2.51 Tidak Sesuai
1.00 – 1.75 Sangat Tidak Sesuai
Sumber : Sugiyono (2013:93)
57
5.1.3 Karakteristik Responden
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang diperoleh oleh penulis beserta pembahasannya terhadap data terkait dalam system penggajian dan pengupahan PT. Riau Security Indonesia Cabang Pekanbaru.
Jumlah responden yang melakukan pengisian kuesioner sebanyak 32 orang.
Penyebaran kuesioner oleh penulis pada tanggal 19 Juni 2021 sebanyak 20 orang responden dan pada tangal 20 Juni 2021 sebanyak 12 orang responden. Tingkat pengembalian kuesioner sebanyak 100% dan waktu pengisian oleh kuesioner berlangsung selama 30-45 menit.
a. Responden Bedasarkan Jenis Kelamin
Adapun hasil identifikasi terhadap data jenis kelamin respoden dapat dilihat dalam table berikut ini.
Tabel 5.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase
Laki-laki 29 90
Perempuan 3 10
Jumlah 32 100
Sumber : Data Diolah, 2021
Berdasarkan table 5.7 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 29 orang (90%) dan responden perempuan hanya berjumlah 3 orang (10%).
b. Adapun hasil identifikasi terhadap data tingkat usia respoden dapat dilihat dalam table berikut ini.
58
Tabel 5.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
Tingkat Usia Jumlah (orang) Persentase
<25 10 31
26-35 20 63
36-45 2 6
Jumlah 32 100
Sumber : Data Diolah, 2021
Berdasarkan table 5.8 diatas tampak bahwa responden paling banyak berada pada kisaran 26-35 tahun sebanyak 20 orang (63%). Untuk kisaran <25 sebanyak 10 orang (31%), dan untuk responden 36-45 sebanyak 2 orang (6%).
c. Responden Berdasarkan Pendidikan
Adapun hasil identifikasi terhadap data pendidikan respoden dapat dilihat dalam table berikut ini.
Tabel 5.9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah (orang) Persentase
SMP - -
SMA/SMK 30 94
DIII - -
S1 2 6
S2 - -
Jumlah 32 100
Sumber : Data Diolah, 2021
Berdasarkan table 5.9 diatas tampak latar belakang pendidikan responden paling banyak berada pada tingkat SMA/SMK yaitu sebanyak 30 orang (94%).
Untuk latar belakang pendidikan S1 hanya sebanyak 2 orang (6%), dan untuk latar belakang pendidikan SMP, S1, dan S2 tidak ada.
59
5.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel
5.1.4.1 Variabel struktur organisasi dalam pemisahan fungsi
Adapun jawaban responden dalam variable struktur organisasi dalam pemisahan fungsi dapat dilihat pada table berikut ini.
Table 5.10
Tanggapan Responden Terhadap Struktur Organisasi Dalam Pemisahan Fungsi
N o
Pertanyaan Tanggapan Persentase (%) Bobot Rata
Struktur Organisasi Pemisahan
Fungsi
SS (4)
S (3)
TS (2)
ST S (1)
SS (4)
S (3)
TS (2)
ST S (1)
SS (4)
S (3 )
TS (2)
STS (1)
Jml B/Jml
Rsp
1 PT. RSI telah terdapat struktur organisasi pemisahan fungsi
0 1 31 0 0 3 97 0 0 3 62 0 2.03
2 Struktur
organisasi yang telah
menggambarkan adanya wewenang dan tanggungg jawab yang jelas
0 1 31 0 0 3 97 0 0 3 62 0 2.03
3 Struktur
organisasi telah memuat bagian fungsi
penggajian
1 30 1 0 3 94 3 0 4 90 2 0 3.00
4 Semua pekerjaan yang telah ada dikelompokkan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing karyawan
1 30 1 0 3 94 3 0 4 90 2 0 3.00
5 Dalam
pelaksanaan operasi PT RSI para karyawan telah memahami dengan baik mengenai wewenang dan tanggung jawab masing-masing
0 3 29 0 0 9 91 0 0 9 58 0 2.09
6 Terdapat
pemisahan fungsi antara penetapan
gaji dan
pencatatan
2 32 0 0 6 94 0 0 8 96 0 0 3.06
60
7 Dalam fungsi
penggajian terdapat pemisahan antara pembayaran gaji dan perhitungan gaji
1 30 1 0 3 94 3 0 4 90 2 0 3.00
8 Didalam PT. RSI terdapat pemisahan job desk antara bagian personalia dengan Manager
0 0 2 30 0 0 6 94 0 0 4 30 1.06
9 Didalam PT. RSI terdapat pemisahan job desk antara bagian
kepegawaian dengan bagian pencatatan dan keuangan
1 31 0 0 3 97 0 0 4 93 0 0 3.03
Rata-rata Jawaban Responden 2.48
Sumber : Data Diolah, 2021
Selanjutnya, seluruh hasil jawaban dari kuesioner tersebut akan diproses atau diolah dan direpitulasi serta dianalisis dengan persentase rumus menurut Anas Sudijono (2012:175) sebagai berikut:
P = F / N x 100%
Keterangan :
P = Angka Persentase F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah Responden
Sebagai contoh dari jumlah kuesioner pada pertanyaan pertama yang menjawab setuju didapat 1 (satu) orang, maka P = 1/32 x 100% = 3. Selanjutnya yang menjawab tidak setuju didapat 31 (tiga puluh satu) orang, maka P = 31/32 x 100% = 97. Kemudian tidak ada untuk jawaban sangat setuju dan sangat tidak setuju. Begitu seterusnya untuk pertanyaan kedua sampai dengan sembilan.
Untuk mencari hasil dari bobot dengan cara mengkalikan jumlah tanggapan dengan nilai tanggapan tersebut. Sebagai contoh untuk pertanyaan