ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. RIAU
SECURITY INDONESIA CABANG PEKANBARU
SKRIPSI
OLEH :
KARLINA 1762201021
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
2021
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. RIAU
SECURITY INDONESIA CABANG PEKANBARU SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral Comprehensive Sarjana Lengkap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning
OLEH :
KARLINA 1762201021
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU
2021
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. RIAU SECURITY INDONESIA CABANG
PEKANBARU Oleh :
Karlina 1762201021
ABSTRAK
Karlina (1762201021) analisis sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada PT. Riau Security Indonesia Cabang Pekanbaru.
Sesuai dengan pernyataan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan apakah sudah sesuai dengan konsep Mulyadi.
Penelitian ini menggunakan teknis analisis data deskriptif, jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif dan sumber data dari data sekunder dan data primer. Tempat penelitian dilakukan di PT.
Riau Security Indonesia yang beralamat di Paus Ujung Jalan karya III No.
202 Kel. Tangkerang Barat Kec. Marpoyan Damai Pekanbaru.
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini perusahaan tersebut masih menggunakan pembayaran gaji dan upah secara manual seperti menggunakan Microsoft excel. Perusahaan juga terdapat job desk yang belum dipisahkan antara Manager dan Human Resource development, kurangnya pengawasan dalam fungsi pencatatan waktu hadir bagi karyawan, terdapat pembayaran upah yang berbeda antara 20 hari kerja dengan yang 25 hari kerja serta perusahaan tidak memberikan slip gaji.
Kata Kunci : System Pengendalian Intern, Gaji Dan Upah
ANALYSIS OF INTRNAL PAYROLL AND WAGE CONTROL SYSTEM AT PT. RIAU SECURITY INDONESIA PEKANBARU BRANCH
By : Karlina 1762201021
ABSTRACT
Karlina (1762201021) analysis of the internal control system for payroll and wages at PT. Riau Security Indonesia Pekanbaru Branch. In accordance with the statement in this study, the purpose of this study is to analyze the internal control system of payroll and wages whether it is in accordance with Mulyadi's concept.
This study uses descriptive data analysis techniques, the types of data used are qualitative data and quantitative data and the data sources are secondary data and primary data. Place of research conducted at PT. Riau Security Indonesia, having its address at Jalan Paus Ujung, Karya III No.
202. Tangkerang Barat Kec. Marpoyan Pekanbaru.
Based on the analysis and discussion conducted in this study, the company still uses manual payments of salaries and wages such as using Microsoft Excel. The company also has a job desk that has not been separated between Manager and Human Resource development, lack of supervision in the function of recording attendance for employees, there are different wage payments between 20 working days and 25 working days and the company does not provide salary slips.
Keywords: Internal Control System, Salary And Wages
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis dalam bentuk skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana baik di Universitas Lancang Kuning maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan lain, kecuali arahan dari tim pembimbing penelitian sendiri tanpa bantuan pihak
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh karena karya tulis ini, serta lainnya sesuai dengan norma yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dapat dipergunakan seperlunya.
Pekanbaru, 1 Desember 2021 Yang Membuat Pernyataan,
Karlina
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana wata’ala yang telah memberikan kesehatan dan rahmatnya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalilan Intern Penggajian dan Pengupahan Pada PT. Riau Security Indonesia”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sastra 1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru untuk memperoleh gelar sarjana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan serta memiliki kekurangan dan kelemahan disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Arizal, N, SE,.M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning
2. Bapak Al Jufri, SE, M.Ak, Ak, CA Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Lancang Kuning
3. Ibu Hj. Liviawati, SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing I dan Bapak Al Jufri, SE,
4. M.Ak, Ak, CA selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta meluangkan waktunya untuk membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini
5. Bapak Dr. Jeni Wardi SE., M.Ak., Ak., CA selaku Penasihat Akademis yang telah memberikan nasihat dan saran kepada penulis selama masa perkuliahan
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah mendidik dan mengajarkan kami ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan dan seluruh Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning yang
ii
telah membantu penulis dalam hal pelayanan administrasi selama perkuliahan
7. Pimpinan serta staf dan pegawai PT. Riau Security Indonesia yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini
8. Teristimewa penulis mempersembahkan skripsi ini untuk keluarga tercinta, Ayah tercinta Kardono, Mama tersayang Zainab, Kakak terbaik Siti Hawa serta kedua adik tersayang Halimah dan Alisya yang menjadi motivator penulis, yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, semangat, serta dukungan dan doa yang tidak pernah henti disetiap langkah penulis 9. Diri saya sendiri yang begitu luar biasa karena telah mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan kooporatif, selalu berusaha mempercayai diri sendiri, pantang menyerah, hingga akhirnya mampu membuktikan bahwa saya bisa Mengandalkan diri sendiri. Skripsi ini menjadi salah satu pembuktian kepada diri sendiri bahwa saya mampu menyelesaikannya dengan baik
10. Kepada pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu saya secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu dengan rendah hati peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini dari semua pihak
Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat memperluas pemikiran kita dimasa yang akan datang dan berharap skripsi ini dapat menjadi lebih sempurna kedepannya.
Wassalamu’alaikum
Pekanbaru, 1 desember 2021 Penulis
Karlina 1762201021
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 14
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 14
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 14
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 14
1.4. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II TELAAH PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN .. 17
2.1 Telaah Pustaka ... 17
2.1.1 Sistem ... 17
2.1.1.1 Pengertian Sistem ... 17
2.1.1.2 Definisi Sistem Menurut Para Ahli ... 17
2.1.2 Sistem Pengendalian Intern (SPI) ... 18
2.1.2.1 Pengertian SPI ... 18
2.1.2.2 Tujuan SPI ... 18
2.1.2.3 Unsur-unsur SPI ... 19
2.1.2.4 Elemen-elemen SPI ... 21
2.1.2.5 Keterbatasan Bawaan SPI ... 24
2.1.3 Gaji dan Upah ... 25
2.1.3.1 Pengertian Gaji dan Upah ... 25
2.1.3.2 Sistem Akuntansi Gaji dan Upah ... 25
2.1.3.3 Sumber-Sumber Informasi Gaji dan Upah ... 27
2.1.3.4 Dokumen Yang Digunakan ... 27
2.1.3.5 Pengendalian Untuk Meminimalkan Resiko ... 28
2.1.3.6 Bagan Alir Dokumen ... 30
2.2 Kerangka Pemikiran ... 37
iv
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Obyek Penelitian ... 38
3.2 Populasi dan Sampel ... 38
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 38
3.4 Jenis dan Sumber Data ... 39
3.4.1 Jenis Data ... 39
3.4.2 Sumber Data ... 40
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel ... 41
3.7 Analisis Data ... 43
BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 44
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 44
4.2 Struktur Organisasi ... 48
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
5.1 Hasil Penelitian ... 52
5.2 Pembahasan ... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 85
6.1 Kesimpulan ... 85
6.2 Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENULIS LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Belum Adanya Pemisahan Job Desk ... 7
Tabel 1.2 Masalah Lembur ... 9
Tabel 1.3 Perbedaan Dalam Pembayaran Gaji Dan Lembur ... 10
Tabel 1.4 Masalah Slip Gaji ... 12
Tabel 1.5 Rekapan Gaji Karyawan ... 13
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 36
Tabel 3.1 Identifikasi Operasional Variabel ... 42
Tabel 3.2 Kriteria Jawaban ... 43
Tabel 5.1 Uji Validitas Indikator Struktur Organisasi ... 52
Tabel 5.2 Uji Validitas Indikator Sistem Otorisasi ... 53
Tabel 5.3 Uji Validitas Indikator Praktik Yang Sehat ... 54
Tabel 5.4 Uji Validitas Indikator Karyawan Yang Bermutu ... 54
Tabel 5.5 Hasil Uji Realibitas Indikator ... 55
Tabel 5.6 Interval Kelas ... 56
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 58
Tabel 5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58
Tabel 5.10 Tanggapan Responden Terhadap Struktur Organisasi 59 Tabel 5.11 Tanggapan Responden Terhadap Sistem Otorisasi ... 63 Tabel 5.12 Tanggapan Responden Terhadap Praktik Yang Sehat . 69 Tabel 5.13 Tanggapan Responden Terhadap Karyawan Bermutu 72
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Akuntansi Penggajian ... 31
Gambar 2.2 Sistem Akuntansi Penggajian (Lanjutan) ... 32
Gambar 2.3 Sistem Akuntansi Penggajian (Lanjutan) ... 33
Gambar 2.4 Sistem Akuntansi Penggajian (Lanjutan) ... 34
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... 37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 48
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu dapat memperoleh laba yang optimal guna perusahaan yang telah dibangun dapat bertahan dalam jangka panjang sehingga dapat mensejahterakan karyawannya.
Didalam suatu perusahaan atau organisasi tentunya terdapat kendala-kendala yang terjadi dan tentunya dapat mempengaruhi tujuan perusahaan. Kendala tersebut berasal dari factor internal maupun factor eksternal. Dalam kendala factor eksternal diantaranya adalah kemampuan perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat sedangkan kendala factor internal diantaranya praktik kerja yang sehat, faktor tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat, sistem dan prosedur yang sistematis dan adanya tanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta adanya kerjasama yang baik antara pemimpin dan karyawan perusahaan.
Sistem pengendalian internal penggajian dapat didefinisikan sebagai jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu oleh manajemen untuk memberikan gaji kepada karyawan dalam suatu lingkup perusahaan. Sistem pengendalian penggajian salah satu faktor yang sangat penting untuk menarik, memelihara, mendorong semangat kerja dan mempertahankan pegawai bagi kepentingan perusahaan atau instansi pemerintah. Untuk itu diperlukan ketelitian dalam menentukan besarnya gaji serta sistem penggajian yang tepat untuk
2
menghindari timbulnya kesalahpahaman antara pegawai dan perusahaan atau instansi pemerintahan.
Sistem pengendalian internal sangat diperlukan untuk melakukan pengecekan terhadap sistem akuntansi penggajian. Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan, misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak dan utang pensiun. Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk menfisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan mentransfer gaji tersebut kerekening masing-masing karyawan.
Menurut Robert N. Anthony, Vijay Govindarajan (2012:3) setiap system pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen: sebagai Pelacak atau sensor yang merupakan suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi di dalam proses yang sedang dikendalikan. Sebagai penilai yang merupakan suatu perangkat yang menentukan signifikasi dari peristiwa actual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi. Sebagai effector (yang sering disebut dengan “umpan balik”) yang mengubah perilaku jika assessor (penilai) mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut. Effector bisa juga dapat diartikan sebagai suatu perangkat yang dapat mengubah perilaku jika assessor terdapat ketidaksesuaian. Sebagai jaringan komunikasi yang merupakan suatu perangkat meneruskan informasi antara pelacak dan penilai dan antara penilai dan efektor.
Keberhasilan sebuah organisaasi bergantung pada pegawai yang memiliki kemampuan dan pegawai yang memiliki motivasi karena pengetahuan dan
3
kemampuan memengaruhi kualitas. Pengendalian intern dapat dilaksanakan dengan baik apabila terdapat struktur organisasi yang jelas antara pemisahan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian, Pencatatan yang sistematis untuk setiap transaksi keuangan, pengawasan yang rutin dari atasan kepada bawahan, kebijakan dan prosedur pengamanan, menangkap serta mengkomunikasikan informasi yang diperlukan oleh karyawan untuk melaksanakan tugasnya, juga kegiatan evaluasi untuk menilai seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Tujuan dari sistem pengendalian intern itu sendiri yaitu untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
PT. Riau Security Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang Man Power Outsourching atau penyedia jasa tenaga kerja khususnya jasa security.
Istilah Outsourching baru mulai familiar di Indonesia pada tahun 2003, yang mana pada tahun tersebut Outsourching mulai dilegalkan oleh pemerintah Indonesia yang diatur dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003. Pada tahun 2016 sampai tahun 2019 jumlah karyawan PT. Riau Security Indonesia berjumlah 162 orang. Namun pada tahun 2020 jumlah karyawan PT. Riau Security Indonesia hanya 32 orang sampai sekarang. Pengurangan karyawan tersebut dikarenakan habisnya masa kontrak pihak PT. Riau Security Indonesia dengan Clien. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang mana merupakan bagian terpenting dalam memastikan proses yang selaras dengan tujuan, manusia diarahkan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri yang sekaligus juga merupakan kepentingan perusahaan.
4
Mulyadi (2014:163) tujuan pengendalian intern system akuntansi dalam penggajian dan pengupahan adalah menjaga kekayaan dan catatan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan. System penggajian dan pengupahan merupakan bagain dari organisasi yang mengumpulkan serta mengolah data transaksi guna menghasilkan informasi baik pihak luar maupun dalam perusahaan. Informasi yang dihasilkan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan khususnya mengenai system penggajian dan pengupahan organisasi perusahaan.
Menurut Mulyadi (2016:321) pengendalian intern yang baik terdapat beberapa unsur-unsur berikut seperti :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
Pada unsur ini setiap fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan harus dipisahkan dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh terhadap semua tahap suatu transaksi. Setiap karyawan harus memahami Standar Operasional Prosedur perusahaan dan job desk pada masing- masing fungsi, sehingga antara fungsi satu dengan yang lainnya bisa berjalan dengan baik.
2. System wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan beban Pada unsur ini bermaksud bahwa setiap transaksi hanya akan terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memilik wewenang untuk menyetujui
5
terjadinya transaksi tersebut. Hal yang sangat terpenting pada unsur ini adalah pengawasan yang baik oleh masing-masing pejabat. Jika pengawasan sudah baik maka akan melindungi kekayaan, utang, pendapatan dan beban perusahaan.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
Setiap karyawan yang bekerja disuatu perusahaan harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan pembagian tanggungjawab fungsional yang telah ditetapkan. Jika praktik yang sehat tidak dilaksanakan dengan baik maka akan banyak terjadinya kecurangan.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya
Sebaik apapun struktur organisasi, system otorisasi dan pencatatan prosedur, serta praktik yang sehat dalam suatu perusahaan, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Karyawan yang bermutu adalah karyawan yang berkompeten pada bidang tanggungjawabnya. Untuk memperoleh karyawan yang bermutu, maka perusahaan harus benar-benar menyeleksi calon karyawan sesuai bidang tuntutan perusahaan.
Diawali dari job desk yang ada pada PT. Riau Security Indonesia antara Manager dengan Human Resource Development. Job desk Human Resource Development dimulai dari merekrut dan mempekerjakan para karyawan baru, memberikan pelatihan, penugasan pekerjaan, memberikan gaji dan upah, evaluasi kinerja karyawan sampai dengan mengeluarkan pegawai karena penghentian yang
6
sukarela maupun tidak. Berbeda dengan job desk seorang manager yang meliputi : mengawasi serta melakukan koordinasi dari kegiatan operasional, memonitor segala kegiatan opersional perusahaan,memantau prosedur operasional manajemen resiko, observasi terhadap kinerja karyawan, memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan kantor, memberikan penilaian terhadap kinerja bawahannya dan masih banyak lagi. Tentu saja job desk dari Manager dan Human Resource Development berbeda. Namun dalam PT. Riau Security Indonesia pemisahan Job desk ini belum berjalan dengan baik yang mana menjadikan perusahaan sering mengalami masalah tentang penyampaian informasi yang dibutuhkan manajemen mengenai jumlah karyawan yang seharusnya dipekerjakan. Permasalahan disini adalah seorang Manager juga ikut andil dalam penyeleksian pengangkatan karyawan yang ditugaskan, sedangkan tugas dan tanggungjawab itu merupakan bagian dari Human Resource Development sehingga sering terjadinya misscomunication antara Manager dan Human Resource Development, dimana Manager tidak memberitahu sebelumnya kepada bagian Human Resource Development bahwa dia telah mengangkat dan mempekerjakan seorang karyawan untuk bertugas disuatu tempat tanpa surat tugas dari bagian Human Resource Development. Dan pada akhir pembayaran gaji, karyawan tersebut datang dan menagih gajinya kepada bagian Human Resource Development.
Berikut adalah data tingkat sering terjadinya pada masalah ini disemua project dari tahun 2016 sampai dengan 2019 :
7
Tabel 1.1
Data Tingkat Sering Terjadinya Masalah Belum Adanya Pemisahan Job Desk
No Nama Project Tahun Jumlah
Kasus
Keterangan 1 RS. Awal Bros Sudirman 2016 7 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 26
2017 8
2018 6
2019 5
2 RS. Awal Bros Panam 2016 5 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 15
2017 3
2018 3
2019 4
3 RS. Awal Bros A. Yani 2016 3 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 15
2017 4
2018 3
2019 5
4 Mal Pekanbaru 2016 2 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 13
2017 3
2018 3
2019 5
5 Jatra Hotel 2016 3 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 12
2017 2
2018 4
2019 3
Sumber : PT. Riau Security Indonesia
Permasalahan kedua yaitu tentang sistem prosedur pengawasan dan pencatatan daftar hadir karyawan. PT. Riau Security Indonesia pengawasan dan pencatatan daftar hadir karyawan secara tegas belum berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari masalah yang ada bahwa belum adanya pengawasan dan pencatatan daftar hadir karyawan. PT. Riau Security Indonesia sistem otorisasi yang ada belum berjalan dengan baik, karena masih adanya karyawan yang melakukan lembur tanpa adanya perintah lembur dan tanpa adanya menggantikan karyawan yang tidak hadir pada hari tertentu. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan yang mengakibatkan tingginya upah lembur sehingga berdampak
8
bagi perusahaan dimana dari tahun 2016-2019 perusahaan mengalami pembayaran lembur karyawan sebesar Rp. 477.100.000.
PT. Riau Security Indonesia sebenarnya sudah berkembang pesat selama 4 tahun terakhir (2016-2019) dengan jumlah karyawan sebanyak 162 orang.
Berbeda dengan tahun 2015 yang hanya memiliki karyawan sebanyak 20 orang.
Namun, selama masa perkembangan itu system penggajian dan pengupahannya masih secara manual, yaitu dengan setiap karyawan mengisi absensi sendiri dan tugas supervisor untuk mengawasi setiap absen yang dilakukan para karyawan dan diakhir bulan supervisor bertugas menyerahkan rekapan absensi kepada bagian Administrasi untuk di check terlebih dahulu sebelum menyerahkan ke bagian HRD untuk dilakukan perhitungan gaji. Setelah selesai HRD akan mengirimkan file data gaji kepada bagian Accounting untuk melakukan transfer gaji dan upah kepada rekening masing-masing karyawan. Namun begitu ternyata masih terdapat tingginya upah lembur pada tiap-tiap project. Hal ini terjadi karena supervisor hanya menandatangani surat perintah lembur yang di isi oleh karyawan tanpa memeriksa kembali kebenaran yang sesungguhnya. Upah lembur yang tinggi juga dipengaruhi oleh apabila seorang karyawan tidak masuk dengan alasan sakit maka perusahaan wajib membayar gaji karyawan tersebut tanpa adanya potongan dan juga dalam tiap tahun di setiap project selalu ada karyawan yang diperintahkan lembur karena hal yang mendesak seperti ditugaskan untuk menjaga dan mengamankan kegiatan unjuk rasa, mengamankan dan menjaga rumah owner karena adanya acara tertentu ataupun adanya keluarga owner yang meninggal dunia serta juga dipengaruhi oleh tingginya turnover pada tiap tahunnya.
9
Berikut adalah data tingkat sering terjadinya pada masalah ini disemua project dari tahun 2016 sampai dengan 2019 :
Tabel 1.2
Data Tingkat Sering Terjadinya Masalah Lembur
No Nama Project Tahun Jumlah
Kasus
Keterangan 1 RS. Awal Bros Sudirman 2016 159 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 2.002
2017 456
2018 702
2019 685
2 RS. Awal Bros Panam 2016 174 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 837
2017 244
2018 206
2019 213
3 RS. Awal Bros A. Yani 2016 52 Total kasus selama 4 tahun sebanyak 255
2017 57
2018 60
2019 86
4 Mal Pekanbaru 2016 83 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 1.413
2017 159
2018 567
2019 604
5 Jatra Hotel 2016 48 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 264
2017 76
2018 75
2019 65
Sumber : PT. Riau Security Indonesia
Permasalahan berikutnya yaitu sering terjadi upah yang berbeda pada karyawan yang masuk 25 hari kerja dengan yang masuk 20 hari kerja. Maksudnya adalah upah yang lebih besar didapat pada karyawan yang masuk 20 hari kerja dibandingkan dengan karyawan yang masuk 25 hari kerja. Padahal pada bulan berjalan tidak ada melakukan lembur. Seperti yang sudah dijelaskan pada permasalahan kedua diatas bahwa rekapan absensi yang diberikan supervisor akan diperiksa oleh bagian Administrasi sebelum menyerahkan ke bagian HRD.
10
Namun pada kenyataannya juga sering terjadi kesalahan upah yang diberikan kepada karyawan. Hal ini disebabkan oleh bagian HRD yang salah input gaji. Untuk masalah ini diselesaikan dengan cara bagian HRD melihat kembali absensi pada karyawan yang upahnya tidak sesuai tersebut dan bagian HRD akan membayar kekurangan ataupun memotong upah yang berlebih pada tiap karyawan untuk pembayaran gaji dan upah di bulan depan.
Dalam pembayaran gaji dan upah yang selalu dilakukan setiap bulannya terdapat juga upah lembur yang tidak dimasukkan dan dibayarkan oleh bagian HRD. Hal ini terjadi karena banyaknya jumlah karyawan dan factor human error.
Untuk permasalahan ini bagian HRD akan membayar lembur tersebut dibulan depan dengan syarat karyawan harus menunjukkan bukti transfer gaji dan upah yang diterima pada buku rekening dan fotocopy keterangan lembur.
Berikut adalah data tingkat sering terjadinya pada masalah ini disemua project dari tahun 2016 sampai dengan 2019 :
Table 1.3
Data Tingkat Sering Terjadinya Masalah Perbedaan Dalam Pembayaran Gaji dan Lembur
No Nama Project Tahun Jumlah
Kasus
Keterangan 1 RS. Awal Bros Sudirman 2016 10 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 42
2017 8
2018 14
2019 10
2 RS. Awal Bros Panam 2016 4 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 22
2017 6
2018 5
2019 7
3 RS. Awal Bros A. Yani 2016 3 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 17
2017 5
2018 4
2019 5
11
4 Mal Pekanbaru 2016 5 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 20
2017 5
2018 4
2019 6
5 Jatra Hotel 2016 2 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 11
2017 4
2018 3
2019 2
Sumber : PT. Riau Security Indonesia
Permasalahan terakhir adalah PT. Riau Security Indonesia tidak memiliki dokumentasi untuk penggajian karyawan dalam hal ini adalah slip gaji. Padahal slip gaji merupakan salah satu bagian penting setiap bulannya bagi karyawan agar karyawan mengetahui total gaji, upah lembur dan potongan yang dilakukan oleh bagian HRD. PT. Riau Security Indonesia tidak memberikan slip gaji atau tanda terima atas pembagian gaji yang diterima oleh karyawan. Untuk mengetahui jumlah gaji yang didapat, karyawan harus cetak buku rekening. Masalah ini tentu terdapat Complain dari karyawan dimana karyawan membutuhkan slip gaji tersebut untuk keperluannya harus datang kekantor terlebih dahulu dan meminta dibuatkan slip gaji pada bagian HRD.
Direktur utama tidak memperoleh rincian gaji karyawan, melainkan hanya jumlah keseluruhan gaji yang dikeluarkan berdasarkan laporan dari bagian keuangan (dalam hal ini accounting). Hal tersebut bisa membuat terjadinya kecurangan oleh bagian keuangan karena bagian keuangan bisa dengan mudah memanipulasi jumlah gaji karyawan. Dengan adanya slip gaji, karyawan akan mengetahui dengan pasti rincian penghitungan gajinya. Apabila karyawan menerima dan mengetahui rincian gajinya dengan tepat, semangat bekerja karyawan akan meningkat dan akan menguntungkan bagi PT. Riau Security
12
Indonesia. Selain itu, rekapitulasi gaji diperlukan untuk perusahaan sebagai bahan pertimbangan kenaikan gaji karyawan, dan sebagai dokumentasi PT. Riau Security Indonesia dalam menyusun pembukuan perusahaan.
Berikut adalah data tingkat sering terjadinya pada masalah ini disemua project dari tahun 2016 sampai dengan 2019 :
Table 1.4
Data Tingkat Sering Terjadinya Masalah Slip Gaji
No Nama Project Tahun Jumlah
Kasus
Keterangan 1 RS. Awal Bros Sudirman 2016 3 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 16
2017 4
2018 4
2019 5
2 RS. Awal Bros Panam 2016 2 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 12
2017 3
2018 3
2019 4
3 RS. Awal Bros A. Yani 2016 1 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 12
2017 3
2018 4
2019 4
4 Mal Pekanbaru 2016 3 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 12
2017 4
2018 2
2019 3
5 Jatra Hotel 2016 2 Total kasus
selama 4 tahun sebanyak 7
2017 1
2018 2
2019 2
Sumber : PT. Riau Security Indonesia
13
Berikut ini adalah data rekap gaji dan upah karyawan PT. Riau Security Indonesia selama periode 2016 sampai 2019 :
Tabel 1.5
Rekapan Gaji Karyawan PT. Riau Security Indonesia 2016-2019
Sumber : PT. Riau Security Indonesia
Pada table diatas diketahui total upah sebesar Rp. 19.608.775.1128, total lembur sebesar Rp.447.100.00 sehingga total upah dan lembur adalah sebesar Rp.
20.085.874.748.
Dari data diatas menjelaskan bahwa total upah yang harus dibayarkan selama tahun 2016-2019 sebenarnya adalah Rp. 19.608.775.128. Namun pada kenyataannya sebesar Rp.20.085.874.648 yang dikarenakan terdapat upah lembur sebesar Rp. 447.100.000. Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang masalah sebelumnya, data total lembur di atas tidak semuanya di sebabkan oleh kurangnya pengawasan supervisor dalam mengawasi karyawan lembur, namun di dalam data tersebut juga terdapat karyawan yang sakit sehingga perusahaan tidak melakukan potongan gaji karyawan.
14
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan fenomena yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PADA PT. RIAU SECURITY INDONESIA CABANG PEKANBARU”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah apakah system pengendalian penggajian dan pengupahan pada PT. Riau Security Indonesia sudah sesuai dengan konsep Mulyadi ?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
Mengingat pentingnya system pengendalian intern gaji dan upah pada PT.
Riau Security Indonesia dimasa yang akan datang, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan sudah sesuai dengan konsep Mulyadi.
1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan kontribusi dan manfaat untuk pertumbuhan bidang terkait dengan permasalahan penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan bagi penulis dan sangat memberikan pengetahuan yang luas tentang prosedur penelitian gaji karyawan pada perusahaan jasa Outsourcing security.
15
2. Bagi Perusahaan
Memberikan manfaat saran/masukan sebagai pengembangan perusahaan yang dapat dipergunakan oleh manajemen sebagai bahan evaluasi perusahaan.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Akuntansi
a. Memberikan gambaran dan pengetahuan tentang system pengendalian intern dan system akuntansi prosedur penggajian dan pengupahan.
b. Sebagai referensi, acuan pembanding, dan bahan masukan bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sejenis.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika pembahasan dalam proposal ini disusun dalam beberapa bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan awal dari penyusunan proposal yang menguraikan latar belakang permasalahan, ruang lingkup masalah, kemudian rumusan masalah. Diteruskan dengan menguraikan apa yang menjadi tujuan dan kegunaan dari penelitian yang dilakukan. Selanjutnya diuraikan metode penelitian yang dipakai dalam menggambarkan sistematika pembahasan proposal ini.
BAB II TELAAH PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Dalam bab ini menguraikan landasan yang dipakai acuan penulis dalam membahas masalah yang diteliti, tinjauan penelitian yang dilakukan
16
sebelumnya, kerangka pemikiran, serta hipotesis yang menjadi dugaan sementara dari penelitian yang dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini meliputi rancangan penelitian, obyek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, identifikasi dan operasionalisasi variable, dan analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PT. RIAU SECURITY INDONESIA
Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi PT. Riau Security Indonesia.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membuat hasil penelitian dan analisis dari penelitian yang dilakukan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab penutup yang mengambil beberapa kesimpulan dan mencoba memberikan saran-saran sebagai sumbangan pemikiran dari pecahan masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
17 BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 TELAAH PUSTAKA
2.1.1 Sistem
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Menurut Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), system berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdirri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energy untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika sering kali bisa dibuat.
2.1.1.2 Definisi system menurut para ahli di antaranya :
1. Marshall B. Romney (2015:2) Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
2. Menurut Robert N Anthony (2012:2) system merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitive untuk melaksanakan suatu sekelompok aktivitas.
System memiliki karakteristik berupa rangkaian langkah- langkah yang berirama,terkoordinasi dan berulang yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Menurut Abdul Kadir (2014:61) bahwa system adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai tertentu.
18
4. Menurut Sutabri (2012:3) system adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen, atau variable yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu.
5. Menurut Sutarman (2012:13) system adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa system merupakan sekumpulan elemen, himpunan dari suatu unsur, komponen fungsional yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.2 Sistem Pengendalian Intern
2.1.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern (Mulyadi 2016:129) meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga asset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisien dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi system pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk system tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan computer.
2.1.2.2 Tujuan system pengendalian internal menurut definisi tersebut adalah : 1. Menjaga aset organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
19
2.1.2.3 Unsur-unsur system pengendalian intern adalah :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa (Outsourcing Security), kegiatannya adalah melakukan penjualan dan penawaran produknya dalam bentuk pelayanan atau jasa. Untuk melaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen operational manager, departemen pemasaran, dan departemen keuangan dan umum.
Departemen-departemen ini kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih kecil untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan.
Pada dasarnya pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi
Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan (misalnya pembelian). Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan asset perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki untuk mencatatat peristiwa keuangan perusahaan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh semua tahap suatu transaksi
20
Pada PT. Riau Security Indonesia struktur organisasi yang dibentuk sudah cukup baik, dimana bisa dilihat pada struktur organisasi yang terlampir. Namun untuk memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas terdapat beberapa masalah seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang yaitu job desk antara Manager dan Human Resource Development terdapat belum adanya pemisahan tugas. Dimana tanggungjawab Human Resource Development juga di kerjakan oleh Manager.
2. System wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan beban
Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat system yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Namun pada kenyataannya di perusahaan ini system wewenang dan prosedur pencatatan belum berjalan dengan baik diantaranya ditemukan upah lembur yang tinggi yang kurang di awasi dalam wewenang seorang supervisor
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi
Pembagian tanggung jawab fungsional dan system wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaanya. Didalam perusahaan PT. Riau Security Indonesia praktik yang sehat kurang berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari ditemukannya masalah dalam penginputan gaji dan upah yang salah.
Sehingga beberapa karyawan complain kepada bagian personalia.
21
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, system otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat bergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Untuk syarat menjadi karyawan dalam perusahaan PT. Riau Security Indonesia adalah minimal tamatan SMA/SMK, dan syarat itu sudah sesuai yang telah dijalankan selama operasional perusahaan. Untuk hal ini, karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya sudah sangat baik.
2.1.2.4 Elemen Pengendalian Intern
Adapun elemen pengendalian intern menurut COSO terdapat 5 (lima) yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Merupakan susunan dari standar, proses dan struktur yang menyediakan dasar terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi. Lingkungan pengendalian mencakup standar, proses, dan struktur yang menjadi landasan terselenggaranya pengendalian internal di dalam organisasi secara menyeluruh.
Lingkungan pengendalian tercermin dari suasana dan kesan yang diciptakan komisaris dan manajemen puncak mengenai pentingnya pengendalian internal dan standar perilaku yang diharapkan. Manajemen mempertegas harapan atau ekspetasi itu pada berbagai tingkatan organisasi. Sub-kompenen lingkungan pengendalian mencakup integritsa dan nilai etika yang dianut organisasi; parameter-parameter yang menjadikan dewan komisaris mampu melaksanakan tanggung jawab tata kelola; struktur organisasi serta pembagian wewenang dan tanggung jawab; serta kejelasan ukuran kinerja, insentif, dan imbalan untuk mendorong akuntabilitas kinerja.
22
2. Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian resiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang (iterative) untuk mengidentifikasikan dan menganalisis risiko terkait pencapaian tujuan. Risiko yang dihadapi organisasi bersifat internal ataupun eksternal. Risiko yang teridentifikasi akan dibandingkan dengan tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Penilaian risiko menjadi dasar bagaimana risiko organisasi akan dikelola.
Salah satu prakondisi bagi penilaian risiko adalah penetapan tujuan yan saling terkait pada berbagai tingkat organisasi. Manajemen harus menetapkan tujuan dalam kategori operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan jelas sehingga risiko-risiko terkait bisa diidentifikasi dan dianalisa. Manajemen juga harus mempertimbangkan kesesuaian tujuan dengan organisasi. Penilaian risiko mengharuskan manajemen untuk memperhatikan dampak perubahan lingkungan eksternal serta perubahan model bisnis organisasi itu sendiri yang berpotensi mengakibatkan ketidakefektifan pengendalian yang ada.
3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan dalam rangka meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan. Kegiatan pengendalian dilaksanakan pada semua tingkat organisasi, pada berbagai tahap proses bisnis, dan pada konteks lingkungan teknologi.
Kegiatan pengendalian ada yang bersifat preventif atau detektif dan ada yang bersifat manual dan otomatis. Contoh kegiatan pengendalian adalah otorisasi dan persetujuan, verivikasi, rekonsiliasi, dan revie kinerja. Dalam memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian, biasanya melekat konsep pemisahan fungsi. Jika pemisah fungsi tersebut tidak praktis, manajemen harus memilih dan mengembangkan alternative kegiatan pengendalian sebagai kompensasinya.
23
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Merupakan pengidentifikasian, penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang melaksanakan tanggungjawabnya.
Organisasi memerlukan informasi demi terselenggaranya fungsi pengendalian intern dalam mendukung pencapaian tujuan. Manajemen harus memperoleh, menghasilkan, dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal, untuk mendukung komponen-komponen pengendalian internal lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.
5. Pemantauan (Monitoring)
Merupakan suatu proses penilaian kualitas kerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian intern dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Kelebihan dan kekurangan Internal Control menurut COSO : Kelebihan:
1. Pengendalian internal dapat membantu suatu entitas mencapai inerja dan profitabilitas target dan mencegah hilangnya sumber daya.
2. Dapat membantu memastikan pelaporan keuangan yang dapat diandalkan.
3. Dapat membantu memastikan bahwa perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4. Menghindari kerusakan reputasi dan lainnya.
Kekurangan :
Pengendalian intern dapat memastikan keberhasilan entitas yaitu, ia akan memastikan tercapainya dasar tujuan bisnis atau setidaknya menjamin kelangsungan hidup. Pengendalian yang efektif hanya dapat membantu entitas mencapai tujuan
24
tersebut. Hal ini memberikan manajemen informasi tentang kemajuan entitas, atau kurang dari itu terhadap prestasi mereka. Tapi pengendalian intern tidak dapat mengubah manajer intern buruk menjadi baik. Dan pergeseran kebijakan atau program pemerintah, tindakan pesaing atau kondisi ekonomi dapat melampaui control manajemen. Control internal tidak menjamin keberhasilan atau bahkan bertahan hidup.
2.1.2.5 Keterbatasan Bawaan Dalam Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan, oleh karena itu disebutkan bahwa pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tertentu entitas.
Menurut Mulyadi keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern sebagai berikut :
1.Kesalahan dalam Pertimbangan
Merupakan kesalahan yang disebabkan karena tidak memadai informasi serta keterbatasan waktu yang menyebabkan manajemen dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil.
2. Gangguan
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian tidak adanya perhatian atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam system prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.
3. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan yang disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang di bangun untuk
25
melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidak beresan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh system pengendalian intern yang dirancang.
4. Pengabaian oleh Manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu.
5. Biaya Lawan Manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kualitatif dan kuantitatif dalam mengevakuasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.
2.1.3 Gaji dan Upah
2.1.3.1 Pengertian Gaji dan Upah
Menurut Mulyadi (2016:309) gaji umumnya merupakan penyerahan atas jasa yang telah dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang manajer, sedangkan upah umumnya merupakan pembayaran aras penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan pelaksana (buruh).
Bani Zamzami menyatakan bahwa gaji merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang mempunyai ikatan kerja kuat secara berkala berdasarkan ketentuan yang berlaku di perusahaan dan sifatnya tetap. Sedangkan upah merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan yang ikatan kerjanya kurang kuat berdasarkan waktu kerja setiap hari ataupun setiap minggu.
2.1.3.2 Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan
System akuntansi penggajian dan pengupahan dalam perusahaan melibatkan 5 fungsi (Mulyadi, 2016:317) yaitu :
26
1. Fungsi Kepegawaian
Fungsi kepegawaian berrtanggung jawab untuk mencari karyawan barum menyeleksi calon karyawan, pengangkatan karyawan baru, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.
2. Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan bertanggungjawab atas pelaksanaan pembayaran gaji dan upah serta berbagai tunjungan kesejahteraan karyawan.
3. Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan distribusi biaya tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga kerja.
4. Fungsi Pencatatan Waktu
Fungsi pencatatan waktu bertanggung jawab untuk menyelengarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. System pengendalian yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
5. Fungsi Pembuat Daftar Gaji dan Upah
Fungsi pembuat daftar gaji bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Daftar gaji diserahkan oleh pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.
27
2.1.3.3 Sumber-sumber Informasi Penggajian dan Pengupahan
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penggajian dan pengupahan dalam perusahaan adalah :
1. Jumlah biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
2. Jumlah gaji dan upah yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.
3. Jumlah gaji dan upah yang diterima setiap karyawan selama periode akuntansi tertentu.
4. Rincian unsur biaya gaji dan upah yang menjadi beban perusahaan dan setiap pusat pertanggungjawaban selama periode tertentu.
2.1.3.4 Dokumen yang digunakan dalam system akuntansi penggajian dan pengupahan di dalam suatu perusahaan adalah :
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen-dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemindahan dan sebagainya.
2. Kartu jam hadir
Kartu jam hadir ini diunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dari mesin pencatat waktu.
3. Kartu Jam Kerja
Kartu jam kerja merupakan dokumen yang diunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi tenaga kerja langsung pada perusahaan.
28
4.Daftar gaji dan daftar upah
Daftar gaji dan daftar upah merupakan dokumen yang membuat informasi mengenai jumlah gaji dan upah bruto tiap karyawan, potongan- potongan PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan serta jumlah gaji netto tiap karyawan dalam suatu periode pembayaran.
5. Rekap daftar gaji dan daftar upah
Rekap daftar gaji dan upah merupakan dokumen yang berisi ringkasan gaji per departemen/bagian, yang dibuat berdasarkan daftar gaji.
6. Surat pernyataan gaji dan upah
Surat pernyataan gaji dan upah merupakan dokumen yang dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah. Surat pernyataan gaji dan upah juga merupakan catatan bagi tiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban bagi karyawan.
7. Amplop gaji dan upah
Amplop gaji dan upah ini berisi uang gaji karyawan yang memuat informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi, dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan atau periode tertentu.
8. Bukti kas keluar
Berdasarkan informasi dalam daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji, maka fungsi akuntansi akan membuat dokumen yang merupakan perintah pengeluaran uang kepada fungsi keuangan.
2.1.3.5 Pengendalian Dalam Siklus Gaji dan Upah Meminimalkan Resiko
Pengendalian yang dapat diterapkan dalam siklus penggajian dan pengupahan meminimalkan resiko (Anastasia Diana, 2013:188) di atas antara lain:
29
1. Ada petugas yang menjaga kartu waktu. Dengan demikian, andai ada seorang karyawan yang memasukkan dua kartu ke dalam mesin, maka akan ketahuan.
Berbeda jika perusahaan menggunakan sidik jari, dengan alat sidik jari tidak mungkin karyawan bisa melakukan kecurangan.
2. Perusahaan harus memastikan bahwa setting jam dalam mesin pencatatat kartu waktu sudah betul. Ini merupakan salah satu sikap adil pada karyawan. Tidak sepantasnya mensetting jam lebih cepat dari yang seharusnya hanya memaksa karyawan datang lebih cepat. Sikap jujur dan sportif akan lebih dihargai oleh pihak lain daripada sikap manipulative.
3. Akuntan perlu merancang dokumen untuk merekam kinerja karyawan sedemikian rupa sehingga mudah untuk mengadministrasi hasil kineja karyawan.
4. Bagian penggajian dan pengupahan harus menyadari bahwa penghitungan gaji dan upah bisa sangat kompleks. Oleh karena itu, perhitungan yang bisa di otomatisasi harus di otomatisasikan. Perusahaan yang belum memiliki aplikasi penggajian, dapat memanfaatkan program spreadsheet seperti Microsoft Excel.
Sebagai contoh, ada perusahaan yang menentukan gaji pokok, dan karyawan digaji dengan gaji pokok yang lebih rendah dari yang seharusnya. Petugas dapat memanfaatkan formula dalam Microsoft Excel untuk menentukan besarnya gaji pokok berdasarkan masa kerja secara otomatis. Otomatisasi membebaskan petugas untuk melakukan pengecekan secara manual dan akan meminimalkan kesalahan dalam menghitung gaji. Contoh lain, dengan menggunakan mail merge dalam program Microsoft Word, maka data dalam format Microsoft Excel dapat langsung diubah menjadi slip agji. Otomatisasi pembuatan slip gaji akan meminimalkan kesalahan dalam pembuatan slip gaji.
30
5. Pastikan bahwa terdapat pemisahan tugas antara pihak yang berhak untuk merekrut karyawan baru (bagian personalia), pihak yang bertugas menghitung gaji dan upah (bagian penggajian), serta pihak yang menyerahkan gaji dan upah kepada karyawan (bagian kasir/accounting).
Jadi, perekrutan karyawan harus atas sepengetahuan bagian personalia.
Supervisor boleh mengusulkan karyawan baru, namun personalia harus terlibat dalam wawancara karyawan baru tersebut. Ini penting untuk memastikan bahwa supervisor tidak memiliki peluangg untuk menambahkan karyawan fiktif dalam daftar gaji. Sebagai pelengkap pengendalian, pengambilan gaji dikasir tidak boleh diwakilkan. Dengan kebijakan sederhana ini, maka peluang munculnya karyawan fiktif menjadi semakin kecil.
2.1.3.6 Bagan Alir Dokumen Sistem Penggajian dan Pengupahan
Berikut ini diuraikan system penggajian dan pengupahan (Mulyadi, 2016:235) yang merupakan system pembayaran atas jasa yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer, atau kepada karyawan yang gajinya dibayarkan bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam atau hari kerja atau jumlah prduk yang dihasilkan.
Bagan alir dokumen system penggajian dan pengupahan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
31
Gambar 2.1
System Akuntansi Penggajian
Sumber : Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2016)
32
Gambar 2.2
System Akuntansi Penggajian (Lanjutan)
Sumber : Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2016)
33
Gambar 2.3
System Akuntansi Penggajian (Lanjutan)
Sumber : Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2016)
34
Gambar 2.4
System Akuntansi Penggajian (Lanjutan)
Sumber : Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2016)
35
PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu merupakan suatu usaha peneliti untuk mencari inspirasi baru kemudian membandingkan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1. M. Irfan Pratama tahun 2012 dengan judul Analisis system pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada CV. Sinar Musi Palembang. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil penelitian yang berupa Penerapan system pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada CV. Sinar Musi Palembang sudah berjalan dengan cukup baik.
2. Olivia Hesti Wulandari tahun 2016 dengan judul Analisis system pengendalian intern gaji dan upah pada PT. Wira Karya Teknik Consultan Palembang. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil penelitian yang berupa System pengendalian intern gaji dan upah pada PT. Wira Karya Teknik Consultan Palembang belum berjalan dengan baik.
3. Melvi Melati Hanefa tahun 2019 dengan judul Analisis system pengendalian intern gaji dan upah pada PT. Albacar Mekar Nusantara Medan. Dalam penelitian ini peneliti mendapatkan hasil penelitian yang berupa System pengendalian intern gaji dan upah pada PT. Albacar Mekar Nusantara yang lebih sederhana.
36
Berikut merupakan tabel hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti :
Table 2.6 Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti Tahun
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 M. Irfan Pratama (2012)
Analisis system pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada CV. Sinar Musi Palembang
Penerapan system pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada CV. Sinar Musi Palembang sudah berjalan dengan cukup baik, hal ini dapat dilihat bahwa struktur organisasi sudah dilaksanakan sesuai prosedur. System otorisasi masih terdapat kelemahan yaitu kartu jam hadir tidak diotorisasi oleh fungsi pencatatan waktu dan bukti kas pembayaran tidak diotorisasi oleh bagian akuntansi.
2 Olivia Hesti Wulandari (2016)
Analisis system pengendalian intern gaji dan upah pada PT.
Wira Karya Teknik
Consultan Palembang
System pengendalian intern gaji dan upah pada PT. Wira Karya Teknik Consultan Palembang belum berjalan dengan baik dimana masih terdapat perangkap jabatan yaitu bagian administrasi yang seharusnya mencatat kegiatan perusahaan juga melakukan perhitungan terhadap pembayaran gaji. Pada PT. Wira Karya Teknik Consultan
Palembang praktik yang sehat belum memadai. Hal ini terlihat dalam melakukan aktivitasnya tidak pernah dilakukan pemeriksaan terhadap fungsi- fungsi yang ada serta pada pembayaran upah karyawan tidak memperhatikan jam kerja melainkan hanya melihat pada jam kehadiran.
3 Melvi Melati Hanefa
Analisis system pengendalian
System pengendalian intern gaji dan upah pada PT. Albacar Mekar
37
(2019) intern gaji dan
upah PT.
Albacar Mekar Nusantara
Medan
Nusantara ini lebih sederhana, karena terbatasnya fungsi yang terkait sehingga dokumen dan catatan yang dibuat oleh perusahaan ini masih sederhana tidak seperti yang dikemukakan oleh para ahli. Maka jika dibandingkan dengan antara yang menurut teori dengan yang ada dilapangan hasilnya akan lebih bagus menurut teori yang ada, karena PT. Albacar Mekar
Nusantara masih menggunakan system yang sederhana.
Sumber : Elaborasi Penelitian Sendiri
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan dengan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
Sumber : Elaborasi Penelitian Sendiri