• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Dalam dokumen pembentukan karakter religius siswa (Halaman 85-131)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan tahap selanjutnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Analisis data Sumber: 63

Penelitian ini peneliti menggunakan deskriptif kualitatif sehingga data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan tindakan.

Analisis data kualitatif menurut Patton dalam Meoleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Didalam penelitaian ini menggunakan model interaktif Miles and Huberman. Model interaktif adalah model dimana data dapat dikomunikasikan antara satu bagian data dengan bagian data yang lain yang bersifat interaktif. Analisis data ini terdiri dari pengumpulan data, data condensation, data display dan conclusion drawing/verification.

Langkah-langkah analisis data sebagai berikut:64

63 Miles, Huberman, Saldana, Analisis Data Kualitatif, edisi 3 Penerjemah Tjejep Rohidi ( Jakarta:

Universitas Indonesia, 2014), 33.

64 Dr. H. Mundir, Metodologi Penelitian……, 142-143

Data Collection Data Display

Conclusions:

drawing/

verifying Data

Condensation

a. Pengumpulan data

Langkah pertama ini peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan saat pralapangan yakni observasi, wawancara dan dokumentasi.

b. Kondensasi data

Kondensasi data mengacu pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstrakan, dan mengubah data yang muncul, catatan lapangan yang ditulis, wawancara, dokumen, dan bahan empiris lainnya.

c. Penyajian data

Data yang telah dikondensasi, disajikan dalam bentuk uraian kalimat. Penyajian data sebagai sekumpulan informasi yang terkompres, sehingga memberi kemungkinan adanya penyajian data dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

d. Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi data merupakan kegiatan untuk menarik makna dari data yang ditampilkan. Pada tahap ini peneliti berusaha mencari makna dari data yang telah dikondensasi dan disajikan dengan jalan membandingkan, mencari pola, catatan dilapangan, tema, hubungan persamaan,

mengelompokkan dan memeriksa hasil yang diperoleh dalam penelitian.

H. Keabsahan Data

Triangulasi Dalam penelitian yang dilakukan. Peneliti mempertegas teknik yang digunakan dalam mengadakan pengecekan keabsahan data dalam proses penelitian ini yaitu teknik triangulasi.

Triangulasi merupakan proses pemeriksaan dan perupayaan untuk mengaitkan sesuatu yang lain dari uar data itu ntuk keperluan pengecekan kembali dari hasil penelitian atau sebagai pembandin atau sebagai pembandingan dari data yang telah didapat:65

1. Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan craa mengecek ulang data yang diperoleh dari beberapa sumber terhadap sumber yang lainnya. Untuk mengetahui pembentukan karakter siswa yang dibagi menjadi tiga fokus yaitu karakter dalam Al-Qur‟an dan Hadits, karakter sabar, dan karakter jujur, maka peneliti membandingkan hasil wawancara dengan guru, murid dan wakil kepala madrasah lainnya dengan informasi yang lain.

2. Triangulasi teknik digunakan untuk membandingkan hasil wawancara dengan data hasil observasi dengan data hasil observasi dan dokumentasi terkait dengan peneliti. Triangulasi teknik dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati secara langsung

65 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan kombinasi (mixed methoods)(bandung ( bandung, Alfabed 2014), 370

Langkah awal dalam meyelesaikan pengajuan penelitian ini, langkah-langkah yang sudah dilalui oleh penelitian antara lain:

1. Menyusun rencana penelitian 2. Mengurus surat observasi

3. Menyiapkan perlengkapan penelitian

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Umum MTs SA Miftahus Sa’adah

Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Miftahus Sa‟adah adalah unit pelaksana teknis dibidang pendidikan dalam lingkungan Kementerian Agama yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama. Madrasah ini berdiri berdasarkan surat keputusan menteri agama republik indonesia dengan nomor ijin penyelenggaraan Kd.13.09/4/pp.07/434a/2010, terbitnya surat keputusan tersebut, maka secara Yuridis formal Madrasah yang merupakan perubahan dari SMP Terbuka Jember ini berjalan efektif dan diakui keberadaannya sebagai MTs Satu Atap Miftahus Sa‟adah kecamatan Sukorambi.

Hal ini berdasarkan dari observasi awal peneliti dilapangan dan wawancara kepala Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Miftahus Sa‟adah yaitu Sodiq Haryadi:

Bahwa di MTs Satu Atap Miftahus Sa‟adah ini memiliki kelebihan salah satu diantaranya adanya metode cerita (Qishah Qur‟ani). Dan MTs Satu Atap Miftahus Sa‟adah mendapat bantuan dari Australia Indonesia Basic Education Program (AIBEP) sarana dan prasarana untuk kegiatan belajar mengajar terpenuhi yaitu ruang belajar, Ruang LAB IPA, Ruang Komputer, Ruang Guru, Ruang Kepala Sekolah dan Kamar Mandi (WC). Dalam menghadapi wajib belajar sembilan tahun sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945 dan segala perubahannya, MTs Satu Atap Miftahus Sa‟adah lebih berbenah diri dalam upaya peningkatan kompetensi guru dan

75

kemampuan tenaga administraasi dalam rangka pelaksanaan kurikulum 2006/KTSP dan kurikulum 2013 (K-13).66

Penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran PAI di MTs Satu Atap Miftahus Sa‟adah kelas VII yaitu pelajaran Aqidah Akhlaq, Al- Qur‟an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dengan memasukkannya pada materi-materi PAI yang berhubungan dengan kisah tersebut disertai dengan identifikasi nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya yaitu karakter sabar dan jujur siswa melalui Metode Cerita (Qishah Qur‟ani) di Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Miftahus Sa‟adah.

Gambar 4.1

Visi MTs SA Miftahus Sa‟adah “Unggul dalam prestasi menuju IPTEK dan IMTAQ yang Berkualitas.”

Unggul dalam prestasi menuju IPTEK dan IMTAQ yang Berkualitas merupakan visi dari sekolah ini, jadi siswa selain memiliki prestrasi yang unggul siswa juga diharapkan memiliki kepribadian yang baik.

66 Sodiq Haryadi, wawancara di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, pada kamis 2 September 2021 di MTs SA Miftahus Sa‟adah.

Berbeda dengan Madrasah Tsanawiyah lainnya, di MTs SA Miftahus Sa‟adah selain adanya metode cerita (kisah Qur‟ani) juga program khusus yakni tahfidzul Qur‟an yakni menghafalkan Al-Qur‟an dan metode cerita (kisah qur‟ani) yang mana peneliti dalam penelitian ini memfokuskan pada metode cerita (kisah qur‟ani) yang bertujuan untuk membentuk karakter sabar dan jujur para siswa. Dalam penerimaan siswanya pun tidak melalui seleksi yang ketat seperti sekolah unggulan yang lainnya. Karena di MTs ini menawarkan proses pembelajarannya dengan hasil yang maksimal. Jadi, siapapun yang minat untuk sekolah di MTs Miftahus Sa‟adah ini bisa masuk dengan ketentuan antara orang tua dan anak sama-sama memiliki minat dan bersungguh-sungguh untuk masuk di MTs ini.

Dari beberapa kegiatan tersebut untuk memberikan hasil yang optimal dalam pembentukan karakter sabar dan jujur siswa harus memaksimalkan metode cerita (kisah qur‟ani) menjadi suasana yang menyenangkan dan bermakna. Melalui karakter religius dalam Al-Qur‟an dan Hadits yaitu jujur, sabar, adil, ikhlas, amanah dan bertanggung jawab yang dapat menciptakan situasi tersebut.

Sesuai dengan program-program yang di MTs SA Miftahus Sa‟adah dengan ini peneliti merelevansikan dengan fokus penelitian yang sudah ditetapkan yakni pembentukan karakter siswa melalui metode cerita (kisah qur‟ani) dengan menerapkan karakter religius dalam Al-Qur‟an dan Hadits yaitu jujur, sabar, adil, ikhlas, amanah dan bertanggung jawab.

B. Paparan data dan anasis serta hasil temuan

Paparan data dan analisis serta pembahasan hasil temuan di lapangan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, pembentukan karakter religius siswa melalui metode cerita (qishah Qur‟ani) di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Karakter Jujur Siswa Melalui Metode Cerita (Qishah Qur’ani) di MTs SA Miftahus Sa’adah Karangpring Sukorambi Jember

Pembentukan karakter jujur terhadap anak didik di Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Miftahus Sa‟adah Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar di Madrasah utamanya ketika terjadi interaksi antara guru agama dengan anak didik di dalam kelas. Dalam menjalankan perannya guru agama sebagai pengajar terlebih dahulu mempersiapkan seperangkan alat yang dibutuhkan pada saat ingin mengajar. Persiapan yang dilakukan oleh guru agama dalam membentuk karakter religius anak didik di madrasah yaitu membuat atau menyusun sebuah perencanaan kegiatan yang akan di implementasikan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar.67 Terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh guru agama sebagai tenaga pengajar dalam rangka untuk mengembangkan karakter religius anak didik di Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Miftahus Sa‟adah Kecamatan

67 Dokumentasi, di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, pada Senin 7 Februari 2022

Sukorambi Kabupaten Jember yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan membuat penilaian.

Agar dapat mewujudkan nilai karakter melalui metode kisah Qurani dengan efektif, maka sebelum melaksanakan pembelajaran, seorang guru harus melakukan berbagai macam persiapan penggunaan metode cerita (Qishah Qur‟ani). Bapak Bahrul Nurul Yakin selaku guru akidah akhlak mengatakan Persiapan tersebut diantaranya:68

“Persiapan saya dalam menerapkan metode cerita (qishah Qur‟ani) diantaranya 1) Memilih tema kisah qurani yang sesuai dengan materi mata pelajaran pendidikan agama Islam (merujuk pada SK dan KD yang hendak diajarkan), 2) Menentukan penggalan-penggalan cerita yang bermuatan karakter sifat atau ketokohan yang menonjol. Misalnya kisah penyembelihan Nabi Ibrahim atas putranya nabi Ismail (Q.S. As Shaaffaat [37]:102) bermuatan karakter tentang keteguhan nabi Ibrahim dan Ismail dalam mentaati perintah Allah Swt. Juga kisah Nasehat Lukman terhadap anaknya dalam QS. Lukman bermuatan karakter tentang sikap bijaksana. Dapat juga memilih penggalan cerita yang tidak patut ditiru sebagai sebuah pelajaran, misalnya kisah perang Uhud yang berakhir dengan kekalahan umat Islam dikarenakan keserakahannya terhadap harta rampasan perang (QS.Ali Imron ayat 152-153). 3) Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang termuat dalam penggalan kisah tersebut. Selanjutnya nilai-nilai karakter yang termuat dalam kisah disampaikan kepada siswa dalam penyajiannya. 4) Menyiapkan analogi-analogi kisah-kisah qurani yang disajikan dengan pengalaman hidup yang dialami oleh siswa sehari-hari. 5) Mempersiapkan media pembelajaran yang bias digunakan untuk penyajian kisah Qurani. Kisah Qur‟ani bisa disajikan dengan gambar, alat peraga, buku cerita ataupun film-film yang mendukung.”

68 Bahrul Nurul Yakin, Wawancara di MTs SA Miftahus Sa‟adah, Senin 10 Januari 2022.

Pembentukan karakter jujur siswa melalui Metode Cerita (Qishah Qur‟ani) karena cerita atau qishah merupakan hal yang sangat penting dilakukan. Karena cerita atau kisah dalam Al-Qur‟an memiliki nilai-nilai atau pelajaran yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Cerita atau kisah dapat dijadikan salah satu bentuk metode pembelajaran. Oleh karena itu memperhatikan, meluruskan, mendidik, dan membentuk karakter jujur melalui cerita atau kisah merupakan persoalan yang paling utama agar aktivitas hidupnya berjalan dengan benar.

Pembentukan karakter jujur yang diterapkan di sekolah dan dirumah sesuai dengan karakter religious yang dikemukakan dalam hadits Rasulullah yaitu jujur, sabar, adil, ikhlas, amanah, dan bertanggung jawab. Tetapi yang dilakukan guru di sekolah ini lebih di dominasi sifat jujur dan sabar, karena jika kedua karakter tersebut dimiliki oleh siswa maka karakter yang lain mengikuti. Juga dalam kisah-kisah yang ada di Al-Qur‟an itu lebih banyak menceritakan tentang kejujuran dan kesabaran.

Dengan memberikan cerita islami, diharapkan peserta didik mempraktekkannnya dalam keseharian sehingga dapat membina akhlak secara kontinu. Selain itu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik melalui profil atau sikap dan tingkah laku pendidik juga sangat diperlukan sebagai model langsung dan diharapkan peserta didik menirunya, karena tanpa pendidik

memberikan contoh pembinaan akhlak, akan sulit sekali dicapai.

Metode dalam menyampaikan cerita banyak sekali ragamnya.

Mulai dari penyampaian bercerita yang klasik hingga menggunakan media yang berbasis komputer. Salah satunya yaitu bercerita menggunakan basis audiovisual. Seperti yang dipaparkan oleh Sodiq Haryadi, Kepala Madrasah menyatakan bahwa:69

“Setiap ada jam kosong, seperti halnya gurunya sakit atau sedang ada kesbukan lainnya, saya biasa berinisiatif untuk masuk kedalam kelas itu hanya sekedar mengisi untuk memberikan motivasi mengenai pentingnya karakter siswa yang baik terutamanya tentang jujur.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh Sodiq Haryadi selaku kepala madrasah bahwasanya melakukan pendekatan kepada setiap siswa itu sangat penting untuk mengetahui kondisi siswa. Hal tersebut dilakukan agar siswa kedepannya lebih mudah untuk menerima pengajaran-pengajaran dari guru maupun orang tua mereka.

Setelah mengetahui kondisi siswa, selanjutnya adalah proses pembentukan yaitu mencakup proses menumbuhkan kesadaran pentingnya pendidikan karakter kepada siswa, membiasakan siswa untuk mengakui perbuatan benar atau salahnya, melatih siswa untuk menganalisis dampak positif dan negatif dari perbuatan yang di perbuat, dan melatih siswa untuk terbiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT seperti membaca potongan ayat

69 Sodiq Haryadi, Wawancara di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, Jum‟at 3 September 2021.

Al-Qur‟an beserta artinya, shalat dhuha berjamaah sebelum melakukan pembelajaran, dan shalat duhur berjamaah serta shalat tasbih setiap akhir bulan dan menyambut bulan Islam. Bapak Bahrul Nurul Yakin selaku guru akidah akhlak mengatakan:70

“Pembentukan karakter jujur sangat penting untuk generasi- generasi penerus bangsa, terutama untuk siswa-siswi kami yang sekarang sudah berada dalam jenjang menengah pertama. Jadi Pembentukan karakter sabar dan jujur itu ditanamkan kepada siswa agar mereka dapat menjaga dan menahan diri dari perkelahian dan mengurangi kata kotor atau berbong, jika mereka berkarakter sabar dan jujur maka akan terhindar dari perilaku tercela baik disekolah maupun dirumah.

Seperti halnya yang dipaparkan oleh bapak Bahrul Nurul Yakin mendekatkan diri kepada Allah sangat diperlukan agar kita menjadi seseorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Tujuan di adakannya shalat dhuha berjamaah dan membaca potongan ayat beserta artinya sebelum melakukan pembelajaran adalah untuk membekali atau sebagai penghantar rohani bagi para siswa agara lebih fokus dalam belajar selama sehari penuh. Seperti halnya yang di sampaikan oleh ibu Musliha selaku guru Al-Qur‟an Hadits menyatakan bahwa: 71

“Dalam pembentukan karakter jujur siswa, kami mengadakan membaca potongan ayat al-Qur‟an beserta artinya tiap pagi sebelum pembelajaran dimulai dan menyertakan sedikit kisah yang berkaitan dengan al-Qur‟an Hadits. Makna pembentukan karakter siswa melalui metode

70 Bahrul Nurul Yakin, Wawancara di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, Senin 10 Januari 2022.

71 Musliha, Wawancara di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, Selasa 12 Januari 2022

cerita (qishah qur‟ani) ini kaitannya dengan keinginan untuk menjadi siswa yang baik sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai langkah kegiatan dan menunjukkan sikap sabar dan jujur mereka sesuai dengan kapasitasnya sebagai siswa. Karena siswa MTs itu merupakan usia remaja yang saat saatnya mereka menggebu-gebu untuk mencari tau dan mudah tergiur oleh lingkungan luar. Oleh karena itu di sekolah ini kita mengadakan baca Al-Qur‟an beserta artinya dan shalat duha bersama untuk mengisi rohani mereka. Biasanyakan para siswa sebelum masuk sekolah sudah ada rencana sudah janjian sama teman-temannya mereka mau ini mau itu, nah dengan kita membiasakan shalat berjamaah dan mengaji bersama setidaknya sedikit-sedikit mereka bisa sadar, rencana buruk meraka bisa terkurangi tidak jadi dilakukan seperti rencana mau bolos atau mau mencontek.”

Selain karakter jujur siswa juga diharapkan memiliki sifat adil, ikhlas, amanah dan tanggung jawab. Ibu Nur Izza Afkarina selaku guru sejarah kebudayaan Islam memaparkan:72

“Anak-anak kita arahkan untuk mengikuti kegiatan baca potongan ayat Al-Qur‟an beserta artinya dan sholat duha berjamaah sebelum memulai pembelajran yang dibimbing oleh saya sendiri dan beberapa guru lannya secara bergantian, bahkan kepala madrasahnyapun terkadang turut mendampingi. Tapi bukan berarti anak-anak yang tidak mengikuti kegiatan baca potongan ayat Al-Qur‟an beserta artinya dan sholat duha berjamaah tidak memiliki tanggung jawab, karena dari anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut juga mengajak anak-anak yang tidak mengikuti kegiatan tersebut menjadi saling satu kesatuan. Jadi anak- anak yang sering di tunjuk untuk perwakilan baca Al- Qur‟an beserta artinya dan yang ditunjuk menjadi imam sholat duha membuat program dan diberi amanah untuk mengajak teman teman yang lainnya dan anak-anak yang lain tersebut juga memiliki tanggung jawab, juga adil dan ikhlas.”

72 Nur Izza Afkarina, Wawancara di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, Rabu 13 Januari 2022

Seperti halnya yang dipaparkan guru-guru perwakilan siswa kelas VII juga merasakan hal-hal yang telah diuangkapkan oleh kepala sekolah dan guru-guru tersebut yakni perwakilan dari siswa kelas VII yaitu Muhammad Dhofir dan Nur Aini:73

“Muhammad Dhofir berbicara dengan Nur Aini”Assalamualaikum Dhofir, Sebentar lagi kita pelajaran Akidah Akhlak ya? Dhofir menjawab “Betul Aini yuk kita siap-siap dulu keluarkan apa-apa yang kita butuhkan waktu pelajaran yuk!, Aini menjawab “kenapa kamu sangat bersemangat sekali ketika pelajaran agama Fir??” Dhofir menjawab “pastilah saya lebih semangat ketika pelajaran agama, karena seru dan pasti ada kisah yang sangat menarik dan bermanfaat untuk kita” Nur Aini menjawab “iya sih aku juga suka, ternyata kita sama suka sama pelajaran agama apa lagi pelajaran agamanya ada metode kisah Qur‟aninya.

Disitu kita bisa mencontoh karakter baiknya” sambal senyum-senyum”.

Sama halnya yang dikemukakan oleh perwakilan siswa kelas VIII mengenai metode kisah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut yakni perwakilan dari siswa kelas VIII Muhammad Farel Putra dan Qurotul Ainiyah yang mengatakan bahwa:74

“Kami sangat suka dengan pelajaran PAI disekolah kami, karena disekolah kami pelajaran PAInya menggunakan metode Kisah Qur‟ani disitulah bentuk keseruan kami sampai-sampai kami terasa hidup pada zaman kisah yang telah diceritakan bapak dan ibu guru kami. Disini tanpa kami sadari kami jadi suka sama kisah-kisah Qur‟ani, waktu kami mendengarkan kisah tersebut tanpa kami sadari kami tergugah hati kami untuk berbuat baik, khususnya yang ditekankan oleh guru kami dari kisah tersebut itu kita harus

73 Muhammad Dhofir dan Nur Aini, Wawancara siswa kelas VII di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, Jum‟at 01 April 2022

74 Muhammad Farel Putra dan Qurotul Ainiyah, Wawancara siswa kelas VIII di MTs SA Miftahus Sa‟adah Karangpring Sukorambi Jember, Sabtu 02 April 2022

mencoba melatih diri agar terbiasa bersikap jujur dan sabar dalam kehidupan sehari-hari”.

Mengajak anak-anak untuk mengikuti kegiatan baca potongan ayat Al-Qur‟an beserta artinya dan sholat duha berjamaah bukan hanya semata-mata untuk menambah kegiatan mereka saja, namun hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk usaha untuk membentuk karakter religius siswa agar menjadi seseorang yang jujur, sabar, adil, ikhlas, amanah dan tanggung jawab.

Setelah pembentukan untuk tahap selanjutnya yaitu memelihara atau menjaga agar pembentukan karakter religius siswa melalui metode cerita (qisah qur‟ani) di MTs SA Miftahus Sa‟adah yang sudah terbentuk tidak kurang potensinya. Usaha yang dilakukan agar anak terhindar dari pengaruh negatif yaitu dengan cara meningkatkan rasa keimanan agar lebih dekat dengan Allah SWT dan menyakini akan kebesaran ciptaannya.

Dari hasil observasi dilapangan untuk membentuk karakter religius siswa menjadi sosok yang beriman dan bertaqwa, sekolah mengadakan berbagai kegiatan-kegiatan islami yang dapat memancing siswa untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah seperti shalat duha berjamaah yang dilakukan setiap pagi yakni sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, baca potongan ayat Al-Qur‟an beserta artinya, sholat duha, shalat duhur dan kegiatan tahfidz Qur‟an sesuai jadwal yang telah di buat. Sedangkan dalam membentuk karakter religius siswa di MTs SA Miftahus Sa‟adah ini melalui

kegiatan pembelajaran agam dikelas dengan menampilakan kisah-kisah dalam Al-Qur‟an.75

Sekolah merupakan tempat belajar mengajar yang memiliki peranan penting dalam upaya pembentukan karakter religius siswa.

Membentuk karakter religius adalah bentuk hakikat jiwa seseorang yang terus menerus berkelanjutan agar menjadi seseorang yang berakhlak mulia. Dalam membentuk karakter religious siswa dibutuhkan kerja sama antara guru, orang tua, siswa itu sendiri serta masyarakat sekitar agar pembentukan karakter ini dapat berjalan dengan ideal dan sesui harapan.

Karakter religius diantaranya jujur, upaya untuk membentuk karakter jujur siswa melalui metode cerita (qisah qur‟ani) dapat di upayakan dengan menampilkan kisah Qur‟ani yang menarik disekolah. Karena dengan kemampuan dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses kegiatan belajar mengajar dikelas dapat membentuk siswa untuk bersikap jujur salah satunya. Bersikap jujur disini merupakan salah satu karakter yang dituntut untuk dimiliki oleh seorang muslim. Oleh karenanya sekolah juga mengadakan program-program yang mendukung dalam pembentukan karakter jujur siswa seperti program tartil, tahfidzul quran, pramuka, drumband dan lain-lain.

75 Observasi, MTs SA Miftahus Sa‟adah , Kamis 2 September 2022.

Dalam dokumen pembentukan karakter religius siswa (Halaman 85-131)

Dokumen terkait