Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam memperoleh data. Sebab tujuan utama penelitian adalah memperoleh data.
Tentunya, dalam memperoleh data secara benar dan akurat membutuhkan teknih yang akurat, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung- jawabkan secara ilmiah. Semakin baik teknik pengumpulan data, maka semakin baik pula hasil penelitian.
Dalam pengumpulan data penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh dibelakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan, ke tetangga, ke organisasi, ke komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Data observasi juga dapat berupa interaksi dalam suatu orgnisasi atau pengalaman para anggota dalam berorganisasi.7
7 J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), 112.
Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti. Setelah tempat penelitian diidentifikasi, dilanjutkan dengan membuat pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang sasaran penelitian.8 Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif pasif.
Adapun data yang diperoleh melalui observasi adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan manajemen peserta didik dalam meningkatkan mutu lulusan pada bidang tahfidz al-Qur’an di Ma’hadul Qur’an Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
b. Pelaksanaan manajemen peserta didik dalam meningkatkan mutu lulusan pada bidang tahfidz al-Qur’an di Ma’hadul Qur’an Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
c. Evaluasi manajemen peserta didik dalam meningkatkan mutu lulusan pada bidang tahfidz al-Qur’an di Ma’hadul Qur’an Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
2. Metode Interview
Wawancara (interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuesioner. Ini disebabkan oleh karena peneliti tidak dapat mengobservasi seluruhnya.
Tidak semua data dapat diperoleh dengan observasi. Oleh karena itu peneliti harus mengajukan pertanyaan kepada partisipan. Pertanyaan
8J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, 112.
sangat penting untuk menangkap persepsi, pikiran, pendapat, perasaan orang tentang suatu gejala, peristiwa, fakta atau realita. Dengan mengajukan pertanyaan peneliti masuk dalam alam berpikir orang lain, mendapatkan apa yang ada dalam pikiran mereka dan mengerti apa yang mereka pikirkan. Karena persepsi, perasaan, pikiran orang sangat berarti, dapat dipahami dan dapat dieksplisitkan dan dianalisis secara ilmiah,9 dengan atau tanpa menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).10
Metode interview merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan hubungan atau interaksi secara langsung dengan informan.
Komunikasi yang digunakan adalah Tanya jawab secara lisan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses Tanya jawab dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi yang wajar.
Penelitian ini menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yang merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin yang menggunakan beberapa inti pokok pertanyaan yang diajukan, yaitu pewawancara membuat garis besar pembicaraan, namun dalam pelaksanaan wawancara, pewawancara juga dapat mengajuakan pertanyaan secara bebas.
Adapun data yang diperoleh melalui interview adalah :
9J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif, 116.
10M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media, 2005), 126.
a. Perencanaan manajemen peserta didik dalam meningkatkan mutu lulusan pada bidang tahfidz al-Qur’an di Ma’hadul Qur’an Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
b. Pelaksanaan manajemen peserta didik dalam meningkatkan mutu lulusan pada bidang tahfidz al-Qur’an di Ma’hadul Qur’an Salafiyah Syafi’iyah Situbondo.
c. Evaluasi manajemen peserta didik dalam meningkatkan mutu lulusan pada bidang tahfidz al-Qur’an di Ma’hadul Qur’an Salafiyah Syafi’iyah Situbondo
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Adapun data yang diperoleh dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
a. ProfilMQ Salafiyah Syafi’iyah
b. Struktur KurikulumMQ Salafiyah Syafi’iyah c. Foto Kegiatan-kegiatanMQ Salafiyah Syafi’iyah F. Analisis Data
Dalam proses penelitian, setelah melakukan pengumpulan data, tahap berikutnya yang tak kalah penting adalah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Pada prinsipnya, analisis data dibedakan menjadi dua macam:
analsis kualitatif dan analisis kuantitatif. Perbedaan dua analisis tersebut terletak pada sifat datanya. Apabila data yang diperoleh dari lapangan hanya sedikit dan bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus (tidak dapat disusun secara klasifikatoris), maka analisis yang dilakukan sebaiknya analisis kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif, setelah data yang terkumpul lengkap, maka selanjutnya adalah mengelola data agar lebih proposional, representatif. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode yang disarankan oleh Miles, Heberman dan Saldana yaitu:
1. Data Condensation (Kondensasi Data)
Kondensasi data mengacu pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan/atau transformasi data yang muncul dalam korpus lengkap (badan) catatan lapangan tertulis, transkrip wawancara, dokumen, dan materi empiris lainnya. Dengan memadatkan, kami membuat data lebih kuat. Milles dan Hubberman menyetakan:
Data condensation refers to the process of selecting, focusing, simplifying, abstracting, and/or transforming the data that appear in the full corpus (body) of written-up field notes, interview transcripts, documents, and other empirical materials. By condensing, we’re making data stronger.”11
Seperti yang kita lihat, kondensasi data terjadi terus-menerus sepanjang umur proyek yang berorientasi kualitatif. Bahkan sebelum data benar-benar dikumpulkan, kondensasi data antisipatif terjadi saat peneliti memutuskan (seringkali tanpa kesadaran penuh) kerangka konseptual
11 Mattew B. Milles, A. Michael Huberman, J. Saldana, Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook, (California: Sage Publications Inc., 2014), 8.
mana, kasus apa, pertanyaan penelitian apa, dan pendekatan pengumpulan data mana yang harus dipilih. Saat pengumpulan data berlanjut, episode lebih lanjut dari kondensasi data terjadi: menulis ringkasan, pengkodean, mengembangkan tema, membuat kategori, dan menulis memo analitik.
Proses kondensasi/transformasi data berlanjut setelah kerja lapangan selesai, hingga laporan akhir diselesaikan.
2. Display Data (Penyajian Data)
Alur utama kedua dari aktivitas analisis adalah penyajian data.
Secara umum, penyajian adalah kumpulan informasi yang terorganisir dan terkompresi yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan.
Melihat penyajian membantu kita memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman itu. Milles dan Hubberman menyatakan:
“The most frequent form of display for qualitative data in the past has been extended text. As we will note later, text (in the form of, say, 1,000 pages of field notes) is terribly cumbersome. It is dispersed, sequential rather than simultaneous, poorly structured, and extremely bulky. Using only extended text, a researcher may find it easy to jump to hasty, partial, and unfounded conclusions.
Humans are not very powerful as processors of large amounts of information. Extended text overloads our information-processing capabilities and preys on our tendencies to find simplifying patterns. Or we drastically overweight vivid information, such as the exciting event that jumps out of page 124 of the field notes after a long, “boring” passage. Pages 89 through 123 may be ignored, and the criteria for weighting and selecting may never be questioned.”12
Dalam penelitian ini, kami yakin bahwa tampilan yang bagus adalah jalan utama untuk analisis kualitatif yang kuat. Data yang dibahas
12Milles., Qualitative Data Analysis..., 8.
dan diilustrasikan dalam penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi yang terorganisir menjadi bentuk yang ringkas dan dapat diakses dengan segera sehingga analis dapat melihat apa yang terjadi dan menarik kesimpulan yang dapat dibenarkan atau melanjutkan ke langkah analisis berikutnya yang menurut tampilan mungkin berguna.
3. Conclusion Data/Verification
Langkah ketiga dalam menganalisa data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan.
“The third stream of analysis activity is conclusion drawing and verification. From the start of data collection, the qualitative analyst interprets what things mean by noting patterns, explanations, causal flows, and propositions. The competent researcher holds these conclusions lightly, maintaining openness and skepticism, but the conclusions are still there, vague at first, then increasingly explicit and grounded. “Final” conclusions may not appear until data collection is over, depending on the size of the corpus of field notes; the coding, storage, and retrieval methods used; the sophistication of the researcher; and any necessary deadlines to be met.”13
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.