• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Sampling

Dalam dokumen Buku Pengantar Statistika pdf (Halaman 110-118)

BAB VIII SAMPLING SAMPLING

D. Teknik Sampling

f. Mendapatkan informasi pendukung penelitian akan lebih cepat walaupun dalam jumlah yang banyak

C. Tujuan Sampling

1. Untuk membuat kesimpulan mengenai karakteristik atau sifat populasi dari sampel yang diambil.

2. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat, namun masih ada kaitannya dengan populasi yang diteliti.

3. Memberikan informasi yang berhubungan dengan populasi yang diteliti.

4. Untuk menjadikan acuan dalam mengambil kesimpulan, saran, dan keputusan setelah melaksanakan penelitian.

5. Agar penelitian lebih murah, lebih mudah, dan lebih menghemat biaya.

1. Probability Sampling (Random Sampling)

Probability sampling adalah Teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi sampel. Teknik ini meliputi :

a. Simple Random Sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogem.

Pengambilan sampel disebut random apabila kita tidak memilih-milih individu yang akan dijadikan anggota sampel. Probability sampling adalah ketika seluruh individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. (Pangestu Subaggyo dan Djarwanto, 2019)

Berbagai cara randomisasi Salah satu contoh dengan cara undian Undian Cara ini dilakukan sebagaimana jika kita mengadakan undian, yakni : Buat daftar yang berisi semua subyek ; tulis kode-kode tersebut masing-masing dalam selembar kertas kecil; gulung kertas tersebutbaik- baik; masukkan gulungan- gulungan kertas tersebut ke dalam kaleng; kocok baik-baik kaleng tersebut; ambil kertas-kertas gulungan tersebut satu demi satu sampai jumlah yang kita perlukan tercapai.

b. Proportionate Statified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota (unsur) yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Penggunaan metode random sampel akan menimbulkan bias apabila unsur-unsur populasi tidak homogen atau heterogen, karena tidak semua unsur populasi memiliki kesempatan yang sama dalam proses pengambilan sampel.

Dapat dilakukan pembagian unsur-unsur populasi

dalam kelompok-kelompok kecil yang disebut strata guna mengurangi pengaruh faktor heterogen. Kemudian, dari masing-masing strata tersebut, sampel dipilih secara random sesuai dengan proporsinya. Oleh sebab itu, stratified sampling juga disebut stratified random sampling.

Contoh penggunaan metode stratified sampling adalah sebagai berikut: Suatu populasi terdiri dari 2.000 orang pedagang kaki lima dengan komposisi menurut jenis barang yang dijual.

Apabila kita akan mengambil sampel sebanyak 40 pedagang, maka masing-masing strata akan diambil sampelnya secara proporsional

Strata I = 400/2.000 x 40 = 8 pedagang Strata II = 200/2.000 x 40 = 4 pedagang Strata III = 800/2.000 x 40 = 16 pedagang Strata IV = 600/2.000 x 40 = 12 pedagang Jumlah sampel seluruhnya = 40 pedagang

Selanjutnya proses pemilihan sampel pada masing- masing strata dilakukan secara random.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai PT. Ola mempunyai lulusan : S3 = 3 orang, S2 = 4 orang, S1 = 100 0rang, SMU

= 800 orang, SLTP = 700 orang , maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang tersebut diambil semua sebagai sampel.

Jenis Usaha Jumlah pedagang Strata I Makanan

II Minuman III Kerajinan IV Rokok

400 200 800 600

d. Cluster Sampling (Sampling kelompok)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampel berdasatkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Populasinya dibagi menjadi beberapa kelompok dalam cluster sampling (sampling kelompok).

Selanjutnya, sejumlah kelompok dipilih secara random dan sampel yang diperlukan terdiri dari individu- individu (anggota) yang berada dalam kelompok- kelompok tersebut.

Cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana populasi dibagi menjadi beberapa kelompok (cluster). Kemudian, dari kelompok-kelompok tersebut dipilih secara random sejumlah kelompok.

Anggota sampel yang akan diambil adalah individu yang berada dalam kelompok-kelompok tersebut. Jika kelompok-kelompok tersebut dibagi berdasarkan wilayah geografis, maka teknik ini disebut juga area sampling.

Dalam cluster sampling, kita tidak memilih individu secara langsung tetapi memilih kelompok.

Sampel yang diambil dalam cluster sampling berbeda dengan sampel dalam stratified random sampling. Pada stratified random sampling, sampel diambil dari setiap strata yang ada, sedangkan pada cluster sampling, hanya satu kelompok (cluster) yang dipilih untuk diambil sampelnya. Hal ini dikarenakan setiap kelompok pada cluster sampling memiliki kesamaan karakteristik (homogen), sehingga tidak diperlukan pengambilan sampel dari setiap kelompok.

(Noegroho Boedijoewono, 2018)

2.Non Probability Sampling (Non Random Sampling)

Nonrandom sampling disebut juga nonprobability sampling, di mana peneliti tidak memberikan kesempatan yang sama pada anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel. ( Pangestu Subaggyo dan Djarwanto, 2018)

Non probability sampling adalah Teknik sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

a. Sampel sistematis (systematic Sampling)

Sampel sistematis adalah Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dalam anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Setiap individu yang akan diteliti diambil berdasarkan urutan tertentu dari populasi yang telah disusun secara teratur. Urutan pengambilan tiap individu dibuat sedemikian rupa, sehingga setiap dua individu yang diambil mempunyai perbedaan nomor yang tetap sesuai dengan banyak anggota subpopulasi yang dibuat. Banyaknya subpopulasi sesuai dengan ukuran sampel yang dikehendaki.

Metode sampel sistematik ini dapat digunakan dalam keadaan apabila nama atau identifikasi dari satuan- satuan individu dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar, sehingga satuan-satuan tersebut dapat diberi nomer urut.

b. Sampel Quota (Quota Sampling)

Sampel kuota adalah Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.

Misalnya penelitian pegawai golongan satu atau golongan dua ditetapkan diambil sampel sebanyak 20 orang.

Sampel diambil berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu dari peneliti.

c. Sampling Aksidental

Sampling Aksidental adalah Teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive

Purposive sampling adalah Teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive sampling merupakan salah satu jenis dari nonrandom sampling. Jadi Purposive sampling adalah Teknik pengambilan sampel dengan cara memberikan penilaian sendiri terhadap sampel diantara populasi yang dipilih. Penilaian ini diambil sesuai denhgan kriteria tertentu yang sesuai dengan topik penelitian.

Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang ahli di dalam bidang kepegawaian saja.

e. Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Biasanya jika populasinya relative kecil, misalnya kurang dari 50 orang.

Contoh sampel jenuh : misalnya kita akan meneliti kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Karena jumlah karyawannya hanya 30 orang, maka seluruh karyawan akan dijadikan sampel. Sampel jenuh disebut juga dengan istilah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Kelebihan dari Teknik sampel jenuh ini adalah mudah, praktis, murah dan tidak memerlukan waktu untuk mengumpulkan data. Sedangkan kelemahannya adalah tidak cocok untuk populasi yang jumlah anggotanya sangat besar, sehingga hanya cocok untuk populasi kecil saja.

f. Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.

Pengertian Snowball Sampling menurut para ahli adalah sebagai berikut.

Menurut Neuman, Teknik Snowball Sampling adalah suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang terus- menerus. Peneliti menyajikan suatu jaringan melalui gambar sociogram berupa gambar lingkaran-lingkaran yang dikaitkan atau dihubungkan dengan garis-garis. Setiap lingkaran mewakili satu respon atau kasus, dan garis-garis menunjukkan hubungan antar responden atau antar kasus.

Menurut Sugiyono, Teknik Snowball Sampling adalah suatu Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel tersebut menjadi banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding makin lama makin membesar.

Menurut Subayo, Teknik Snowball Sampling adalah Teknik pengambilan sampel dengan bantuan key-informan. Key-informan ini membantu atau dapat berkembang berdasarkan petunjuk yang diberikan olehnya. Dalam hal ini peneliti hanya memberikan kriteria sebagai syarat untuk dijadikan sampel.

Menurut Akhmad Fauzi, Teknik Snowball Sampling adalah pengambilan suatu sampel dengan cara berantai, yaitu seperti multilevel. Pengambilan sampel dengan Teknik ini dimulai dengan jumlah sampel kecil yang kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding.

Tujuan dari Teknik ini adalah untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dan sedalam mungkin guna memenuhi kebutuhan dan menjawab permasalahan dalam penelitian.

Keuntungan yang utama dari sampling adalah :

a. Biaya penelitian yang lebih rendah karena objek atau data yang diteliti lebih kecil, menyebabkan biaya dan ongkos yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit.

b. Dapat menghemat waktu dan tenaga (greater speed), karena data dapat segera dikumpulkan, diolah, dan diteliti sehingga hasilnya dapat diketahui dengan cepat..

c. Beberapa jenis survei membutuhkan wawancara yang lama dan padat, sehingga sulit dilakukan secara menyeluruh dan hanya memungkinkan untuk dilakukan pada beberapa hal tertentu saja dengan pengambilan sampel. Hal ini memungkinkan untuk memusatkan perhatian pada beberapa hal yang telah ditentukan.

d. Ketepatan yang lebih besar (greater accuracy), meskipun hanya menggunakan sampel dari populasi, namun hasilnya dapat lebih akurat dibandingkan sensus. Hal ini disebabkan karena pengolahan data dapat dilakukan dengan lebih terfokus dan terperinci, dan hanya dilakukan oleh ahli yang terlatih.

Kelemahan-kelemahan Sampling adalah :

Dalam keadaan tertentu manfaat dari sampling menimbulkan keraguan. Tiga keadaan pokok dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Dalam kasus dimana data dibutuhkan dari wilayah yang sangat kecil, dibutuhkan proporsi sampel yang relatif besar.

Hal ini dikarenakan presisi suatu sampel sangat bergantung pada ukuran sampelnya, bukan jenis sampling yang digunakan, sehingga sampling dapat memiliki biaya yang sama dengan sensus.

b. Jika data yang dibutuhkan adalah untuk beberapa periode waktu yang teratur dan diperlukan untuk mengukur perubahan yang sangat kecil dari suatu period eke periode berikutnya, sehingga membutuhkan sampel yang besar.

c. Jika dalam suatu survei, pengambilan sampel harus

dikeluarkan biaya mahal yang disebabkan oleh pekerjaan pemilihan sampel, pengawasan dan sebagainya, mala sampling menjadi tidak praktis.

Dalam dokumen Buku Pengantar Statistika pdf (Halaman 110-118)