VARIABEL STATISTIK
B. Variabel Menurut jenis
Tergantung pada jenis data yang digunakan, penelitian, dalam hal ini disebut variabe l, berfokus pada variabel diskrit dan kontinu. Variabel diskrit adalah variabel yang karakteristik atau nilainya terbatas atau dapat diperlakukan sebagai variabel yang memiliki nilai tetapi tidak dapat ditampilkan dalam bentuk pecahan. Nilai variabel diskrit biasanya diperoleh dengan menghitung, misalnya, ketika menghitung jumlah gol yang dicetak dalam pertandingan sepak bola, kecil kemungkinan jumlah gol yang dicetak adalah 3,2 atau 4,7. Variabel ini memanifestasikan dirinya sebagai dua atau lebih kategori.
Misalnya, jika kedua kategori tersebut disebut dikotomi, variabel gender terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Sedangkan politomi yang digunakan, ketika ada lebih dari dua kategori, seperti PNS, TNI, POLRI, wiraswasta, pedagang, petani dan nelayan, yang merupakan jenis pekerjaan yang bervariasi.
Variabel kontinu memiliki nilai konstan atau dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal. Variabel kontinu menggunakan kalimat bilangan rasional yang menyatakan bahwa ada bilangan tak terbatas dari bilangan rasional lainnya di antara dua bilangan rasional. Usia, tinggi badan, berat badan, detak jantung, dan suhu tubuh adalah contoh variabel kontinu.
Dalam penelitian, umumnya lebih mudah menggunakan simbol matematika, yaitu X dan Y, di mana setiap X dan Y dihitung. Misalnya, X menunjukkan variabel gender yang terdiri dari X1 , yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki , dan X2, yang menunjukkan jenis kelamin perempuan. Selain itu, misalkan Y menunjukkan skor siswa dalam matematika, yang terdiri dari banyak siswa dengan nilai berikut: 75, 80, 50, 65, 70, dan seterusnya.
Variabel yang memiliki variasi yang beragam diklasifikasikan menjadi variabel diskrit atau disebut variabel nominal, dan variabel kontinu yang terdiri dari variabel ordinal, variabel interval, dan variabel proporsional.
1. Variabel nominal
Salah satu variabel kualitatif deskriptif adalah variabel nominal. Nilai nominal variabel adalah klasifikasi yang tidak menunjukkan derajat antara nilai- nilai variabel. Nilai variabel etnis, seperti Jawa, Batak, Mandailing, dan Minang, merupakan klasifikasi yang tidak menunjukkan tingkatan apapun. Nilai variabel dummy bukanlah angka absolut, sehingga angka yang digunakan dalam variabel nilai dummy, hanyalah simbol untuk memudahkan analisis.
Irianto memberikan ilustrasi sebagai berikut:
"Seorang peneliti menemukan data gender dari mahasiswa (perempuan dan laki-laki)" (Irianto, 2004).
Untuk menggunakan statistik dalam analisis tersebut, peneliti harus terlebih dahulu mengubah data menjadi angka. Jika peneliti menggunakan angka 1 untuk mewakili siswa perempuan dan angka 2 untuk mewakili siswa laki-laki, maka angka 1 dan 2 hanyalah inisial dari jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Selama peneliti menggunakan angka hanya sebagai simbol, mereka diklasifikasikan sebagai kelompok data pada skala nominal.
2. Variabel ordinal
Variabel ordinal tidak unik untuk klasifikasi.
Klasifikasi variabel ordinal pada dasarnya menunjukkan adanya level di antara mereka. Misalnya, pertimbangkan variabel tingkat pendidikan remaja di wilayah tertentu, yang meliputi sekolah dasar, sekolah menengah pertama/MTS, dan sekolah menengah atas/magistrasi.
Peringkat siswa adalah contoh lain dari angka ordinal (peringkat 1, 2, 3, dll.). Berdasarkan dua contoh, kita dapat menyimpulkan bahwa nilai variabel ordinal dapat berupa angka, tetapi juga tidak bisa berupa angka.
Variabel ordinal memiliki dua karakteristik: a) mereka adalah klasifikasi, dan b) nilai variabel-variabel ini menunjukkan adanya level. menunjukkan adanya level.
Di sisi lain, kecepatan atau perbedaannya tidak konstan atau memiliki jangkauan tetap.
"Peneliti dihadapkan dengan data tentang hasil ujian semi-tahunan, yang menunjukkan: siswa A menerima peringkat pertama, siswa B mendapat peringkat kedua, dan siswa C mendapat prestasi ketiga, dan seterusnya" (Irianto, 2004). Dalam hal ini, angka 1 memiliki nilai lebih besar dari angka 2 atau 3, tetapi skala ini tidak dapat secara akurat membedakan antara kapasitansi A, B dan C.
Klasifikasi pertama tidak menyiratkan bahwa siswa memiliki kapasitas dua kali lipat dari tingkat kedua atau tiga kali lebih banyak dari yang ketiga. Selain itu, perbedaan kinerja antara siswa peringkat pertama dan kedua mungkin tidak sama dengan perbedaan kapasitas antara siswa peringkat kedua dan ketiga. Oleh karena itu, meskipun angka yang digunakan sebagai pengganti memiliki rentang yang sama, rentang keterampilan siswa untuk setiap juara tidak selalu sama (tetap). Saat Anda menggunakan angka, Anda tidak selalu menggunakan angka yang angka kecil lebih baik atau sebaliknya. Jadi, untuk menentukan posisi angka sebagai pengganti data ukuran baik dan buruk, Anda perlu menggambarkan hasil analisis statistik menyeluruh. Konsistensi harus dilakukan dari pengkodean hingga deskripsi.
3. Interval variabel
Variabel rentang meliputi variabel kontinu, dan nilai variabel rentang sama dengan angka. Nilai variabel rentang adalah hasil metode pengukuran seperti hasil pengukuran kecerdasan, minat belajar, dan hasil belajar.
Salah satu kriteria pengukuran yang harus dipenuhi adalah alat ukur yang digunakan memiliki satuan pengukuran dengan rentang yang sama atau relatif sama.
Namun, pengukuran dalam ilmu sosial dan pendidikan memiliki tingkat akurasi yang lebih rendah daripada pengukuran dalam ilmu eksakta, seperti biologi, kimia, dan fisika. Secara khusus, pengukuran dalam domain yang tepat biasanya menggunakan pengukuran dengan nilai interval yang sama, sedangkan pengukuran dalam ilmu sosial cenderung memiliki nilai interval yang relatif seragam.
Misalnya, ilustrasi penelitian terkait nilai siswa mulai dari 0 hingga 100. Dibandingkan dengan penelitian yang melibatkan suhu suhu mulai dari 0 hingga 100. Secara matematis, kita dapat mengatakan bahwa seorang siswa yang memiliki skor 80 berarti ia memiliki peluang dua kali lebih banyak daripada siswa yang memiliki skor 40, suhu 150 adalah setengah dari suhu 300. Interval memiliki nilai yang sama, dan nilai 0 juga penting. Faktanya adalah bahwa siswa yang mendapatkan nilai 0 tidak berarti bahwa mereka tidak mengetahui materi yang sedang diuji, atau bahwa suhu 00 tidak berarti bahwa tidak memiliki suhu. Rentang nilai dalam rentang variabel adalah konstan (tetap). Dengan demikian, skala rentang dapat menunjukkan gambar objek yang dievaluasi secara berurutan, dan memiliki tiga karakteristik, yaitu: ada kalsifikasi setiap interval, nilai variabel menunjukkan tingkat yang berbeda, dan nilai interval memiliki jarak yang sama atau jarak yang relatif sama (Irianto, 2004).
4. Koefisien variabel
Nilai variabel laporan adalah hasil pengukuran yang lebih akurat daripada variabel interval. Pengukuran dengan jarak yang sama dan tingkat nol absolut atau jelas adalah nilai variabel rasio (Ananda dan Fadhli, 2018). Perbedaan antara variabel interval dan rasio adalah nol selama proses pengukuran. Secara umum, instrumen pengukuran ilmu sosial tidak dapat secara definitif menentukan titik nol.
Nilai variabel rasio dinyatakan secara numerik.
Angka dalam relasi variabel adalah tingkatan dan dapat menjadi perbandingan parsial karena memiliki nilai nol mutlak, yaitu nol absolut. Dengan demikian, variabel rasio memiliki empat karakteristik: (a) ada klasifikasi atau klasifikasi, (b) nilai variabel menunjukkan adanya derajat, (c) satuan pengukurannya berjarak sama, dan (d) memiliki titik nol absolut.