• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik dan Uji Instrumen Penelitian Data

H. Hipotesis

I. Metode Penelitian

3. Teknik dan Uji Instrumen Penelitian Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen utama yaitu angket. Sebelum mengelola instrumen, maka harus dilakukan uji coba untuk mendapatkan kualitas alat ukur yang memenuhi syarat sebagai alat ukur manusia. Kriteria alat ukur yang baik dan dapat diterima merupakan target yang harus terlebih dahulu ditentukan sebelum uji coba

dilakukan.40Kualitas instrumen penelitan, data dan hasil penelitian kuantitatif harus memenuhi syarat valid dan reliabel sehingga kriteria kualitas instrumen berhubungan dengan ukuran validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh peneliti.41

Dalam penelitian ini pengujian validitas menggunakan korelasi product moment, rumusnya sebagai berikut:

r hitung =

Keterangan:

N = Jumlah Responden

X = Skor Variabel (Jawaban Responden)

Y = Skor Total dari Variabel (Jawaban Respnden)

Kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur

40Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), 16.

41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif R & D, 121.

(valid atau tidak), yaitu: Jika koefesien korelasi product moment > r- tabel (; n-2), n = Jumlah Sampel.42

Untuk memutuskan apakah instrumen itu valid atau tidak, besarnya korelasi (r hitung) tersebut dibandingkan dengan r tabel.

Dengan taraf signifikan sebesar 5% atau sebesar 0,05.

Jika r hitung > r table = valid Jika r hitung < r table = tidak valid b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk- kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner.

Uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap butir pertanyaan. Jika nilai> 0,60 maka reliabel.43

Rumus =

Keterangan :

r11 = Reliabilitas yang dicari

n = Jumlah item pertanyaan yang di uji

∑σ t2 = Jumlah varian skor tiap-tiap item σ t2 = Varians total

42Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Plajar, 2015), 196

43Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, (Jakarta: Pustaka Baru Press, 2015), 192.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran sekali saja. Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila:

Hasil Cronbach Alpha> 0,60 = reliabel

Hasil Cronbach Alpha< 0,60 = tidak reliabel44 4. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik untuk mendapatkan model regresi yang baik harus terbebas dari penyimpangan data yang terdiri dari multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan normalitas.45

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi.Variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.46

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, sebagai berikut:47

1) Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi normalitas.

44Wiratna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press, 2015), 192

45Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), 168.

46Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D ,39.

47Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2011), 160-161.

2) Jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Salah satu cara untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji statistik non parametrik kolmogorov-smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi kumulatif.

Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika K hitung < K tabel atau nilai Sig. > alpha.48

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai tolerance dan lawannya 2) Variance inflation factor (VIF)

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (karena VIF = 1/ tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi.

Nilai cut offyang dipakai oleh nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Apabila terdapat variabel bebas yang dimiliki nilai tolerance lebih dari0,10 dan VIF kurang dari 10, maka dapat

48Suliyanto, Ekonometrika Terapan-Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Katalog dalam Terbit, 2011), 75

disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi.49

c. Uji Autokorelasi

Autokeralasi merupakan suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk data time seriesautokorelasi sering terjadi. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan menggunakan metode Durbin Watson.Uji ini dilakukan dengan asumsi atau syarat antara lain:

1) Model regresi harus menyertakan konstanta.

2) Autokorelasi harus diasumsikan sebagai autokorelasi first order.

3) Variabel dependen bukan merupakan variabel Lag.

Uji Durbin watson akan menghasilkan nilai Durbin Watson (DW) yang nantinya akan dibandingkan dengan dua nilai Durbin Watson Tabel, yaitu Durbin Upper (du) dan Durbin Lower (dl).

1) Deteksi Autokorelasi Positif:

Jika d < dl maka terdapat autokorelasi positif, Jika d > du maka tidak terdapat autokorelasi positif,

Jika dl < d < du maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.

2) Deteksi Autokorelasi Negatif:

Jika (4–d) < dl maka terdapat autokorelasi negatif,

49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, 39.

Jika (4–d) > du maka tidak terdapat autokorelasi negatif,

Jika dl < (4– d) < du maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang tidak sama (konstan). Sebaiknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebutheteroskedastisitas, yang diharapkan pada model regresi adalah heteroskedastisitas.50

Salah satu cara untuk menguji heteroskeditasitas adalah dengan menggunakan metode Glejser yang dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residunya.51 Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari masing- masing variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya |e| jika nilai probabilitas lebh besar dari nilai  (Sig >), maka dapat dipastikan model tidak mengandung gejala heteroskeditasitas atau dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila thitung< ttabel.52

Dokumen terkait