• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIANG/KOLOM DAN DINDING PADA BANGUNAN SEDERHANA

Dalam dokumen Modul Ajar Studio Struktur dan Konstruksi 1 (Halaman 57-103)

CPMK2 Mampu merencanakan dan merancang struktur pada bangunan sederhana dengan menggunakan struktur beton, batu bata dan baja ringan

Sub-CPMK4 Mampu merencanakan dan merancang struktur bangunan sederhana menggunakan material beton, batu bata dan baja ringan

Tinjauan Pustaka

Merencanakan Sistem Struktur Utama

Sistem struktur dan konstruksi bangunan dapat ditentukan terlebih dahulu untuk dapat menentukan langkah perencanaan selanjutnya. Maksud dari penentuan sistem struktur utama terlebih dahulu adalah agar dapat didefinisikan seberapa jauh kaitan sistem struktur ini dengan aspek bangunan lain. Sistem struktur yang dimaksud adalah sistem struktur menurut bahan dan jenisnya, kemudiaan juga kaitannya dengan konstruksi lainnya.

Memper*mbangkan fungsiruangdanpersayaratannya padastruktur

Langkah pertama untuk menentukan sistem struktur utama adalah dengan mempertimbangkan aspek struktur

dan aspek fungsi bangunan dengan pertimbangan- pertimbangannya dalam check list sbb:

Permasalahan Area Pembahasan

Bagaimana kegiatan di wadahi dalam ruang. Apakah terdapat fungsi-fungsi yang spesifik yang harus diwadahi dalam ruang misalnya kegiatan yang memerlukan ruang-ruang lebar tanpa kolom, atau ruang-ruang dengan ukuran dan bentuk tertentu atau pada lantai tertentu.

Konfigurasi bentuk dan ukuran grid struktur baik horisontal ataupun vertikal di mana titik- titik kolom dan dinding diletakkan yang akan membentuk sistem struktur secara keseluruhan yang disesuaikan dengan tuntutan fungsi ruang.

Bagaimana sistem ruang dipenuhi oleh bangunan.

Apakah terdapat ruang yang menghendaki sistem khusus semacam pencahayaan dan penghawaan alami.

Bentang bangunan, konfigurasi ruang dan konfigurasi massa bangunan serta bukaan-bukaan yang akan mempunyai saling keterkaitan antara sistem struktur dan konstruksinya.

Bagaimanakah sistem utilitas dilayani oleh bangunan, di mana posisi-posisi bak penampung air bersih, air kotor dsb. Apakah secara langsung mempengaruhi struktur bangunan.

Penentuan sistem distribusi meliputi tempat suplay, jalur distribusi dan tempat buangan serta kaitannya dengan struktur dan konstruksinya.

Memper*mbangkan pemilihan Bahan struktur utama Bahan sistem struktur utama akan sangat mempengaruhi jenis kinerja sistem strukturnya. Pemakaian bahan tertentu akan saling berkaitan dengan desain sistem struktur dan konstruksinya. Untuk dapat menentukan bahan utama pada sistem struktur utama dengan optimal, perencana harus memperhatikan aspek-aspek pada check list sbb;

Permasalahan Area Pembahasan

Sistem struktur dari jenis apakah yang paling cocok untuk ruangan dan bangunan tertentu sesuai dengan aspek-apek bangunan.

Bagai manakah persyaratan tekn is bahan struktur akan dapat digunakan pada bangunan meliputi kemampuan bentang dan ketinggian bangunan serta kaitannya dengan fungsi ruang.

Bahan bangunan yang paling seperti apakah yang tepat digunakan sesuai untuk bangunan yang sesuai dengan bahan struktur utama dan bahan lainnya dalam bangunan

Kesesuaian dengan aspek- aspek bangunan dan ketersediaan bahan bangunan pada suatu wilayah.

Bentuk pada bangunan dapat merupakan tujuan atau hasil dari proses perencanaan dan perancangan. Tujuan, bila sudah ditentukan terlebih dahulu kesan, peran dan bentuk yang diinginkan dari perencana atau pemilik, kemudian baru kesesuaiannya dengan fungsi dan sistem-sistem ditetapkan kemudian. Hasil, bila bentukan adalah bentukan yang dihasilkan dari akibat fungsi atau

sistem-sistem yang diterapkan pada bangunan. Kedua metoda ini tidak harus dilakukan secara kaku, namun dapat saling melengkapi untuk mendapatkan hasil yang optimal pada bentuk bangunan. Pada penentuan sistem struktur utama, bentuk dapat dibahas menurut check /ist sbb;

Permasalahan Area Pembahasan

Apakah bentuk dijadikan tujuan atau hasil

Fungsi struktur sebagai fasilitas atau penentu

Apakah elemen-elemen struktur dipakai sebagai elemen bentuk bangunan

Penentuan penonjolan atau penyembunyian elemen struktur Apakah sistem-sistem pada

bangunan akan berpengaruh terhadap elemen dan bentuk bangunan

Konstruksi-konstruksi yang melekat pada struktur yang akan dipakai

Merencanakan Dimensi Struktur Bangunan

Adapun dimensi elemen seperti kolom, balok atau kuda- kuda dan sejenisnya digunakan prakiraan yang justeru dipertimbangkan terhadap aspek-aspek lain dalam bangunan terlebih dahulu, sedangkan angka akhir dari dimensi ini harus dihasilkan dari konstruktor struktur untuk dapat memproduksi gambar kerja yang sebenarnya pada proyek pembangunan.

MenentukanBentangan

Bentangan adalah jarak antar dua sisi bangunan atau dua tumpuan kuda kuda atau rangka atap lainnya. Bentangan akan mencapaijarak rnaksimal dengan menggunakan sistem rangka ringan seperti kuda-kuda yang dapat terdiri dari beberapa bentuk. Untuk dapat menentukan bentangan bangunan banyak hal yang harus

dipertimbangkan; (a) bentangan, (b) struktur bentang, (c) pencahayaan, dan (d) penghawaan.

Fungsi dan Dimensi Bangunan dan Ruang

Bentang akan sangat dipengaruhi oleh sifat fungsi yang juga berpengaruh pada dimensi ruangnya. Ruang-ruang publik tertentu semacam ruang rapat, ruang serbaguna dan sebagainya menuntut volume ruang yang besar dan sifat bebas dari adanya kolom-kolom struktur di dalamnya. Sifat ruang yang demikian harus difasilitasi oleh struktur bangunan. Oleh karena itu ruang-ruang bentang lebar lebih ideal diletakkan di lantai-lantai atas pada bangunan bertingkat atau pada lantai khusus.

Penggunaan Struktur yang dibentangkan

Alternatif pencapaian bentang ini dapat dengan struktur balok pada lantai dasar atau dengan struktur rangka yang lebih ringan pada lantai atas. Tentu saja lebih disarankan ruang bentang lebar di lantai atas, karena rangka lebih mampu mengatasi bentang yang menggunakan rangka ringan daripada balok beton yang berat. Macam rangka dan macam bahan yang berupa kuda kuda pun beragam yang bentang satu dengan lain juga berbeda. Struktur yang lebih ringan akan mampu membentuk bentangan yang lebih lebar, sebaliknya struktur yang lebih berat pada bentang lebar Iebih riskan pada pembebanan bangunan baik beban vertikal (grafitasi) ataupun horisontal/lateral (gempa dsb).

Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaan dapat ditempuh dengan pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami lebih dianjurkan (pada siang hari) karena terbukti lebih bermanfaat dan memberikan rasa nyaman pada fungsi- fungsi ruang atau untuk beraktifitas, dan juga dapat

menghemat energi bangunan. Sistem pencahayaan akan mempengaruhi bentang secara langsung karena masuknya cahaya akan ditentukan oleh ukuran bukaan dan kemampuan optimal pencapaian cahaya itu sendiri yang tidak lebih dari beberapa kali lebar bukaannya.

Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan alami .iuga akan secara langsung mempengaruhi bentang bangunan karena kemampuan untuk mengalirnya udara akan sangat dipengaruhi oleh jarak tempuh dan sifat serta lokasi bukaan.

Menentukan Jarak Antar Bentangan

Jarak antar bentangan adalah jarak antar dua rangka utama yang tegak lurus dengan bentangannya seperti jarak antar balok utama atau kuda kuda. Jarak antar bentangan ini sangat penting karena akan membentuk ruangan fungsi dan juga membentuk bentukan bangunan. Untuk mendapatkan jarak antar bentangan yang optimal perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut; (a) struktur antar bentang, (b) modul, (c) bentuk/proporsi, (d) struktur penopang (pondasi).

MenentukanPrakiraanDimensiKolomdanBalok

Dimensi kolom dan balok pada bangunan memang harus dihitung secara pasti, namun bagi arsitek, prakiraan dimensi kolom dan balok ini dapat dilakukan sehingga hasildari perhitungan teknis struktural pada nantinya tidak akan jauh berbeda atau dengan kata lain dimensi yang diajukan arsitek masih dapat disesuaikan. Sekali lagi yang harus diperhatikan adalah bahwa arsitek membuat prakiraan ini tidak hanya berdasarkan pertimbangan aspek struktur saja namun didasarkan pula pada aspek lain dalam bangunan, sehingga bagi konstruktor struktur sipil, ukuran atau dimensi yang diberikan oleh arsitek idealnya tidak akan dirubah secara drastis, baik bentuk atau dimensinya. Proses

penyesuaian atau tawar-menawar sangat dimungkinkan untuk mengasilkan bentuk dan dimensi yang optimal.

Pada struktur beton bertulang, untuk dapat memperkirakan bentuk dan besaran atau dimensi kolom dan balok tentu saja aspek pertama yang dipikirkan adalah aspek bahan struktur terhadap kemampuannya melayani beban atau bentang tertentu sebagai berikut;

Bentuk dan Dimensi Kolom Beton Bertulang

Kolom bangunan bertugas menopang beban bangunan yang diberikan kepadanya. Daerah atau luasan tertentu menjadi tanggung jawab sebuah kolom tertentu. Kolom- kolom pada satu bangunan belum tentu mempunyai beban yang sama, sehingga perlu dianalisis satu per satu daerah pikulnya. Untuk dapat lebih efisien, beban yang berupa bentuk ataupun area pikul kolom itu sebanyak mungkin dibuat seragam, sehingga baik proses perencanaan dan perhitungan strukturnya menjadi sederhana karena tidak menrerlukan hitungan satu persatu. Namun demikian, karena pertimbangan terhadap aspek lain, kadang kala pacla lokasi-lokasi tertentu pada bangunan, ruang-ruang menjadi berbeda sehingga mengakibatkan kolom-kolom sebagai pemikul yang berbeda pula, perbedaan ini meliputi perbedaan bentang, bertambah atau berkurang.

Pada idealnya sebuah kolom akan mewakili bentuk area pikulnya. Jika grid yang terbentuk pada ruang atau denah bangunan membentuk bujur sangkar, maka secara struktural, kolom sebaiknya bujur sangkar demikian pula bentuk-bentuk yang lain. Kolom lingkaran dapat dipakai untuk memikul area beban yang simetris pada sisi- sisinya. Sedangkan ukuran kolom beton bertulang pada bangunan bertingkat dua sangat tergantung pada bentangannya. Secara umum harus dihitung tiap satuan persegi dari Iuasan penampang kolom yang akan memikul beban tertentu yang masing-masing kualitas beton bertulang akan berbeda. Sebagai gambaran kasar, bangunan satu lantai tidak bertingkat menggunakan kolom praktisi ~ (10x10)cm setiap sambungan atau pertemuan dindingnya atau setiap luasan ± 9 ~ 12 meter persegi atau untuk dinding setinggi ~ 3 meter dipasang

setiap 3 - 4 meter. Untuk bentangan yang hampir sama, kolom-kolom pada lantai dua dapat diprakirakan dengan ukuran dua kali lipat dari sisi-sisi kolom tersebut.

Bangunan berlantai dua dapat menggunakan kolom ~(20 x 20) cm bangunan berlantai tiga dapat menggunakan ~ (30 x 30) cm, dan seterusnya. Tentu saja pertimbangan bentuk area pikul di atas harus dimasukkan dalam pencarian bentuk dan dimensi ini.

Kolom

Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan.

Sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan rumahnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.

Pada bangunan sederhana bentuk kolom ada 2 jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

Kolom utama : kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban diatasnya. Untuk rumah tinggal disarakan jarak kolom utama adalah 3, 5 m, hal ini dimaksudkan agar dimensi balok untuk menopang lantai tidak terlalu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3,5 m maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan untuk rumah tinggal lantai 2, dimensi kolom yang diapakai biasanya 20/20 dengan tulangan pokok 8 dia 12 mm, dengan besi begel dia 8 – 10 cm.

Keterangan:

8 dia 12 mm = besi 12 mm jumlahnya 8 buah

Dia 8 - 10 cm = besi begel diameter 8 mm dengan jarak 10 cm

Kolom praktis : kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar stabil, jarak kolom maksimum 3,5 m atau pada pertemuan pasangan baa (sudut-sudut dinding). Dimensi kolom praktis 15/15 cm dengan tulangan beton 4 diammeter 10 dan jarak begel diameter 8 – 20.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton.

Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan dari tarikan dan tekanan besi adalah material yang tahan terhadap tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seprti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan. Jenis jenis kolom menurut wang (1986) dan fergusen (1986), jenis jenis kolom ada tiga yaitu : kolom ikat (tie column), spiral (spiral column) dan kolom komposit (composite column).

Dinding

Bangunan tempat tinggal selalu dilengkapi dengan dinding. Dinding bisa membuat bangunan tersebut terasa nyaman dengan melindungi penghuninya dari marabahaya dan cuaca ekstrim yang berasal dari lingkungan luar. Adanya dinding juga mampu memberikan privasi khusus sebab dapat berfungsi sebagai partisi. Tidak hanya beton, dinding pun bisa dibangun menggunakan kayu, bambu, kaca, dan lain-lain.

inding merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang termasuk ke dalam salah satu struktur penyusun bangunan itu sendiri. Pada dasarnya, dinding memiliki peranan sebagai penahan beban konstruksi bagian atas serta partisi untuk membatasi ruangan menjadi beberapa bagian.

Fungsi Dinding

1. Pembatas ruang luar dengan ruang dalam.

2. Penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara, dan lain- lain yang bersumber dari alam.

3. Pembatas antar ruang di dalam rumah.

4. Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum.

Jenis Dinding Dinding Struktural

Dinding struktural adalah dinding yang berperan sebagai struktur penyusun konstruksi bangunan. Ini artinya dinding struktural ikut berpartisipasi dalam menahan beban bangunan dan mendukungnya agar dapat berdiri dengan kokoh dan stabil. Bersama-sama dengan struktur bangunan lainnya seperti pondasi, balok, kolom, dan rangka, dinding akan menopang beban konstruksi bagian atas lalu menyalurkannya ke tanah. Jika dinding struktural ini bermasalah, maka fungsi dari struktur bangunan lainnya pun bakal ikut terganggu.

Dinding tersebut harus dibuat menggunakan bahan bangunan berkualitas tinggi yang disusun sedemikian rupa untuk menghasilkan dinding yang kuat dan kokoh.

Dinding ini juga wajib mampu menahan beban baik secara terpusat, merata, maupun gabungan. Kebanyakan dinding yang permanen terbuat dari pasangan batu yang dikombinasikan dengan kolom dan balok dari beton bertulang.

Dinding Non Struktural

Dinding nonstruktural ialah dinding yang tidak ikut terlibat sebagai salah satu struktur bangunan. Dinding ini sama sekali tidak ikut campur menahan beban bangunan, terutama beban yang bersumber dari konstruksi bagian atas. Jadi fungsi utama dari dinding struktural hanyalah sebagai partisi untuk membatasi ruangan. Dinding kamar tidur dan dinding kamar mandi biasanya dibuat dengan konsep nonstruktural. Selain dinding tersebut, bagian dari bangunan lainnya yang juga termasuk elemen nonstruktural yaitu lantai, plafon, dan tangga.

Dinding nonstruktural hanya menanggung bebannya sendiri tanpa memikul beban dari struktur bangunan lainnya. Itu sebabnya, dinding nonstruktural yang permanen umumnya cukup dibuat menggunakan pasangan setengah bata. Hal ini akan menghemat anggaran pembangunan yang dikeluarkan untuk pembelian material serta proses pengerjaannya pun menjadi lebih cepat. Selain itu, dinding ini juga bisa dibangun memakai kayu, bambu, gypsum, kaca, tripleks, seng, dan sebagainya.

Dinding Partisi/Penyekat

Batas vertikal yang ada di dalam ruangan (interior).

Bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini diantaranya seperti gypsum, papan kalsium, triplek, kaca, dll.

Dinding Batu Susunan Batu

Jenis material yang termasuk ke dalam kategori ini:

 Bata

 Conblock (Concrete Block)

 Batuan: Batu Pecah, Batu Kali, Batu Candi, Batu Paras, Batu Palimanan

 Glass Block

Karakteristik fisik kuat terhadap beban tekan dan lemah terhadap beban tarik. Selalu harus menggunakan material pengikat (bond) antar komponen batu. Selalu harus digabung dengan elemen kuat tarik untuk memperkuat (misalnya baja).

Isu-isu terkait dengan sistem susunan batu:

1. Isu terkait resapan air

- Sistem dinding

- Pengakhiran/sambungan dan serat rembes air - Coating

2. Isu terkait dengan deformasi - Retak (cracking)

- Pergerakan sambungan

3. Masalah terkait dengan rembesnya air - Air masuk ke interior

- Korosi - Efflorescent - Jamur, dll.

Faktor untuk memperkuat resistensi terhadap air:

 Kualitas material

 Pengawasan pada saat konstruksi

 Detail-detail yang sesuai standard

 Pemeliharaan berkala

Tata cara pengikat (bonding) pada susunan batu

 Susunan saling overlap

 Dengan baja/metal misalnya bracing vertikal atau horizontal pada susunan bata

 Dengan adukan/mortar yang terdiri dari campuran antara semen, pasir, air dan zat aditif lain.

Dinding Batu Bata Kelebihan Batu Bata

 Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.

 Karena dibuat menggunakan api, batu bata adalah salah satu material susunan batu yang paling tahan api.

 Keretakan relatif jarang terjadi. Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab.

 Penolak panas yang baik. Batu bata mampu membuat di dalam rumah terasa dingin walau diluar rumah cuaca panas.

 Warna yang unik. Pemilik rumah ada kalanya sengaja tidak menutup batu bata dengan semen dan cat, sebaliknya batu bata dibiarkan terekspos sehingga memberikan kesan alami pada rumah.

 Harganya Murah. Tanah liat yang merupakan bahan utama batu bata mudah didapat dan persediaannya cukup banyak.

Kekurangan Batu Bata

 Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material dinding bangunan yang lain.

 Jika proses pembakarannya kurang matang, bata mudah retak dan pecah

 Biaya lebih tinggi dari dinding batako Kriteria Batu Bata Yang Baik

1. Batu bata bebas dari retak atau cacat, dan dari batu dan benjolan apapun.

2. Batu bata harus seragam dalam ukuran, dengan sudut tajam dan tepi yang rata.

3. Permukaan harus benar dalam bentukmpersegi panjang satu sama lain untukmenjamin kerapian pekerjaan.

4. Mempunyai ukuran yang standart yaitu

 Panjang 240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm

 Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm

5. Mempunyai kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok.

Karakteristik Material Batu Bata

 Umumnya material jenis ini memiliki daktilitas rendah (mudah hancur dengan pembebanan.

 Nilai kekakuannya juga rendah karena tidak bisa fleksibel atau berdeforamasi melebihi kapasitasnya.

 Namun kekuatan tekannya tinggi terutama dengan beban merata.

Susunan Batu Bata

Ada beberapa bentuk susunan pasangan bata untuk dinding. Umumnya kita mengenal pasangan ½ bata, atau satu bata.

Pasangan bata adalah susunan bata yang disusun secara vertikal dan dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak ada siar tegak yang membentuk garis lurus dengan bahan perekatanya yaitu adukan.

Jenis-Jenis Pasangan Bata

1. Pasangan bata biasa: ½ bata (Strecher bond)

Pasangan ini digunakan sebagai isian struktur kerangka untuk dinding setengah bata tebal (1/2 bata

= 113mm). Ikatan disusun dengan menyambung setiap bata pada kepalanya. Pembinaannya bermula dengan satu lapisan sisi bata dan berselang-seli dengan lekapnya ialah antara 1/4 bata hingga 1/2 bata.

2. Pasangan bata Belanda/Jerman: 1 bata (Dutch bond) Ikatan ini adalah satu ikatan perubahan daripada ikatan inggeris. Ia mengandung lapisan kepala bata dan lapisan sisi bata berselang- seling dengan tiap- tiap lapisan itu bermula dengan bata kerat ¾.

3. Pasangan bata Inggris: 1 bata (English bond)

Biasanya digunakan pada tembok pagar dan tembok sekatan yang tebalnya 1 bata. Ikatan tembok ini mengandungi satu lapisan kepala bata diikuti dengan 3, 5 atau 7 lapisan sisi bata. Lekap di antara sisi bata ialah ½ bata dan di antara sisi bata dengan kepala bata ialah ¼ bata. Kelebihan jenis ikatan ini ialah kedua-dua belah permukaan tembok dapat dibina dengan rata.

4. Pasangan bata kepala: 1 bata (Header bond)

Tiap-tiap lapisan dalam tembok yang dibina dengan jenis ikatan ini mengandungi kepala bata sahaja.

Sambungan mortarnya merupakan bentuk huruf V.

Jenis ikatan ini sesuai digunakan pada binaan asas atau pada tembok yang berbentuk bulat atau melengkung.

5. Pasangan bata flemish: 1 bata (Flemish bond)

Ikatan ini adalah mengandungi kepala bata dan sisi bata disusun berselang seli dalam satu lapisan yang sama. Sebiji bata penutup setengah mestilah ditempatkan selepas kepala bata penjuru pada sudutnya mewujudkan lekap yang seragam iaitu ¼ bata. Sambungan tegak yang berterusan berlaku di dalam tembok tetapi tidak kelihatan pada permukaan tembok.

6. Pasangan bata taman Inggeris

Biasanya digunakan pada tembok pagar dan tembok sekatan yang tebalnya 1 bata. Ikatan tembok ini mengandungi satu lapisan kepala bata diikuti dengan 3, 5 atau 7 lapisan sisi bata. Lekap di antara sisi bata ialah ½ bata dan di antara sisi bata dengan kepala bata ialah ¼ bata. Kelebihan jenis ikatan ini ialah kedua-dua belah permukaan tembok dapat dibina dengan rata.

7. Pasangan bata Monk

Ikatan tembok ini mengandungi satu kepala bata diikuti dengan dua bata sisi yang berselang-seli.

8. Pasangan bata Perangkap Tikus

Dalam ikatan ini, semua bata disusun seperti ikatan Flemish tetapi secara mengiring. Lubang yang terdapat diantara dua sisi bata dikosongkan kecuali dipenuhkan padat di penjuru, menjadikan ia sesuai sebagai dinding berongga yang menerima beban.

9. Pasangan bata Silverlock

katan ini adalah lanjutan dari ikatan Inggris. Ikatan ini mengandungi lapisan kepala bata dan lapisan sisi bata berselang-seli secara mengiring. Lapisan kepala bata bermula dengan 2 bata tiga suku manakala lapisan sisi bata bermula dengan 3 bata mengiring pada kedua-dua hujung tembok yang lurus.

10.Pasangan bata Raking

Ikatan ini digunakan pada tembok tebal ataupun untuk membina panel, lantai dan sebagainya. Dibina dengan menyusun sisi bata pada dua belah tepi tembok dan mengisikan dalamnya dengan bata yang bercorak tulang belut, penjuru, anyaman bakul ataupun sesiku.

Kolom Menggunakan Bata

 Kolom dapat menggunakan susunan bata yang diperkuat oleh baja sebagai tulangan

 Ingat, kolom tidak hanya menanggung beban tekan, tapi juga tarik, dari balok, rangka atap dan sebagainya.

 Kompensasi dimensi kolom bila tanpa tulangan adalah 30%

 Jika dimensi kolom bata kurang dari 30cm, maka kolom ini tidak bisa digunakan untuk menyokong lantai diatasnya atau atap beton.

 Pilar/pertebalan/pilaster adalah suatu konstruksi ikatan atau pasangan bata yang berfungsi sebagai penguat pasangan bata atau sebagai penopang/tiang.

Dalam dokumen Modul Ajar Studio Struktur dan Konstruksi 1 (Halaman 57-103)

Dokumen terkait