Agar penelitian ini tidak mengulang penelitian sebelumnya, dan agar penelitian ini tidak sama persis dengan penelitian lain, khususnya penelitian terdahulu, juga untuk mengetahui posisi
14 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir (Yogyakarta : Idea Press Yogyakarta, 2015), h. 170
15 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir (Yogyakarta : Idea Press Yogyakarta, 2015), h. 172-173
12
penelitian ini terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, maka kiranya perlu dilakukan peninjauan pustaka.
Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap penelitian terdahulu dan terhadap literatur terkait, maka peneliti mendapati beberapa penelitian yang memiliki tema berdekatan mengenai persoalan mukjizat Al-Qur‟an sebagai berikut :
1. Penelitan yang dilakukan oleh Moh. Arsyad Ba‟asyien dengan judul “Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur‟an” dimuat di Jurnal Hunafa Vol. 5 No. 1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Datorkarama Palu Tahun 2008. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebenarnya telah banyak orang-orang yang ingin menandingi struktur kebahasaan Al-Qur‟an. Bahkan bukan hanya aspek kebahasaan, namun mengenai informasi peristiwa masa lampau yang menunjukkan sebuah tanda kemukjizatan Al- Qur‟an bagi umat manusia di sepanjang zaman. Dan juga mengenai peristiwa yang akan terjadi pada masa datang. Namun dijelaskan dengan ungkapan bahwa Al-Qur‟an adalah sebuah kalam Ilahi yang tidak bisa disamakan oleh apapun karena Al- Qur‟an adalah wahyu dari Allah SWT.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu dalam pembahasan mengenai mukjizat Al-Qur‟an yang dijelaskan dengan beberapa aspeknya, adapun perbedaannya yaitu jurnal tersebut tidak mengkhususkan pembahasan jurnal menurut pemikiran seorang mufassir.
Penelitian yang dilakukan oleh Arsyad ini sangat bermanfaat bagi penulis karena di dalam penelitiannya membahas tentang penjelasan secara global mengenai mukjizat Al-Qur‟an yang disebutkan juga beberapa aspeknya. Setelah membaca penelitian
13
ini penulis menemukan gambaran yang sangat jelas mengenai aspek Mukjizat Al-Qur;an dalam pemaparan aspek kebahasaan, juga pembahasan mengenai peristiwa yang sudah terjadi dan yang akan datang.16
2. Penelitian ini dilakukan oleh Kartini dengan judul ”I‟jȃz Al- Qur‟an dalam Pandangan Abdul Qahir Al-Jurjani” dimuat dalam Jurnal Khazanah Keagamaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo Tahun 2015. Penelitian ini menyimpulkan tentang sejarah awal adanya istilah I‟jȃz Al-Qur‟an, yang pertama kali ada dalam karya Abu Ubaidah Mu‟ammar Ibnu Al-Mutsanna (w 209 H) yang disebutkan bahwa itu adalah kitab pertama yang secara khusus membahas balȃghah, kemudian dilanjutkan oleh banyak ahli yang salah satunya yaitu al-Jahiz dalam kitabnya Al- Bayȃn wa at-Tabyîn, dan puncaknya dibahas oleh Abdul Qahir Al-Jurjani dengan pendekatan struktural. Pandangan Al-Jurjani ini yang menjadi fokus pembahasan,bahwa I‟jȃz Al-Qur‟an menurutnya bukan pada keindahan lafaz dan makna setiap lafaz tersebut, melainkan pada stuktur kalimat dan makna yang terdapat dibalik struktur kalimat tersebut. Ia membahas seluruh unsur dalam ilmu balȃghah seperti al-ma‟ȃni, al-badî‟, al-bayȃn dan sebagainya.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu dalam pembahasan mengenai pembahasan I‟jȃz Al-Qur‟an atau mengenai mukjizat Al-Qur‟an secara umum, adapun perbedaannya yaitu mengenai pembahasan tokoh.
16 Moh. Arsyad Ba‟asyien , “Beberapa Segi Kemukjizatan Al-Qur‟an” dalam Jurnal Hunafa , Vol. 5 No. 1 April 2008.
14
Penelitian yang dilakukan oleh Kartini ini sangat bermanfaat bagi penulis karena di dalam penelitiannya membahas tentang mukjizat Al-Qur‟an namun difokuskan mengenai aspek bahasanya, mengenai ilmu-ilmu balȃghah yang termasuk dalam mukjizat Al-Qur‟an. Setelah membaca penelitian ini penulis medapatkan gambaran yang jelas mengenai pembahasan mukjizat Al-Qur‟an khususnya pada salah satu aspeknya, sehingga bisa menambah wawasan dan informasi data dalam pembahasan yang ada pada penelitian penulis.17
3. Penelitian ini dilakukan oleh Adik Hermawan dengan judul ”I‟jȃz Al-Qur‟an dalam Pemikiran Yusuf Al-Qardhawi” dimuat di Jurnal Madaniyah Volume 2 edisi XI di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wali Sembilan Semarang Tahun 2016. Penelitian ini menyimpulkan tentang pendapat menurut Yusuf Al-Qardhawi, fenomena Al-Qur‟an sebagai mukjizat, merupakan salah satu kajian yang cukup rumit, karena sangat banyak perdebatan mengenai ini. Ia menyebutkan keragaman bentuk I‟jȃz Al-Qur‟an, lalu menelaah bentuk I‟jȃz tersebut, maka dengan itu bisa diketahui bahwa Al-Qur‟an benar-benar mukjizat terbesar yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Muhammad dan bukan rekayasa manusia.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu dalam pembahasan mengenai mukjizat Al-Qur‟an, adapun perbedaannya yaitu tentang tokoh yang di kaji.
Penelitian yang dilakukan oleh Adik ini sangat bermanfaat bagi penulis karena di dalam penelitiannya membahas tentang
17 Kartini , “I‟jaz Al-Qur‟an Dalam Pandangan Abdul Qahir Al-Jurjani” , dalam Jurnal Khazanah Keagamaan, 2015
15
hal-hal yang berkaitan dengan mukjizat Al-Qur‟an, sehingga penulis mendapatkan banyak informasi dan data-data yang bisa menambah referensi penelitian. Setelah membaca penelitian ini penulis menemukan gambaran yang jelas tentang pembahasan mukjizat Al-Qur‟an menurut pemikiran salah satu tokoh ulama.18 4. Penelitian ini dilakukan oleh Sugeng Ali Mansur dengan judul
“Kemukjizatan Al-Qur‟an” dimuat dalam Jurnal Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Volume 10 Nomor 2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2016. Penelitian ini menyimpulkan tentang pembahasan mukjizat secara menyeluruh, Sugeng Ali Mansur memaparkan mengenai tiga aspek mukjizat Al-Qur‟an yaitu aspek kebahasaan, lalu dilihat dari demensi ilmiahnya, dan penyebutan kisah-kisah misteriusnya. Ia menjelaskan Al-Qur‟an menjelaskan keistimewaan masing- masing aspek secara kooperatif, dan komprehensif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu dalam pembahasan mengenai penjelasan seluruh aspek dalam mukjizat Al-Qur‟an karena tidak mengkhususkan pada salah satu aspek, sehingga dijelaskan secara keseluruhan. Adapun perbedaannya, penelitian ini tidak mengkhususkan penjelasan mukjizat Al-Qur‟an oleh salah satu tokoh ulama ataupun mufassir.
Penelitian yang dilakukan Sugeng ini sangat bermanfaat bagi penulis karena di dalam penelitiannya membahas tentang penjelasan keseluruhan aspek mukjizat Al-Qur‟an, sehingga
18 Adik Hermawan , “I‟jaz Al-Qur‟an Dalam Pemikiran Yusuf Al-Qardhawi “, dalam Jurnal Madaniyah , Volume 2 Edisi XI 2016.
16
banyak memberikan informasi serta data yang dibutuhkan juga oleh penulis dalam menganalisis penelitian ini.19
5. Skripsi dengan judul “Mukjizat Pemberitaan Ghaib Al-Qur‟an (Kajian Tematik Terhadap Ayat Tentang Peristiwa yang Telah Terjadi dan belum Terjadi”) karya Munawwaroh, Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tahun 2018. Dari skripsi ini dapat disimpulkan tentang kebenaran atas mukjizat al-Qur‟an, yang menjadi bukti bahwa al-Qur‟an benar-benar kalam Allah karena terdapat relevansi pemberitaan antara teks dan konteks ayat-ayat al- Qur‟an. Adanya peristiwa yang telah diperdiksi oleh al-Qur‟an terbukti kebenarannya, ini menegaskan bahwa prediksi yang telah diberitakan al-Quran meski belum terjadi, ini mengindikasikan bahwa prediksi tersebut pasti benar adanya.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian penulis yaitu dalam pembahasan mengenai Mukjizat Al-Qur‟an, namun adapun perbedaannya yaitu mengenai aspek yang akan dikaji, karena dalam skripsi ini hanya mengkaji salah satu aspek dari beberapa aspek Mukjizat Al-Qur‟an.
Skripsi yang ditulis oleh Munawwaroh ini sangat bermanfaat bagi penulis karena di dalam penelitiannya membahas tentang salah satu aspek-aspek yang terkandung dalam pembahasan Mukjizat Al-Qur‟an. Setelah membaca skripsi ini penulis menemukan gambaran yang sangat jelas mengenai aspek
19 Sugeng Ali Mansur , “Kemukjizatan Al-Qur‟an”, dalam Jurnal Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Volume 10 Nomor 2 2016
17
Mukjizat Al-Qur‟an dalam pemaparan mengenai pemberitaan ghaib yang ada dalam Al-Qur‟an. 20
6. Skripsi dengan judul “I‟jȃz Ilmi Al-Qur‟an Dalam Penggunaan Kata Sama‟ Dan Bashȃr” karya Anzah Muhimmatul Iliyya, Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tahun 2019. Dari skripsi ini dapat disimpulkan tentang bahwa kata sama‟ dan bashar dalam Al- Qur‟an disebutkan sebanyak tiga puluh empat kali, walaupun dalam beberapa ayat didahulukan kata bashȃr, tetapi tidak mengubah kekonsistenan Al-Qur‟an dalam segi balȃghah dan kandungannya. Dan kekonsistenan Al-Qur‟an dalam segi balȃghah dalam penyebutkan kata sama‟ yang didahulukan, membuktikan bahwa fenomena yang terjadi di alam semesta ini benar, indra pendengaran khususnya pada manusia, memang sangat berperan penting mulai dari awal kita dilahirkan ke dunia sampai kita berakhir di dunia.
Persamaan skripsi ini dengan penelitian penulis yaitu dalam pembahasan mengenai mukjizat Al-Qur‟an pada umunya, adapun perbedaannya pembahasan dalam skripsi tersebut mengkhususkan pada pembahasan kata dalam Al-Qur‟an yaitu sama‟ dan bashȃr yang termasuk dalam pembahasan mukjizat Al-Qur‟an di salah satu aspek terkait.
Skripsi yang ditulis oleh Anzah ini sangat bermanfaat bagi penulis karena di dalam penelitiannya membahas tentang beberapa pengertian dan sejarah mukjizat Al-Qur‟an, sehingga
20 Munawwaroh, “Mukjizat Pemberitaan Ghaib Al-Qur‟an (Kajian Tematik Terhadap Ayat Tentang Peristiwa yang Telah Terjadi dan belum Terjadi), Skripsi, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2018)
18
memberikan kontribusi yang sangat banyak dalam menambah data penelitian penulis.21