• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian tentang Dimensi Sufsitik dalam tafsir Jawâhir al-Ma‟ânî ini merupakan tindak lanjut dari sebuah ilmu yang didapat dari

guru ketika mengaji yang pembahasannya mengenai penafsiran sufi dalam surat al-Fatihah. Dari pengajian yang berlangsung selama dua jam itu, penulis sangat tertarik untuk membuat penelitian khusus tentang dimensi sufistik dalam surat al-Fatihah dari tafsir guru tersebut, beliau adalah Muhammad Husein Nawawi yang membuat karya tafsir Jawâhir al-Ma‟ânî Wa Ta‟wîl asy-Syirbônî Fî Bayâni Sab‟i al-Matsânî.

Untuk mewujudkan sebuah penelitian ilmiah tentang penafsiran tersebut.Penulis melakukan kajian pustaka terkait dengan judul penelitian ini. Kajian mengenai penafsiran sufistik dalam surat al-Fatihah maupun dalam ayat-ayat Al-Qur‟an secara keseluruhan telah ada beberapa yang mengkaji masalah tersebut, akan tetapi yang secara khusus membahas mengenai Dimensi Sufistik dalam tafsir Jawâhir al-Ma‟ânî Wa Ta‟wîl asy-Syirbônî Fî Bayâni Sab‟i al-Matsânî karya Muhammad Husein Nawawi belum ada. Beberapa karya yang memiliki kedekatan dengan karya ini adalah:

Skripsi karya Ahmad Syarofi tentang Penafsiran Sufistik Surat al-Fatihah dalam Tafsir Taj al-Muslimîn dan Tafsir al-Iklîl karya KH.

Mishbah Musthofa.54 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang tahun 2008. Skripsi ini membahas mengenai penafsiran sufistik surat al-Fatihah dalam kedua tafsir tersebut. Terlihat jelas bahwa beliau (KH.

Mishbah Musthofa) menggunakan metode tahlili dalam menafsirkan ayat, nuansa sufi sangat terlihat pada penafsiran ayat ke-lima dari surat al-Fatihah, pada ayat ini KH. Mishbah Musthofa membagi tingkatan ibadah menjadi tiga, yaitu ibadah tengah, rendah dan tinggi.

Skripsi karya Muhammad Masyrofiqi Maulana tentang Penafsiran Sufistik Kejawen atas Surat al-Fatihah (Studi Analisis dan Manuskrip Kiai Mustojo).55 Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Ponogoro tahun 2017. Skripsi ini membahas mengenai konsep manunggaling kawulo gusti Kiai Mustojo dalam menafsirkan surat al-Fatihah dengan pendekatan semiotika dan teori komperatif dengan menggunakan ilmu bantu filologi serta membahas ajaran tasawuf tentang martabat tujuh dan syahadah sekarat Kiai Mustojo.

Skripsi karya Farhanah tentang Penafsiran Sufistk KH.

Muhammad Shaleh bin Umar as-Samarani (Kajian atas Surat al-Fatihah dalam Tafsir Faidh ar-Rahmân).56 Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta tahun 2017. Skripsi ini membahas mengenai penafsiran sufistik yang dilakukan oleh Kiai Shaleh Darat dengan menggunakan tasawuf „amalî, ketika menafsirkan beliau merinci bagian-bagian makna tersurat ayat kemudian menghubungkan makna tersirat dari suatu ayat

54 Ahmad Syarofi, “Penafsiran Sufistik Surat al-Fatihah dalam Tafsîr Taj al-Muslimîn dan Tafsîr al-Iklîl Karya KH. Mishbah Musthofa”,Skripsi, (Semarang: Fakultas

Ushuluddin, IAIN Walisongo, 2008,), t.d.

55 Muhammad Masyrofiqi Maulana, “Penafsiran Sufistik Kejawen atas Surat al-Fatihah „Studi Analisis dan Manuskrip Kiai Mustojo”,Skripsi, (Ponogoro: Fakultas Ushuluddin, IAIN Ponogoro, 2017,), t.d.

56 Farhanah, “Penafsiran Sufistik KH. Muhammad Shaleh bin Umar as-Samarani

„Kajian atas Surat al-Fatihah dalam Tafsîr Faidh ar-Rahmân”, Skripsi, (Surakarta: Fakultas Ushuluddin, IAIN Surakarta, 2017,), t.d.

24

menurut pandangannya. Dalam mengkaji penelitian ini, penulis

menggunakan teori Amîn Khulî, yaitu Dirâsah Haula al-Qur‟ân (studi seputar Al-Qur‟an) menjadi Dirâsah Mâ Haula Tafsîr

(studi seputar tafsir).

Skripsi karya Ahmad Taher tentang Tafsir Sufi Isyari an-Naisabûrî (Studi atas Tafsîr Gharâib al-Qur‟ân Wa Raghâib al-Furqân).57 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2014. Skripsi ini membahas mengenai prinsip dasar pemikiran an-Naisabûri terkait tafsir isyârî, meneliti metode penafsiran yang menjadi karakteristik tafsirnya, mengungkap pesan sufistik dan meneliti posisi tafsir isyâri an-Naisabûrî dalam ranah kajian tafsir.

Skripsi karya Ahmad Muslim tentang Corak Penafsiran Tasawuf Hamka (Studi Penafsiran Ayat-Ayat Tasawuf dalam Tafsir al-Azhar).58 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung tahun 2016. Skripsi ini membahas mengenai corak penafsiran tasawuf Hamka dan relevansi tasawuf Hamka dengan realita kehidupan sekarang.

Disertasi karya Habibi al-Amin tentang Emosi Sufistik dalam Tafsir Isyari (Studi atas Tafsir Lathâif al-Isyârât karya al-Qusyairî).59 Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Sekolah Pascasarjana UIN Syarif

57 Ahmad Taher, “Tafsir Sufi Isyâri an-Naisabûri „Studi atas Tafsîr Gharâib al-Qur‟ân Wa Raghâib al-Furqân”, Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2014,), t.d.

58 Ahmad Muslim, “Corak Penafsiran Tasawuf Hamka „Studi Penafsiran Ayat-Ayat Tasawuf dalam Tafsir Al-Azhar”, Skripsi, (Lampung: Fakultas Ushuluddin, IAIN Raden Intan Lampung, 2016,), t.d.

59 Habibi al-Amin, “Emosi Sufistik dalam Tafsir Isyari Studi atas Tafsir Lathâif al-Isyârât karya al-Qusyairî”,Disertasi, (Jakarta: Sekolah PASCASARJANA UIN Syarif Hidayatullah, 2015,), t.d.

Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Disertasi ini membahas mengenai metodologi penafsiran al-Qusyairî dalam Lathâif al-Isyârât dipengaruhi oleh unsur emosi sufistik. Unsur tersebut diekspresikan al-Qusyairî dalam bentuk bahasa syair. Maka disertasi ini menunjukkan bahwa unsur emosi ikut berkontribusi dalam metodologi tafsir melalui bahasa simbolis dan bahasa syair dalam penafsiran.

Disertasi karya Muhammad Said tentang Penafsiran Sufistik al-Ghazâlî dalam kitab Ihyâ‟ „Ulûm ad-Dîn.60 Fakultas Ushuluddin Sekolah Doktoral UIN Alauddin Makassar tahun 2014. Disertasi ini membahas mengenai penafsiran sufistik al-Ghazâlî yang menggunakan potensi intuitif untuk menyikapi isyarat-isyarat makna batin Al-Qur‟an dalam karyanya kitab Ihyâ „Ulûm ad-Dîn. Namun ternyata, setelah ditelaah, al-Ghazâlî tidak hanya mengandalkan potensi intuitif manusia sebagai sumber pengetahuan dalam menafsirkan, tetapi sebelum itu ia menggunakan pendekatan tafsir bi al-Ma‟tsûr terlebih dahulu kemudian ia tafsiri dengan menekankan aspek batin ayat-ayat Al-Qur‟an dengan metode tahlili.

Jurnal karya Masrur tentang Pemikiran dan Corak Tasawuf Hamka dalam Tafsir al-Azhar.61 Program Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang tahun 2016. Jurnal ini membahas mengenai analisis pemikiran dan corak tasawuf Hamka dalam Tafsirnya al-Azhar. Dalam tafsir tersebut, Hamka menggunakan pendekatan tasawuf akhlâqî, oleh

karenanya dalam tafsirnya, Hamka banyak mengupas ayat-ayat

60 Muhammad Said, “Penafsiran Sufistik al-Ghazâlî dalam Kitab Ihyâ „Ulûm ad-Dîn”, Disertasi, (Makassar: Sekolah Doktoral UIN Alauddin Makassar, 2014,), t.d.

61 Masrur, “Pemikiran dan Corak Tasawuf Hamka dalam Tafsir al-Azhar”, dalam Jurnal Studi Islam, Vol. 14 No. 1 Juni 2016, h. 15

26

Al-Qur‟an yang berhubungan dengan pokok-pokok ajaran tasawuf akhlâqî seperti, taubat, zuhud, tawakkal, dan qana‟ah.

Jurnal karya Wahyudi tentang Interpretasi Komperatif Ta‟wil Sufi Abû Hâmid al-Ghazâlî dan Ibn „Arabî Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an.62 Institut Agama Islam Ma‟arif Nahdhatul Ulama Metro Lampung tahun 2018. Jurnal ini dalam pembahasannya menyajikan studi tentang ta‟wil

yang disebarluaskan oleh dua sufi terkemuka, yaitu Abû Hâmid al-Ghazâlî dari sufi sunni dan Ibn „Arabî dari sufi falsafi. Keduanya

menggunakan pendekatan interpretasi simbolisme yaitu menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an yang tidak sesuai dengan makna ekstrinsik dari teks-teks tetapi dengan simbol-simbol abstrak mereka.

Jurnal karya Syukri dan Nor Salam tentang Dimensi Sufistik dalam Pemikiran M. Quraisy Shihab: Telaah Tentang Konsep Zuhud dan Tawakal dalam Tafsir al-Mishbah.63 Jurnal ini membahas mengenai sanggahan atas tudingan bahwa tasawuf telah membuat dunia Islam mengalami kelesuan intelektual dan membuktikan bahwa konsep tasawuf tidak selalu berkonotasi terhadap kemalasan yang dibungkus dengan nalar-nalar ketuhanan melalui kajian terhadap tafsir al-Mishbah yang pembahasannya ketika menafsirkan makna zuhud dan tawakkal, Quraisy Shihab menyebutkan bahwa tawakkal tidak bisa dilepaskan dari upaya maksimal yang harus dilakukannya. Sebaliknya, tawakkal harus tetap menjadi nilai dalam setiap upaya yang dilakukannya.

62 Wahyudi, “Interpretasi Komperatif Ta‟wil Sufi Abû Hâmid al-Ghazâlî dan Ibn

„Arabî Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur‟an”, dalam Jurnal Keislaman dan Humaniora, Vol. 4 No. 2 Desember 2018, h. 175

63 Syukri, “Dimensi Sufistik dalam Pemikiran M. Quraisy Shihab: Telaah tentang Konsep Zuhud dan Tawakkal dalam Tafsir al-Mishbah”, dalam Jurnal Akhlak dan Tasawuf, Vol. 2 No. 1 2016, h. 129

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat penelitian kepustakaan (library research).64 Penelitian kepustakaan tidak hanya sekedar penelitian dengan fokus membaca dan mencatat literatur atau buku-buku sebagaimana dipahami oleh mainstream orang. Akan tetapi penelitian pustaka adalah runtutan aktivitas yang berhubungan dengan metode pengumpulan data pustaka baik primer maupun sekunder. Didalamnya meliputi membaca, mencatat, mengkaji dan mengolah bahan penelitian secara akurat dan faktual.65

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun data primernya adalah tafsir Jawâhir al-Ma‟ânî Wa Ta‟wîlasy-Syirbônî Fî Bayâni Sab‟i al-Matsânî. Sedangkan data sekundernya adalah wawancara dengan tokoh yang bersangkutan serta mengkaji literatur-literatur lain berupa buku-buku karya mufassir (Husein

64 Dalam penelitian kualitatif terdapat bagian penelitian dengan pencarian dokumen- dokumen. Dimana dokumen menghendaki kita untuk menelusuri berbagai fakta dan data dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia biasanya dalam bentuk cendramata, laporan, surat-surat, artefak, foto, dan lain sebagainya. Adapun data yang tersedia tidak terbatas ruang dan waktu. Sehingga cukup memberikan peluang besar kepada peneliti untuk menelusuri sejarah dari masa silam. Lihat lebih jelasnya dalam W. Creswell.

William E. Hanson dkk., “Qualitative Research Designs: Selection and Implementation”

dalam Jurnal The Counseling Psychologist, Vol. 35 No. 2 Maret 2007. Baca juga Robert C.

Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research For Education An Introduction to Theory and Methode, (United States of America: Pearson Education, 2012), Cet. ke-6

65 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), Cet. ke-1 Edisi. 2 h. 17

28

Nawawi) yang berkaitan dengan masalah tafsir sufi dan tasawuf, serta sumber-sumber lain dari buku, artikel, majalah, diktat peper, dan sebagainya yang tentunya berkaitan dengan tema penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, berupa data literer dan wawancara yang dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a.) mencari dan memfilter data, yaitu berupa karya-karya Husein Nawawi baik dalam bidang tafsir maupun karya lainnya yang masih terhubung dengan epistemologi tafsirnya, b.) mencari data yang terkait dengan objek formal dalam kajian ini, c.) membaca data primer dan sekunder yang terkumpul, untuk kemudian diklasifikasi dalam kategorinya masing-masing, d.) data yang terkumpul untuk kemudian dianalisis secara komprehensif dan mengeksplor produk tafsir dari Husein Nawawi ini, e.) penulis melakukan wawancara dengan teknik wawancara langsung.66

4. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yaitu; Pertama, deskriptif analisis yang artinya pembahasan ini berupaya untuk menganalisa dari berbagai interpretasi yang ada melalui data-data yang telah terkumpul kemudian mengklarifikasi.67 Penulis mencoba menganalisa dan membahas secara sistematis tentang penafsiran surat al-Fatihah

66 Teknik wawancara langsung merupakan salah satu teknik wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung kepada tokoh dengan mendengarkan apa saja yang disampaikan oleh tokoh. Lihat A.Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2017), Cet. ke-4, h. 372

67 Muharto dan Arisandi Ambarita, Metode Penelitian Sistem Informasi, (Yogyakarta: Deepublish, 2016), Cet. ke-1, h. 90

berdasarkan kajian sufistik pada tafsir tersebut. Kemudian menelaah dan mengolah sedemikian rupa hingga menghasilkan informasi baru dari hasil temuan secara komprehensif, sistematis, dan obyektif tentang permasalahan seputar tema. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif.68 Kedua, pendekatan isyârî karena fokus pembahasan dalam masalah ini tidak terlepas dari dunia sufisme. Ketiga, pendekatan komperatif yakni membandingkan hasil analisa penafsiran tafsir sufi surat al-Fatihah dalam Jawâhir al-Ma‟ânî karya Muhammad Husein Nawawi dengan tafsir sufi lainnya.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Dokumen terkait