ﻢﻠﺴﻣ 14
F. Tinjauan Pustaka
Sebagaimana tujuan dari tinjauan pustaka yakni berisi kajian yang relevan dengan pokok pembahasan yang yang aksitan diteliti, bedasarkan penulusuran penulis terhadap beberapa pembahasan yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut:
Siti Khodijah, dalam Tesisnya Pengaruh Perbedaan Qirâ’ât Terhadap Penafsiran Aya Ahkam yang membahas mengenai perbedaan Qirâ’ât pada tafsir al- Bayan karya ath-Thabari (w.923 M), dan tafsir al-Bahr al-Muhith karya Abu Hayyan al-Andalusi (w 754 H). Dalam tesis tersebut diuraikan bagaimana keseluruhan qirâ’ât mutawwatirah didalam hukum pada surat al-Baqarah merujuk pada penjelasan yang terdapat dalam kitab Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur`an dan kitab al-Bahr Muhith pada ayat hukum. Beberapa ayat yang diteliti diantaranya al-Baqarah ayat 184, 222, 236, 240, 245, 271, 282, 283. Kesimpulan dari tesis ini bahwa perbedaan qirâ’ât mutawwatirah pada ayat-ayat hukum yang terdapat surat al- Baqarah dapat disimpulkan bahwa perbedaan qirâ’ât tersebut tidak seluruhnya bepengaruh pada istinbath hukum. Dan bedasarkan kesimpulan pula dapat terlihat bahwa corak tafsir Jami’ al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur`an lebih tegas dalam menetukan istinbaht hukum pada ayat-ayat hukum pada perbedaan qirâ’ât mutawwatirah dibanding tafsir al-Bahr Muhith karya Abu Hayyan al-Andalusi yang bercorak tafsir bil Ra’yi al-Mahmud.23
Perbedaan tesis ini dengan peneliti terletak pada objeknya , pada tesis diatas menguraikan bagaimana kedua mufassir dalam
23 Siti Khodijah, “Pengaruh Perbedaan Qira’at Terhadap Penafsiran Ayat Ahkam (Studi Komparatif Terhadap al-Bayan Karya ath-Thabari dan kitab al-Bahr al-Muhith karya Abu Hayyan al-Andalusi)”, Tesis, Jakarta : Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2015
13 tafsirnya terhadap ayat-ayat hukum yang ada perbedaan qirâ’âtnya, sedangkan peneliti hanya terfokus pada satu surah, yakni surah al- Baqarah sampai al-Maidah.
Selanjutnya adalah tesis Sofian Effendi dengan judul Qirâ’ât Dalam al-Jâmi’li Ahkam Al-Qur`an (Penafsiran al-Qurthubi Dalam Surat Al-Baqarah). Kesimpulan tesis diatas bahwa pertama, qirâ’ât memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu alat bantu dalam menafsirkan ayat Al-Qur`an, dimana imam al-Qurthubi menampilkan berbagai variant bacaan qirâ’ât mutawwatir, qirâ’ât ahad, dan syadzdzah dan menggunakannya sebagai hujjah. Pada hal ini peneliti akan menggunakan tafsir yang sama dengan menggunakan sura yang berbeda, dalam tesis diatas menggunakan surah al-Baqarah dan juga sofian effendi lebih menekankan kepada semua jenis qirâ’ât yakni (qirâ’at syadz dan Mutawwatir) dan peneliti akan menggunakan surat al-Baqarah sampai al-Maidah namun penulis hanya membatasi qirâ’ât sab’ah.24
Kajian lain ada dalam Tesis dengan judul Implikasi Ragam Qirâ`ât Terhadap Penafsiran Ayat-ayat Ahkam (telaah Tafsir at- Tahrir wa at-Tanwir karya Ibn ‘Asyur pada Surat Al-Baqarah sampai Al-Maidah) yang ditulis oleh Lana Najiah. Dalam tesisnya beliau mencoba menganilisis tentang perbedaan Ibn ‘Asyur terhadap ayat- ayat hukum yang didalamnya terdapat beberapa perbedaan qirâ’ât serta untuk melihat bagaimana pengaruh perbedaan qirâ’ât dan kemungkinan implikasinya terhadap perbedaan hukum yang diijtihadkan. Bedasarkan kesimpulan bahwa: perbedaan qirâ’ât pada ayat yang ditafsirkan sebagian tidak berimplikasi terhadap makna
24Sofian Effendi, “Qira’at Dalam Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur`an (Penafsiran Al-
14
maupun penafsiran, perbedaan terjadi dikarenakan berkaitan dengan dialek. Perbedaan sebagian membawa implikasi terhadap produk hukum hasil ijtihad yang hasilnya berbeda.25 Perbedaan tesis dengan judul peneliti terletak pada objek kajian yakni tafsir yang diambil, dan juga peneliti membatasi pada surah al-Baqarah sampai al- Maidah.
Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Farida Fransiska, dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Qirâ’ât Dalam Tafsir Ath-Thabari (Studi Komperatif antara Qirâ’ât Riwayat Hafs dan Qirâ’ât Riwayat as-Susi dalam Surat Al-Baqarah). Penelitian ini difokuskan pada dua periwayat saja, qirâ’ât yang mempengaruhi penafsiran apabila perbedaan terletak pada i’rab,saraf, khitab, dan perbedaan harokat.
ath-Thabari lebih condong kepada qirâ’ât Hafs meskipun dalam beberapa qirâ’ât beliau sering mengikuti qirâ’ât as-Susi dengan bedasarkan indikasi makna dan kaidah bahasa arab.26 Persamaan dalam penilitian ini yakni sama-sama membahas berkaitan dengan ayat hukum dan perbedaannya adalah dari segi objeknya.
Tesis yang ditulis oleh Muhammad Alaika Nasrulloh, dalam tesis yang berjudul Perbedaan Qirâ’ât san Pengaruhnya Terhadap Penafsiran Al-Qur`an (Studi Qirâ’ât Sab’ah pada Kitab Tafsir AL- Misbah Karya Muhammad Quraish Shihab). Penelitian difokuskan pada bagaimana Quraish Shihab memakai perbedaan qirâ’ât sebagai salah satu instrumen penafsiran pada ayat-ayat yang memiliki perbedaan bacaan, bila dinilai bacaan terebut memiliki implikasi
25 Lana Najiah, “Implikasi Ragam Qira’at Terhadap Penafsiran Ayat-ayat Ahkam (Telaah Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir Karya Ibn ‘Asyur pada Surat Al-Baqarah sampai Al-Maidah),” Tesis, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta ,2015
26 Farida Fransiska, “Pengaruh Qira’at Dalam Tafsir Ath-Thabari (Studi Komperatif antara Qira’at Hafs dan Qira’at as-Susi dalam Surat Al-Baqarah)”, Skripsi : Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2008
15 terhadap berbedanya makna yang dihasilkan. pemakaian qirâ’ât yang dipakai dalam penafsirannya, meskipun kadang Quraish Shihab tidak menyinggung qirâ’ât tersebut, dan juga beliau jarang memberikan penjelasan tentang perbedaan penjelasan penafsirannya. Beliau juga tidak menyinggung perbedaan bacaan bilamana perbedaan tersebut dianggap tidak memiliki signifikansi perbedaan makna.27 Persamaan skripsi dengan tesis diatas yakni sama-sama membahas tengtang pengaruh qirâ’ât dalam penafsiran, perbedaannya yakni objek dan tafsir yang dipakai, penulis lebih menekankan pada tafsir al-Qurthubi dan surat yang dipilih yakni dari surat al-Baqarah sampai al-Maidah.
G. Metodologi Penelitian