• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tokoh dalam novel Surapati karya Abdoel Moeis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

3. Tokoh dalam novel Surapati karya Abdoel Moeis

a. Tokoh utama

Untung : Budak

Edelerr Moor : Orang Belanda, yang mengangkat Si Untung menjadi budak, sibuk dengan urusan sendiri.

Suzanne : Baik, cantik, dan pintar

Kiyai Ebun : Guru Si Untung dan sebagai orang tua oleh budak budak yang banyak/ baik

Wirajuda : Kawan Si Untung dan Zusanne/ baik Kapten Ruys : Yang memimpin pasukan Belanda

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis bahwa diatas merupakan tokoh utama Karena tokoh di atas tokoh yang sering muncul dalam cerita novel ini hampir diseluruh cerita novel ini nama di atas sering muncul.

b. Tokoh pembantu

Wirayuda, Entong gendut, Pangeran purbaya, Kapten ruys, Sultan agung, Wulu kudur, Pangeran purbaya, Raden gusik, Gusik kusuma, Vaandrig kuffeler, Nyonya Kramer, Yacub couper, Sri sultan Cirebon, Pangeran mangkubumi nerangkusuma, Kapten grevink, Sri sunan, Moer jang koeng, Baron soek moe,l Tomi, Francois tack, Sahbandar

yeremias van vliet, Letnan von, Sunan amangkurat II, Pangeran adipati anom, Surodilogo, Ikhwal robert, Robert Wirodimenjo.

` Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis tokoh diatas merupakan tokoh pembantu, karena sebaliknya penyebutan tokoh diatas hanya ad di beberapa bagian saja yang terdapat dalam cerita novel.

c. Watak/Penokohan

Berikut beberapa kalimat yang membuktikan watak/penokohan dari tokoh utama dalam novel Surapati karya Abdoel Moeis.

a. Si Untung

(1) “Di antara budak pengasuh, adalah seseorang yang sungguh berkenan pada hati Suzanne. Si Untung, demikian nama budak itu, yang dibeli oleh ayahnya dari kapten Van Beber, semasa ia masih kanak-kanak berumur 7 tahun, hampir seumur Suzanne”

(Abdoel Moeis 2001:12).

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis Kalimat diatas merupakan bukti bahwa Si Untung adalah budak yang terdapat dalam novel surapati. Budak merupakan suatu kondisi di saat terjadi pengontrolan terhadap seseorang oleh orang lain. Perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan akan buruh atau kegiatan seksual.

Orang yang dikontrol disebut dengan budak.

b. Edeleer Moor

(1) “Setelah Edeler Moor memelihara anak itu, maka kesenangan hidupnya telah bertambah-tambah dari sehari ke sehari”, Edeler Moor yakin bahwa ia membawa kesentosaanya itu ialah kanak-kanak yang dibelinya sebagai budak itu” (Abdoel Moeis 2001:12).

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis Kalimat diatas merupakan bukti bahwa Edeler Moor yang mengangkat Untung menjadi budaknya dan ia juga hanya memperdulikan dirinya. Mengangkat adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Mengangkat memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga mengangkat dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

Mengangkat termasuk dalam ragam bahasa cakapan.

c. Suzanne

(1) “Edelerr Moor ada mempunyai anak perempuan, Suzanne namanya, yang telah berumur enam belas tahun dan amat elok parasnya” (Abdoel Moeis 2001:11).

(2) “Di antara budak pengasuh, adalah seseorang yang sungguh berkenan pada hati Suzanne. Si Untung, demikian nama budak itu, yang dibeli oleh ayahnya dari kapten Van Beber, semasa ia masih kanak-kanak berumur 7 tahun, hamper seumur Suzanne” (Abdoel Moeis 2001:12).

(3) “Si Untung jangan disalahkan, Pa! Tidak kurang-kurang ia melarang. Saya sendiri yang melepaskan perahu, sesudah saya naik dan hendak bertolak, baharulah ia datang menurutkan”

(Abdoel Moeis 2001: 21).

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis Kalimat diatas membuktikan bahwa Suzanne merupakan orang yang baik, pintar dan cantik. Baik adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Baik memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga baik dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik, verba atau kata kerja sehingga baik

dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya, partikel yaitu kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya dan nomina atau kata benda sehingga baik dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Sedangkan, cantik memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga cantik dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Dan yang dimaksud dengan pintar-pintar adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Pintar memiliki arti dalam kelas adjektiva atau kata sifat sehingga pintar dapat mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya menjadi lebih spesifik.

d. Kiai Ebun

(1) “Di antara anak-anak Kiai Ebun, ada termasuk Si Untung, yang di dalam batin dipandangnya sebagai anak angkatnya” (Abdoel Moeis 2001:13).

(2) “Kiai Ebun yang telah agak umur, adalah diakui sebagai orang tua oleh budak-budak yang banyak, tempat mereka mencurahkan segala kesedihan hatinya” (Abdoel Moeis 2001:13).

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis kalimat diatas merupakan bukti bahwa Kiai Ebun yang baik adalah guru dari Si Untung.

Guru (bahasa Sanskerta: गुरू yang berarti guru, tetapi arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

e. Wirayuda

(1) “Pada ketika itu Kiai Ebun seolah-olah telah menerima ilham, bahwa Wirayuda itulah yang akan menjadi kawan Si Untung di masa datang” (Abdoel Moeis 2001:32).

(2) “… Wirayuda tidak pernah menghina orang, tapi ia pun tidak ingin dihina, walaupun oleh siapa juga” (Abdoel Moeis, 2001:33).

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis kalimat di atas menunjukkan bahwa Wirayuda adalah kawan dari si Untung yang bersikap baik terhadap semua orang. Berkawan-kawan berasal dari kata dasar kawan. Berkawan-kawan memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga berkawan-kawan dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

f. Kapten Ruys

(1) “Pemimpinya ialah seorang ahli, kapten Ruys, yang menjadi komandan bSenteng tanjung pura (daerah Karawang). Kapten itu mendapat perintah untuk mencari Pangeran Purbaya, karena ada kabar tersiar bahwa musuh kompeni yang tangkas itu telah suka berdamai” (Abdoel Moeis 2001:40).

(2) “Kapten Ruys, yang mendengar suara-suara yang berkata tidak percaya itu, lalu berkata, “Saya berjanji bahwa ikhtiar itu, hendak saya lakukan sampai kita di Batavia” (Abdoel Moeis 2001:42).

Berdasarkan dari analisis yang dilakukan penulis kalimat di atas menunjukkan bahwa Kapten Ruys adalah pemimpin pasukan belanda.

Pemimpin berasal dari kata dasar pimpin. Pemimpin adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Pemimpin memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga pemimpin dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Dokumen terkait