• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

3. Karies profunda tertutup

2. Film periapikal 3. Film bitewing 4. Larutan developer 5. Larutan fixer 6. Masker 7. Air

8. Viewer box 9. Kertas penilaian 10. Jangka

11. Penggaris

3.6.1 Rata-rata Derajat Kekontrasan RoI

Pada tahap ini dilakukan pengambilan data dengan cara mengukur rata-rata derajat kekontrasan RoI dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS dalam satuan gray scale.

1. Seluruh radiograf yang telah dibuat di scan ke dalam computer.

2. Buka file hasil scan dengan menggunakan software Adobe photoshop CS.

3. Atur kontras agar radiograf dapat diintepretasikan dengan baik dengan cara

mengklik image, kemudian adjustment, pilih levels. Pada input levels masukkan angka 0-1, 67-65. Atur kontras yang seperti ini yang dianggap oleh peneliti sebagai yang terbaik.

4. Blok pada RoI kemudian buka image, histogram. Pada histogram tampak nilai mean dari gray scale daerah tersebut.

5. Lakukan no.4 pada semua radiograf.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi.

3.7.2 Analisis Data

Untuk menganalisis dan membandingkan foto periapikal dengan foto bitewing dalam mendeteksi karies proksimal pada pasien, data yang diperoleh dari kedua kelompok kemudian dibandingkan dan dianalisis dengan menggunakan uji-t dan Levene’s.

A. B.

Gambar 9. Cara pengukuran karies

A. Cara pengukuran mesiodistal dan serviko-oklusal gigi bagi radiograf periapikal;

B. Cara pegukuran mesiodistal dan serviko-oklusal gigi bagi radiograf bitewing.

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup:

1. Ethical Clearance (No.977/ KOMET/ FK USU/ 2014)

Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.

2. Lembar persetujuan (informed consent)

Peneliti melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada pasien kemudian menjelaskan lebih dulu tujuan penelitian, tindakan yang akan dilakukan serta menjelaskan manfaat yang diperoleh dari hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.

3.9 Alur Penelitian

Subjek penelitian

Informed consent

Pengambilan radiografi intraoral

Deteksi (karies proksimal)

Radiograf bitewing Radiograf periapikal

Intepretasi hasil radiografi Pemeriksaan Klinis

Analisis

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Sampel Penelitian

Karakteristik sampel penelitian meliputi jenis kelamin, dan umur dengan distribusi frekuensi.

4.1.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Perempuan 14 87,5

2 Laki-laki 2 12,5

Total 16 100,0

Tabel 1. memperlihatkan bahwa dari 16 sampel penelitian, 14 orang (87,5%) adalah perempuan dan 2 orang (12,5%) adalah laki-laki.

4.1.2 Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur Tabel 2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

1 20-24 tahun 2 12,5

2 25-29 tahun 7 43,8

3 30-34 tahun 2 12,5

4 35-39 tahun 2 12,5

5 40-44 tahun 2 12,5

6 >44 tahun 1 6,3

Total 16 100,0

Tabel 2. memperlihatkan bahwa dari 16 sampel penelitian, 2 orang (12,5%) berumur antara 20-24 tahun, 7 orang (43,8%) berumur antara 25-29 tahun, 2 orang (12,55%) berumur antara 30-34 tahun, 2 orang (12,5%) berumur antara 35-39 tahun, 2 orang (12,5%) berumur antara 40-44 tahun) dan 1 orang (6,3%) berumur lebih dari 44 tahun. Mayoritas sampel penelitian berumur antara 25-29 tahun (43,8%).

4.2 Klasifikasi Karies berdasarkan Stadium Karies Radiograf Periapikal dan Bitewing

Tabel 3. Klasifikasi karies berdasarkan stadium karies radiograf periapikal

Tabel 4. Klasifikasi karies berdasarkan stadium karies radiograf bitewing Radiografi bitewing

Frekuensi Persentase (%)

Karies superfisisalis

0 0

Karies media 7 43,8

Karies profunda tertutup

6 37,5

Radiografi periapikal

Frekuensi Persentase (%)

Karies superfisisalis

0 0

Karies media 7 43,8

Karies profunda tertutup

6 37,5

Karies profunda terbuka

3 18,8

Total 16 100,0

Karies profunda terbuka

3 18,8

Total 16 100,0

Dari Tabel 3. dan Tabel 4., berdasarkan klasifikasi stadium karies, karies yang paling banyak terdeteksi adalah karies media yaitu 14 sampel diikuti dengan karies profunda tertutup 12 sampel, karies profunda terbuka 6 sampel dan karies superfisialis tidak ada sampel.

4.3 Uji Beda Radiograf Periapikal dan Bitewing dalam Mendeteksi Karies Proksimal

Uji beda radiograf periapikal dan bitewing dalam mendeteksi karies proksimal didasarkan atas 4 (empat) aspek, yakni:1) Berdasarkan kemampuan mendeteksi; 2) Berdasarkan kekontrasan karies proksimal; 3) Berdasarkan ukuran mesiodistal; dan 4) Berdasarkan ukuran serviko-oklusal.

4.3.1 Uji Beda Rata-rata Kekontrasan Karies Proksimal antara Radiograf Periapikal dan Bitewing

Tabel 5. Uji Beda Kekontrasan Karies Proksimal Antara Radiograf Periapikal dan Bitewing

Kekontrasan Radiograf

Radiograf N Mean St.deviasi

Periapikal 16 59,8400 22,48018

Bitewing 16 76,5575 21,63257

Tabel 5. memperlihatkan bahwa nilai rata-rata kekontrasan radiograf periapikal adalah 59,84 dan nilai rata-rata kekontrasan bitewing adalah 76,55. Dengan demikian, ada perbedaan kekontrasan karies proksimal antara radiograf periapikal dan bitewing.

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, dilakukan uji Levene’s. Berdasarkan uji nilai-t, nilai radiografi periapikal dan bitewing adalah sebesar 0,040, lebih kecil dari nilai sig-α (0,05). Hal ini berarti ada

Tabel 6. Uji Beda Ukuran Mesiodistal Radiograf Periapikal dan Bitewing Ukuran

Mesiodistal

Radiograf N Mean Std.deviasi

Periapikal 16 0,4125 0,13478

Bitewing 16 0,5188 0,15680

Tabel 6. memperlihatkan bahwa nilai rata-rata ukuran mesiodistal radiograf periapikal adalah 0,4125 dan nilai mean mediodistal radiograf bitewing adalah 0,5188. Dengan demikian, ada perbedaan ukuran mediodistal antara radiograf periapikal dan bitewing. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, dilakukan Uji Levene’s memperlihatkan bahwa nilai sig (2- tailed) bagi radiograf periapikal dan bitewing adalah sebesar 0,049, lebih kecil dari nilai sig-α (0,05). Hal ini berarti ada perbedaan ukuran mesiodistal yang signifikan antara radiograf periapikal dengan bitewing. Dengan demikian H0 ditolak, Hα diterima.

4.3.3 Uji Beda Rata-rata Ukuran Serviko-Oklusal Karies Proksimal pada Radiograf Periapikal dan Bitewing

Tabel 7. Uji Beda Ukuran Serviko-Oklusal Radiograf Periapikal dan Bitewing Ukuran

Serviko- Oklusal

Radiograf N Mean Std.Deviation

Periapikal 16 0,4313 0,17689

Bitewing 16 0,5694 0,15631

Tabel 7. memperlihatkan bahwa nilai rata-rata ukuran serviko-oklusal radiograf periapikal adalah 0,4313 dan nilai rata-rata mesiodistal radiograf bitewing

adalah 0,5694. Dengan demikian, ada perbedaan ukuran mesiodistal antara radiograf periapikal dan bitewing. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, dilakukan uji Levene’s. Berdasarkan uji nilai-t memperlihatkan bahwa nilai sig (2-tailed) radiograf periapikal dan bitewing adalah sebesar 0,026, lebih kecil dari nilai sig-α (0,05). Hal ini berarti ada perbedaan ukuran serviko- oklusal yang signifikan antara radiograf periapikal dengan bitewing. Nilai rata-rata ukuran mesiodistal dan serviko-oklusal diperoleh dengan menggunakan sistem komputerisasi dan diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 4.12. Nilai rata rata ukuran mesiodistal bagi kelompok periapikal dan bitewing adalah 0,41 dan 0,52.

Nilai rata-rata ukuran serviko-oklusal bagi kelompok periapikal dan bitewing adalah 0,43 dan 0,57. H0ditolak, Hα diterima.

BAB 5 PEMBAHASAN

Jumlah sampel adalah 32 karies proksimal yang terdeteksi dengan jumlah 16 sampel radiograf periapikal dan 16 sampel radiograf bitewing. Pada penelitian ini jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki dan usia sampel berada di kisaran 20 tahun hingga 44 tahun dan yang terbanyak berada diantara 25-29 tahun.

Pada penelitian ini dijumpai karies media, karies profunda pulpa tertutup, karies profunda pulpa terbuka pada radiograf periapikal dan bitewing. Jumlah yang terdeteksi adalah sama, yaitu 7 karies media, 6 karies profunda pulpa tertutup, 3 karies profunda pulpa terbuka.

Hasil analisis kualitatif dengan uji-T (Tabel 5.) membuktikan bahwa ada perbedaan kekontrasan karies proksimal antara radiograf periapikal dengan bitewing.

Hal ini diindikasikan oleh nilai rata-rata kekontrasan radiograf periapikal adalah 59,84 dan nilai mean kekontrasan bitewing adalah 76,55. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh hasil uji Levene’s yang membuktikan bahwa nilai sig (2-tailed) bagi radiograf periapikal dan bitewing adalah sebesar 0,040, lebih kecil dari nilai sig- α (0,05) yang berarti ada perbedaan kekontrasan karies proksimal yang signifikan antara radiograf periapikal dengan bitewing.

Hasil analisis kualitatif dengan uji-T (Tabel 6.) membuktikan bahwa ada perbedaan antara radiograf periapikal dengan bitewing ditinjau dari ukuran mesiodistal. Hal ini diindikasikan oleh nilai rata-rata ukuran mediodistal radiograf periapikal sebesar 0,4125 dan nilai mean mediodistal radiograf bitewing adalah 0,5188. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh hasil uji Levene’s membuktikan bahwa nilai sig (2-tailed) bagi radiograf periapikal dan bitewing adalah sebesar 0,049, lebih kecil dari nilai sig-α (0.05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan anatara radiograf periapikal dengan bitewing ditinjau dari ukuran mesiodistal.

Hasil analisis kualitatif dengan uji-T (Tabel 6) membuktikan bahwa ada perbedaan antara radiograf periapikal dengan bitewing ditinjau dari ukuran serviko- oklusal. Hal ini diindikasikan oleh nilai rata-rata ukuran serviko-oklusal radiograf periapikal sebesar 0,4313 dan nilai rata-rata mediodistal radiograf bitewing adalah 0,5694. Hal yang sama juga diperlihatkan oleh hasil uji Levene’s yang membuktikan bahwa nilai sig (2-tailed) bagi radiograf periapikal dan bitewing adalah sebesar 0,026, lebih kecil dari nilai sig-α (0,05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara radiograf periapikal dengan bitewing ditinjau dari ukuran serviko-oklusal.

Sahba (2004) juga mengevaluasi karies proksimal menggunakan radiograf bitewing. Hasilnya menunjukkan bahwa radiografi bitewing cara yang efektif untuk mendiagnosis demineralisasi pada permukaan halus proksimal karena permukaan ini biasanya tidak dicapai di bawah pemeriksaan dental rutin. Dalam radiografi bitewing, serviko-oklusal dan ½ akar pada regio yang bersama di kedua rahang bisa dikembangkan dalam satu film. Dengan menggunakan radiografi bitewing, diagnosis karies gigi, terutama karies proksimal dan evaluasi terhadap restorasi overhang serta resorpsi crest tulang alveolar dapat dilakukan.10

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Akarslan (2008), melakukan penelitian pada 198 permukaan karies terdeteksi pada premolar maksila, molar maksila, premolar mandibula dan molar mandibula dengan membandingkan antara hasil foto radiografi periapikal dan bitewing dalam mendeteksi karies proksimal.

Berdasarkan hasil penelitian Akarslan, sesuai dengan status penyakit benar, ditentukan oleh konsensus dari tiga pengamat. Nilai rata-rata radiograf bitewing bagi masing masing permolar maksila, molar maksila, premolar mandibula dan molar mandibula, masing-masing, adalah 0,979; 0,923; 0,928; dan 0,986. Nilai rata-rata radiograf periapikal adalah 0,956; 0,905; 0,907; dan 0,970. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari radiograf bitewing dan periapikal.

Akarslan menyimpulkan bahwa teknik radiografi bitewing adalah yang terbaik dibandingkan dengan periapikal dalam mendeteksi karies proksimal.9

Larissa (2011), melakukan penelitian dengan menggunakan periapikal dan bitewing dalam mendeteksi kehilangan tulang alveolar. Dalam hasil penelitiannya,

terdapat perbedaan yang signifikan antara radiograf periapikal dan bitewing.24

Radiograf periapikal dan bitewing adalah radiograf yang diindikasikan untuk mendeteksi karies baik karies oklusal maupun karies proksimal. Kedua radiografi ini adalah radiografi yang dapat membantu menegakkan diagnosis yang secara klinis tidak dapat terdeteksi. Selain itu, sangat membantu untuk mengetahui kedalaman karies apabila pada pemeriksaan klinis tidak dapat dipastikan kedalaman karies tersebut.24

Dari hasil penelitian di atas, terdapat perbedaan ukuran mesiodistal dan serviko- oklusal adalah karena teknik pengambilan radiografi. Pada radiografi periapikal, panjang akar dan setidaknya 2 mm tulang periapikal dapat dilihat. Jika kondisi patologis ada, daerah seluruh lesi dan tulang disekitarnya terlihat dalam satu radiografi. Untuk hasil radiografi yang terbaik, film harus diposisikan sejajar dengan aksis gigi pasien. Pada rahang atas film diposisikan sedekat mungkin dengan permukaan palatal atau menggunakan film holder. Pada radiografi periapikal sudut penyinaran bervariasi di setiap gigi tetapi untuk bitewing sinar-x harus diposisikan sekitar +10 derajat terhadap bidang oklusal.11

Kekontrasan radiografi secara umum, menggambarkan kepadatan dari objek yang dilalui sinar-x. Hasil gambaran objek padat akan terlihat sebagai gambaran yang radiopak sementara objek jaringan lunak, rongga mulut akan terlihat gambaran radiolusen. Perubahan keadaan dari radiopak ke radiolusen ataupun sebaliknya. Hal inilah yang diartikan sebagai kekontrasan hasil radiografi yang disebut sebagai skala abu-abu pendek karena beberapa warna abu-abu hadir antara gambar hitam dan putih pada film. Sebuah radiografi gambar hanya terdiri dari zona abu-abu abu-abu terang dan gelap memiliki kontras rendah, juga disebut sebagai memiliki kontras skala abu- abu yang panjang. Kontras radiografi dari suatu gambar adalah hasil dari interaksi kontras subjek, kontras film, dan radiasi. Nilai gray-scale berada diantara 0 sampai 256. Pada nilai 0, posisi gambarnya adalah hitam sedangkan nilai 256, posisi gambarnya adalah putih. Jadi dari hitam berlanjut abu-abu dan akhirnya putih tampilan kekontrasan suatu hasil radiografi (tergantung objek/ kepadatan objek yang dilalui oleh sinar-x).11

Kontras yang baik merupakan syarat utama untuk dapat melakukan interpretasi termasuk karies proksimal pada radiografi. Radiografi harus cukup gelap dengan kontras yang baik untuk memberikan dasar yang optimal untuk mendeteksi karies.

Diagnosis karies pada radiografi terjadi ketika perbedaan kepadatan antara jaringan keras gigi yang sudah mengalami demineralisasi sebagai interaksi antara sinar-x dan objek yang dikenai dan dilaluinya.

Dalam ukuran serviko-oklusal dan mesiodistal, radiografi bitewing lebih baik daripada radiografi periapikal. Ini disebabkan karena terdapat perbedaan dari sudut penyinaran dan posisi film serta arah sinar pada kedua proyeksi ini. Pada radiograf bitewing, besar sudut penyinarannya adalah +100 arah sinar terhadap dataran oklusal, sedangkan pada radiograf periapikal arah sinar untuk rahang atas tegak lurus terhadap garis imajiner bisekting demikian juga dengan rahang bawah.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang perbandingan radiograf periapikal dan bitewing dalam mendeteksi karies proksimal, dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada perbedaan kontras hasil foto yang signifikan antara radiograf periapikal dan bitewing dimana radiograf bitewing lebih unggul dibanding periapikal.

2. Ada perbedaan ukuran mesiodistal antara radiograf periapikal dan bitewing.

Hal ini diindikasikan oleh nilai sig-2 tailed < 0.05.

3. Ada perbedaan ukuran serviko-oklusal antara radiograf periapikal dan bitewing. Hal ini diindikasikan oleh nilai sig-2 tailed < 0.05.

4. Tidak ada perbedaan klasifikasi karies proksimal antara radiograf periapikal dan bitewing.

5. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil radiograf periapikal dan radiograf bitewing.

6.2 Saran

1. Perlu penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar.

2. Perlu dilakukan penelitian yang membandingkan antara foto radiografi bitewing digital dan radiografi konvensional.

3. Untuk melihat dan menegakkan diagnosis karies proksimal, dilakukan rontgen foto bitewing.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kate Taylor Weetman, Beverly Wake, Chris Hyde: Comparison Of Bitewing Radiography and Panoramic for the detection of Dental Caries 2002 ; 3-5.

2. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar, 2007: 12

3. Magdarina Destri Agtini. Pola Status Kesehatan Gigi Dan pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dan Mulut Di Indonesia pada Tahun 1990-2007, 2009:

144-6.

4. K.Kamburoglu, E.kolsuz, S.Murat, S.Yuksel, T.Ozen: Proximal caries detection accuracy using intraoral bitewing radiography, extraoral bitewing radiography and panoramic radiography 2011 ; 1-3

5. Farida Abesi. Diagnostic accuracy of Digital and Conventional radiography in the detection of non-cavitated approximal dental caries 2012. Iran J radiology:

9(1); 17-21.

6. K. Syriopoulus, GCH Sanderink, XL Velders, PF van der Stelt. Radiographic detection of approximal caries: a comparison of dental films and digital imaging systems 2000: 29; 312-18.

7. S. Sahba, AR. Talaeipour, S. Mokhtari. Evaluation of Interproximal Caries with Using of Bitewing Radiography in Dental Student of Islamic Azad University.

2004; Vol. 1, No. 3.

8. N Akkaya , O Kansu, H Kansu, LB Cagirankaya, U Arslan. Comparing the accuracy of panoramic and intraoral radiography in the diagnosis of proximal caries 2006. 35(3);1-4.

9. ZZ Akarslan, M Akdevelionglu, K Gungor, H Erten. A comparison of the diagnostic accuracy of bitewing, periapical, unfiltered and filtered digital panoramic images for approximal caries detection 2008. 37(8); 1-4.

10. B Newman, WK Seow, S Kazoullis, D Ford ,T Holcombe. Clinical detection of caries in the primary dentition with and without bitewing radiography 2009:

54(1) ;23-30.

11. Stuart C. White, Micheal J. Pharoah. Oral Radiology. 6th ed., China: Mosby.inc., 2009: 78,270.

12. Graham J. Mount, W. Rory Hume. A New cavity classification. Australia Dental Journal 2004; 43(3):153-9

13. Ole Fejerskov, Edwina Kidd. Dental Caries The disease and its clinical menagement. 2 nd ed., Blackwell Co., 4.

14. Sondang Pintauli, Taizo Hamada. Menuju Gigi Mulut dan Sehat. 1 st ed., Medan:

USU press., 2012: 4-9.

15. Faria M.G Sihotang. Karakteristik Penderita Karies Gigi Permanen Yang Berobat Di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008.

Skripsi. Medan: Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM USU, 2010: 8-9.

16. R. A. Cawson, E. W. Odell. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 8 th ed., Phildelphia: Elsevier ltd., 2008: 1-41.

17. Dr. Anupama S Rao, Dr. Vijaya Kumar. Halitosis: A mirror of systemic and oral health. IOSR journal of Dental and Medical Sciences 2012; 4(3): 8.

18. American Dental Association Council on Scientific Affairs. The use of dental Radiographs update and recommendations., Jada archive, 2006: 1304-12.

19. Enny Marwati. Pentingnya pemeriksaan penunjang untuk penatalaksaan penyakit mulut. Disertasi. Medan. Bagian penyakit mulut FKG usakti, 2009: 1-2.

20. Belma Muhamedagic, Lejla Muhademadagic. Digital Radiography versus Conventional Radiography in Dentistry. Faculty of Medicine, University of Sarajevo 2009; 17(2): 85-9.

21. Eric Whaites. Essentials of Dental Radiography And Radiology. 4 th ed., Spain:

Elsevier ltd., 2007: 91,252.

22. Boel T. Prinsip dan Teknik Radiografi Kedokteran Gigi. Medan:FKG USU.2008:

20-8.

23. Tan Ying Yin, Mon Mon Tin-Oo, Mohammad Khursheed Alam. Radiographic Diagnosis of Approximal Caries and Restorative Treatment in Patients Attending

Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM). International Medical Journal 2013;

20(3),395-8 .

24. Larissa Semenoff, Tereza Aparecida Delle Semenoff, Fabio Luiz Miranda Pedro, Evaristo Ricci Volpato, Maria Aparecida de Andrade Moreira Machado, Álvaro Henrique Borges, Alex Semenoff-Segundo. Are Panoramic Radiographs Reliable to Diagnose Mild Alveolar Bone Resorption?. ISRN Dentistry 2011;

363578: 4.

Lampiran 1 Hasil SPSS

Frequency Table KARAKTERISTIK RESPONDEN

Kelamin

28 87.5 87.5 87.5

4 12.5 12.5 100.0

32 100.0 100.0

Perempuan Laki-laki Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Umur

4 12.5 12.5 12.5

14 43.8 43.8 56.3

4 12.5 12.5 68.8

4 12.5 12.5 81.3

4 12.5 12.5 93.8

2 6.3 6.3 100.0

32 100.0 100.0

20-24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun

>44 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kemampuan Deteksi Karies * Radiograf Crosstabulation

4 0 4

25.0% .0% 12.5%

12 16 28

75.0% 100.0% 87.5%

16 16 32

100.0% 100.0% 100.0%

Tidak terdeteks i Terdeteksi Kemampuan Deteks i

Karies

Total

Periapikal Bitewing Radiograf

Total

Kl asifi kasi Ka ries Berdasa rka n Radiogra f * Radiogra f Crosstabulation

7 7 14

43.8% 43.8% 43.8%

6 6 12

37.5% 37.5% 37.5%

3 3 6

18.8% 18.8% 18.8%

16 16 32

100.0% 100.0% 100.0%

Karies media

Karies profunda tertutup Karies profunda terbuka Klasifik asi Karies

Berdas arkan Radiograf

Total

Periapikal Bit ewing Radiograf

Total

Klasifikasi Karies Berdasarkan Radiograf * Radiograf * Umur * Kelamin Crosstabulation

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

1 1 2

20.0% 20.0% 20.0%

3 3 6

60.0% 60.0% 60.0%

1 1 2

20.0% 20.0% 20.0%

5 5 10

100.0% 100.0% 100.0%

1 1 2

50.0% 50.0% 50.0%

1 1 2

50.0% 50.0% 50.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

1 1 2

100.0% 100.0% 100.0%

1 1 2

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

2 2 4

100.0% 100.0% 100.0%

Karies media Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf Total

Karies media

Karies profunda tertutup

Karies profunda terbuka Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf

Total

Karies profunda tertutup

Karies profunda terbuka Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf

Total

Karies profunda tertutup Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf Total

Karies media Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf Total

Karies profunda terbuka Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf Total

Karies media Klasifikasi Karies

Berdas arkan Radiograf Total

Umur 20-24 tahun

25-29 tahun

30-34 tahun

35-39 tahun

40-44 tahun

>44 tahun

25-29 tahun Kelamin

Perempuan

Laki-laki

Periapikal Bitewing Radiograf

Total

Kemampuan Deteksi Karies * Radiograf * Umur * Kelamin Crosstabulation

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

5 5 10

50.0% 50.0% 100.0%

5 5 10

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

1 1 2

50.0% 50.0% 100.0%

1 1 2

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

2 2 4

50.0% 50.0% 100.0%

Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Count

% within Kemampuan Deteksi Karies Terdeteksi

Kemampuan Deteksi Karies Total

Terdeteksi Kemampuan

Deteksi Karies Total

Terdeteksi Kemampuan

Deteksi Karies Total

Terdeteksi Kemampuan

Deteksi Karies Total

Terdeteksi Kemampuan

Deteksi Karies Total

Terdeteksi Kemampuan

Deteksi Karies Total

Terdeteksi Kemampuan

Deteksi Karies Total Umur

20-24 tahun

25-29 tahun

30-34 tahun

35-39 tahun

40-44 tahun

>44 tahun

25-29 tahun Kelamin

Perempuan

Laki-laki

Periapikal Bitewing Radiograf

Total

T-Test Uji Beda Kemampuan Mendeteksi Karies Proksimal Antara Radiograf Periapikal dan Bitewing

Group Statistics

16 1.7500 .44721 .11180

16 2.0000 .00000 .00000

Radiograf Periapikal Bitewing Kemampuan

Deteks i Karies

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

45.000 .000 -2.236 30 .033 -.47833 -.02167

-2.236 15.000 .041 -.48830 -.01170 Kemampuan

Deteks i Karies

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df

Sig.

(2-tailed) Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

T-Test Uji Beda Radiograf Periapikal dan Bitewing Berdasarkan Kekontrasan Karies Proksimal

Group Statistics

16 59.8400 22.48018 5.62004

16 76.5575 21.63257 5.40814

Radiograf Periapikal Bitewing Kekontrasan Radiograf

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Indepe nde nt Sample s Te st

.154 .697 -2.143 30 .040 -32.64630 -.78870

-2.143 29.956 .040 -32.64728 -.78772 Kekontrasan Radiograf

F Sig.

Levene's Test for Equality of Varianc es

t df

Sig.

(2-tailed) Lower Upper 95% Confidenc e

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

T-Test Uji Beda Radiograf Periapikal dan Bitewing Berdasarkan Ukuran Mesiodistal

Group Statistics

16 .4125 .13478 .03370

16 .5188 .15680 .03920

Radiograf Periapikal Bitewing Ukuran Mediodistal

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

.234 .632 -2.055 30 .049 -.21182 -.00068

-2.055 29.339 .049 -.21192 -.00058 Ukuran Medioidistal

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df

Sig.

(2-tailed) Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

T-Test Uji Beda Radiograf Periapikal dan Bitewing Berdasarkan Ukuran Serviko Oklusal

Group Statistics

16 .4313 .17689 .04422

16 .5694 .15631 .03908

Radiograf Periapikal Bitewing Ukuran Serviko-Oklusal

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

.441 .512 -2.341 30 .026 -.25865 -.01760

-2.341 29.552 .026 -.25873 -.01752 Ukuran Serviko-Oklusal

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df

Sig.

(2-tailed) Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

0.43125

0.569375

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Periapikal Bitewing

Nilai rata-rata ukuran Serviko-Oklusal

Radiograf

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

Periapikal Bitewing

0.4125 0.43125

0.51875 0.569375

P e rb a n d in g a n N ila l r a ta -r at a u k u ran M e si o d is ta l d a n S e rv ik o -O k lu sa l

Radiograf

Mesiodistal Serviko-Oklusal

Lampiran 2

Surat Konsultasi Bagian Biostatistika FKM

Lampiran 3

Surat Penjelasan Komisi Etik

Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam sejathera Dengan hormat,

Nama saya Sathiya kumaran, sedang mejalani pendidikan Kedokteran Gigi Program S1 Ilmu Kedokteran gigi FKG USU. Saya sedang menjalani penelitian yang berjudul

“Analisis Akurasi Radiografi Konvensional Bitewing dan Periapikal dalam Mendeteksi Karies Proksimal”.

Karies proksimal berkembang pada permukaan proksimal dari dua gigi yang berdekatan. Secara klinis karies ini pertama kali muncul sebagai daerah yang opak disebabkan karena hilangnya translusensi enamel pada permukaan terluar dari enamel diantara titik kontak dan bagian atas margin gingiva bebas. Pemeriksaan klinis disertai dengan pemeriksaan radiografi merupakan pemeriksan rutin yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis dalam mendeteksi karies gigi. Diagnosis secara akurat penting terutama pada karies non kavitas karena perkembangan penyakit ini dapat dihentikan dengan mudah pada tahap ini dan struktur gigi dapat dipertahankan dengan invasi minimal hanya dengan perawatan konservatif dan bukan perawatan restoratif. Tidak ada metode yang sensitif dan tepat dalam deteksi dini terjadinya karies. Namun, pemeriksaan radiografi masih tetap digunakan sebagai pendekatan yang paling umum.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan akurasi antara radiografi bitewing dan radiografi periapikal dalam mendeteksi karies proksimal. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memberi gambaran tentang perbedaan antara radiografi konvensional bitewing dengan radiografi periapikal dalam mendeteksi karies proksimal. Manfaat aplikatif dari penelitian ini adalah

Dokumen terkait