GM 0 Dimana
4.4. UJI COBA EKSPERIMENTAL ROLLING PERIOD TEST DI KAPAL KECIL
4.4.1. Uji Coba Rolling Period Test KM. TRIA JAYA
4-18
4.4. UJI COBA EKSPERIMENTAL ROLLING PERIOD TEST DI KAPAL
4-19
Bahan bakar : 50 liter
Air tawar : - liter
Rute (Fishing Ground) : Laut Jawa
Permesinan :
Mesin Induk : Dongfeng Type S 1115
Power : 22 HP
RPM : 2200
Berat : 185 kg
Mesin Induk : Tianli Type ZH 1115
Power : 28 HP
RPM : 2200
Berat : 220 kg
Genset : Jiang Dong Type ZS 1115
Ouput : 26 HP/2200 RPM
Berat : 180 kg
Material : Kayu akasia & mahoni
Galangan Pembangun : Galangan tradisional di Sarang, Rembang
Gambar 4.17: KM TRIA JAYA
Kapal ikan “Tria Jaya” berkapasitas kurang dari 10 GT, tidak terdapat tanda selar di kapal. Kapal ini berbahan dasar kayu kombinasi antara kayu akasia dan kayu
4-20
mahoni. Kapal ini dibeli oleh pemilik saat ini di daerah sarang dan diperbaiki serta dimodifikasi di galangan tradisional di lahan TPI Kranji sebelah utara untuk penambahan panjang dan lebar. Saat pelaksanaan survey, yang berada di kapal yakni pemilik kapal, satu kru kapal dan perwakilan Dinas TPI Kranji. Kapal yang disurvey untuk sementara ini tidak dapat berlayar karena SIUP (Surat Izin Usaha Penangkapan) belum turun dari dinas perikanan setempat. Hal ini dikarenakan kapal tersebut belum dilakukan pengukuran oleh petugas dinas daerah tersebut.
Kapal ikan ini beroperasi di area utara laut Jawa. Penangkapan ikan menggunakan purse seine (jaring lingkar) dengan sistem dua kapal. Kapal ini berperan sebagai penebar jaring beserta lampu penerangan di sekitar lokasi penangkapan. Untuk pengambilan ikannya dilakukan oleh kapal yang lebih besar kisaran 20 GT. Umumnya tangkapan yang didapat sebanyak 2-3 ton tiap operasinya, namun bila sedang musimnya bisa mencapai 20 ton.
Kondisi kapal dalam keadaan baik karena baru saja dilakukan perbaikan.
Permesinan kapal dengan dua main engine dan satu genset dalam kondisi fisik yang bagus. Peralatan tambat dalam kondisi baik. Untuk alat navigasi tidak ditemukan di kapal ini. Ruang muat hanya digunakan untuk penyimpanan peralatan sementara, tidak digunakan untuk penyimpanan ikan. Tangki bensin menggunakan jurigen di geladak utama, tidak ada tangki khusus untuk pelumas dan bahan bakar. Bukaan-bukaan di kapal seperti jendela, palkah, dan lain-lain tidak mengikuti aturan-aturan yang dianjurkan terkait instalasi dan ukuran- ukurannya. Tinggi ambang palkah hanya berkisar 10 cm.
Sebelum berangkat melaut, kru kapal wajib lapor kepada pihak pelabuhan dan dilakukan pemeriksaan terkait dokumen, area penangkapan yang dituju dan jumlah kru kapal yang ikut melaut. Untuk pemeriksaan langsung di kapal sebelum berangkat oleh pihak pelabuhan tidak dilakukan dan juga terkait pemeriksaan mengenai stabilitas kapal.
Pelaksanaan Rolling Period Test KM. TRIA JAYA
Rolling period test pada kapal TRIA JAYA dilaksanakan di pelabuhan TPI Kranji, Lamongan. Posisi kapal tidak ditambat di dermaga pelabuhan, tetapi tali tambat diikatkan ke dermaga dengan haluan menghadap ke laut. Rolling period
4-21
test harus dilaksanakan berdasarkan prosedur pada pembahasan sebelumnya. Alat yang dibutuhkan untuk rolling period test yaitu meteran, penanda batas oleng (dapat menggunakan kapur, atau selotif warna terang), pengukur waktu (stop watch) dan video kamera untuk dokumentasi. Pelaksanaan rolling period test dibagi menjadi 2 tahap yaitu :
Persiapan pengujian
1) Pengukuran ukuran utama kapal, meliputi panjang kapal keseluruhan, lebar kapal dan freeboard.
2) Benda dengan ukuran yang besar dan tergantung dan benda yang mungkin bergeser harus diikat untuk menghindari bergeraknya benda tersebut.
Di kapal TRIA JAYA tidak terdapat peralatan besar yang menggantung.
Rumah geladak berupa bangunan terbuka, tanpa atap. Peralatan yang menggantung hanya lampu penerangan untuk menangkap ikan. Berat lampu tersebut ringan, sehingga dapat dibaikan.
3) Kapal tidak dilengkapi dengan tangki khusus bahan bakar atau air tawar.
Bahan bakar ditempatkan dalam jurigen – jurigen, sehingga momen permukaan bebas dapat diabaikan.
4) Kapal TRIA JAYA dalam kondisi tanpa muatan, tangki bahan bakar tidak terisi penuh, sehingga lebih mendekati kondisi kapal kosong.
5) Kapal ditambat di area kolam pelabuhan TPI Kranji, sehingga terhindar dari arus laut dan ombak. Cuaca pada saat itu cerah. Waktu pengujian pada siang hari, sekitar jam 13.00. Pada waktu tersebut, angin bertiup pelan.
Informasi dari nelayan setempat, angin cenderung bertiup pelan pada siang hari dan makin kencang di sore dan malam hari.
6) Posisi kapal TRIA JAYA ditambat diantara kapal – kapal di pelabuhan TPI Kranji. Posisi kapal dengan kapal disampingnya dapat diusahan mempunyai jarak yang cukup, sehingga ketika kapal oleng tidak sampai menyentuh kapal disampingnya.
7) Tali tambat kapal dibiarkan terurai longgar. Meskipun ketika kapal mengalami oleng ketika pengujian tali tambat tidak menghalangi gerak kapal.
4-22
Gambar 4.18 : Posisi penambatan KM. TRIA JAYA
8) Batas oleng kapal maksimum ditandai dengan selotif. Jarak batas oleng dari permukaan air laut sebesar B/8 atau 37.5 cm. Selain selotif, tanda batas oleng juga dipasang pita ukur yang ditempelkan di lambung kapal.
Gambar 4.19 : Tanda batas oleng maksimum
Pelaksanaan pengujian
1) Pelaksanaan uji coba diawali dengan memiringkan kapal dengan menempatkan personel pada salah satu sisi kapal yang sudah ditandai sampai batas oleng maksimum. Tahap ini untuk menentukan jumlah personel yang dibutuhkan.
2) Personel yang dilibatkan dalam uji coba rolling period test tergantung dari besarnya kapal. Semakin besar kapal maka jumlah orang yang dibutuhkan
4-23
semakin banyak. Kebutuhan personel banyak diperlukan untuk memiringkan kapal sampai batas oleng maksimum.
Uji coba rolling period test KM. TRIA JAYA memerlukan 8 orang untuk memiringkan kapal sampai batas oleng maksimum (37.5 cm), pengukur periode oleng sudah termasuk personel yang memiringkan kapal dan 1 orang sebagai perekam video dan dokumentasi selama uji coba, sehingga total diperlukan 9 orang.
3) Posisi personel pada tempat yang sudah ditentukan. Pencatat periode oleng selain bertugas mencatat periode oleng juga memberi aba – aba uji coba dimulai.
4) Ketika uji coba dimulai seluruh personel harus cepat berpindah ke tengah kapal dan diam di posisi tersebut. Kapal bergerak oleng dari sisi kapal (P), ke sisi (S) dan akan kembali ke sisi (P). Gerak tersebut terhitung 1 gerakan oleng, sehingga kapal harus bergerak sebanyak 4 kali gerakan oleng, sesuai prosedur rolling period test.
Waktu periode oleng dicatat ketika sudah kapal sudah mencapai 4 gerakan oleng lengkap (1 seri).
5) Seri uji coba berikutnya, personel kembali ke sisi kapal (P) dan melakukan seri uji coba berikutnya yang sama seperti seri 1.
Uji coba diulang sebanyak 6 seri. Setiap seri terdapat 4 gerakan oleng lengkap. Periode oleng dicatat di setiap seri.
6) Dokumentasi video merekam setiap seri gerakan oleng. Waktu periode oleng setiap seri gerakan oleng dapat juga diketahui dari video rekaman tersebut.
4-24
Gambar 4.20 : Kapal pada posisi start rolling period test 7) Hasil pengukuran waktu periode oleng sebagai berikut :
Tabel 4.2: waktu periode oleng KM. TRIA JAYA Seri Jumlah Oleng Periode oleng
(detik)
1 4 18.82
2 4 19.95
3 4 19.56
4 4 19.78
5 4 19.26
6 4 19.03
Total periode oleng 116.40 Periode oleng rata-rata
(Tr) 4.85
Analisa GM KM. TRIA JAYA
Nilai GM dapat dihitung menggunakan input periode oleng rata-rata (Tr) dan lebar kapal (B). Faktor “f” dipilih dari tabel faktor “f” berdasarkan kondisi kapal saat uji coba rolling periode test. Ketika uji coba rolling periode test, KM. TRIA JAYA pada kondisi kapal kosong, sehingga faktor “f” yang digunakan adalah 0.88. Nilai GM KM. TRIA JAYA pada kondisi kapal kosong yaitu :
GM0 =
4-25
=
= 0.2963 m
Perhitungan dengan formula tersebut, pada batas atas faktor “f” (0.93) dan batas bawah (0.83) diperoleh nilai GM batas atas (0.3309) dan nilai GM batas bawah (0.2636). Kriteria stabilitas kapal kecil kurang dari 24 m dari Germanischer Lloyd (GL) dan RINA (Registro Italiano Navale) menyebutkan GM harus lebih dari 0.35 m, sedangkan GM KM. TRIA JAYA kurang dari nilai 0.35 m, sehingga tidak memenuhi kriteria stabilitas kapal kecil kurang dari 24 m. Tetapi kriteria Kriteria stabilitas kapal kecil kurang dari 24 m dari RINA menyebutkan pengecualian untuk ketika kondisi kapal kosong, sehingga diperlukan uji coba rolling period test yang pada kondisi muatan penuh. Jika nilai GM KM. TRIA JAYA pada kondisi muatan penuh kurang dari 0.35 m maka dipastikan KM.TRIA JAYA tidak memenuhi kriteria stabilitas.
Hambatan Uji Coba Rolling Period Test KM. TRIA JAYA
Uji coba rolling period test yang dilaksanakan di Pelabuhan TPI Kranji, Lamongan, Jawa Timur mengalami beberapa hambatan. Hambatan tersebut lebih berkisar pada kondisi pelabuhan yang belum mendukung untuk pelaksanaan uji coba rolling period test. Hambatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kapal yang berlabuh di Pelabuhan TPI Kranji, Lamongan sangat padat sehingga jarak antar kapal yang satu dan lainnya terlalu dekat dan bersentuhan. Kondisi tersebut mempersulit uji coba, karena rolling test memerlukan area yang memungkinkan kapal bergerak oleng dengan bebas.
2) KM. TRIA JAYA berukuran Loa 10.5 m dan harus membutuhkan minimal 9 orang untuk melaksanakan rolling period test. Jika ukuran kapal lebih dari kapal tersebut membutuhkan banyak orang. Semakin banyak orang yang terlibat dalam pengujian maka semakin sulit untuk melakukan pengaturan ketika orang harus berpindah dari sisi kapal ke tengah kapal, sehingga dapat mempengaruhi hasil rolling test period.
Bab ini menguraikan simpulan dan rekomendasi tentang perhitungan stabilitas atau harga metasentrik kapal kecil.