• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Eksperimental Stabilitas Kapal Kecil di Lamongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kajian Eksperimental Stabilitas Kapal Kecil di Lamongan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Perhitungan kestabilan kapal besar berukuran ≥ 24 meter menggunakan aturan International Code on Intact Stability edisi, sedangkan untuk kapal berukuran < 24 meter atau kapal kecil banyak yang masih menggunakan aturan International Code on Intact Stability edisi tersebut. , karena belum ada aturan baku khusus untuk kapal kecil. Persiapan studi eksperimen stabilitas kapal kecil di Lamongan untuk mengidentifikasi kondisi operasi dan melakukan uji eksperimen stabilitas kapal kecil pada kapal TRIA JAYA di pelabuhan TPI Kranji Lamongan. Kriteria kestabilan kapal kecil kurang dari 24 m dari Germanischer Lloyd (GL) dan RINA (Registro Italiano Navale) menyatakan GM harus lebih dari 0,35 m, sedangkan GM KM.

Untuk kapal yang berukuran ≥ 24 meter, aturan perhitungan stabilitasnya menggunakan aturan International Code of Stability of an Intact Vessel (Lloyd’s Register, 2009), sedangkan untuk kapal yang berukuran < 24 meter atau kapal kecil masih banyak yang menggunakan aturan Internasional. Kode tentang kapal yang tidak rusak. Masalah stabilitas, karena aturan khusus Tidak ada peraturan baku untuk kapal kecil. Banyak penelitian mengenai stabilitas kapal kecil yang sebagian besar masih menggunakan standar IMO atau edisi International Stability Code kapal utuh serta menggunakan pendekatan numerik dan simulasi serta belum dilakukan secara eksperimental (Kiryanto, Samuel, 2014); (Mardyanto, I, 2011); (Matafi, dkk, 2015); (Novita dkk, 2015). Berdasarkan tinjauan literatur awal, permasalahan dalam kegiatan ini adalah bagaimana mengidentifikasi kondisi stabilitas operasional kapal kecil di Lamongan dan melakukan uji stabilitas kapal eksperimental secara sederhana dan sesuai standar.

Gambar 2.1 : Pergeseran titik B akibat kapal oleng
Gambar 2.1 : Pergeseran titik B akibat kapal oleng

KRITERIA STABILITAS UTUH UNTUK KAPAL KECIL DARI GERMANISCHER LLOYD

Pada kondisi kapal miring karena adanya gaya luar, maka posisi kapal akan lebih banyak berubah dari posisi semula setelah gaya tersebut hilang. Suatu kondisi dimana kapal agak miring dari posisi awalnya karena adanya gaya luar, kemudian benda tetap pada posisi baru meskipun gaya luar tersebut hilang. Jika air dapat masuk ke kapal melalui bukaan yang tidak terlindungi dengan sudut kemiringan <30°, maka sudut yang diijinkan dapat dikurangi.

Selama uji coba laut kecepatan ditingkatkan secara bertahap hingga sudut putar 12 atau kecepatan maksimum tercapai.

Gambar 2.7 : Definisi L WL  & L H
Gambar 2.7 : Definisi L WL & L H

ROLLING PERIOD TEST (BKI, 2003)

Perkiraan Tinggi Metacenter (GM 0 )

Dimana

Prosedur Pengujian Uji Oleng

Periode pitch yang dihitung adalah waktu satu kali ayunan kapal secara penuh untuk memperoleh hasil yang akurat, Syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil pengujian yang akurat adalah sebagai berikut. Setelah ayunan selesai, operasi ini diulangi minimal 2 kali, jika memungkinkan setiap kegiatan pencatatan ayunan sempurna dilakukan dengan jumlah pencatatan yang sama untuk menjaga konsistensi, misalnya dengan mengulang pencatatan ayunan kapal itu sendiri sampai waktu yang ditentukan. memungkinkan. , dari sejumlah hasil survei swing time diambil nilai rata-ratanya yang akan dijadikan angka untuk perhitungan. Jika digunakan cara menaikkan atau menurunkan suatu beban untuk menggoyangkan kapal, maka diusahakan menggunakan crane dari pantai, sedangkan jika menggunakan crane atau winch kapal, maka beban harus ditempatkan pada tempat yang berada pada garis tengah. kapal segera setelah ayunan terjadi.

Untuk mengendalikan situasi ini dan memperkirakan jumlah ayunan yang dapat dihitung dan dicatat tepat waktu, ayunan pendahuluan dapat dilakukan sebelum pencatatan sebenarnya dilakukan. Benturan permukaan bebas dari tangki yang tidak terisi penuh harus diminimalkan selama pengujian. Untuk mencapai maksud dan tujuan pelaksanaan studi eksperimental stabilitas kapal kecil di Paciran-Lamongan dapat dibagi dalam beberapa tahap.

Identifikasi kondisi pengoperasian dan stabilitas kapal kecil di Lamongan Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati kondisi pengoperasian kapal kecil dan.

Gambar 2.12 : Menentukan GM dari diagram koefisien rolling (f) dan Tr
Gambar 2.12 : Menentukan GM dari diagram koefisien rolling (f) dan Tr

Identifikasi kondisi operasional stabilitas kapal kecil di Lamongan Kegiatan ini bertujuan melakukan survei kondisi operasi kapal kecil dan

Uji eksperimental stabilitas kapal kecil di Lamongan

Benda-benda yang berukuran besar dan menggantung serta benda-benda yang dapat bergeser sebaiknya diikat untuk mencegah benda tersebut bergerak. Untuk menghindari arus pasang surut, pengujian dilakukan pada saat air surut atau diikat sedemikian rupa sehingga arus kecil mengalir dari haluan ke buritan. Tempatkan sejumlah orang di tengah-tengah panjang kapal, kemudian orang-orang tersebut diinstruksikan untuk berlari ke arah melintang kapal.

Pencatatan dimulai dari saat kapal berayun ke seberang pada posisi yang simpangannya paling besar, misalnya dari posisi kapal miring ke kiri, melalui posisi tegak hingga kapal miring ke kiri, setelah satu kali ayunan kapal. pencatatan berlanjut untuk masa transisi berikutnya. 6. dari/ke lambung kiri – lambung kanan – lambung kiri, atau sebaliknya f : Koefisien kemiringan, faktor periode kemiringan sebagaimana disebutkan pada tabel 1 8) Kemudian nilai GM dianalisis menggunakan kriteria kestabilan kapal. Bab ini menyajikan hasil identifikasi kondisi stabilitas operasi kapal kecil di Lamongan, rekapitulasi dan analisis kajian kondisi operasi kapal kecil, prosedur uji rolling period, dan uji coba eksperimen kapal uji rolling period kapal kecil.

Gambar 3.1 : M : titik metacenter , G : center gravity , B : center buoyancy ,  B1 : center buoyancy ketika kapal miring
Gambar 3.1 : M : titik metacenter , G : center gravity , B : center buoyancy , B1 : center buoyancy ketika kapal miring

IDENTIFIKASI KONDISI OPERASIONAL KAPAL KECIL 1. Data Kapal Kecil di Kecamatan Brondong

  • Data Kapal Kecil di Kecamatan Paciran

Jadi siapapun yang bersedia menjadi awak kapal dan berkomitmen bekerja sepanjang pelayaran kapal ini akan langsung diterima bekerja. Berdasarkan pengamatan di atas kapal, kapal barang “Berkat Rahmat” yang mengoperasikan rute Lamongan – Sampit merupakan kapal yang relatif aman karena tidak pernah terjadi kerusakan pada lambung kapal selama berlayar. Kapal ikan yang sedang sandar di salah satu galangan kapal di Kabupaten Paciran ini memiliki ciri-ciri lambung yang gemuk.

Dilihat dari kondisi kapal yang mempunyai draft tinggi dan freeboard yang memenuhi ketentuan kelas, kapal Paciran ini mempunyai kestabilan yang baik ketika terisi penuh di tengah laut. Namun karena kapal yang diselidiki tergeletak di pantai dan tidak memiliki pemilik, kami tidak dapat memastikan kestabilan sebenarnya dari kapal tersebut. Dari penelitian yang dilakukan dapat dikatakan bahwa karakteristik kapal di pesisir Kabupaten Paciran mempunyai bentuk lambung yang besar dengan draft yang tinggi sehingga dapat membawa ikan hasil tangkapan lebih banyak.

Kondisi kapal ketika berada di atas air dapat dilihat pada gambar berikut yang merupakan kapal serupa yang letaknya tidak jauh dari tempat kapal diamati. Kapal-kapal yang ada di desa nelayan distrik Kranji ini memiliki ukuran yang sama yakni 18 GT. Pembuatan kapal di Kecamatan Kranji mempunyai karakteristik yang mirip dengan kapal yang ada di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban.

Survei yang dilakukan memberikan informasi bahwa perahu nelayan rakyat di Kecamatan Kranji mempunyai ciri dan bentuk yang mirip dengan yang ada di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. RINGKASAN DAN ANALISIS SURVEI KONDISI PENGOPERASIAN KAPAL KECIL Hasil survey kondisi pengoperasian kapal kecil kurang dari 24 m memberikan gambaran mengenai kondisi tersebut.

Gambar 4.1 : KM. Berkat Rahmat (Haluan)
Gambar 4.1 : KM. Berkat Rahmat (Haluan)

REKAPITULASI DAN ANALISIS SURVEI KONDISI OPERASI KAPAL KECIL Hasil survei kondisi operasi kapal kecil kurang 24 m memberikan gambaran tentang kondisi

Masyarakat yang menggunakan jasa angkutan perahu kecil cenderung mengutamakan kepentingan pribadi pada saat itu dan mengabaikan keselamatan, seperti adanya asap di dekat ruang mesin, sedangkan ruang mesin tidak diberi batas aman dan tidak ada peringatan asap. Survei tersebut fokus pada pengumpulan data perahu-perahu kecil di setiap kota objek survei, serta mengamati pengaruh perahu-perahu kecil di kota tersebut terhadap sosial ekonomi masyarakat. Kapal survei kecil ini dibuat di galangan kapal tradisional dengan menggunakan metode yang diturunkan dari generasi sebelumnya.

Persyaratan freeboard mengharuskan setiap bukaan pada kapal diberikan ambang batas, namun untuk kapal kecil dibawah 24 m hal ini memerlukan pertimbangan khusus. Alasan mengapa kapal-kapal kecil ini tidak memiliki dokumen stabilitas adalah karena kapal-kapal tersebut dibangun di galangan kapal tradisional yang tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan membuat dokumen stabilitas. Jika galangan kapal tradisional dibantu dengan memberikan pengetahuan desain kapal dan bantuan pembuatan kapal dari pemerintah daerah, maka kapal yang dibangun akan lebih baik.

Survei kapal kecil memberikan fakta, bahkan gambar kapal dan laporan perhitungan stabilitas yang disampaikan sebagai persyaratan dokumen kapal tidak sesuai dengan kondisi kapal sebenarnya. Sementara galangan kapal kecil terus memproduksi kapal sesuai standarnya dan kondisi stabilitas kapal kecil yang ada perlu segera diatasi, diperlukan metode sederhana untuk menganalisis stabilitas kapal kecil. Sederhana, cukup gulingkan kapal dan catat waktunya.. laporan Perhitungan rumit, melibatkan ahli Rumus sederhana Laporan lebih sederhana 2) Menjaga peraturan keselamatan kapal kecil.

Oleh karena itu, penegakan peraturan keselamatan kapal kecil memerlukan pertimbangan bagaimana kapal dapat terus beroperasi tanpa mengganggu operasional kapal. Kapal-kapal kecil yang beroperasi harus diwajibkan melengkapi perlengkapan dasar keselamatan dan navigasi kapal seperti jaket pelampung, pelampung penolong, kompas dan komunikasi radio dalam batas waktu tertentu.

Tabel 4.1: Perbandingan rolling periode test dengan metode inclining test
Tabel 4.1: Perbandingan rolling periode test dengan metode inclining test

UJI COBA EKSPERIMENTAL ROLLING PERIOD TEST DI KAPAL KECIL

  • Uji Coba Rolling Period Test KM. TRIA JAYA

Saat peninjauan, ada pemilik kapal, satu awak kapal, dan perwakilan dinas TPI Kranj yang berada di dalamnya. Bukaan pada kapal, seperti jendela, palka, dan lain-lain, tidak mengikuti aturan penempatan dan dimensi yang direkomendasikan. Pemeriksaan langsung terhadap kapal sebelum pemberangkatan di pelabuhan tidak dilakukan dan juga berkaitan dengan pemeriksaan kestabilan kapal.

Alat-alat yang diperlukan dalam pengujian masa penggulungan adalah meteran, penanda batas penggulungan (bisa menggunakan kapur atau selotip berwarna cerah), pengatur waktu (stopwatch) dan kamera video untuk dokumentasi. TRIA JAYA memerlukan 8 orang untuk memiringkan kapal hingga batas draft maksimum (37,5 cm), heave period meter meliputi personel yang memiringkan kapal dan 1 orang sebagai perekam video dan dokumentasi selama uji coba, sehingga total ada 9 orang. diperlukan. . Selain bertugas mencatat periode ayunan, perekam periode ayunan juga memberikan sinyal untuk memulai pengujian.

Pergerakan ini dihitung sebagai 1 gerakan roll, sehingga kapal harus melakukan 4 gerakan roll, sesuai prosedur uji periode roll. Namun kriteria RINA untuk stabilitas kapal kecil kurang dari 24 m menyatakan bahwa pengecualian dibuat ketika kapal kosong, sehingga diperlukan uji periode gelinding dalam kondisi muatan penuh. TRIA JAYA pada saat beban penuh kurang dari 0,35 m maka dapat dipastikan KM.TRIA JAYA tidak memenuhi kriteria kestabilan.

Uji rolling period yang dilakukan di Pelabuhan TPI Kranji, Lamongan, Jawa Timur mengalami beberapa kemunduran. Kendala tersebut lebih banyak pada kondisi pelabuhan yang belum mendukung pelaksanaan rolling period test.

Gambar 4.17: KM TRIA JAYA
Gambar 4.17: KM TRIA JAYA

SIMPULAN

SARAN

Kode stabilitas utuh (IS) - Stabilitas utuh untuk semua jenis kapal yang tercakup dalam resolusi Instrumen IMO A.749(18). Kota Jaya Menggunakan Alat Mancing Pukat di Muncar Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, skripsi diakses dari www.elibrary.ub.ac.id 23 April 2017 Matafi, S, N. Dien, HV, Pangalila, FPT, 2015, Simulasi Penangkapan Ikan pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat, Jurnal Hasil Penelitian, tersedia di www.e journal.com pada 23 Apr 2017.

Pengaruh flap fin terhadap stabilitas kapal pengangkut ikan hidup, Jurnal Perikanan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1 : Pergeseran titik B akibat kapal oleng
Gambar 2.3 : Jarak MB dan MG
Gambar 2.4 : Kurva lengan stabilitas statis (GZ)
Gambar 2.7 : Definisi L WL  &amp; L H
+7

Referensi

Dokumen terkait

Goods market efficiency pillar Indonesia section of the measurement of the Global Competitiveness Index, is ranked lower than Singapore, Malaysia, and Thailand.. However, Indonesia