• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.4 Teknik Analisis

3.4.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menentukan apakah hipotesis yang akan diajukan sebaiknya diterima (signifikan) atau ditolak.

3.4.3.1 Analisis Regresi Berganda

Menurut (Sugiono, 2014) mendefinisikan analisis regresi linear berganda ialah suatu alat analisis yang digunakna untuk mempredisi berubahnya suatu nilai variabel jika variabel lain berubah. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh self efficacy (X1) dan locus

of control (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Persamaan regresi berganda dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = α + βιXι + β2X2

Keterangan:

Y = Variabel Terikat (Kinerja Karyawan) α = Bilangan Konstanta

β1, β2 = Koefisien regresi

X1 = Varibel bebas (Self Efficacy) X2 = Variabel bebas (Locus of Control)

Untuk mendapat nilai a, b1 dan b2 dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

∑Y = an+b1∑X1+b2∑X2

∑X1Y = a∑X1+b1∑X1+ b2∑X1X2

∑X2Y = a∑X2+ b1∑X1X2+ b2∑X2 2

Setelah a, b1 dan b2 didapat, maka akan diperoleh persamaan Y.

3.4.3.2 Uji Koefisien Determinasi R2

Dalam penelitian ini uji koefisien deteriminasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu self efficacy (X1) dan locus of control (X2) terhadap variabel dependen Kinerja Karyawan (Y) yang merupakan hasil pengkuadratan dari koefisien korelasi. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kd=R2x100 %

Keterangan:

Kd : Koefisien Determinasi r2 : Koefisien korelasi

3.4.3.3 Uji Signifikansi F (Simultan)

Uji F (simultan) digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari variabel independen secara serempak terhadap variabel dependen.

Pengujian hipotesis 3: Terdapat Pengaruh Self Efficacy dan Locus of Control Terhadap Kinerja Karyawan

Hipotesis statistik yang diajukan sebagai berikut:

H0: β1, β2 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh variabel Self Efficacy (X1) dan Locus of Control (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)

H0: β1, β2 ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh variabel Self Efficacy (X1) dan Locus of Control (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)

Menentukan taraf nyata (signifikan) yang digunakan yaitu α= 0,05. Selanjutnya nilai hipotesis Fhitung diandingkan dengan Ftabel dan keputusannya sebagai berikut:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak 3.4.3.4 Uji Signifikansi T (Parsial)

Uji T (parsial) digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji parsial dilaksanakan menggunakan uji dua pihak (two tail test) dilihat dari bunyi statistik hipotesis nol (HO): β =) dan hipotesis alternatif (Ha): β ≠ 0.

Pengujian hipotesis secara parsial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pengujian Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh Self Efficacy (X1) Terhadap Kinerja Karyawan (Y).

HO: β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh Self Efficacy (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Ha: β ≠ 0 artinya terdapat pengaruh Self Efficacy (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Pengujian Hipotesis 2: Terdapat Pengaruh Locus of Control (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y).

HO: β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh Locus of Control (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Ha: β ≠ 0 artinya terdapat pengaruh Locus of Control (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Taraf nyata yang digunakan adalah α = 0,05, nilai Thitung dibandingkan dengan dan Ttabel keputusannya sebagai berikut:

1. Jika Thitung > Ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika Thitung < Ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan studi ke lapangan dan mengolah data yang telah didapatkan dengan bantuan Software SPSS 25.0 for Windows, maka pada bab ini penulis menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya

Bab ini menyajikan hasil dan interprestasi data yang sudah dikumpulkan melalui kuisioner dan wawancara yang dilakukan penulis kepada karyawan yang bekerja pada PT. Jerbee Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan, diantaranya, yaitu: (1) Untuk mengetahui Self Efficacy karyawan di PT. Jerbee Indonesia. (2)

Untuk mengetahui Locus of Control karyawan di PT. Jerbee Indonesia. (3) Untuk mengetahui Kinerja Karyawan di PT. Jerbee Indonesia. (4) Untuk mengetahui Pengaruh Self Efficacy terhadap Kinerja Karyawan di PT. Jerbee Indonesia. (5) Untuk mengetahui Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja Karyawan di PT.

Jerbee Indonesia. (6) Untuk mengetahui Pengaruh Self Efficacy dan Locus of Control terhadap Kinerja Karyawan di PT. Jerbee Indonesia

Hasil pengolahan data dan pembahasan dalam penelitian ini didapatkan oleh penulis melalui penyebaran kuisioner kepada responden sebagai sumber data utama. Kuisioner ini disebarkan kepada 31 orang responden yang merupakan karyawan PT. Jerbee Indonesia.

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.1.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji kesahihan setiap item pernyataan dalam mengukur variabelnya. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan item yang ditujukan kepada responden dengan total skor untuk seluruh item. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment.

Nilai r tabel pada n=31 adalah 0,355 apabila nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r tabel sebesar 0,355 maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut merupakan konstruksi yang valid. Adapun hasil uji validitas kuisioner ketiga variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Self Efficacy (X1) Butir Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

Item Pernyataan 1 0,562 0,355 Valid

Item Pernyataan 2 0,589 0,355 Valid

Item Pernyataan 3 0,496 0,355 Valid

Item Pernyataan 4 0,472 0,355 Valid

Item Pernyataan 5 0,469 0,355 Valid

Item Pernyataan 6 0,593 0,355 Valid

Item Pernyataan 7 0,590 0,355 Valid

Item Pernyataan 8 0,704 0,355 Valid

Item Pernyataan 9 0,618 0,355 Valid

Hasil Pengolahan Data 2021

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien (r hitung) dari setiap butir pernyataan lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel 0,355 hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel Self Efficacy valid atau layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Locus of Control (X2) Butir Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

Item Pernyataan 1 0,761 0,355 Valid

Item Pernyataan 2 0,801 0,355 Valid

Item Pernyataan 3 0,415 0,355 Valid

Item Pernyataan 4 0,517 0,355 Valid

Item Pernyataan 5 0,738 0,355 Valid

Item Pernyataan 6 0,670 0,355 Valid

Item Pernyataan 7 0,567 0,355 Valid

Item Pernyataan 8 0,832 0,355 Valid

Hasil Pengolahan Data 2021

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (r hitung) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai r tabel 0,355 hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel

Locus of Control valid atau layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) Butir Pernyataan rHitung rTabel Keterangan

Item Pernyataan 1 0,570 0,355 Valid

Item Pernyataan 2 0,430 0,355 Valid

Item Pernyataan 3 0,280 0,355 Tidak Valid

Item Pernyataan 4 0,378 0,355 Valid

Item Pernyataan 5 0,512 0,355 Valid

Item Pernyataan 6 0,632 0,355 Valid

Item Pernyataan 7 0,574 0,355 Valid

Item Pernyataan 8 0,743 0,355 Valid

Item Pernyataan 9 0,655 0,355 Valid

Item Pernyataan 10 0,724 0,355 Valid

Item Pernyataan 11 0,571 0,355 Valid

Item Pernyataan 12 0,798 0,355 Valid

Hasil Pengolahan Data 2021

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi (r hitung) membuktikan bahwa tidak semua pernyataan kuisioner valid.

Pernyataan yang terdapat pada nomor 3 dinyatakan tidak valid, karena r hitung < r tabel yaitu 0,280 < 0,355.

4.1.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas terhadap butir pernyataan yang termasuk dalam kategori valid. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara menguji coba instrument sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode alpha cronbach. Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas menurut (Wiratna Sujarweni, 2014) ialah kuisioner dikatakan reliabel jika cronbach’s alphanya > 0,6, dan apabila nilai Cronbach alpha < 0,6 maka

dapat dikatakan tidak reliabel. Nilai t tabel pada n=31 adalah 0,6 kuisioner dikatakan andal jika koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih besar dari 0,6. Adapun hasil dari uji reliabilitas pada rumus alpha Cronbach diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Penelitian Variabel Koefisien

Relia bilitas

Nilai Kritis Keterangan

Self Efficacy (X1) 0, 688 0,6 Reliabel

Locus of Control (X2) 0, 802 0,6 Reliabel

Kinerja Karyawan (Y) 0,793 0,6 Reliabel

Hasil Pengolahan Data 2021

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuisioner masing-masing variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,6 hasil ini menunjukkan bahwa butir-butir pernyataan pada kuisioner andal untuk mengukur variabelnya.

4.2 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini dikumpulkan data primer untuk mengetahui identitas responden, melalui penyebaran kuisioner kepada 31 responden yang menjadi sampel penelitian. Pada analisis deskriptif ini, data identitas responden dijelaskan melalui tabel tunggal. Data identitas responden dalam penelitian ini dibutuhkan guna mengetahui latar belakang responden yang dapat dijadikan masukan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari penelitian. Analisis deskriptif data identitas responden ini terdiri atas 4 tabel tunggal diantaranya berisi data jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan masa kerja di PT. Jerbee Indonesia.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Data ini digunakan untuk mengetahui proporsi jenis kelamin responden. Berikut hasil penelitian karakteristik responden yang diperoleh menurut jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Karyawan Persentase (%)

Laki-Laki 23 74,2%

Perempuan 8 25.8%

Jumlah 31 100%

Hasil Pengolahan Data 2021 Jenis Kelamin

Laki- Laki Perempuan

Gambar 4.1 Diagram Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasrkan tabel 4.5 dan gambar 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan PT. Jerbee Indonesia adalah Laki-Laki sebanyak 23 orang karyawan atau 74,2% dan sisanya sebanyak 8 orang karyawan atau 25.8% adalah perempuan. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia didominasi oleh karyawan dengan jenis kelamin Laki-Laki.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Data ini digunakan untuk mengetahui proporsi usia responden.

Berikut hasil penelitian karakteristik responden yang diperoleh menurut usia sebagai berikut:

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Keterangan Usia Jumlah Karyawan Persentase (%)

20-40 Tahun 26 Karyawan 83,9%

> 40 Tahun 5 Karyawan 16,1%

Jumlah 31 100%

Hasil Pengolahan Data 2021

Usia

20-40 Tahun > 40 Tahun

Gambar 4.2 Diagram Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.2 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden dengan jumlah karyawan sebanyak 31 orang dengan karyawan yang berusia 20-40 tahun sebanyak 26 karyawan atau 83,9%, karyawan yang berusia > 40 tahun sebanyak 5 karyawan atau 16,1%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia didominasi oleh karyawan dengan rentang usia 20- 40 Tahun.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Data ini digunakan untuk mengetahui proporsi pendidikan terakhir responden. Berikut hasil penelitian karakteristik responden yang diperoleh menurut pendidikan terakhir sebagai berikut:

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Keterangan Jumlah Karyawan Persentase (%) SMA/SMK/Sederaja

t

6 19,3%

Diploma 1 3,3%

Sarjana/S1/S2 24 77,4%

Jumlah 31 100%

Hasil Pengolahan Data 2021 Pendidikan Terakhir

SMA/SMK/Sederajat Diploma Sarjana/S1/S2

Gambar 4.3 Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.3 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik karyawan di PT. Jerbee Indonesia berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh karyawan dengan tingkat pendidikan terakhir Sarjana/S1/S2 dengan jumlah karyawan sebanyak 24 orang atau 77,4%, sedangkan karyawan dengan tingkat pendidikan terakhir SMA/SMK/Sederajat dengan jumlah karyawan sebanyak 6 orang atau 19,3%, dan sisanya mereka berpendidikan Diploma sebanyak 1 orang atau 3,3%

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja di Perusahaan Saat Ini

Data ini digunakan untuk mengetahui proporsi responden berdasarkan masa kerja/lama bekerja diperusahaan saat ini. Berikut hasil penelitian karakteristik responden yang diperoleh menurut masa kerja di perusahaan saat ini sebagai berikut:

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja di Perusahaan Saat Ini

Masa Kerja Jumlah Karyawan Persentase (%)

< 5 Tahun 26 83,9%

> 5 Tahun 5 16,1%

Jumlah 31 100%

Hasil Pengolahan Data 2021 Masa Kerja

< 5 Tahun > 5 Tahun

Gambar 4.4 Diagram Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Perusahaan Saat Ini

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.4 diatas aka dapat disimpulkan bahwa karyawan PT. Jerbee Indonesia memiliki karakteristik masa kerja di perusahaan saat ini yaitu sebanyak 26 karyawan atau 83,9% memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun, dan sebanyak 5 orang atau 16,1% memiliki masa kerja selama lebih dari 5 tahun.

4.3 Analisis Self Efficacy pada PT. Jerbee Indonesia

Pada variabel Self Efficacy terdapat 4 dimensi diantaranya:

Pengalaman akan keberhasilan (Past Performance), Pengalaman individu

lain (Vicarious Experience), Persuasi Verbal (Verbal Persuasion), dan Keadaan Fisiologis (Emotional Cues). Dimensi-dimensi tersebut digunakan untuk mengukur variabel Self Efficacy yang dalam pengambilan datanya menggunakan 9 item pernyataan. Adapun keperluan analisis distribusi jawaban responden disajikan dalam bentuk tabel frekuensi untuk setiap pernyataan. Kemudian analisis data kuantitatif menggunakan metode analisis deskriptif dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi dari setiap tanggapan responden guna mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk ke dalam kategori sesuai dengan masing-masing item pernyataan.

Dalam menggolongkan hasil tanggapan responden mengenai variabel Self Efficacy untuk mengetahui kategori responden tersebut, penulis membuat rentang klasifikasi dari tanggapan responden melalui langkah sebagai berikut:

1. Menentukan skor maksimal dan minimal Skor maksimal = 31 x 5 = 155 (m) Skor minimal = 31 x 1 = 31 2. Menentukan jangkauan (R)

R = skor maksimal – skor minimal R = 155 – 31 = 124

3. Menentukan banyaknya kelas (k)

Untuk mempermudah penulis menganalisa tanggapan responden mengenai item-item yang pernyataan di dalam kuisioner variabel Self

Efficacy (X1), maka penulis menggolongkan hasil tanggapan responden mengenai variabel Self Efficacy untuk mengetahui kategori responden tersebut, peneliti membuat rentang klasifikasi dari tanggapan responden.

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tanggapan responden terhadap masing-masing item pernyataan yang dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu: Sangat Rendah, Rendah, Cukup, Tinggi, dan Sangat Tinggi dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai maksimum = 5 Nilai minimum = 1

Jarak interval = (Nilai maksimum – Nilai minimum) : 5

= (5-1) : 5

= 0,8

Berdasarkan rumus diatas, kemudian disusun kriteria penilaian pada masing-masing variabel melalui perhitungan rata-rata. Tolak ukur yang dapat digunakan dilihat pada tabel berikut:

Nilai Kumulatif Terbesar: 31 x 5 = 155 Nilai Kumulatif Terkecil: 31 x 5 = 31 Nilai Persentase Terbesar: 100%

Nilai Persentase Terkecil: (31:155x100) = 20%

Nilai Rentang: 100%: 5 = 20%. Jika nilai rentang dibagi 5 skala pengukuran, maka dapat dinilai interval persentase sebesar 20%

Tabel 4.9 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden No Lebar Interval Persentase Kategori Persentase

1 0 – 31 0% - 20% Sangat Rendah

Sangat Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

2 31 – 62 20% - 40% Rendah

3 62 – 93 40% - 60% Cukup

4 93 - 124 60% - 80% Tinggi

5 124 - 155 80% -

100%

Sangat Tinggi Hasil Pengolahan Data 2021

Kategori tersebut kemudian dimasukkan kedalam garis kontinum, sebagai berikut:

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Gambar 4.5 Garis Kontinum Interpretasi Skor

Berikut akan dipaparkan penjelasan mengenai tanggapan responden terhadap variabel Self Efficacy, Locus of Control, dan Kinerja Karyawan sebagai berikut:

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Self Efficacy Pada Dimensi Pengalaman Akan Keberhasilan (Past Performance)

Pengalaman akan keberhasilan (Past Performance) memiliki pengaruh besar terhadap Self Efficacy karena didasarkan oleh pengalaman yang dialami seseorang dalam menjalankan sebuah pekerjaan. Seseorang yang pernah dan berhasil dalam menjalankan tugas, akan merasa lebih percaya diri untuk menuntaskan tugas serupa atau tugas lainnya dimasa yang akan datang. Dalam dimensi ini terdapat 3 indikator yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Dimensi Pengalaman akan Keberhasilan (Past Performance)

Item Skala Kuisioner Jumlah Rata- Kategori

R at a

5 4 3 2 1

Tugas yang menantan

g

f 21 10 0 0 0 31

91,94%

Sangat Tin ggi

Skor 105 40 0 0 0 145

% 67,74% 32,26% 0,00% 0,00% 0,00% 100%

Pelatihan f 2 14 7 8 0 31

58,06% Cukup

Skor 10 56 21 16 0 103

% 6% 45% 23% 26% 0% 100%

Kepemimpinan yang menduku

ng

f 3 11 3 14 0 31

52,42% Cukup

Skor 15 44 9 28 0 96

% 10% 35% 10% 45% 0% 100%

Rata-Rata 114,6 67,47% Tinggi

Hasil Pengolahan Data 2021

Selanjutnya penulis akan mengkategorikan jawaban responden tersebut ke dalam persentase dan menyajikan ke dalam garis kontinum dengan rumus pengukuran ditentukan dengan cara:

1. Persentase Skor = 145−31

155−31X100 %

= 114

124 X100 %=91,94 %

2. Persentase Skor = 103−31

155−31X100 %

= 72

124 X100 %=58,06 %

3. Persentase Skor = 96−31

155−31X100 %

= 65

124 X100 %=52,46 %

Gambar 4.6 Garis Kontinum Interpretasi Skor Mengenai Dimensi Pengalaman Akan keberhasilan (Past Performance)

Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.6 diatas, maka dapat diketahui tanggapan responden mengenai dimensi Pengalaman Akan Keberhasilan (Past Performance) di PT. Jerbee Indonesia sebagai berikut:

1. Pernyataan responden mengenai rasa kepercayaan diri karyawan dalam menjalankan tugas yang menantang memiliki nilai total yang didapat sebesar 145, berada di garis kontinum 91,94%, dan berada pada kategori Sangat Tinggi. Hal tersebut berarti bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia memiliki rasa kepercayaan diri yang sangat tinggi ketika menjalankan tugas yang menantang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis terhadap karyawan PT. Jerbee Indonesia menyatakan bahwa tidak banyak karyawan yang merasa kesulitan ketika sedang mengerjakan tugas yang dihadapinya. Karena rasa percaya diri individu yang tinggi serta pengalaman yang sudah mereka dapat. Hal tersebut membuat mereka merasa mudah untuk melewatinya demi tercapainya tujuan bersama.

2. Pernyataan responden mengenai kemampuan atau keahlian yang dimiliki dari hasil mengikuti pelatihan memiliki nilai total yang didapat

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

67,47%

sebesar 103, berada di garis kontinum 58,06%, dan berada pada kategori Cukup. Hal tersebut berarti bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia memiliki kemampuan atau keahlian yang cukup setelah mengikuti pelatihan. Hal ini dibuktikan oleh beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan PT. Jerbee Indonesia bahwasannya mereka merasa cukup puas dengan hasil yang didapatkan.

3. Pernyataan responden mengenai dukungan kompetensi dari kepemimpinan memiliki nilai total yang didapat sebesar 96, berada di garis kontinum 52,42%, dan berada dalam kategori Cukup. Hal tersebut berarti bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia merasa mendapatkan dukungan kompetensi dari kepemimpinan yang cukup. Hal ini didorong dengan adanya dukungan berupa semangat maupun arahan yang cukup dari atasan terhadap setiap karyawan dalam segala hal.

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dimensi Pengalaman Akan Keberhasilan (Past Performance) yang terdiri atas: tugas yang menantang, pelatihan, dan kepemimpinan yang mendukung, berpengaruh terhadap kinerja setiap karyawan di PT. Jerbee Indonesia karena memiliki nilai total yang didapat sebesar 114,6, berada pada garis kontinum 67,47%, dan berada pada kategori tinggi. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar karyawannya memiliki pengalaman akan keberhasilan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan salah satu hasil kerja yang mereka capai saat diminta untuk membuat desain program, baik yang dikerjakan secara berkelompok ataupun secara individu.

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Self Efficacy pada Dimensi Pengalaman Individu Lain (Vicarious Experience)

Pada dimensi ini menjelaskan tentang bagaimana seseorang mengetahui, melihat, dan mengamati pengalaman orang lain guna meningkatkan keyakinan dirinya bahwa individunya mampu melewati tantangan yang harus dihadapi. Pengalaman kesuksesan individu lain dapat meningkatkan Self Efficacy seseorang. Misalnya melihat rekan kerjanya berhasil mengerjakan tugas yang sulit, hal tersebut dapat meningkatkan Self Efficacy individu tersebut. dalam dimensi ini terdapat 2 indikator sebagai tolak ukur yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Dimensi Pengalaman Individu Lain (Vicarious Experience)

Hasil Pengolahan Data 2021

Selanjutnya penulis akan mengkategorikan jawaban responden tersebut ke dalam persentase dan menyajikan ke dalam garis kontinum dengan rumus pengukuran ditentukan dengan cara:

1. Persentase Skor = 132−31

155−31X100 %

= 101

124 X100 %=81,45 % Item

Skala Kuisioner

Jumlah

Rata- R at a

Kategori

5 4 3 2 1

Kesuksesan rekan kerja

f 13 15 1 2 0 31

81,45%

Sangat Tin ggi

Skor 65 60 3 4 0 132

% 42% 48% 3% 6% 0% 100%

Kesuksesan perus ahaan

f 9 11 1 9 1 31

64,52% Tinggi

Skor 45 44 3 18 1 111

% 29% 35% 3% 29% 3% 100%

Rata-Rata 121 72,98% Tinggi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sangat Rendah

Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi 72,98%

2. Persentase Skor = 111−31

155−31X100 %

= 80

124 X100 %=64,52 %

Gambar 4.7 Garis Kontinum Interpretasi Skor Mengenai Dimensi Pengalaman Individu Lain (Vicarious Experience)

Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.7 diatas, maka dapat diketahui tanggapan responden mengenai dimensi Pengalaman Individu Lain (Vicarious Experience) di PT. Jerbee Indonesia sebagai berikut:

1. Pernyataan responden mengenai kesuksesan yang dicapai oleh rekan kerja sebagai motivasi untuk bekerja lebih maksimal memiliki nilai total yang didapat sebesar 132, berada di garis kontinum 81,45%, dan berada pada kategori Sangat Tinggi. Hal tersebut berarti bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia sering melakukan pengamatan terhadap prestasi yang dicapai oleh rekan kerjanya dan kemudian dijadikan sebagai motivasi untuk dirinya agar bekerja lebih maksimal dari sebelumnya.

Hal tersebut sejalan dengan hasil wawancara penulis terhadap salah satu karyawan PT. Jerbee Indonesia bahwasannya dikala jam istirahat mereka sering bertukar cerita individu satu dengan lainnya, yang dimana

dari hal tersebut mereka mendapatkan dorongan untuk bekerja semakin baik dari sebelumnya.

2. Pernyataan responden mengenai kesuksesan yang dicapai oleh perusahaan tempat mereka bekerja sebagai motivasi untuk bekerja lebih maksimal memiliki nilai total yang didapat sebesar 111, berada di garis kontinum 64,52%, dan berada pada kategori Tinggi. Hal tersebut berarti bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia selain melakukan penilaian terhadap kesuksesan yang dicapai oleh rekan kerjanya, mereka juga melakukan penilaian terhadap kesuskesan yang dicapai oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Hal ini didukung dengan hasil wawancara penulis dengan beberapa karyawan PT. Jerbee Indonesia bahwasannya ketika perusahaan tempat mereka bekerja berhasil mencapai tujuan yang mereka inginkan baik berbentuk formal, non formal atau lisan, non lisan.

Karyawan semakin bersemangat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang lainnya.

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dimensi Pengalaman Individu Lain (Vicarious Esperience) yang terdiri atas:

kesuksesan rekan kerja, dan kesuksesan perusahaan, berpengaruh terhadap kinerja setiap karyawan di PT. Jerbee Indonesia karena memiliki nilai total yang didapat sebesar 121, berada pada garis kontinum 72,98%, dan berada pada kategori tinggi. Hal tersebut berarti bahwa sebagian besar karyawannya menjadikan pengalaman individu lain atau perusahaan sebagai motivasi untuk dirinya supaya kinerja yang individu tersebut hasilkan

meningkat dan juga dapat membantu mensukseskan perusahaan secara bersama-sama.

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Self Efficacy pada Dimensi Persuasi Verbal (Verbal Persuasion)

Pada dimensi Persuasi Verbal (Verbal Persuasion) dipakai untuk meyakinkan sebuah individu bahwa dia memiliki kemampuan yang dapat menunjang untuk meraih apa yang menjadi targetnya. Beberapa hal yang ada pada indikator ini ialah sikap dan komunikasi antar individu dalam suatu perusahaan. Pada persuasi verbal ini sebuah individu diarahkan dengan bimbingan, nasihat, dan sara dalam meningkatkan keyakinan mengenai kemampuan yang dimilikinya. Dalam dimensi ini terdapat 2 indikator sebagai tolak ukur yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Dimensi Persuasi Verbal (Verbal Persuasion)

Item

Skala Kuisioner

Jumla h

Rata- R at a

Kategori

5 4 3 2 1

Hubungan atas an den gan kary awa n

f 21 8 2 0 0 31

90,32%

Sangat Tin ggi

Skor 105 32 6 0 0 143

% 68% 26% 6% 0% 0% 100%

Peran pem impi n

f 9 12 5 5 0 31

70,16% Tinggi

Skor 45 48 15 10 0 118

% 29% 39% 16% 16% 0% 100%

Rata-Rata 130,5 80,24%

Sangat Tin

ggi

Hasil Pengolahan Data 2021

Selanjutnya penulis akan mengkategorikan jawaban responden tersebut ke dalam persentase dan menyajikan ke dalam garis kontinum dengan rumus pengukuran ditentukan dengan cara:

1. Persentase Skor = 143−31

155−31X100 %

= 112

124 X100 %=90,32 %

2. Persentase Skor = 118−31

155−31X100 %

= 87

124 X100 %=70,16 %

Gambar 4.8 Garis Kontinum Interpretasi Skor Mengenai Dimensi Persuasi Verbal (Verbal Persuasion)

Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.8 diatas, maka dapat diketahui tanggapan responden mengenai dimensi Persuasi Verbal (Verbal Persuasion) di PT. Jerbee Indonesia sebagai berikut:

1. Pernyataan responden mengenai hubungan yang baik antara atasan dengn karyawan ditempat kerja memiliki nilai total yang didapat sebesar 143, berada di garis kontinum 90,32%, dan berada pada kategori Sangat Tinggi. Hal tersebut berarti bahwa karyawan di PT. Jerbee Indonesia

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sangat

Rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi

80,24%

Dokumen terkait