• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Keabsahan Data

BAB III METODE PENELITIAN

F. Uji Keabsahan Data

Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benar- benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi cara ini dilakukan untuk menguji kejujujuran, subjektivitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti dilapangan. Data atau informasi yang diperoleh peneliti dari pihak informan dari satu pihak di cek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber terpercaya. Misalnya dengan pihak kedua, ketiga, keempat dan seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan agar dapat membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh berbagai pihak agar terhindar dari subyektivitas.

Untuk pengabsahan data, penulis menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Triangulasi teknik pemeriksaan data yang dilakukan

33

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan penegecekkan dengan wawancara atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, jika hasil uji menhasilkan data yang berbeda maka harus dilakukan secara berulang sehinngga sampai ditemukan kepastian data.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak awal penelusuran data dan diakukan secara terus menerus sampai menemukan data yang sesuai dengan batasan penelitian. Setelah data terkumpul maka ada empat tahapan analisis data menurut Sugiyono, yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang akan disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting

2. Penyajian Data

Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.

3. Penyimpulan dan Verifikasi

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah di reduksi dan disajikan secara sitematis dan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.

4. Kesimpulan Akhir

Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data selesai.59

59 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Hal. 327-334

34 BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data

1. SMP Negeri 7 Kota Bengkulu

a. Riwayat Singkat Berdirinya SMP Negeri 7 Kota Bengkulu

SMP Negeri 7 Kota Bengkulu berdiri pada tahun 1979 dan mengalami tiga kali pergantian nama. Pada tahun 1982 bernama SMP Negeri 1, kemudian pada tahun 1983 ditetapkan menjadi SMP Negeri 5 hal ini berdasarkan nomor urut untuk sekolah yang ada di Kota Bengkulu pada saat itu. Berdasarkan SK Dinas bahwa penyusunan nama sekolah di Kota Bengkulu berdasarkan nomor urut berdiri sekolah tersebut, maka berubahlah SMP Negeri 5 menjadi SMP Negeri 7 pada tahun 1992 hingga sekarang. SMP Negeri 7 Kota Bengkulu berlokasi di Jalan Enggano Kelurahan Pasar Bengkulu kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. SMP Negeri 7 Kota Bengkulu dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Haidir, S.Pd. SMP Negeri 7 Kota Bengkulu merupakan salah satu sekolah yang bisa dikatakan unggul yang ada di Kota Bengkulu ini karena memiki Akreditasi A.

b. Visi Dan Misi SMPN 7 Kota Bengkulu 1) Visi

Terwujudnya Insan Berprestasi dan Berakhlak Mulia.

2) Misi

a) Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Gembira

b) Melaksanakan Pengembangan Bakat dan Minat Siswa.

c) Meningkatkan Wawasan Keagamaan yang didasari Keimanan dan Ketaqwaan.

d) Menumbuhkan Sikap Disiplin dan Peduli Lingkungan Kepada Warga Sekolah.

34

35 2. SMP Negeri 14 Kota Bengkulu

a. Riwayat Singkat Berdirinya SMP Negeri 7 Kota Bengkulu

SMP Negeri 14 Kota Bengkulu merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah pertama yang bernaung di bawah Pemerintahan Kota Bengkulu dan Dinas Pendidikan Kota Bengkulu. SMP Negeri 14 Kota Bengkulu didirikan pada tanggal 30 Mei 1991 dengan Nomor SK 0283/0/1991 dan Nomor Stastik 201 266 001 034, yang beralamatkan jalan Zainul Arifin No. 043 kelurahan Padang Nangka kecamatan Singgaran Pati Kota Bengkulu, tepatnya di belakang rumah sakit DKT dan juga di depan SMA Negeri 4 Kota Bengkulu. SMP Negeri 14 kota Bengkulu ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Darwin Bustomi, S.Pd. SMP Negeri 14 Kota Bengkulu ini memiki Akreditasi A.

SMP Negeri 14 terdiri dari 60 karyawan dan guru serta 724 siswa. Adapun tujuan berdirinya SMP Negeri 14 Kota Bengkulu adalah untuk mencerdaskan serta mendidik siswa dalam hal keagamaan, akademik maupun non akademik.

a. Visi Dan Misi SMP Negeri 14 Kota Bengkulu 1) Visi

Berprestasi dalam Bidang Akademik dan Non Akademik berdasarkan IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

b) Misi

a) Membudayakan Prilaku Terpuji dilingkungan Sekolah Selaras dengan Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Melaksanakan Proses Pembelajaran dan Bimbingan dengan Mengedepankan Kualitas Pembelajaran yang didasari Sikap Ilmiah serta Pelayanan Bimbingan secara Efektif serta mengelompokkan Peserta Didik sesuai dengan Irama dan perkembangan masing-masing.

36

c) Mensukseskan Program Wajib Belajar Pendidikan.

d) Menciptakan suasana Komperatif yang Sehat.

e) Membekalim Peserta Didik dengan Keterampilan Mendaya gunakan Alat dan Bahan yang Menunjang Pembelajaran maupun Keterampilan dalam Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

f) Membudayakan Memelihara Sarana/Prasarana dalam rangka Menunjang Proses Belajar Mengajar dan Akuntibilitas terhadap Aset Negara.

g) Mewujudkan Lingkungan yang Kondusif untuk terciptanya Rasa Nyaman dalam Setiap Kegiatan Sekolah.

3. SMP Negeri 6 Kota Bengkulu

a. Riwayat Singkat Berdirinya SMP Negeri 6 Kota Bengkulu

SMP Negeri 6 Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1982 Surat Keputusan Nomor 0299/01/1982 tanggal 09 oktober 1982 yang berlokasi di Jl. Muhajirin kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaranpati Kota Bengkulu. SMP Negeri 6 kota Bengkulu terdiri dari 45 karyayawan dan guru serta 339 siswa. SMP Negeri 6 Kota Bengkulu ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Muktarimin, M.Pd. Mat. SMP Negeri 6 kota Bengkulu ini juga merupakan sekolah yang berprestasi dan unggul di kota Bengkulu karena memiliki akredetasi A.

b. Visi Dan Misi SMP Negeri 6 Kota Bengkulu 1) Visi

Berkualitas, Bernuansa IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan IMTAQ (Iman dan Taqwa)

2) Misi

a) Menyusun Kurikulum SMP Negeri 6 sesuai dengan Standar Nasional

b) Melaksanakan Kurikulum Sekolah

c) Melaksanakan Proses Pembelajaran secara Efektif dan Efisien d) Mengembangkan proses Belajar Mengajar Berbasis IT

37

e) Menumbuh kembangkan Pengolahan Sekolah sesuai Manajemen Berbasis Sekolah

f) Melaksanakan Pengolahan Sekolah sesuai Manajemen Berbasis Sekolah

g) Membangun Warga Sekolah yang Beretika Berbudi Pekerti Luhur dan Berdisiplin

h) Menjaga dan meningkatkan Kebersihan, Kerapian, Keindahan dan Kerindangan.

B. Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri Kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6 Kota Bengkulu) dengan menggunakan alat pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi berkaitan dengan strategi guru dalam sistem pembelajaran daring pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri Kota Bengkulu, maka di sajikan laporan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah terdapat 3 macam pembahasan, yaitu:

1. Strategi Pembelajaran Yang Digunakan Saat Sistem Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Strategi pembelajaran adalah siasat yang digunakan oleh seorang guru saat melakukan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Berikut adalah beberapa strategi yang di gunakan oleh guru SMP Negeri Kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) saat sistem pembelajaran daring:

a. Memilih Media Pembelajaran Yang Sesuai

Media pembelajaran adalah suatu teknologi pembawa pesan yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran dan juga sarana komunikasi untuk menyampaikan pembelajaran. Fungsi media pembelajaran dapat memudahkan proses belajar mengajar, menarik perhatian dan minat belajar siswa, dan untuk menciptakan kondisi belajar

38

yang nyata. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Bapak JW:

“Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran Audio Visual berupa video pembelajaran saat sistem pembelajaran daring”60

Hasil wawancara dengan Ibu HK yang mengatakan bahwa:

“Saat sistem pembelajaran daring ini guru melakukan pembelajaran dengan cara membuat video pembelajaran tentang materi pendidikan agama islam”.61

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka strategi guru saat melakukan pembelajaran sistem daring adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi saat ini. Guru di SMP Negeri Kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) memilih menggunakan media audio visual berupa video pembelajaran PAI yang dibuat dengan semenarik dan sekreatif mungkin saat melakukan pembelajaran. Pengunaan media audio visual berupa video pembelajaran ini bertujuan untuk menarik minat belajar siswa agar mereka bersemangat untuk mengikuti pelajaran PAI dan tidak merasa bosan.

b. Memilih Metode Pembalajaran Yang Tepat

Berbagai metode pembelajaran hadir didunia pendidikan agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Selain itu dengan memiliki metode siswa lebih senang dan bersemangat mengikuti kegiatan belajar sehingga materi yang di sampaikan oleh guru dapat di pahami dengan mudah oleh siswa. Namun agar berbagai manfaat metode pembelajaran bisa tercapai dengan baik, guru harus memahami terlebih dahulu keadaan siswanya. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Bapak Y:

60Wawancara, Dengan Bapak Joni Wilara (Guru PAI) SMP Negeri 14 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 10 Agustus 2021

61Wawancara, Dengan Ibu Hery Kusendang (Guru PAI) SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 13 agustus 2021

39

“Guru biasanya mengharuskan siswa untuk membuat resume tentang materi yang telah disampaikan melalui whatsapp berupa video pembelajaran dengan menggunakan kata-kata dari siswa sendiri dan di kirim keguru dalam bentuk foto”62

Hasil wawancara dengan Ibu CRAyang mengatakan bahwa:

“Selain meresume guru biasanya memberikan pengetahuan tentang keagaaman seperti memberikan tugas hafalan ayat-ayat pendek dan do‟a kepada siswa”.63

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka strategi guru PAI SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) saat melakukan melakukan pembelajaran dengan sistem daring salah satunya dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pandemi saat ini. Guru PAI SMP Negeri kota Bengkulu menggunakan metode pembelajaran resitasi atau penugasan saat sistem daring ini.

Metode resitasi atau penugasan adalah metode pembelajaran yang menekankan pembacaan, pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri melalui sejumlah tugas yang diberikan kepada siswa dan hasilnya di pertanggungjawabkan kepada guru yang bertujuan untuk merangsang siswa agar aktif. Penerapan metode resitasi di SMP Negeri kota Bengkulu dapat dilihat dengan cara guru memberikan tugas meresume dan menghafal ke pada siswanya. Penerapan metode resetasi ini bertujuan agar melatih siswa belajar mandiri dan melatih siswa agar memanfaatkan waktu luangnya untuk menyelesaikan tugas.

c. Memilih Aplikasi Daring Yang Tesedia

Aplikasi adalah tempat untuk membagikan materi ataupun penugasan, selain itu juga bisa digunakan untuk diskusi kelas. Beberapa aplikasi daring yang sudah tersedia seperti whatsapp, classroom, zoom meting, dan goggle meet. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu bapak ibu Y:

62Wawancara, Dengan Bapak Yuser (Guru PAI) SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 18 Agustus 2021

63 Wawancara, Dengan Ibu Cindry Ripi Anisa (Guru PAI) SMPN 7 Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 16 Agustus 2021

40

“Pada saat mengajar daring kami biasanya menggunakan aplikasi whatsapp dan zoom saat memberikan materi ke siswa tentang pelajaran PAI. Sedangkan untuk tugas penilaian harian kami biasanya menggunakan google meet64

Berdasarkan wawancara di atas dapat dilihat bahwa guru PAI SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) pada saat pelaksanaan pembelajaran daring memilih aplikasi whatsapp dan zoom sebagai tempat untuk membagikan materi atau tugas yang berupa video atau foto kepada peserta didik. Sedangkan untuk nilai harian atau latihan guru biasanya menggunakan google meet. Dengan adanya aplikasi ini sangat membantu guru dan siswa saat belajar dengan sistem daring. Penggunaan aplikasi daring merupakan salah satu strategi guru agar siswa tetap mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan tentang Pendidikan Agama Islam dengan baik meskipun dalam konsisi pandemi.

d. Menggunakan Teknik Kerjasama Dengan Wali Murid

Guru menggunakan teknik atau jalan kerjasama dengan wali murid agar pembelajaran dengan sistem ini dapat berjalan dengan baik. Hal ini bertujuan agar wali murid bisa mengawasi anaknya saat berada di rumah.

Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Bapak JW:

“Pada saat melakukan pembelajaran daring ini kami biasanya melibatkan wali murid saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini bertujuan agar saat siswa berada dirumah ada yang mengawasi saat jam pelajaran berlangsung”65

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru PAI SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) saat melakukan pembelajaran daring mengajak wali murid untuk sama-sama mengawasi anaknnya supaya pada saat siswa berada dirumah orang tuanya bisa mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh anaknya karena guru tidak bisa mengontrol siswanya secara

64Wawancara, Dengan Ibu Yuliani (Guru PAI) SMPN 7 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 19 agustus 2021

65Wawancara, Dengan Bapak Joni Wilara (Guru PAI) SMP Negeri 14 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 10 Agustus 2021

41

langsung. Menjalin kerjasama dengan wali murid merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh guru agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien karena jika di awasi oleh orang tuanya siswa pasti akan mengikuti pelajaran dengan baik meskipun di rumah.

e. Menerapkan sistem pembelajaran daring dan luring

Pembelajaran daring dan luring merupakan salah satu bentuk pola pembelajaran di jaman teknologi informasi seperti sekarang ini.

pembelajaran daring adalah pembelajaran yang di lakukan dengan menggunakan jaringan internet sedangkan pembalajaran luring adalah bentuk pembelajaran diluar jaringan internet. Sistem pembelajaran luring dan daring di terapkan pada saat covid 19 ini karena tidak memungkinkan untuk peserta didik hanya belajar daring. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Ibu Y:

“Kami sebagai guru PAI khususnya pada pembelajaran PAI menerapkan sistem pembelajaran daring dan luring di masa pandemi covid 19 ini. Penerapan pembelajaran daring dan luring dilakukan karena tidak mungkin bagi siswa sama sekali tidak mendapatkan pembalajaran secara langsung”66

Hasil wawancara dengan Bapak Y yang mengatakan bahwa:

“Siswa biasanya datang kesekolah sekali dalam seminggu untuk bertanya kepada kami tentang materi yang benar-benar sulit mereka pahami saat pembelajaran daring berlangsung dan kami sebagai guru menjelaskan materi tersebut”67

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa guru SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) menerapkan sistem pembelajaran daring dan luring pada masa pandemi covid 19 ini. Guru menyuruh siswanya datang kesekolah sekali dalam seminggu ini juga adalah salah satu strategi guru agar siswa benar-benar memperoleh pengetahuan tentang pendidikan agama islam dengan baik. Penerapan sistem pembelajaran daring dan luring ini

66Wawancara, Dengan Ibu Yuliani (Guru PAI) SMPN 7 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 19 Agustus 2021

67Wawancara, Dengan Bapak Yuser (Guru PAI) SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 18 Agustus 2021

42

dilakukan karena tidak memungkinkan melakukan pembelajaran full daring dan tidak mungkin melakukan pembelajaran full luring. Penerapan sistem pembelajaran daring dan luring di masa pandemi covid 19 ini bertujuan agar pembelajaran PAI berjalan dengan efektif dan efisien dan menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas dan unggul di bidang agama islam.

f. Memanfaatkan Sarana Dan Prasarana Yang Ada

Sarana dan prasarana belajar merupakan peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Sarana dan prasana berfungsi memudahkan dan memperlancar proses pembelajaran. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Bapak JW:

“Guru harus menggunakan RPP, silabus, dan buku pelajaran PAI saat melakukan pembelajaran sistem daring. Hal ini dilakukan agar guru memilki pedoman saat mengajar dan proses pembelajaran menjadi terstruktur.”68

Hasil wawancara dengan Ibu HK yang mengatakan bahwa:

“Saat pembelajaran daring di masa pandemi ini guru menggunakan leptop dan jaringan internet untuk melakukan pembelajaran. Selain itu peserta didik juga menggunakan android saat belajar”69

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasana yang digunakan oleh guru SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) adalah RPP, silabus, buku pelajaran PAI, leptop, wifi, dan android. RPP dan silabus sebagai pedoman pembelajaran. Buku PAI sebagai sumber pembelajaran bagi guru dan siswa. Leptop, android dan data/wifi adalah alat yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran daring. Kondisi sarana dan prasana sekolah yang kurang memadai seperti jaringan internet yang masih lemot memang menyebabkan proses belajar mengajar kurang

68Wawancara, Dengan Bapak Joni Wilara (Guru PAI) SMP Negeri 14 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 10 Agustus 2021

69Wawancara, Dengan Ibu Hery Kusendang (Guru PAI) SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 13 Agustus 2021

43

efektif tetapi sekolah berusaha semaksimal mungkin agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik salah satunya dengan menyediakan wifi di sekolah hal ini diharapkan bisa memperlancar proses pembelajaran. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan merupakan strategi pembelajaran.

2. Kendala Yang Dihadapi Oleh Guru PAI Saat Sistem Pembelajaran Daring

Kendala adalah permasalahan-permasalahan yang menghambat proses pembelajaran dilakukan. Kendala ini biasanya dapat menyebabkan pembelajaran menjadi kurang optimal untuk dilakukan. Selain itu dapat juga dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar suatu lembaga pendidikan.

Pada saat melakukan pembelajaran dengan sistem daring di SMP Negeri Kota Bengkulu tentu juga mendapat beberapa kendala seperti:

a. Terdapat Siswa Yang Tidak Mempunyai android

Android merupakan alat yang sangat penting untuk digunakan pada saat sistem pembelajaran daring. Dan jika siswa ada yang tidak memiliki android otomatis dia tidak bisa mengikuti pelajaran yang dilakukan selama pandemi. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Ibu CRA:

“Selama proses pembelajaran daring berlangsung ada siswa yang belum memiliki android hal ini tentu menghambat kami saat melakukan pembelajaran PAI karena semua pembelajaran dilakukan melalui android.”70

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa saat melakukan pembelajaran sistem daring di SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru salah satunya adalah terdapat beberapa siswa yang belum memiki android, hal ini berpengaruh pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam karena jika mereka belum memiliki android otomatis mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama

70 Wawancara, Dengan Ibu Cindry Ripi Anisa (Guru PAI) SMPN 7 Kota Bengkulu, Pada

Tanggal 16 Agustus 2021

44

Islam karena semuanya dilakukan melalui android. Hal ini tentu merupakan hambatan bagi guru dan siswa saat melakukan pembelajaran daring.

b. Terdapat Siswa Yang Kurang Memahami Materi Yang Dijelaskan Minimnya waktu saat menjelaskan pembelajaran saat daring yang dilakukan melalui video atau voice note menyebabkan materi yang di sampaikan kurang jelas. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Ibu HK:

“Minimnya waktu untuk kami menjelaskan materi pembelajaran PAI kepada siswa merupakan salah satu kendala bagi kami saat melakukan pembelajaran dengan sistem daring”71

Berdasarkan hasil wawancara di atas saat melakukan pembelajaran sistem daring di SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) dapat dilihat bahwa minimnya waktu untuk menjelaskan materi pembelajaran merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh guru saat melakukan pembelajaran sistem daring. Karena waktu yang sangat singkat membuat materi yang di jelaskan oleh guru sulit untuk di pahami oleh siswa dan hal ini sangat berpengaruh dengan ke efektifan pelajaran PAI sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh guru menjadi kurang optimal.

c. Jaringan Internet Yang Lemot/ Tidak Stabil

Jaringan internet sangat mempengaruhi proses pembelajaran sistem daring jika jaringan internet yang digunakan terdapat masalah otomatis proses pembelajaran juga terganggu. Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Bapak Y:

“Jaringan internet yang tidak stabil dan lemot karena letak geografis rumahnya yang jauh dari jangkauan internet sangat mempengaruhi proses pembelajaran secara daring. Jaringan internet yang tidak stabil membuat siswa kesulitan untuk mengikuti pelajaran PAI”72

71Wawancara, Dengan Ibu Hery Kusendang (Guru PAI) SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 13 Agustus 2021

72 Wawancara, Dengan Bapak Yuser (Guru Pai) Smp Negeri 6 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 18 Agustus 2021

45

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa saat melakukan pembelajaran sistem daring di SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) ada beberapa siswa yang kesulitan mencari sinyal internet karena letak geografis rumahnya yang jauh dari jangkauan internet, hal ini menyebabkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menjadi terkendala karena semua aplikasi yang digunakan saat sistem daring membutuhkan jaringan internet yang kuat.

d. Guru Kesulitan Mengontrol Siswa

Jarak antara guru dan siswa yang jauh membuat guru kesulitan mengontrol siswa saat proses belajar mengajar daring dilakukan.

Sebagaimana peneliti menggali informasi dari informan yaitu Bapak JW: “Pada saat melakukan pembelajaran sistem daring ini kami kesulitan mengotrol siswa karena jarak antara kami dan siswa yang jauh. Kami tidak bisa mengetahui siswa kami benar-benar mengikuti pelajaran PAI atau tidak. Hal ini merupakan kendala bagi kami saat melakukan pembelajaran sistem daring”73

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa saat melakukan pembelajaran sistem daring di SMP Negeri kota Bengkulu (SMP Negeri 7, SMP Negeri 14, dan SMP Negeri 6) guru kesulitan untuk mengotrol siswa mereka karena jarak antara guru dan siswa yang jauh.

Hal ini menjadi salah satu hambatan bagi guru saat mengajar karena guru tidak bisa melihat secara langsung siswa saat proses belajar mengajar berlangsung.

e. Terdapat Guru Yang Kurang Memahami Aplikasi Daring

Pada saat pembelajaran dengan sistem daring penggunaan aplikasi daring sangat penting oleh karena itu guru harus bisa menggunakan media aplikasi daring karena jika guru tidak bisa menggunakan media aplikasi daring otomatis pembelajaran daring juga mendapatkan

73Wawancara, Dengan Bapak Joni Wilara (Guru PAI) SMP Negeri 14 Kota Bengkulu, Pada Tanggal 10 Agustus 2021

Dokumen terkait