• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kualitas Sabun Mandi Cair

Gel daun lidah buaya mengalami penurunan pH setiap minggunya. Hal ini disebabkan karena pada saat daun masih segar (bentuknya berupa gel), pH-nya mendekati basa.Tetapi, apabila daun sudah mulai layu (wujudnya berubah menjadi cairan yang lebih encer), pH-nya mendekati asam.

5.2. Uji Kualitas Sabun Mandi Cair

Walaupun terjadi penurunan pH pada sabun mandi cair yang dibuat, penurunan pH tidak signifikan yang berarti bahwa pH sabun mandi cair relatif stabil.

Apabila ketiga formula sabun mandi cair yang mengandung berbagai konsentrasi VCO dibandingkan, maka formula sabun mandi cair yang memiliki pH yang paling mendekati SNI adalah pH yang mengandung VCO 20%. Sehingga dapat dikatakan bahwa sediaan sabun mandi cair yang memenuhi persyaratan SNI berdasarkan nilai pH-nya adalah sabun mandi cair yang mengandung VCO 20%.

5.2.2 Viskositas

Tabel V.5.

Hasil Pengamatan Viskositas (cP) Sabun Mandi Cair Selama 30 Hari Waktu Penyimpanan

Hari Formula 1 Formula 2 Formula 3

1 88,5 90,2 100,3

87,9 89,7 99,7

88,3 90,4 100,4

3 87,5 89,2 99,8

87,8 87,6 98,6

86,8 88,9 98,7

7 86,7 89,1 99,3

83,4 85,7 98,7

81,3 88,8 99,8

84,6 87,4 97,4

14 81,9 83,8 97,2

80,7 86,9 95,8

80,8 82,9 93,2

30 79,6 80,1 93,8

79,2 81,7 92,7

Dari tabel terlihat bahwa selama penyimpanan terjadi penurunan viskositas sabun mandi cair. Hal tersebut terjadi karena zat aktif di dalam sabun mandi cair,

yaitu gel daun lidah buaya mengalami pemutusan rantai polimer, baik karena proses pembuatan maupun adanya reaksi dengan bahan tambahan lainnya. Berdasarkan literatur, viskositas sediaan sabun mandi cair yang memenuhi persyaratan adalah antara 60-90 cP (Harry, 1973).

Apabila viskositas ketiga formula dibandingkan, maka formula yang mengandung VCO 20% yang memenuhi persyaratan. Walaupun terjadi penurunan viskositas pada sabun mandi cair yang dibuat, tetapi penurunan viskositas tidak signifikan yang berarti bahwa viskositas sabun mandi cair relatif stabil.

5.2.3 Tinggi dan Kestabilan Busa

Tabel V.6.

Hasil Pengamatan Tinggi (mm) dan Kestabilan Busa Sabun Mandi Cair Selama 5 Menit Waktu Pengamatan

No Formula 1 Formula 2 Formula 3

t0 t5 t0 t5 t0 t5

1 84,5 72,3 105,4 80,6 114,4 60,8 2 85,7 73,5 105,7 82,5 114,1 61,2 3 85,2 72,6 104,6 81,8 112,7 61,5 Keterangan:

t0 : Waktu awal pengocokan

t5 : Waktu setelah 5 menit pengocokan

Tinggi busa sabun mandi cair pada saat t0 dan t5 telah memenuhi persyaratan, dimana pada literatur disebutkan bahwa sediaan memenuhi syarat jika tinggi busanya 13-220 mm (Harry, 1973). Selain itu, kestabilan tinggi busa setelah didiamkan selama 5 menit, jika ketiga sediaan dibandingkan, maka sabun mandi cair yang mengandung VCO 20% memiliki angka yang tertinggi. Hal ini berarti dalam

formula sabun mandi cair dengan VCO 20%, zat pembusa (natrium lauril sulfat) memiliki efektivitas yang paling optimum.

5.2.4. Kadar Alkali Bebas

Kadar = , x 100%

Tabel V.7.

Hasil Pengamatan Kadar Alkali Bebas Sabun Mandi Cair

No

Formula 1

Formula 2

Formula 3

1 0% 0% 0%

2 0% 0% 0%

3 0% 0% 0%

Pada semua formula sabun mandi cair tidak terdapat alkali bebas. Hal ini ditunjukkan dari hasil pemanasan sabun mandi selama 30 menit menghasilkan warna bening berarti mengindikasikan bahwa di dalam sabun mandi tidak terkandung alkali bebas. Hal ini disebabkan karena pada pembuatan basis sabun cair dilakukan pemanasan yang lama hingga sabun menjadi pasta yang kering sehingga kalium hidroksida yang merupakan salah satu pembentukan basis sabun sudah bereaksi sempurna dengan VCO. Indikasi dari reaksi antara VCO dan kalium hidroksida sudah sempurna adalah dengan tidak adanya alkali bebas yang terkandung dalam sabun mandi cair.

5.2.5 Pelepasan Bahan Aktif

Kadar =

x 100%

Tabel V.8.

Hasil Pengamatan Pelepasan Bahan Aktif Sabun Mandi Cair No Formula 1 Formula 2 Formula 3

1 18,681% 25,724% 30,634%

2 18,524% 25,122% 30,290%

3 17,857% 23,687% 29,613%

Rata-rata 18,354% 24,844% 30,179%

Berdasarkan hasil perhitungan, rata-rata jumlah bahan aktif yang dilepaskan dari basis sabun mandi cair dengan VCO 10% adalah 18,354%. Kadar bahan aktif yang dilepaskan ini di atas standar minimal yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu 15%. Semakin tinggi kadar VCO, maka semakin tinggi pula kadar zat aktif yang dilepaskan walaupun penambahan gel daun lidah buaya dan madu dalam jumlah yang sama. Hal ini disebabkan karena di dalam VCO yang berfungsi sebagai basis juga memiliki kandungan bahan aktif, yaitu golongan asam lemak seperti asam stearat, asam palmitat, dan asam laurat.

Apabila semua formula sabun mandi cair dibandingkan, maka formula yang mengandung VCO 30% memiliki rata-rata kadar pelepasan bahan aktif yang paling tinggi yaitu 30,179%. Namun secara keseluruhan, semua formula sabun mandi cair memenuhi persyaratan kadar bahan aktif menurut SNI.

5.2.6 Bobot Jenis

Tabel V.9.

Hasil Pengamatan Bobot Jenis (g/mL) Sabun Mandi Cair

No

Formula 1

Formula 2

Formula 3

1 1,018 1,060 1,082

2 1,020 1,050 1,070

3 1,022 1,048 1,060

Rata-rata 1,020 1,053 1,071

Terlihat dari tabel di atas, bahwa semakin banyak penambahan VCO, maka dapat menyebabkan nilai bobot jenis sabun mandi cair meningkat. Konsentrasi VCO menentukan kekentalan sabun mandi, sehingga dengan semakin tinggi konsentrasi VCO maka akan mengakibatkan nilai bobot jenis sabun mandi cair meningkat.

Bobot jenis untuk sabun mandi cair yang dipersyaratkan dalam SNI adalah antara 1,01-1,1 g/ml. Apabila ketiga formula dibandingkan, formula dengan VCO 10%, VCO 20%, dan VCO 30% sudah memenuhi persyaratan SNI. Peningkatan bobot jenis disebabkan karena semakin besar penambahan VCO, maka akan meningkatkan kekentalan sehingga meningkatkan nilai bobot jenis sabun mandi cair.

5.2.7 Angka Lempeng Total

Tabel v.10.

Hasil Pengamatan Angka Lempeng Total (koloni/g) Sabun Mandi Cair Pada Hari ke-14 Penyimpanan

No Formula 1 Formula 2 Formula 3

1 0 0 0

2 0 0 0

3 0 0 0

Pada penelitian, sabun mandi cair dibuat dengan penambahan gel daun lidah buaya sebanyak 10% dan madu 2,5%, dimana keduanya mempunyai aktivitas untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dikarenakan gel daun lidah buaya mengandung berbagai macam zat seperti kompleks antrakuinon, aloin, barbaloin, isobarbaloin, antranol, aloe emodin, antrasen, asam aloat, ester asam sinamat, asam krisofanat, minyak eteral, dan resistanol yang memiliki efek sebagai senyawa antibakteri dan mempunyai kandungan antibiotik (Furnawanthi, 2002). Madu juga memiliki efek sebagai antimikroba karena memiliki karakteristik tingkat keasaman yang tinggi, gula dengan konsentrasi tinggi, kandungan protein rendah dan mengandung hidrogen peroksida. Oleh karena itu, pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan ditambahkannya gel daun lidah buaya dan madu.

Pada SNI, angka lempeng total yang dipersyaratkan untuk sabun mandi cair adalah maksimal 1x105 koloni/g. Dengan demikian, semua formula sabun mandi cair yang dibuat sudah memenuhi persyaratan angka lempeng total.

5.3 Uji Iritasi Pendahuluan Sabun Mandi Cair

Dokumen terkait