• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas masing-masing Manager yang tersusun pada struktur organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Branch Manager, mempunyai tugas :

a. Melakukan pengembangan kegiatan sales dan marketing.

b. Melakukan pengembangan sumber daya manusia.

c. Memeriksa da bertanggung jawab terhadap pengeluaran biaya sales dan operasional.

d. Menyetujui transaksi kredit sesuai dengan ketentuan local.

e. Melakukan pengawasan keuangan.

f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan perusahaan.

g. Bertanggung jawab ataspelaksanaa prosedur kerja.

h. Bertanggung jawab atas kinerja karyawan.

i. Bertanggung jawab atas pencapaian budget.

j. Bertanggung jawab kepada manager direktur.

2. Marketin Supervisor, membawahi : a. Sales Representatif, tugasnya :

1. Mencari peluang pangsa pasar.

2. Membuat penawaran dan melakukan pengecekan atas isi penawaran.

3. Mengajukan surat penawaran.

b. Cash Sales Front Line, tugasnya : 1. Membuat laporan kasir.

2. Membuat bukti penerimaan dan pengeluaran cass.

3. Melakukan penyetoran dan pengambilan dana di Bank.

4. Membuat permintaan atas surat transfer.

3. Operasional supervisor, membawahi : a. Customer Service, tugasnya :

1. Melakukan sales visit ddan marketing.

2. Membuat laporan sales visit.

3. Mengawasi kegiatan operasional.

4. Membuat penawaran dan menetapkan harga jual sesuai yang telah ditetapkan.

5. Melakukan peninjauan kontrak dan inspeksi.

6. Menerima order dari pelanggan atau cabang/agen.

b. Checker POD, tugasnya :

1. Entry data POD (Prove Of Delivery).

2. Mengirim data Up Load ke Jakarta.

3. Mengecek POD yang ada untuk dicocokkan dengan delivery Runssheet.

c. Courier (rider/driver), tugasnya :

1. Mengantar barang sesuai dengan alamat yang tertera pada connote, dan menyerahkan barang dengan meminta tanda tangan dan nama jelas penerima pada connote atau resi sedangkan tanggal dan jam ditullis oleh kurir itu sendiri.

4. Financial Supervisor, membawahi : a. Accounting, tugasnya :

1. Merupakan salah satu departemen yang melakukan pembukuan.

2. Membuat laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut

b. Invoicher, tugasnya :

1. Membuat dan menerbitkan invoicher untuk tagihan kepada pelanggan.

c. Collector, tugasnya :

1. Melakukan tagihan kepada pelanggan yang sudah jatuh tempo.

.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Operasional

Pada prinsipnya tujuan audit opersional adalah untuk memberikan saran- saran perbaikan kepada manajemen atau kondisi operasional yang berjalan dalam usaha untuk memperbaiki dan menghindari kelemahan-kelemahan yang mungkin timbul dikemudian hari. Di samping itu audit operasional juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memeriksa kehematan, efesiensi dan efektifitas suatu atau beberapa kegiatan dan juga menilai apakah cara-cara atau metode-metode pengolahan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik.

Apabila dalam pemeriksaan keuangan pemeriksa banyak menitikberatkan kepada bukti pendukung (evidence) yang terdiri dari catatan-catatan atau bukti pendukung saja, maka pada audit operasional pemeriksa dituntut untuk mengamati dan menilai kegiatan yang melatar belakangi bukti-bukti tersebut.

B. Sasaran Audit Operasional

Adapun yang menjadi sasaran dan ruang lingkup audit operasional, antara lain :

1. Untuk menilai sejauh mana manajemen telah mengambil langkah lanjut atas rekomendasi temuan hasil pemeriksaan.

2. Untuk melaporkan rekomendasi yang telah, sedang atau tidak dapat ditindak

41

Lanjuti kepada pimpinan atau manajemen dan kepada APFP yang terkait dengan sebelumnya.

C. Kriteria Pelaksanaan Tindak Lanjut Audit Operasional Adapun criteria dari audit opersional, antara lain :

1. Tanggung jawab pelaksanaan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan harus ditetapkan secara jelas.

2. Tindakan yang diambil harus sesuai dengan rekomendasi dan mendapat persetujuan oleh pihak yang berwenang.

3. Tindakan harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan pada rencana tindak lanjut dan sejalan dengan dokumen atau bukti yang riil.

D. Proses Pengiriman Barang Pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar Dengan Sistem Door to Door Service

Adapun sistem pengiriman barang yang dilakukan oleh PT. TIKI JNE, yaitu antara lain :

1. Menerima order

Pada tahap ini di mana customer akan menghubungi melalui telepon atau sms dengan menyebut nama alamat (rumah, kantor atau perusahaan), jika customer sudah menjadi pelanggan tetap maka cukup menyebut nama perusahaanya, semua obrolan dicatat dalam order sheet (daftar pick up).

2. Rider/driver Pick Up

Petugas pick up berangkat untuk menjemput barang, namun sebelum berangkat harus mencatat daftar pick up pada order sheet dan sebelum kembali

ke kantor terlebih dahulu menghubungi traffic control (customer service) jika terjadi pick up-an tambahan dan traffic control akan menyampaikan melalui telepon atau sms.

3. Pengukuran berat/volumetric dan tafif

Barang yang akan dikirim baik dokumen maupun paket harus ditimbang atau diukur berat/volumetric, agar dapat ditentukan harga/tarif yang akan dikenakan.

4. Pembuatan connote (resi pengiriman)

Resi ini dibuat untuk setiap satu alamat tujuan dan merupakan bukti serah terima antara pengirim dengan pihak perusahaan.

5. Pembuatan manifest

Manifest adalah rekapitulasi barang-barang yang akan dikirim. Manifest ini sebagai bukti banyaknya barang yang dikirim.

6. Baging

Barang yang bias masuk dalam karung dimasukkan ke karung agar tidak tercecer, sekaligus untuk menentukan jumlah koli yang akan dikirim, pada karung dituliskan kota tujuan dan beratnya dengan spidol besar.

7. Timbang

Penimbangan dilakukan untuk pembuatan surat muatan udara agar dapat diketahui berapa koli, berapa berat persatu koli.

8. Pemberangkatan ke bandara

Apabila barang yang akan dikirim sudah selesai prosedur di atas maka barang diberangkatkan ke bandara untuk diserah terimahkan ke pihak gudang airlines

yang akan mengangkut barang tersebut untuk penanganan selanjutnya.

9. SMU/AWB dalam hal ini dikeluarkan oleh perusahaan airlines sebagai surat atau bukti untuk barang-barang yang akan dimuat pada pesawat udara, yang jumlah koli dan berat barang yang akan tercantum di dalamnya.

E. Perkembangan Penjualan Jasa Ekspedisi

Perkembangan penjualan pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar dari tahun ketahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel. 5

Data Realisai Penjualan Jasa Periode 2009-2013 Pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar

Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan 2009

2010 2011 2012 2013

450.250.368 511.542.245 650.584.298 659.364.000 710.104.000

445.500.000 691.395.433 587.296.524 598.427.356 897.372.602 Sumber PT. TIKI JNE Cabang Makassar

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa volume penjualan pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar selama lima tahun terakhir terus mengalami perubahan. Pada tahun 2009 target penjualan sebesar Rp. 450250.368 dan terealisasi penjualan sebesar Rp. 445.500.000 kemudian pada tahun 2010 target penjualan sebesar Rp.

511.542.245 dan terealisasi sebesar Rp. 691.395.433. Pada tahun 2011 target penjualan sebesar Rp. 650.584.298, terealisasi sebesar Rp 587.296.524. Lalu pada

tahun 2012 target penjualan sebesar Rp. 659.364.000 dan terealisasi sebesar Rp.

598.427.356. kemudian pada tahun 2013 target penjualan sebesar Rp. 710.104.

000 dan terealisasi sebesar Rp. 897.372.602.

Pada tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa volume penjualan pada PT.

TIKI JNE Cabang Makasar selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun yang mengakibatkan perkembangan yang tidak menentu karena adanya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan penjualan jasa ekspedisi yang sejenis.

Untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan secara drastic maka setiap langkah dalam aktivitas manajemen haruslah efektif dan efisien.

F. Pelaksanaan Audit Operasional

Pelaksanaan audit operasional atas aktivitas penjualan jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar dilakukan oleh internal auditor, yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor yang langsung didatangkan dari kantor pusat Jakarta. Waktu yang digunakan untuk mengaudit kurang lebih 3 (tiga) minggu dimana pelaksanaannya bersifat rutin satu kali setahun dan biasanya dilakukan pada bulan November.

Dalam audit tersebut, internal auditor mengumpulkan jenis-jenis bukti audit tertentu yang diperoleh selama proses pemeriksaan, dimana metode pengumpulan bukti pemeriksaan itu dilakukan melalui kuesioner yang datanya diperoleh dari karyawan/karyawati PT. TIKI JNE Cabang Makassar yang berada di bagian penjualan.

Berikut adalah hasil dari 27 kuesioner yang diberikan penulis kepada karyawan/karyawati PT.TIKI JNE Cabang Makassar pada bagian penjualan :

No Pertanyaan Ya Tidak A

1

perencanaan pemeriksaan

apakah jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan pada aktivitas penjualan jasa (pengiriman barang) PT. TIKI JNE Cabang Makassar telah

ditetapkan? 27 0

2 Apakah ada tujuan yang akan dicapai dalam pemeriksan manajemen terhadap aktifitas penjuala jasa pada PT.TIKI JNE Cabang

Makassar? 27 0

3 Apakah telah ditentukan jumlah pemeriksaan yang akan melaksanakan pemeriksaan pada fungsi penjualan jasa PT.TIKI JNE Cabang

Makassar? 27 0

4 Apakah pekerjaan dan tanggung jawab masing- masing fungsi yang telah dilakukan sesuai dengan pembagian tugas dalam struktur

organisasi? 27 0

B.

1

Pengumpulan bukti – bukti ferforma

Apakah setiap barang yang masuk dibuatkan

bukti? 27 0

2 Apakah setiap engiriman barang dibuatkan slip

pengiriman barang? 27 0

3 Apakah setiap penerimaan uang untuk

pengiriman barang dibuatkan bukti? 27 0

4 Apakah dibuatkan laporan pngiriman barang

tiap hari, minggu, dan bulan? 27 0

C.

1

Analisis penyelidikan penyimpangan/deviasi Apakah penetapan harga cukup layak jika di badingkan dengan yang berlaku diperusahaan sejenis?

27 0

2 Apakah setiap pengiriman barang selalu tepat waktu atau tidah pernah mengalami

keterlambatan? 27 0

3 Apakah dalam setiap pengiriman barang pernah

mengalami cacat hingga sampai ditujuan? 27 0 4 Apakah dalam pencatatan pengiriman barang

secara fisik sama dengan yang ada pada bagian

pembukuan? 27 0

5 Apakah telah dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih antara

anggaran dan realisasi penjualan? 27 0

D.

1 Menentukan tindakan korektif 27 0

Apakah ada ganti rugi dari pihak perusahaan bilamana ada barang yang rusak/cacat?

2 Apakah setiap terjadi kesalahan pencatatn

dilakukan jurnal koreksi? 27 0

3 Apakah manajer pemasaran PT.TIKI JNE Cabang Makassar mengadakan evaluasi kerja

terhadap aktivitas penjualan jasanya? 27 0

4 Apakah manajer penjualan PT.TIKI JNE Cabang Makassar yang mementau dan

membuat penjualan jasa (pengiriman barang)? 27 0 E.

1

Melaporkan hasil manajemen audit

Apakah hasil pemeriksaan pada aktivitas penjualan jasa (pengiriman barang) PT.TIKI JNE Cabang Makassar dilaporkan dalam

bentuk tertulis atau lisan? 27 0

2 Apakah hasil pemeriksaan manajemen pada aktifitas penjualan jasa (pengiriman barang) PT.TIKI JNE Cabang Makassar dibandingkan

dengan hasil sebelumnya? 27 0

3 Apakah laporan kinerja penjualan cabang diperiksa oleh manajer pemasaran dan

pimpinan regional? 27 0

Melihat hasil dari 27 kuesioner yang diberikan penulis kepada karyawan/karyawati PT.TIKI JNE Cabang Makassar pada bagian penjualan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Perencanaan pemeriksaan

1. Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan pada aktifitas penjualan jasa (pengeriman barang) PT. TIKI JNE Cabang Makassar telah ditetapkan 2. Ada tujuan yang akan dicapai dalam pemeriksaan manajemn terhadap

aktifitas penjualan jasa pada PT.TIKI JNE Cabang Makassar

3. Telah ditentukan jumlah pemeriksaan yang akan melaksanakan pemeriksaan pada fungsi penjualan jasa PT.TIKI JNE Cabang Makassar

4. Pekerjaan dan tanggung jawab masing – masing fungsi yang telah dilakukan sesuai dengan pembagian tugas dalam struktur organisasi b. Pengumpulan bukti – bukti ferforma

1. Setiap barang yang masuk dibuatkan bukti

2. Setiap pengiriman barang di buatkan slip pengiriman barang 3. Setiap penerimaan uang untuk pengiriman barang dibuatkan bukti 4. Dibuatkan laporan pengiriman barang tiap hari, minggu, dan bulan c. Analisi penyelidikan penyimpangan/deviasi

1. Penetapan harga cukup layak jika dibandingkan dengan yang berlaku diperusahaan sejenis

2. Setiap pengiriman barang selalu tepat waktu atau tidak pernah mengalami keterlambatan

3. Dalam setiap pengeriman barang pernah mengalami cacat hingga sampai tujuan

4. Dalam pencatatan pengiriman barang secaraa fisik sama dengan yang ada pada bagian pembukuan

5. Telah dilakukan analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih antara anggaran dan realisasi penjualan

d. Menentukan tindakan korektif

1. Ada ganti rugi dari pihak perusahaan bilaman mana ada barang yang rusak/cacat.

2. Setiap terjadi kesalahan pencatatan dilakukan jurnal koreksi

3. Manajer pemasaran PT. TIKI JNE Cabang Makassar mengedakan evaluasi kerja terhadap aktifitas penjualan jasanya

4. Manajer penjualan PT. TIKI JNE Cabang Makassar yang memntau dan membuat penjualan jasa (pengiriman barang)

e. Melaporkan hasil manajemen audit

1. Hasil pemeriksaan pada aktifitas penjualan jasa (pengiriman barang) PT.TIKI JNE Cabang Makassar dilaporkan dalam bentuk tertilis dan lisan 2. Hasil pemeriksaan manajemen pada aktivitas penjualan jasa (pengiriman barang) PT.TIKI JNE Cabang Makassar dibandingkan dengan hasil sebelumnya

3. Laporan kinerja penjualan cabang diperiksa oleh manajer pemasaran dan pimpinan regional.

Sedangkan pelaksanaan serangkaian audit operasional atas aktivitas penjualan jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar yang dilakukan oleh internal auditor, mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Survey Pendahuluan

Tahap survey pendahuluan merupakan tahap awal dalam melakukan audit operasional. Berdasarkan pengamatan dan langkah awal yang telah dilakukan, penulis melakukan pemberian kuesioner sebanyak 27 rangkap kepada karyawan yang ada di unit kerja penjualan. Hal itu dilakukan agar diperoleh data – data mengenai objek yang akan diperiksa

2. Pengujian atas system pengendalian manajemen

Sebelum memasuki tahap pemeriksaan lanjutan, auditor harus terlebih dahulu mengumpulkan informasi praktis mengenai sitem pengendalian terhadap kegiatan – kegiatan yang sedang diperiksa. Berdasarkan pengujian atas system pengendalian manajemen dapat penulis simpulkan bahwa:

a. Mengenai system – system dan prosedur – prosedur telah dilakukan secara efektif dan efesien yaitu dalam usaha mencapai tujuan yang dimaksud

b. Telah dulakukannya evaluasi kerja terhadap aktifitas penjualan jasa yang dilakuan oleh manajer pemasaran PT. TIKI JNE Cabang Makassar.

3. Pengujian Terinci

Pelaksanaan pengujian terinci dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang temukan oleh auditor.

Dalam pengujian terinci ada beberapa sasaran yang telah dicapai sasaran tersebut mencakup hal – hal sebagai berikut :

a. Adanya ketaatan pada kebijaksanaan – kebijaksanaan yang sudah ditetapkan

b. Adanya pencapaian tujuan yang tetah ditetapkan c. Adanya efesiensi dalam beroperasi

d. Adanya efesiensi dan kehematan dalam mengguanakan sumber dana dan daya.

4. Temuan pemeriksaan

Setelah dilakukan pengujian terinci maka akan diperoleh beberapa temuan

pemeriksaan. Adapun beberapa temuan yang penulis dapatkan antara lain :

 Temuan yang bersifat positif

a. Dalam aktifitas penjualan jasa ekspedisi, pelaksanaannya telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan b. Data realisasi penjualan jasa telah sesuai dengan realisasi penjualan

 Temuan yang bersifat negative

a. Tidak semua karyawan pada bagian penjualan jasa mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka

b. Dalam pengiriman barang pernah mengalami cacat hingga sampai ketempat tujuan

c. Tidak dilakuannya penelitian tentang latar belakang pendidikan serta training untuk meyakinkan bahwa karyawan bagian penjualan yang menangani pengiriman barang berkompoten atau tidak.

Dari temuan diatas dapat dilihat bahwa pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar, dalam melaksanakan pemeriksaan secara rinci terhadap pelaksanaan penjualan jasa ekspedisi, auditor melakukan penelahan lebih lanjut dari permasalahan yang terjadi

5. Rekomendasi

Permasalahan–permasalhan yang ditemukan dalam pengujian terinci merupakan landasan bagi auditor dalam pengajuan rekomendasi.

Dari permasalahan yang ditemukan dalam pengujian terinci, penulis mengajukan beberapa rekomendasi perbaikan atas temuan yang bersifat negatif, yaitu :

a. 1) Kondisi

Tidak semua karyawan/karyawi pada bagian penjualan mampu untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka

2) Kriteria

Karyawan yang terampil, tekun, bertanggung jawab serta memiliki

kemampuan dibidangnya masing-masing, merupakan modal utama untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan.

3. Akibat

Proses penyelesaian pekerjaan yang berlangsung lama dan berlarut-larut, yang lebih lanjut akan menyebabkan kinerja sumber daya manusia kurang baik, khususnya dalam menganalisa penjualan jasa ekspedisi dalam hal pengiriman barang. Analisa yang kurang tepat dapat menimbulkan sutu masalah.

4. Rekomendasi

Memberikan pelatihan teknis yang bersifat rutin dan berkesinambungan, sehingga karyawan/karyawi baru yang bergabung dalam divisi penjualan bias mendapatkan pengetahuan dari pelatihan tersebut. Selain itu materi yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang ada.

b. 1) Kondisi

pendidikan serta training untuk meyakinkan bahwa personil bagian penjualan yang menangani pengiriman barang berkompeten atau tidak.

2) Kriteria

Karyawan/karyawati yang memiliki pengetahuan, terampil, tekun, bertanggungjawab serta memiliki kemampuan yang tinggi di bidangnya masing-masing merupakan modal utama untuk melksanakan tugas atau pekerjaan.

3) Akibat

Kurangnya kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya.

4) Rekomendasi

Melakukan penyeleksian untuk menyaring karyawan – karyawan yang berkompeten di bidangnya khususnya di bagian penjualan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pegawai, berkompeten atau tidak dalam melaksanakan tugasnya karena kemampuan dan keahlian yang tinggi merupakan modal yang utama dalam melaksanakan pekerjaannya khususnya mengenai masalah pengiriman barang yang memang membutuhkan penanganan yang serius.

6. Pelaporan

Penyusunan hasil audit merupakan akhir dalam proses audit operasional yang mencerminkan kredibilitas dan profesionalisme pemeriksa.

Berdasarkan analisa data tahap audit operasional di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas aktivitas penjualan jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan kriteria audit operasional.

Hal ini dapat dilihat dari tahap audit operasional atas aktivitas penjualan jasa pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar, yang terdiri dari : tahap survey pendahuluan, pengujian atas system pengendalian manajemen, pengujian terinci, pengembangan temuan-temuan, rekomendasi dan pelaporan. Dimana semua tahap ini dilakukan dengan teliti. Demikian halnya dalam kegiatan penjualan jasa ekspedisi pelaksanaannya telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan perusahaan

Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya dapat diterima kebenarannya, karena dapat dibuktikan

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan audit opersional atas aktivitas penjualan jasa ekspedisi pada PT.

TIKI JNE Cabang Makassar, telah sesuai dengan criteria audit operasional atau standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hanya saja jumlah auditor yang melakukan audit biasanya Cuma satu orang, hal ini menyebabkan terbatasnya watku dan tenaga untuk meneliti seluruh dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penjualan jasa ekspedisi. Demikian halnya dengan waktu pelaksanaan audit yang dilakukan secara berkala tersebut yaitu setiap setahun sekali, sedang waktunya terlalu lama, hal ini bias menimbulkan munculnya masalah yang terlambat diketahui.

2. Sistem yang diterapkan dan kemampuan dari sumber daya manusia yang dimiliki masih terdapat kekurangan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan yang diberikan oleh pihak perusahaan dalam hal pengiriman barang.

3. Aktifitas penjualan jasa ekspedisi pada PT. TIKI JNE Cabang Makassar, pelaksanaannya telah dijalankan dengan baik dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

55

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam audit operasional atas aktifitas penjualan jasa ekspedisi, jumlah auditor yang akan melakukan proses audit hendaknya ditambah, hal ini dilakukan untuk mengefisienkan wakitu dan tenaga untuk memriksa seluruh dokumen- dokumen yang berkaitan dengan penjualan jasa ekspedisi. Begitu pula dengan kegiatan audit yang dilakukan setiap setahu sekali, sebaiknya dilakukan setiap enam bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar masalah yang terjadi dapat segera diketahui dan ditangani secara tepat waktu, sehingga permasalhan tersebut tidak berkembang lebih luas lagi.

2. Hendaknya meningkatkan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan secara rutin dan berkesinambungan agar karyawan baru yang bergabung dalam divisi penjualan bias mendapatkan pengetahuan dari pelatihan tersebut dan melakukan penyeleksian untukn menyaring personil- personil yang berkompeten di bidangnya, khususnya di bagian penjualan jasa.

3. Aktifitas penjualan jasa ekspedisi yang telah ditetapkan hendaknya tetap dipertahankan dan dijalankan sesuai dengan tahapan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dokumen terkait