BAB 3 EKSPLORASI PRAKTIK PENERAPAN
C. Validasi dan Uji Model
1. Validasi Model
Proses validasi model bertujuan untuk melihat apakah output ukuran kinerja model simulasi telah sesuai dengan ukuran kinerja nyata atau dengan kata lain untuk
Variabel Dimensi Output
SEM-PLS
LEA 1.1.1 Komitmen dan pola kepemimpinan Valid
LEA 1.1.3 Kepedulian lingkungan dijelaskan dalam visi atau misi perusahaan. Valid POL 1.2.1 Kepatuhan terhadap persyaratan hukum, lingkungan, dan program audit Valid POL 1.2.2 Protokol operasi dan pemeliharaan bangunan, peralatan listrik dan mekanik Valid POL 1.2.3 Struktur organisasi yang mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan Valid POL 1.2.4 Integrasi lintas fungsi antar departemen untuk penghijauan berkelanjutan Valid
PEO 1.3.1 Ketersediaan sumber daya pemeliharaan dan perawatan Valid
PEO 1.3.2 Pelatihan dan pengembangan kompetensi staff yang berkelanjutan Valid
PEO 1.3.3 Kompensasi, imbalan, dan pengakuan atas prestasi kerja Valid
PEO 1.3.5 Mendorong penggunaan material biodegradable Valid
ONM 2.1.1 Melakukan pencatatan pemeliharaan aset Valid
ONM 2.1.2 Melakukan perencanaan dan penjadwalan operasi pemeliharaan Valid ONM 2.1.4 Melakukan tinjauan dan evaluasi proses operasional dan pemeliharaan yang telah dilakukan Valid
MNC 2.2.1 Pemantauan kinerja aset dan sistem bangunan Valid
MNC 2.2.2 Evaluasi dan manajemen risiko Valid
MNC 2.2.3 Memiliki sistem kontrol manajemen energi (pencahayaan, HVAC, dll) Valid
MNC 2.2.4 Pengukuran kinerja efisiensi energi Valid
MNC 2.2.5 Kontrol pencahayaan yang fleksibel untuk mengoptimalkan penghematan energi Valid
MNC 2.2.6 Peningkatan commissioning sistem energi bangunan Valid
MNC 2.2.7 Pengendalian kualitas pencahayaan, kenyamanan & acustic visual Valid MNC 2.2.8 Pengendalian polusi dan efektifitas sirkulasi udara dalam ruang (misal : asap tembakau, dll) Valid PRO 2.3.1 Memilih penyedia jasa/pemasok/kontraktor hijau (mis: memiliki ISO 14001) Valid
PRO 2.3.2 Menggunakan material ramah lingkungan Valid
FIN 2.4.3 Analisis siklus hidup finansial (Financial life cyle analysis) atas transaksi yang dilakukan Valid FIN 2.4.5 Cost-efective dan fair price (transaksi dilakukan dengan harga bersaing dan wajar) Valid
OCC 2.5.1 Pengelolaan occupant behaviour (perilaku penghuni) Valid
OCC 2.5.2 Mempromosikan kesehatan dan keselamatan di lingkungan bangunan Valid OCC 2.5.3Occupant survey untuk Indoor Environmental Quality (kualitas lingkungan dalam ruangan) Valid
OCC 2.5.4 Mengelola occupant feedback (masukan penghuni/pengguna) Valid
Indikator
Support & facillitating
Leadership
Policy
People
Occupant
Management Practices
Operation &
Maintenance
Monitoring &
Controlling
Procurement Finance
memastikan apakah model yang dihasilkan mampu untuk menghasilkan output sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.
Pada proses validasi ini menggunakan metode Delphi dengan menyebarkan kuesioner hasil pengujian sebelumnya yang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak SPSS untuk mengetahui kesesuaian dan kemudian dilengkapi dengan evaluasi model. Pada proses validasi ini menggunakan 6 responden yang sebelumnya terlibat pada awal penelitian. Responden tersebut dipilih berdasarkan latar belakang keahlian dan bidang kerja, khususnya terkait dengan tanggung jawab terhadap bangunan yang mereka kelola. Adapun tingkat pengembalian kuesioner dari 6 responden yang terlibat tersebut pada proses validasi ini adalah 100%.
Pada validasi model ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :
H0 = Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model
H1 = Terdapat perbedaan perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model
Adapun hasil dari rangkaian pengujian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah berdistribusi normal atau tidak. Salah satu uji normalitas yang umum dipakai untuk sample yang berjumlah kecil (< 50 data) adalah uji Shapiro Wilk.
Tabel Uji Normalitas
Berdasarkan hasil di atas diperoleh nilai Shapiro- Wilk Sig diperoleh hasil 0,464 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan telah terdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas yang digunakan dalam uji independent sample T telah terpenuhi.
b. Uji Hipotesis
Pada pengujian hipotesis ini dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan H1
ditolak
2) Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1
diterima
Tabel Group Statistic Kelompok
Berdasarkan Group Statistik, data diambil dengan menggunakan 6 responden dengan nilai rata-rata dari akumulasi indikator pada X1 (indikator model) sebesar 21,0 dan X2 (implementasi model) sebesar 20,8.
Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan yang tersebut signifikan atau tidak maka diperlukan penafsiran berdasarkan output Independent samples T-Test sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel Independent Samples Test
Pada output di atas, nilai Sig. Levene Test for Equality of Variance berdasarkan equal variances assumed diketahui sebesar 0,645 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data dari kelompok data (X1 dan X2) adalah homogen atau sama (Sujarweni, 2014).
Kemudian berdasarkan equal variances assumed dengan menggunakan Sig (2-tailed) 0,927 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan Independent Sample T Test maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 di tolak. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model.
Untuk melengkapi hasil di atas, maka uji hipotesis dilengkapi/dilanjutkan dengan menggunakan perbandingan t-hitung dan t-tabel, berdasarkan pedoman berikut :
1) Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak 2) Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Berdasarkan Tabel (independent Samples Test) diperoleh t-hitung 0,094 dan t-tabel menurut Tabel Distribusi Nilai T tabel (df = 10 ; 𝛼2= 0,05
2 = 0,025) diperoleh 2,228. Dengan demikian maka t-hitung (0,094) < t-tabel (2,228), sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan H1
ditolak. Dimana dalam hal ini juga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model.
Di samping pengujian validasi berdasarkan kuesioner, setiap responden juga diberi kesempatan untuk memberikan masukan sehubungan dengan indikator pada model yang digunakan. Menurut para responden, indikator yang digunakan pada model sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Namun dalam penerapan ke depannya perlu adanya suatu buku
panduan agar model yang dihasilkan dapat digunakan secara benar dan berkelanjutan.