• Tidak ada hasil yang ditemukan

Validasi Model

Dalam dokumen Deddy P urnomo R etno (Halaman 124-128)

BAB 3 EKSPLORASI PRAKTIK PENERAPAN

C. Validasi dan Uji Model

1. Validasi Model

Proses validasi model bertujuan untuk melihat apakah output ukuran kinerja model simulasi telah sesuai dengan ukuran kinerja nyata atau dengan kata lain untuk

Variabel Dimensi Output

SEM-PLS

LEA 1.1.1 Komitmen dan pola kepemimpinan Valid

LEA 1.1.3 Kepedulian lingkungan dijelaskan dalam visi atau misi perusahaan. Valid POL 1.2.1 Kepatuhan terhadap persyaratan hukum, lingkungan, dan program audit Valid POL 1.2.2 Protokol operasi dan pemeliharaan bangunan, peralatan listrik dan mekanik Valid POL 1.2.3 Struktur organisasi yang mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan Valid POL 1.2.4 Integrasi lintas fungsi antar departemen untuk penghijauan berkelanjutan Valid

PEO 1.3.1 Ketersediaan sumber daya pemeliharaan dan perawatan Valid

PEO 1.3.2 Pelatihan dan pengembangan kompetensi staff yang berkelanjutan Valid

PEO 1.3.3 Kompensasi, imbalan, dan pengakuan atas prestasi kerja Valid

PEO 1.3.5 Mendorong penggunaan material biodegradable Valid

ONM 2.1.1 Melakukan pencatatan pemeliharaan aset Valid

ONM 2.1.2 Melakukan perencanaan dan penjadwalan operasi pemeliharaan Valid ONM 2.1.4 Melakukan tinjauan dan evaluasi proses operasional dan pemeliharaan yang telah dilakukan Valid

MNC 2.2.1 Pemantauan kinerja aset dan sistem bangunan Valid

MNC 2.2.2 Evaluasi dan manajemen risiko Valid

MNC 2.2.3 Memiliki sistem kontrol manajemen energi (pencahayaan, HVAC, dll) Valid

MNC 2.2.4 Pengukuran kinerja efisiensi energi Valid

MNC 2.2.5 Kontrol pencahayaan yang fleksibel untuk mengoptimalkan penghematan energi Valid

MNC 2.2.6 Peningkatan commissioning sistem energi bangunan Valid

MNC 2.2.7 Pengendalian kualitas pencahayaan, kenyamanan & acustic visual Valid MNC 2.2.8 Pengendalian polusi dan efektifitas sirkulasi udara dalam ruang (misal : asap tembakau, dll) Valid PRO 2.3.1 Memilih penyedia jasa/pemasok/kontraktor hijau (mis: memiliki ISO 14001) Valid

PRO 2.3.2 Menggunakan material ramah lingkungan Valid

FIN 2.4.3 Analisis siklus hidup finansial (Financial life cyle analysis) atas transaksi yang dilakukan Valid FIN 2.4.5 Cost-efective dan fair price (transaksi dilakukan dengan harga bersaing dan wajar) Valid

OCC 2.5.1 Pengelolaan occupant behaviour (perilaku penghuni) Valid

OCC 2.5.2 Mempromosikan kesehatan dan keselamatan di lingkungan bangunan Valid OCC 2.5.3Occupant survey untuk Indoor Environmental Quality (kualitas lingkungan dalam ruangan) Valid

OCC 2.5.4 Mengelola occupant feedback (masukan penghuni/pengguna) Valid

Indikator

Support & facillitating

Leadership

Policy

People

Occupant

Management Practices

Operation &

Maintenance

Monitoring &

Controlling

Procurement Finance

memastikan apakah model yang dihasilkan mampu untuk menghasilkan output sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

Pada proses validasi ini menggunakan metode Delphi dengan menyebarkan kuesioner hasil pengujian sebelumnya yang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak SPSS untuk mengetahui kesesuaian dan kemudian dilengkapi dengan evaluasi model. Pada proses validasi ini menggunakan 6 responden yang sebelumnya terlibat pada awal penelitian. Responden tersebut dipilih berdasarkan latar belakang keahlian dan bidang kerja, khususnya terkait dengan tanggung jawab terhadap bangunan yang mereka kelola. Adapun tingkat pengembalian kuesioner dari 6 responden yang terlibat tersebut pada proses validasi ini adalah 100%.

Pada validasi model ini hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 = Tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model

H1 = Terdapat perbedaan perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model

Adapun hasil dari rangkaian pengujian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah berdistribusi normal atau tidak. Salah satu uji normalitas yang umum dipakai untuk sample yang berjumlah kecil (< 50 data) adalah uji Shapiro Wilk.

Tabel Uji Normalitas

Berdasarkan hasil di atas diperoleh nilai Shapiro- Wilk Sig diperoleh hasil 0,464 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan telah terdistribusi normal. Dengan demikian asumsi normalitas yang digunakan dalam uji independent sample T telah terpenuhi.

b. Uji Hipotesis

Pada pengujian hipotesis ini dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan H1

ditolak

2) Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima

Tabel Group Statistic Kelompok

Berdasarkan Group Statistik, data diambil dengan menggunakan 6 responden dengan nilai rata-rata dari akumulasi indikator pada X1 (indikator model) sebesar 21,0 dan X2 (implementasi model) sebesar 20,8.

Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan yang tersebut signifikan atau tidak maka diperlukan penafsiran berdasarkan output Independent samples T-Test sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Independent Samples Test

Pada output di atas, nilai Sig. Levene Test for Equality of Variance berdasarkan equal variances assumed diketahui sebesar 0,645 > 0,05 maka dapat diartikan bahwa varian data dari kelompok data (X1 dan X2) adalah homogen atau sama (Sujarweni, 2014).

Kemudian berdasarkan equal variances assumed dengan menggunakan Sig (2-tailed) 0,927 > 0,05 maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan Independent Sample T Test maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 di tolak. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model.

Untuk melengkapi hasil di atas, maka uji hipotesis dilengkapi/dilanjutkan dengan menggunakan perbandingan t-hitung dan t-tabel, berdasarkan pedoman berikut :

1) Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak 2) Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Berdasarkan Tabel (independent Samples Test) diperoleh t-hitung 0,094 dan t-tabel menurut Tabel Distribusi Nilai T tabel (df = 10 ; 𝛼2= 0,05

2 = 0,025) diperoleh 2,228. Dengan demikian maka t-hitung (0,094) < t-tabel (2,228), sehingga dapat disimpulkan H0 diterima dan H1

ditolak. Dimana dalam hal ini juga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata hasil kondisi lapangan antara variabel dan indikator model dengan implementasi model.

Di samping pengujian validasi berdasarkan kuesioner, setiap responden juga diberi kesempatan untuk memberikan masukan sehubungan dengan indikator pada model yang digunakan. Menurut para responden, indikator yang digunakan pada model sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Namun dalam penerapan ke depannya perlu adanya suatu buku

panduan agar model yang dihasilkan dapat digunakan secara benar dan berkelanjutan.

Dalam dokumen Deddy P urnomo R etno (Halaman 124-128)