• Tidak ada hasil yang ditemukan

Value-Stream Mapping

Dalam dokumen BUKU AJAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (Halaman 49-146)

A. Ruang Lingkup Perencanaan Tata Letak Pabrik dalam Perencanaan Fasilitas Perencanaan fasilitas pabrik (manufacturing facilities planning) 15 terdiri dari

8) Value-Stream Mapping

Gambar 2.17 Value-Stream Mapping46

Perlu diingat bahwa saat melakukan analisis proses dan desain perlu mengejukan pertanyaan47 berikut ini:

Apakah proses didesain untuk mencapai keunggulan bersaing?

Apakah proses menghilangkan langkah-langkah yang tidak menambah nilai?

Apakah proses memaksimalkan nilai bagi pelanggan?

Apakah proses akan menambah order?

46

Heizer J. and Render B. (2010)

47

Heizer J. and Render B. (2010).

Program Studi Teknik Industri UWP 48

SCHEDULE ANALYSIS

Skedul dapat mengetahui berapa banyak dan kapan produk dilakukan. Skedul48 berdampak terhadap keputusan pemilihan jenis mesin, jumlah mesin, jumlah shift, jumlah orang, ruangan yang dibutuhkan, kebutuhan gudang, alat pemindahan material dll.

Gambar 2.18 Contoh Skedul

Informasi desain skedul ini dibutuhkan untuk lebih memperhatikan volume produksi, trends, dan untuk memprediksi permintaan produksi yang akan datang. Informasi ini dapat diperoleh dari bagian penjualan/pasar.

Dalam merencanakan tata letak perlu mengetahui skedul produksi. Skedul49 dibuat berdasarkan MPS (master production schedule), perencanaan agregat, proses, produk dan kebutuhan pasar berdasarkan permintaan (order atau perkiraan).

48

Tompkins, White dan Bozer (2010)

49

Heizer J. and Render B. (2010).

Program Studi Teknik Industri UWP 49

Gambar 2.19 Hubungan Produk, Proses dan Skedul50

50

Heizer J. and Render B. (2010).

Program Studi Teknik Industri UWP 50

Referensi

Diaz A.G. and Smith J.M. (2008). Facilities Planning and Design, USA: Prentice Hall.

Groover, Mikell P. (2010). Manufacturing: Materials, Processes and Systems, 4th Edition USA: John Wiley & Sons

Heizer J. and Render B. (2010). Operations Management,10th Edition, Pearson Education, Inc. publishing as Prentice Hall

Heragu, Sunderesh (2006). Facilities Design 2nd, USA

Meyers, Fred E. (2005). Manufacturing Facilities Design and Material Handling, 3rd Editon, USA: Prentice Hall.

Wignjosoebroto, Sritomo, 2009.Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi 3, Penerbit Guna Wijaya, Surabaya.

Tompkins, White and Bozer (2010). Facilities Planning, 4thEdition, New York: John Wiley & Sons.

Program Studi Teknik Industri UWP 51

BAB 3

FIXED POSITION LAYOUT

GARIS BESAR POKOK BAHASAN :

PENGERTIAN DAN CIRI TATA LETAK POSISI TETAP

Tata letak posisi tetap (fixed-posisi layout)51, adalah produk (proyek/pekerjaan) tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh proyek ini antara lain pembuatan pesawat terbang, turbin gas, kapal laut (Gambar 4a.1) dan lain-lain.

51

Heizer dan Render (2010)

Program Studi Teknik Industri UWP 52

Gambar 3a.1 Proyek Pembuatan Kapal Laut

Tata letak posisi tetap52 adalah:

• Digunakan untuk produk yang besar atau berat

• Produk yang sulit atau tidak mungkin untuk bergerak/dipindahkan., karena sangat besar atau tetap.

• Semua sumber daya (Peralatan, pekerja, material, dll) harus dibawa ke tempat kerja

• Penjadwalan kru dan sumber daya adalah sebuah tantangan

• Pemanfaatan peralatan rendah

• Tenaga kerja terampil

• Biasanya biaya tetap (fixed cost) rendah

• Sering kali biaya variabel (variable costs) tinggi

52 Kompilasi : Reid dan Sanders (2007) dan Russell & Taylor (2009),

Program Studi Teknik Industri UWP 53

Gambar 3a.2 Variasi dan Volume Produk Tata Letak Posisi Tetap53

BENTUK TATA LETAK POSISI TETAP

Bentuk tata letaknya berdasarkan posisi tetap digambarkan sebagai berikut (Gambar 4a.2 dan 4a.3).

Gambar 3a.3 Tata Letak Posisi Tetap 54

53

Tompkins, White dan Bozer (2010).

Program Studi Teknik Industri UWP 54

Gambar 3a.4 Bentuk Tata Letak Posisi Tetap 55

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TATA LETAK POSISI TETAP56

Kelebihan/keuntungan dan kekurangan/kelemahan tata letak posisi tetap adalah sebagai berikut.

Kelebihan atau keuntungan

 Pergerakan material dapat dikurangi

 Peluang mendapatkan penghargaan atas pekerjaan tim atau individu cukup terbuka

 Tanggung jawab tim tinggi.

 Sangat flesibel atas perubahan produk desain maupun perubahan volume produksi.

 Bebas dalam menentukan jadwal dan dapat mencapai waktu produksi total

54

Hadiguna dan Setiawan (2008)

55

Diaz A.G. and Smith J.M. (2008)

56

Hadiguna dan Setiawan (2008)

Program Studi Teknik Industri UWP 55

minimum.

Kekurangan atau Kelemahan

 Pergerakan operator dan material sangat banyak

 Duplikasi peralatan sering terjadi

 Operator membutukan skill tinggi

 Supervisor umum dibutukan

 Penempatan material dan mesin susah dan mahal

 Utilisasi peralatan rendah.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI TATA LETAK POSISI TETAP57

Teknik untuk mengatasi permasalahan tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya atau permasalahannya bertambah karena adanya tiga faktor sebagai berikut:

1. Terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi

2. Tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda; oleh karena itu banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek.

3. Volume bahan yang dibutukan dinamis (Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek).

Industri yang berbeda menangani masalah ini dengan cara yang berbeda. Industri konstruksi biasanya memiliki “rapat antara-pedagang” untuk menentukan tempat pada periode waktu yang berbeda. Sebagaimana yang telah dapat diperkirakan, rapat ini sering menghasilkan solusi yang kurang optimal, karena diskusi yang terjadi mungkin

57

Heizer dan Render (2010).

Program Studi Teknik Industri UWP 56

lebih bersifat politis dan bukan analitis.

Karena permasalahan pada tata letak bedasarkan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi, strategi alternatif yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin diluar lokasi. Pendekatan ini digunakan pada industri pembangunan kapal di saat unit standar- contoh kotak pemegang pipa dirakit pada lini perakitan terdekat (fasilitas yang berorientasi pada produk) sebagai sebuah usaha untuk menambahkan efesiensi pada produk disaat bagian-bagian dari sebuah kapal (modul) serupa, atau saat perusahaan itu mendapatkan kontrak untuk membangun bagian yang sama bagi beberapa kapal yang serupa. Sama halnya perusahaan pembuat kapal lain juga sedang mencoba melakukan Group Technology58 (lihat Modul 6) untuk mengelompokkan komponen. Banyak pembangunan rumah sekarang beralih dari strategi tata letak berdasarkan posisi tetap menjadi strategi yang lebih berorientasi pada produk. Sekitar sepertiga rumah baru di Amerika Serikat sekarang dibangun dengan cara ini.

Referensi

58

Group Technology adalah sebuah filosofi manufaktur yang mengidentifikasikan

komponen-komponen yang mirip dan mengelompokannya secara bersama agar

mendapatkan keuntungan dari kemiripan dalam desain dan produksi. Group

Technology diyakini dapat meningkatkan efisiensi produksi dengan cara

mengelompokan bermacam komponen dan produk berdasarkan kemiripan desain dan

atau proses. Adapun caranya adalah mengelompokkan komponen-komponen yang

mirip menjadi part families. Pengelompokan terhadap komponen-komponen yang

memiliki kemiripan tertentu kedalam suatu kelompok komponen merupakan kunci

dalam penerapannya. Aplikasi dari Group Technology antara lain adalah tata letak

seluler (cellular layout). Tata letak Seluler mencoba untuk mengkombinasikan

fleksibilitas tata letak proses dengan efisiensi tata letak produk atau dengan kata lain

menjawab keterbatasan tata letak proses dan mengeksplotasi kelebihan tata letak

produk. Sel manufaktur (tata letak Seluler) adalah sebuah kelompok mesin atau

proses yang ditempatkan secara berdekatan dan berfungsi memproses sebuah part

families.

Program Studi Teknik Industri UWP 57

Diaz A.G. and Smith J.M. (2008). Facilities Planning and Design, USA: Prentice Hall.

Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. (2008). Tata Letak Pabrik, Yogyakarta, Andi.

Heizer J. and Render B. (2010). Operations Management,10th Edition, Pearson Education, Inc. publishing as Prentice Hall

Reid R.D. and Sanders N.R. (2007). Operations Management 3rd Edition, New York:

John Wiley & Sons

Russell, R. and Taylor, B.W. (2009). Operations Management: Creating Value Along the Supply Chain, 6th Edition New York: John Wiley & Sons

Tompkins, White dan Bozer (2010). Facilities Planning, 4thEdition, New York: John Wiley & Sons.

Program Studi Teknik Industri UWP 58

BAB 4

PROCESS LAYOUT

GARIS BESAR POKOK BAHASAN :

PENGERTIAN DAN KARAKERISTIK TATA LETAK PROSES

Tata letak berdasarkan proses59 merupakan metode pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe yang sama dalam sebuah departemen (Gambar 4b.2). Tata letak berdasarkan proses sering kali disebut dengan function layout. Jenis tata letak ini sangat cocok untuk industri yang sifatnya menerima job order dengan jenis produk yang bervariasi produk banyak dan volume produksi rendah (Gambar 4b.1). Pada umumnya industri kecil lebih cocok menggunakan jenis tata letak seperti ini.

59

Wignjosoebroto (2003) dan diperkuat oleh Hadiguna & Setiawan (2008)

Program Studi Teknik Industri UWP 59

Gambar 4a.1 Variasi dan Volume Produk Tata Letak Proses60

Tata letak proses (process layout)61 semua operasi proses yang sama atau sejenis dikelompokkan bersama-sama, peralatan menggunakan fungsi secara umum dengan dikelompokkan bersama (all operations of same process or type are grouped together; equipment performing a common function is grouped together).

Tata letak berdasarkan proses62 memiliki karakteristik antara lain:

 Tujuan umum dan sumber daya yang fleksibel

 Fasilitas lebih padat karya

 Intensitas modal rendah

 Intensitas tenaga kerja yang lebih tinggi

 Biaya penanganan material lebih tinggi

 Penjadwalan sumber daya dan alur kerja lebih kompleks

60

Tompkins, White dan Bozer (2010).

61

Diaz A.G. & Smith J.M. (2008)

62

Reid R.D. and Sanders N.R. 2007

Program Studi Teknik Industri UWP 60

 Persyaratan ruang lebih tinggi

BENTUK TATA LETAK PROSES

Bentuk aliran proses tata letak berdasarkan proses sebagai berikut.

Gambar 4b.2 Tata Letak Pabrik Aliran Proses63

Reid dan Sanders (2007) menggambarkan bentuk tata letak berdasarkan proses sebagai berikut.

63

Wignjosoebroto, S. 2003

Program Studi Teknik Industri UWP 61

Gambar 4b.3 Tata Letak Proses64

Gambar 4b.4 Bentuk Tata Letak Proses65

64

Reid R.D. and Sanders N.R. 2007

65

Diaz A.G. and Smith J.M. (2008)

Program Studi Teknik Industri UWP 62

Gambar 4b.5 Bentuk Tata Letak berdasarkan Proses

Gambar 4b.6 Bentuk Tata Letak berdasarkan Proses

Program Studi Teknik Industri UWP 63

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TATA LETAK PROSES

Tata letak berdasarkan proses memiliki kelebihan dan kekurangan66. Kelebihan atau keuntungan utama tata letak proses adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin, proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerja dapat dialihkan pada mesin lain. Tata letak berdasarkan proses juga sangat baik untuk menangani produksi jenis produk yang bervariasi produk banyak dan volume produksi rendah. Sedangkan kelemahan tata letak berdasarkan proses ini adalah pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. Waktu pesanan butuh waktu yang lama karena penjadwalan sulit, penyetelan mesin berubah, dan penanganan bahan yang unik.

Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki kegunaan umum, membutukan tenaga kerja yang terampil.

Kelebihan/keuntungan dan kekurangan/kelemahan tata letak berdasarkan67 proses adalah sebagai berikut.

Kelebihan atau keuntungan

 Total investasi yang rendah untuk pembelian mesin dan/atau peralatan produksi, karena menggunaan mesin-mesin tipe umum. Disamping itu dijumpai flesibilitas produksi yang besar.

 Mudah untuk mengatasi breakdown mesin

 Kemungkinan adanya aktivitas supervisi yang lebih baik dan efisien melalui spesialisasi kerja.

Kekurangan atau kelemahan

 Garis produksi panjang, pemindahan material lebih mahal

 Total waktu produksi lebih lama.

66

Heizer J. dan Render B, 2006

67

Wignjosoebroto, S. 2003

Program Studi Teknik Industri UWP 64

 Diversifikasi produk yang dihadapi (job order), dibutukan operator yang memiliki skil tinggi

 Sistem perencanaan dan pengendalian produksi lebih kompleks danm membutukan ketelitian didalam analisis.

BIAYA TATA LETAK PROSES68

Dalam mendesain sebuah tata letak berdasarkan proses, cara yang paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah untuk meminimalkan biaya penanganan material. Dengan kata lain, departemen yang memiliki aliran komponen atau orang yang banyak diantara mereka harus didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penangganan bahan tergantung pada:

1) jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di antara dua depatemen selama beberapa waktu dan

2) biaya memindahkan muatan (atau orang) yang terkait dengan jarak antar departemen. Biaya diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antar- departemen. Tujuan fungsi ini dapat dinyatakan sebagai berikut :



n

1 i

n

1 j

ij ijC X M inimum

Biaya

di mana n = jumlah total stasiun kerja atau departemen i,j = masing-masing departemen

Xij = jumlah beban yang di pindahkan dari dept. i ke dept. j Cij = biaya untuk memindahkan beban antara dept. i dan dept. j

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN TATA LETAK PROSES69

68 Heizer J. dan Render B, 2006

Program Studi Teknik Industri UWP 65

Cara yang paling baik untuk memahami langkah-langkah yang terkait dalam mendesain sebuah tata letak berdasarkan proses adalah dengan melihat sebuah contoh.

Contoh 1

Manejemen sebuah perusahaan ingin mengatur enam departemen dalam pabriknya sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya penanganan bahan antar- departemen. Mereka membuat asumsi awal (untuk menyederhanakan masalah) bahwa setiap departemen berukuran 20 x 20 meter dan panjang serta lebar gedung adalah 60 meter dan 40 meter.Jadi langkah-langkah perencanaan tata letak berdasarkan proses adalah sebagi berikut:

Langkah 1 : Membuat matriks "dari-ke" menunjukkan aliran barang atau bahan dari departemen ke departemen. lain (Gambar 4b.7)

Gambar 4b.7 Aliran Komponen Antar-Departemen

Langkah 2 : Menentukan kebutuhan luas ruang untuk setiap departemen (Gambar 4b.8 menunjukan luas pabrik yang masih tersedia)

69 Heizer J. dan Render B, 2006

Program Studi Teknik Industri UWP 66

Gambar 4b.8 Ukuran Bangunan dan Tata Letak Dept. yang Mungkin

Langkah 3 : Membangun sebuah diagram skema awal yang menunjukkan urutan departemen yang harus dilalui oleh komponen. Cobalah untuk meletakakan departemen dengan aliran bahan atau komponen yang berat berdekatan satu sama lain. (Lihat Gbr 4b.9)

Gambar 4b.9 Grafik Aliran Antar-Dept.berdasarkan Beban Perminggu

Langkah 4 : Tentukan biaya tata letak ini dengan menggunakan persamaan biaya penenganan bahan berikut:

Program Studi Teknik Industri UWP 67



n

1 i

n

1 j

ij ijC X

Biaya

Untuk masalah ini, Perusahaan mengasumsikan bahwa sebuah forklift dapat membawa semua beban antar- departemen. Biaya untuk memindahkan satu beban di antara departemen yang bersebelahan diperkirakan sebesar Rp. 1 rb.

Memindahkan beban antar departemen yang tidak saling bersebelahan mengeluarkan biaya Rp. 2 rb. Dengan melihat pada Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa biaya penanganan material antara departemen adalah sebagai berikut:

1 ke 2 = Rp. 1 rb. x 50 beban = Rp. 50 rb.

1 ke 3 = Rp. 2 rb. x100 beban = Rp. 200 rb.

1 ke 6 = Rp. 2 rb. x 20 beban = Rp. 40 rb.

2 ke 3 = Rp. 1 rb. x 30 beban = Rp. 30 rb.

2 ke 4 = Rp. 1 rb. x 50 beban = Rp. 50 rb.

2 ke 5 = Rp. 1 rb. x 10 beban = Rp. 10 rb.

3 ke 4 = Rp. 2 rb. x 20 beban = Rp. 40 rb.

3 ke 6 = Rp. 1 rb. x100 beban = Rp. 100 rb.

4 ke 5 = Rp. 1 rb. x 50 beban = Rp. 50 rb.

Rp 570 rb

Langkah 5 : Dengan coba-coba (trial and error), cobalah untuk memperbaiki tata letak yang digambarkan dalam Gambar 4b.10 untuk merancang pengaturan departemen yang lebih baik.

Dengan melihat pada grafik aliran (Gambar 4b.9) dan perhitungan biaya, dapat dilhat bahwa menempatkan departemen 1 dan 3 lebih dekat terlihat lebih baik.

Dengan tidak bersebelahan volume aliran yang tinggi menyebabkan adanya pengeluaran penanganan yang lebih besar. Bila melakukan pemindahan departemen , harus diuji efek dari pemindahan departemen lebih baikkah atau malah sebaliknya.

Program Studi Teknik Industri UWP 68

Satu kemungkinan yang ada adalah menukar departemen 1 dan 2. Penukaran ini menyebabkabn grafik aliran antar departemen yang kedua (Gambar 4b.10), yang menunjukkan pengurangan baiya hingga menjadi Rp. 480 rb, dengan penghematan beban Rp. 90 rb.

Tentu saja, pertukaran ini hanyalah satu dari sekian banyak kemungkinan pertukaran yang ada. Anggap saja Perusahaan ini puas dengan gambaran biaya sebesar Rp. 480 rb. Dan grafik aliran pada Gambar 4b.10.

Gambar 4b.10 Grafik Aliran Antar-Deptemen Kedua

2 ke 1 = Rp. 1 rb. x 50 beban = Rp. 50 rb.

2 ke 3 = Rp. 2 rb. x 30 beban = Rp. 60 rb.

2 ke 4 = Rp. 1 rb. x 50 beban = Rp. 50 rb.

2 ke 5 = Rp. 1 rb. x 10 beban = Rp. 10 rb.

1 ke 3 = Rp. 1 rb. x100 beban =Rp. 100 rb.

Program Studi Teknik Industri UWP 69

1 ke 6 = Rp. 1 rb. x 20 beban = Rp. 20 rb.

3 ke 4 = Rp. 2 rb. x 20 beban = Rp. 40 rb.

3 ke 6 = Rp. 1 rb. x100 beban = Rp. 100 rb.

4 ke 5 = Rp. 1 rb. x 50 beban = Rp. 50 rb.

Rp 480 rb

Langkah 6 : Menyiapkan rencana detail untuk mengatur departemen agar sesuai dengan bentuk bangunan dan mengevaluasi faktor selain biaya transportasi (seperti: toilet, tangga dll). Langkah ini juga memastikan bahwa rencana akhir dapat dipenuhi oleh system listrik, beban lantai, estetika, dan faktor lainnya.

Pada kasus ini penyelesaian untuk persyaratan luas ruang lihat Gambar 4b.11 berikut ini.

Gambar 4b.11 Sebuah Tata Letak yang Mungkin bagi Perusahaan

Program Studi Teknik Industri UWP 70

Referensi

Diaz A.G. and Smith J.M. (2008). Facilities Planning and Design, USA: Prentice Hall.

Hadiguna, R. A. dan Setiawan, H. (2008). Tata Letak Pabrik, Yogyakarta, Andi.

Heizer J. dan Render B.(2006). Manajemen Operasi, edisi 7, Alih bahasa:

Dwianoegrahwati S. & Indra A., Penyunting: Arianto, Jakarta: Salemba Empat.

Heizer J. and Render B. (2010). Operations Management,10th Edition, Pearson Education, Inc. publishing as Prentice Hall

Reid R.D. and Sanders N.R. (2007). Operations Management 3rd Edition, New York:

John Wiley & Sons

Russell, R. and Taylor, B.W. (2009). Operations Management: Creating Value Along the Supply Chain, 6th Edition New York: John Wiley & Sons

Tompkins, White dan Bozer (2010). Facilities Planning, 4thEdition, New York: John Wiley & Sons.

Wignjosoebroto, S. (2003). Pengantar Teknik dan Manajemen Industri, Surabaya:

Prima printing.

Program Studi Teknik Industri UWP 71

BAB 5

PRODUCT LAYOUT

GARIS BESAR POKOK BAHASAN :

PENGERTIAN, LANDASAN DAN KARAKERISTIK TATA LETAK PRODUK

Tata letak berdasarkan produk70 umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu macam produk atau kelompok produk (variasi rendah) dengan jumlah yang banyak (volume tinggi) secara terus menerus dalam waktu produksi yang lama lihat Gambar 5.1. Tata letak berdasarkan produk dilakukan dengan cara mesin dan fasilitas produksi diatur sesuai dengan urutan proses pengerjaan produksi.

Tata letak berdasarkan produk71 disusun disekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi, dan variasi rendah serta produk yang

70

Wignjosoebroto 2003) dan diperkuat oleh Hadiguna dan Setiawan 2008

71

Heizer dan Render 2006

Program Studi Teknik Industri UWP 72

berulang dan kontinyu. Adapun landasan yang digunakan dalam perencanaan tata letak berdasarkan produk.adalah:

1. Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi

2. Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian bagi investasi yang tinggi dengan peralatan khusus

3. Produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase siklus hidupnya, yang memberi kepastian bagi investasi pada peralatan khusus

4. Persediaan bahan baku dan komponen yang memadai dan kualitas yang seragam untuk memastikan mereka akan dapat dibekerja dengan peralatan khusus.

Gambar 5.1 Variasi dan Volume Produk Tata Letak Produk

Tata letak berdasarkan produk72 memiliki karakteristik antara lain:

 Efisiensi produk didapat dari variasi produk yang kecil

72

Reid R.D. and Sanders N.R. 2007

Program Studi Teknik Industri UWP 73

 Sumber daya khusus

 Intensitas modal tinggi

 Fleksibilitas relatif rendah terhadap pasar

 Tingkat pengolahan lebih cepat

 Biaya penanganan material lebih rendah

 Persyaratan ruang yang lebih rendah

BENTUK TATA LETAK PRODUK

Tata letak produk73 digambarkan dengan skematis tata letak berdasarkan produk yang paling populer untuk pabrik yang bekerja/beroperasi secara massal (mass production) sebagai berikut.

Gambar 5.2 Tata Letak Pabrik Aliran Produk74

73

Wignjosoebroto, S. 2003

74

Wignjosoebroto, S. 2003

Program Studi Teknik Industri UWP 74

Reid dan Sanders (2007), menggambarkan bentuk tata letak berdasarkan produk sebagai berikut.

Gambar 5.3 Tata Letak Produk75

Diaz A.G. & Smith J.M. (2008), menggambarkan bentuk tata letak berdasarkan produk sebagai berikut.

Gambar 5.4 Tata Letak Produk76

75

Reid R.D. and Sanders N.R. 2007

Program Studi Teknik Industri UWP 75

Heizer dan Render (2006) menggambarkan lebih jelas lagi bentuk tata letak berdasarkan produk seperti pada Gambar 5.5. berikut ini.

Gambar 5.5 Bentuk Tata Letak berdasarkan Produk

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TATA LETAK PRODUK

Menurut Heizer dan Render (2009) Kelebihan dan kekurangan tata letak berdasarkan proses adalah sebagai berikut.

Kelebihan atau Keuntungan utama tata letak produk adalah:

• Rendahnya biaya variabel per unit

• Rendahnya biaya penanganan material

• Menurunkan work-in-process (WIP) atau barang persediaan untuk proses kerja

• Proses pelatihan dan pengawasan lebih mudah

• Hasil Keluaran produksi lebih cepat.

Sedangkan kekurangannya tata letak berdasarkan produk ini adalah:

76

Diaz A.G. & Smith J.M. (2008)

Program Studi Teknik Industri UWP 76

• Tinggi modal investasi (khusus peralatan)

• Penghentian pada satu pos kerja mengakibatkan seluruh proses berhenti bekerja.

• Kurang fleksibilitas saat menangani beragam produk(variasi) atau tingkat produksi yang berbeda (volume)

Menurut Wignjosoebroto Kelebihan dan kekurangan tata letak berdasarkan proses adalah sebagai berikut.

Kelebihan atau keuntungan

 Biaya pemindahan material rendah

 Total waktu produksi singkat.

 Barang persediaan untuk proses kerja atau WIP rendah

 Adanya insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan motivasi guna meningkatkan produktivitas kerja. Selain itu tidak diperlikan operator yang memiliki skil tinggi, sehingga biaya operator rendah.

 Stasiun kerja memerluakan luas area yang minimal

 Perencanaan dan pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan Kekurangan atau kelemahan

 Breakdown salah satu mesin mengakibatkan seluruh aliran produksi berhenti pula.

 Tata letak diatur berdasarkan macam produk, bila produk berubah memerlukan perombakan yang prinsipil dari tata letak. Dalam hal ini tidak dijumpai tata letak yang fleksibilitas.

 Laju produksi ditentukan oleh proses mesin yang paling lambat

 Investasi yang tinggi untuk mesin yang digunakan dan dijumpai adanya ketidak-efisienan didalam utilisasi mesin.

Program Studi Teknik Industri UWP 77

JENIS TATA LETAK PRODUK77

Tata letak berdasarkan produksi terdiri dari dua jenis, yaitu lini pabrikasi (fabrication line) dan lini perakitan (assembly line). Kedua jenis ini merupakan proses yang berulang yang dijelaskan pada Tabel 5.1, dan dalam kedua kasus ini, line harus

”Seimbang (balance)”. Yaitu, waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh seorang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.

Lini pabrikasi cenderung dipacu oleh mesin dan membutukan perubahan mekanisme dan rekayasa untuk membuat keseimbangan. Pada sisi lain, lini perakitan, cenderung dipacu oleh tugas yang diberikan kepada operator pada stasiun kerja.

Kerena itu lini perakitan dapat diseimbangkan dengan memindahkan satu tugas dari satu orang ke orang lainnya. Selanjutnya masalah utama yang terjadi pada perencanaan tata letak berdasarkan produk adalah menyeimbangkan output pada setiap stasiun kerja pada lini produksi sehingga output-nya hampir sama, dan mendapatkan jumlah output yang diinginkan. Dengan demikian Tujuan tata letak berdasarkan produk adalah untuk meminimalkan ketidakseimbangan dalam lini pabrikasi atau perakitan.

Tabel 5.1 Jenis Tata Letak berdasarkan Produk

77

Heizer J. dan Render B, 2006

Dalam dokumen BUKU AJAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (Halaman 49-146)

Dokumen terkait