• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Sebelum melakukan uji hipotesis untuk melihat keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

2. Uji t

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan statistik deskriptif, yaitu melihat persentase ketuntasan kelas dan rata-rata kelas. Data tersebut

diolah dengan menggunakan rumus uji-t (uji beda) pada uji dua pihak dengan taraf signifikan 5%. Uji-t yang digunakan dalam menguji hipotesis, yaitu Polled Varians.

Rumus (Polled Varians):

   



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

1 1

n n n

n

S n S n

X t X

Keterangan:

X1= rata-rata sampel 1

X2= rata-rata sampel 2

2

S1 = varians sampel 1

2

S2= varians sampel 2 n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel c. Uji Hipotesis Penelitian

1. Uji Prasyarat

Uji prasyarat analisis dilaksanakan untuk menguji data yang sudah didapatkan, sehingga bisa dilakukan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan secara lebih lengkap di bawah ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang sama atau tidak.Metode yang digunakan chi kuadrat (𝜒2) yang dirumuskan sebagai berikut:

𝑥2 = ∑(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2 𝐸𝑖

Keterangan :

χ2 = Chi-kuadrat

𝑂𝑖 = Frekuensi/ jumlah data observasi 𝐸𝑖 = Frekuensi/ jumlah yang diharapkan 𝑂𝑖 − 𝐸𝑖 = Selisih data fo dengan fh

Kaidah keputusan:

Data akan terdistribusi normal apabila χ2hitung2tabel pada taraf signifikan yang digunakansebesar 5%.44Adapun perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Excel, cara perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7.

b. Uji Homogenitas (Uji-F)

Proses dan prosedur analisis data adalah tata cara yang diikuti dalam menganalisis data untuk mengambil suatu kesimpulan.

Sebelum analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus t-test,

44Alfira Mulya Astuti, M.Si, Statistika Penelitian,..., hlm. 61-63.

maka perlu dilakukan uji homogenitas terhadap sampel kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui apakah kedua sampel tersebut homogen atau tidak. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas sampel tersebut adalah dengan menggunakan F- hitung dengan rumus :

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Kriteria pengambilan keputusan:

Dengan memakai uji dua pihak diperoleh kriteria 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka data homogen. 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka data tidak homogen.

Adapun perhitugan uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Excel, cara perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 9.

2. Uji t

Data hasil belajar siswa dianalisis dengan statistik deskriptif, yaitu melihat persentase ketuntasan kelas dan rata-rata kelas. Untuk melihat pengaruh perlakuan atau untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, maka data tersebut diolah dengan menggunakan rumus uji-t (uji beda) pada uji dua pihak dengan taraf signifikan 5%. Uji-t yang digunakan dalam menguji hipotesis, yaitu Polled Varians.

Rumus (Polled Varians):

   



 

 

 

2 1 2

1

2 2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

1 1

n n n

n

S n S n

X t X

Keterangan:

X1= rata-rata sampel 1X2= rata-rata sampel 2

2

S1 = varians sampel 1S22= varians sampel 2 n1 = jumlah sampel 1n2 = jumlah sampel

Sebelum uji hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu hipotesis penelitian dinyatakan dalam analisis statistik yaitu:

𝐻𝑎 : Terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs NW Karang Bata.

𝐻0 : Tidak terdapat Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs NW Karang Bata.

Berdasarkan pengujian perbedaan rata-rata tehnik yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05

Kriteria pengujiannya jika −𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙< 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan Open Ended terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata. Begitupun sebaliknya, jika 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ −𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka H0ditolak dan Haditerima, artinya ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dengan pendekatan Open Ended terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata. Adapun perhitungan uji homogenitas dalam penelitian menggunakan Exel, cara perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 10.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 24 Juli sampai dengan tanggal 24 Agustus 2019 di MTs NW Karang Bata. Penelitianberlangsung selama sebulan selama peneliti mendapat izin dari pihak sekolah. Pada saat penelitian, peneliti diberikan kesempatan penuh selama jam pelajaran pertama sampai terakhir. Penelitian dilakukan selama empat kali pertemuan, dua kali pertemuan yang mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended di kelas eksperimen dengan materi pola bilangam yang siswanya berjumlah 20 orang dan dua kali pertemuan selanjutnya di kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Endeddengan materi pola bilangan yang siswanya berjumlah 16 orang. Dan selanjutnya dipertemuan terakhir yaitu pemberian post tes untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan.

Selama penelitian ini berlangsung, pembelajaran berlangsung dengan semestinya. Pada kelas eksperimen siswa diberikan perlakuan dengan langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan yaitu pada awal proses

58

pembelajaran siswa diberikan suatu permasalahan yang harus diselesaikan.

Siswa terlihat lebih semangat dan aktif dalam mencari solusi dari permasalahan yang telah diberikan. Dalam proses pembelajaranpun siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang yang dituntut untuk saling berkerjasama untuk mencari solusi yang terbaik dari permasalahan yang diberikan.

Begitupula dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode konvesional juga berjalan dengan lancar sebagaimana semestinya. Proses pembelajaran yang terpaku pada penyampaian materi yang disampaikan oleh peneliti dan siswa diberikan latihan yang harus diselesaikan dan dibimbing serta diarahkan oleh peneliti yang menyampaikan materi, dan dikhir pertemuan peneliti memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan di rumah oleh siswa.

2. Validitas instrumen

Sebelum instrumen tes diberikan kepada sampel penelitian, instrumen tes terlebih dahulu dilakukan validitas instrumen. Dalam hal ini tujuannya untuk mengetahui apakah instrumen tes layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Berikut adalah hasil validitas instrumen dari validator 1 dan 2 yang dipaparkan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Catatan Validitas Isi dari Validator

No Nama

Validator

Catatan 1. Samsul Irpan,

M.Pd

1. Perbaiki jaraknya di instrumen soal nomor 4.

2. Skor penilaian dirapikan.

2. Syaharuddin, M.Pd

1. Perbaiki redaksi kalimat soal nomor 1.

2. Ganti kata “pembanding” dengan “rasio” di soal nomor 3.

3. Tambahkan gambar ilustrasi di soal nomor 4 dan 5.

Berdasarkan catatan validator di atas maka dilakukan perbaikan pada instrumen soal. Berikut adalah rangkuman perbaikan validitas instrumen dari validator 1 dan 2 yang dipaparkan pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2

Catatan Sebelum Revisi dan Sesudah Revisi

No Sebelum revisi Sesudah revisi

1. 1. Sebuah parasut dijatuhkan dari pesawat terbang.

Parasut tersebut jatuh sejauh 8 meter pada detik pertama, 20 meter pada detik kedua, dan 32 meter pada detik ketiga, dan seterusnya.

Seberapa jauh parasut tersebut akan jatuh pada detik kesebelas?

2. Pemberian skor penilaian yang belum teratur dan masih kurang kejelasan penskorannya.

1. Sebuah parasut dijatuhkan dari pesawat terbang. Parasut tersebut jatuh sejauh 8 meter pada detik pertama, 30 meter pada detik kedua, dan 52 meter pada detik ketiga, dan seterusnya. Seberapa jauh parasut tersebut akan jatuh pada detik kesebelas?

2. Pemberian penskoran dilakukan dengan memberikan nilai skor yang sesuai. Contoh jawaban dari soal:

Diketahui: Barisan aritmatika 2, 5, 8,..(skor 2)

𝑎 = 2, 𝑏 = 5 − 2 = 8 − 5 = 3 (skor 3) Ditanya: Tentukan rumus 𝑈𝑛 dari barisan aritmatika 2, 5, 8,.. (skor 1) Penyelesaian:

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 (skor 3) = 2 + (𝑛 − 1)3 (skor 2) = 2 + 3(𝑛 − 1)(skor 2)

= 2 + 3𝑛 − 3(skor 2) 𝑈𝑛 = 3𝑛 − 1(skor 2)

Jadi, 𝑈𝑛 dari barisan aritmatika adalah

3𝑛 − 1. (skor 2) 2. 1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang pola

bilangan segitiga! Gambarkan pula susunan objek yang mewakili pola bilangan yang mewakili pola tersebut!.

2. Tentukan pembanding dari suatu barisan geometri apabila diketahui 𝑎 = 27 dan 𝑈4 = 1.

3. a. Soal nomor 4

“Sebuah parasut dijatuhkan dari pesawat terbang. Parasut tersebut jatuh sejauh 8 meter pada detik pertama, 30 meter pada detik kedua, dan 52 meter pada detik ketiga, dan seterusnya. Seberapa jauh parasut tersebut akan jatuh pada detik kesebelas?”

(tidak ada ilustrasi) b. Soal nomor 5

“Suatu jenis bakteri setelah satu detik akan membelah diri menjadi dua. Jika pada saat permulaan ada 5 bakteri, tentukan jumlah bakteri setelah 10 detik.”

(tidak ada ilustrasi)

1. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang pola bilangan segitiga serta gambarkan pola dan noktah dasar maksimal 5?.

2. Tentukan rasio dari suatu barisan geometri apabila diketahui 𝑎 = 27dan 𝑈4 = 1.

3. a. Soal nomor 4

“Sebuah parasut dijatuhkan dari pesawat terbang. Parasut tersebut jatuh sejauh 8 meter pada detik pertama, 30 meter pada detik kedua, dan 52 meter pada detik ketiga, dan seterusnya. Seberapa jauh parasut tersebut akan jatuh pada detik kesebelas?”

b. Soal nomor 5

“Suatu jenis bakteri setelah satu detik akan membelah diri menjadi dua. Jika pada saat permulaan ada 5 bakteri, tentukan jumlah bakteri setelah 10 detik.”

3. Paparan data hasil

Adapun paparan data pra penelitian dari hasil ujian matematika semester ganjil siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII B sebagai kelas kontrol di MTs NW Karang Bata tahun ajaran 2018/2019

dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Rincian perhitungan dapat dilihat dilampiran 7.

Tabel 4.3

Paparan Data Pra Penelitian dari Hasil Ujian Semester Ganjil Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol MTs NW Karang

Bata

No Data Eksperimen Kontrol

1. Jumlah nilai 1563 1200

2. Banyak data 20 16

3. Data minimum 65 65

4. Data maksimum 84 84

5. Rata-rata (mean) 78,15 75

6. Standar deviasi 4,91534 6,33246

7. Varians 24,1605 40,1

4. Hasil tes kemampuan komunikasi matematis

Dari hasil tes kemampuan matematisyang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh data nilai tes siswa yang diberikan perlakuan dan tanpa perlakuan, dalam hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Data Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Data Eksperimen Kontrol

1. Jumlah 1625 1202,5

2. Banyak data 20 16

3. Data minimum 75 65

4. Data maksimum 87,5 87,5

5. Rata-rata (mean) 81,25 75,1563 6. Standar deviasi 7,09429 6,67512

7. Varians 50,3289 44,5573

5. Uji Keseimbangan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada kelas eksperimen untuk hasil ujian semester diketahui bahwa perolehan skor terendah adalah 65 dan skor tertinggi adalah 84 dengan rata-rata 78,15, sedangkan untuk kelas kontrol untuk hasil ujian semester perolehan skor tersendah adalah 65 dan skor tertinggi 84 dengan rata-rata 75. Sehingga selisih antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 3,15. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah sampel masing-masing kelompok.

a. Uji prasyarat 1) Uji Normalitas

Pada uji normalitas peneliti menggunakan perhitungan Excel.Uji normalitas yang digunakan pada data penelitian ini adalah teknik chi kuadrat (2).

a) Uji normalitas data hasil ujian matematika kelas eksperimen Pada kelas eksperimen untuk hasil ujian semester diketahui bahwa perolehan skor terendah adalah 65 dan skor tertinggi adalah 84 dengan rata-rata 78,15, standar deviasi adalah 4,91534 dan variannya adalah 24,1605. Berdasarkan derajat kebebasan (dk) = 3. Taraf signifikan adalah 0.05 = 7,82 dan didapatkan

2hitung=

27,3004 dengan kriteria pengujian adalah

Jika

2hitung<

tabel2 maka data berditribusi normal. Pada keadaan lain, data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan keputusan uji dapat disimpulkan bahwa

2hitung<

2tabel =

27,3004<

27,82 maka data tersebut berdistribusi normal. (riancian perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7) b) Uji normalitas data hasil ujian matematika kelas kontrol

Pada kelas eksperimen untuk hasil ujian semester diketahui bahwa 65 dan skor tertinggi 84 dengan rata-rata 75, standar deviasi adalah 6,33246 dan variannya adalah 40,1.

Berdasarkan derajat kebebasan (dk) = 2. Taraf signifikan adalah 0.05 = 5,99 dan didapatkan

2hitung=

22,0863 dengan

kriteria pengujian adalah Jika

2hitung<

tabel2 maka data berditribusi normal. Pada keadaan lain, data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan keputusan uji dapat disimpulkan bahwa

2hitung<

2tabel =

22,0863<

25,99 maka data tersebut berdistribusi normal. (riancian perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7) 2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel homogen atau tidak, dengan kriteria penguji adalah tolak Ha jika F

hitung> F tabeldan diterima Ha jika F hitung< F tabel.

Berdasarkan hasil nilai ujian semester kelas eksperimen dan kelompok kontrol, maka diperoleh 𝑋̅1 = 78,15 dan 𝑆12 = 24,1605 untuk kelas eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol 𝑋̅2 = 75 dan 𝑆22 = 40,1. Hipotesis yang akan di uji pada tarif signifikan 𝛼 = 0,05, untuk F hitung = 1,6597 dan F tabel = 2,345.

Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka diperoleh F

hitung< F tabel = F 1,6597< F 2,345, maka dapat disimpulkan bahwa varians sampel bersifat homogen. (riancian perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7)

b. Uji t

Setelah dilakukan uji homogenitas varians maka sampel dalam penelitian ini bersifat homogen, selanjutnya akan dilakukan uji t-test dengan menggunakan rumus Polled Varians. Dari hasil perhitungan sebelumnya diperoleh nilai mean, standar deviasi dan simpangan baku pada masing-masing. Diketahui 𝑛1 = 20, 𝑛2 = 16, 𝑋̅1= 78,15, 𝑋̅2 = 75, 𝑆12 = 24,1605, 𝑆22 = 40,1, didapatkan thitung = 1,776 dan ttabel = 1,690.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa thitung <ttabel atau 1,776 <1,690, maka dapat disimpulkan bahwa 𝐻0ditolak dan 𝐻𝑎diterima. (rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran 7)

6. Uji Hipotesis a. Uji Prasyarat

Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu data yang diperoleh selama penelitian akan diperiksa dengan uji normalitas dan homogenitas data.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan uji prasyarat sebelum mengetahui jenis statistika apa yang akan digunkan apakah statistika parametrik atau statistik non parametrik. Uji normlitas hasil tes pembelajaran menggunakan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. Hasil uji normalitas dapat dilihat pata tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Uji Normalitas pada kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Karakteristik Kelas eksperimen

Kelas kontrol

Kesimpulan

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 6,287 2,505 Berdistribusi

normal

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2

<

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 7,82 5,99

taraf signifikan (𝛼)

5 %

Berdasarkan tabel di atas uji normalitas pada kelas eksperimen diperoleh ᵡ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = 6,287 dan nilai ᵡ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 pada taraf signifikan 5% dan dk = banyak kelas−3 = 6 − 3 = 3 adalah ᵡ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,05;3)2

= 7,82. Karena ᵡ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < ᵡ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 maka data pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada materi pola bilangan di kelas eksperimen dinyatakan normal. Sedangkan uji normalitas pada kelas kontrol berdasarkan tabel di atas diperoleh

2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=2,505dan nilai

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 pada taraf signifikan 5% dan dk = banyak kelas−3 = 5 − 3 = 2 adalah

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,05;2)

2 = 5,99. Karena ᵡ ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 < ᵡ 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙2 maka data pembelajaran matematika tanpa menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Pendekatan Open Ended terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa di kelas kontrol dinyatakan

berdistribusi normal (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9).

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk membuktikan dua sampel homogen. Uji homogenitas data hasil belajar siswa menggunakan uji F.

F =variansi terbesar variansi terkecil F = 50,328944,5573= 1,129

Tabel 4.6

Uji Homogenitas pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Karakteristik Kelas

eksperimen/Kelas kontrol

Kesimpulan

𝑠𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 1,129 Berdistribusi

normal𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,345

Taraf signifikan (𝛼) 5%

Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas baik data kelas eksperimen maupun kontrol pada taraf signifikan 5 % menunjukkan data 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(1,129)< 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(2,345)artinya sampel memiliki varian yang homogen. (perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10).

b. Uji t

Berdasarkan uji prasyarat yang telah dilakukan maka akan digunakan rumus poolled varian. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara atau jawaban sementara yang dirumuskan pada hipotesis penelitian apakah ditolak atau diterima.

Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7

Uji t pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Karakteristik 𝐻𝑎

diterima 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Interprestasi

2,543 1,690 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Dari hasil di atas hasil analisis uji t-test Poolled Varian menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 yang diperoleh untuk data nilai tes belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 2,543, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 selanjutnya dikonverensikan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(0,05;34)= 1,690. Dengan ketentuan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka hipotesis𝐻𝑎ditolak dan𝐻𝑜diterima dan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙maka hipotesis𝐻𝑎diterima dan 𝐻𝑜ditolak dengan taraf signifikan (𝛼) 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 𝑡2,543 > 𝑡1,690 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis𝐻𝑎diterima dan 𝐻𝑜 ditolak, ini berarti bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended berpengaruhterhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata Tahun 2019/2020.

B. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan di MTs NW Karang Bata yang yang melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended, sedangkan proses pembelajran yang dilakukan di kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvesional. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Post-test Only Control Group Desain. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan observasi. Begitupun dengan tes yang digunakan telah divalidasi dan dikatakan valid oleh validator sebelum diajukan kepada siswa. Jumlah soal yang diberikan berupa soal essay atau uraian sebanyak 5 butir soal.

Sebelum melakukan analisis menggunakan uji-t atau uji hipotesis, terlebih dahulu peneliti melakukan uji prasyarat. Uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berbentuk normal atau tidak. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data tersebut berbentuk data yang

homogen atau tidak. Uji normalitas dan homogenitas diambil dari data hasil postest belajar siswa. Untuk melakukan uji normalitas dan homogenitas data peneliti menggunakan secara manual dan Excel. Dimana, hasil yang diperoleh dengan menggunakan cara manual ataupun Excel datanya berdistribusi normal dan homogen.

Setelah dilakukan uji normalitas, data-data tersebut berdistribusi normal dan juga dilakukan uji homogenitas, data-data tersebut berbentuk homogen. Maka selanjutnya langkah yang dilakukan adalah peneliti melakukan uji hipotesis. Dan berdasarkan hasil uji hipotesis data postest siswa yang dilakukan dengan dk = n1 + n2 – 2 = 20 + 16 – 2 = 34, dan dengan taraf kesalahan atau signifikansi 5%

maka ttabel = 1,690 dan thitung = 2,543, maka dapat diketahui bahwa thitung = 2,543>

ttabel = 1,690 sehingga hipotesis alternatif atau Ha dalam penelitian ini diterima dan Ho ditolak. Ini berarti ada atau terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Novia Sutisna, dkk, dengan judul pengaruh model pembelajaran NHT terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa 2013. 45Selanjutnya sejalan dengan penelitian yang ditemukan oleh Eka Nur Azizah, dkk, dengan judul efekrivitas model pembelajaran kooperatif NHT

45 Eva Novia Sutisna, dkk, Pengaruh Model..., hlm. 320.

dengan pendekatan Open Ended pada pembelajaran matematika ditinjau dari IQ siswa negeri di kota Mataram 2011.46

Berkenaan juga dengan hal ini, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended menunjukkan bahwa proses pembelajaran lebih baik dan efektif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran matematika khususnya pada materi pola bilangan karena terbukti dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa.

Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rabiyatul Adawiyah Siregar, dkk, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Angkola Selatan dengan nilai rata-rata yang diperolehdi kelas control adalah sebesar 1,86 dengan median sebesar 2,00 dan modus sebesar 1,00. Kemudian rata-rata yang diperoleh di kelas eksperimen adalah sebesar 2,78 dengan median sebesar 2,00, dan modus sebesar 2,00. Hal ini dibuktikan bahwa nilai signifikan 0,666 > 0,05 yang berarti hipotesis yang ditegakkan diterima. Sehingga, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan salah satu alternatif untuk perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan matematis siswa, khususnya kemampuan komunikasi matematis siswa. 47

46 Eka Nur Azizah, dkk, Efektivitas Model..., hlm.319.

47Rabiayatul Adawiyah Siregar, dkk, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nht Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Di Kelas Xi SMA Negeri 1 Angkola Selatan”, Jurnal,Vol. 3, Nomor 3, November 2016, hlm. 41.

Jika megacu pada kajian pustaka kita ketahui bahwa NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang membuat siswa menjadi lebih aktif selama proses pembelajaran dan membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab. Pemahaman siswa dituntut untuk mengkontibusikan pemahaman mereka selama diskusi. Namun NHT juga mempunyai kelemahan diantaranya yaitu dapat membuat grogi atau panik siswa dan siswa yang pandai mendominasi selama diskusi sehingga para siswa kemampuan rendah dapat menimbulkan sikap minder, karena siswa tidak mengetahui nomor yang akan dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan hasil perkerjaan kelompok. Dibutuhkan sebuah inovasi untuk menutupi kelemahan dari model pembelajaran NHT tersebut.

Penggabungan model pembelajaran NHT dengan pendekatan Open Ended dinilai dapat meminimalisasi kelemahan dari NHT, hal ini dikarenakan pendekatan Open Ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki motode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu dan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, memecahkan masalah dengan beberapa tekhnik. Salah satu kelebihan dari pendekatan Open Ended ialah siswa dengan kemampuan rendah bisa memberikan reaksi terhadap masalah dengan beberapa cara dengan cara mereka sendiri sehingga dengan memadukan antara model pembelajaran NHT dengan pendekatan Open Ended, siswa kemampuan rendah dalam memecahkan masalah dalam diskusi dengan beberapa cara dengan cara mereka sendiri, sehingga tidak menimbulkan sikap minder dan pasif selama diskusi.

Hal ini menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa yang diajarkan dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvesional.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended siswa lebih termotivasi untuk belajar dan menyelesaikan persoalan matematika yang ia hadapi.

Kesimpulan yang diambil dari uraian di atas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Endeddapat memberikanpengaruh yang positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, karena dapat berpengaruh terhadap terciptanya semangat diri untuk belajar, terlatihnya saling kerjasama dan dapat mengekspresikan ide matematika dalam pembelajaran yang berlangsung, serta dampak model NHT dengan pendekatan Open Ended adalah peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan hasil belajar yang meningkat dari sebelumnya.Sehingga, menunjukkan bahwa secara umum pemelajaran metematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan pendekatan Open Ended berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII MTs NW Karang Bata tahun 2019/2020.

Dokumen terkait