BAB III METODE PENELITIAN
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi (2006: 224), variabel adalah yang menjadi sasaran penyelidikan dan dapat juga disebut gejala. Gejala-gejala yang
menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya maupun dalam tingkatannya disebut variabel.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi variabel dalam penelitian adalah : Implementasi Pendidikan Agama Islam sebagai variabel bebas dan Pembentukan kepribadian Siswa sebagai variabel terikat.
C. Defenisi Operasional Variabel
1. Implementasi Pendidikan Agama Islam yaitu proses yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi yang berdasarkan kepada ajaran al-Qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insan-insan kamil setelah proses pendidikan berakhir 2. Pembentukan kepribadian siswa yaitu Pembinaan penanaman nilai-nilai
perilaku budi pekerti, perangai, tingkah laku baik terhadap Allah Swt, sesama manusia, diri sendiri dan alam sekitar yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Dari uraian di atas maka defenisi operasionalnya adalah implementasi Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan prilaku siswa. Ini dimaksudkan bahwa pentingnya pendidikan Agama Islam terhadap siswa untuk kelangsungan hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sehingga tercipta generasi yang cerdas secara intelektual serta mempunyai akhlakul karimah serta santun dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Mardalis (2009:53) populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, sedangkan Menurut Azwar (2003 : 77), Populasi adalah keseluruhan obyek yang di teliti baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Definisi lain di kemukakan oleh Sugiyono (2009 : 80) bahwa populasi adalah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.
Populasi merupakan keseluruhan yang menjadi sumber data dan informasi.
Mengenai sesuatu yang ada hubungannya dengan penelitian tentang daya yang diperlukan.
Suharsimi Arikunto (2003: 11) mengemukakan bahwa:
Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya juga disebut populasi studi sensus.
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2001: 220) batasan populasi adalah sebagai berikut:
Populasi adalah sekumpulan penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti atau diselidiki disebut populasi atau univerum. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk yang paling sedikit mempunyai suatu sifat yang sama.
Menurut Kamaruddin (2002: 203) menyatakan bahwa "populasi adalah semua individu yang dijadikan sumber pengambilan sampel".
Dari berbagai pengertian tersebut di atas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan individu yang akan menjadi objek penelitian.
Jadi populasi yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru dan siswa yang terdapat pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dimana guru berjumlah 19 orang dan siswa berjumlah 97 orang. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Keadaan populasi guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar tahun ajaran 2013 / 2014
No Guru dan siswa Laki-lakiJenis KelaminPerempuan Jumlah
1 Guru 2 17 19
2 VII 21 19 40
3 VIII 9 11 20
4 IX 19 18 37
Jumlah 51 65 116
Sumber data: Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar tahun ajaran 2013 / 2014
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah populasi guru dan siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar tahun ajaran 2013 / 2014adalah 116 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian objek atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sutrisno Hadi sampel adalah perwakilan atau wakil yang lebih kecil dan keseluruhan. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggenaralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
(Sutrisno Hadi, 2001 : 104)
Dari beberapa pengertian tersebut, maka jelaslah bahwa sampel adalah wakil dari populasi, maka sampel yang diambil haruslah refresentatif atau mencerminkan populasi. Jadi dalam meneliti sebagian individu obyek, situasi atau peristiwa tidak diteliti secara keseluruhan melainkan hanya sebagian dari populasi saja. Teknik random sampling representatif yang pada dasarnya menyangkut sampai di mana ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas itu benar-benar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Adapun pengambilan sampel tersebut berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto 2003: 117)
"Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian:
seluruh populasi. jika subjeknya besar atau banyak dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25 atau lebih.
Dari uraian di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2
Keadaan Sampel Guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013 / 2014
No siswa Laki-lakiJenis KelaminPerempuan Jumlah
1 VII 21 19 40
2 VIII 9 11 20
3 IX 19 18 37
Jumlah 49 48 97
Sumber data: Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kelurahan Benteng Selatan Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013 / 2014
Tabel di atas menunjukkan bahwa sampel siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Kecamatan Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar berjumlah 97 orang.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 127) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan pada waktu melaksanakan penelitian.
Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa alat sebagai berikut:
Dalam menentukan instrumen di dalam penelitian skripsi ini erat sekali pemahaman bahwa penelitian ini tergolong bersifat kualitatif. Karena itu dalam menentukan instrumen atau alat penelitiannya, penulis sesuaikan dengan keadaan pembahasannya. Adapun alat instrumen tersebut adalah sebagai berikut
1. Pedoman Angket
Nana Sudjana (2001: 7) mengemukakan tentang pengertian angket bahwa :
Angket yakni cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan dan disusun sedemikian rupa sehingga responden tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan tepat.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode angket adalah suatu metode tentang cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada orang lain yang ingin diperoleh datanya.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara biasanya disebut dengan interview. Alat instrumen ini dipergunakan untuk memperoleh data-data dengan jalan menemui secara langsung kepada informan penelitian. Alat ini dipandang layak dikarenakan
terjadi saling keterbukaan antara peneliti dengan informan dalam hubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Pedoman Observasi
Instrumen atau alat ini biasanya disebut dengan pengamatan, yaitu alat penelitian yang digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap objek penelitian. Cara ini ditempuh agar data yang diperoleh betul-betul akurat sesuai dengan fakta atau keadaan objek penelitian.
4. Dokumentasi
Instrumen ini merupakan salah satu alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data-data melalui catatan-catatan dokumen yang terdapat dalam lokasi penelitian, dokumen tersebut berupa tulisan atau catatan–catatan (data-data) dokumen-dokumen arsip dan sebagian yang dapat memberikan data yang diperlukan oleh penulis.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Library Research (kepustakaan) Library research adalah pengumpulan data dan informasi melalui penelitian kepustakaan, yakni pengumpulan data dan informasi melalui penelitian kepustakaan, yakni penelitian terhadap buku- buku serta bacaan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Adapun teknik yang digunakan dalam library research ini adalah sebagai berikut:
a. Kutipan langsung, yaitu kutipan suatu materi keterangan atau pun pendapat tokoh dengan tidak merubah redaksinya.
b. Kutipan tidak langsung, yaitu mengutip buat materi karangan atau pendapat tokoh dengan mengubah redaksinya dengan menggunakan ikhtiar dan ulasan sejauh tidak mengurangi maksud karangan tersebut, tetapi hanya mengutip sebagian garis-garis besarnya saja sehingga berbeda dengan aslinya.
2. Penelitian lapangan, yaitu cara penghitungan data dengan jalan penulis langsung turun ke lapangan. Dalam hal ini Madrasah Tsanawiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
a. Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung dan mencatat gejala-gejala diselidiki. Adapun yang di observasi yaitu guru dan keadaan sekolah data yang diperoleh dalam observasi yaitu keadaan sekolah dan implementasi Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dan hasil yang diperoleh dalam observasi yaitu guru berupaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam.
b. Wawancara adalah metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh informasi secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada informan yang ditetapkan. Adapun diwawancarai yaitu guru dan siswa Madrasah Tsanawiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar kemudian data yang diperoleh dalam wawancara yaitu data tentang usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa Madrasah Tsanawiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
c. Dokumentasi adalah salah satu cara penelitian yang penulis pergunakan dalam memperoleh data lapangan dengan mencatat dokumen-dokumen atau arsip tertulis yang ada hubungannya dengan judul yang diteliti.
d. Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data/ keterangan tertentu dari responden.
H. Teknik Analisis Data
Setelah penulis mengumpulkan data, selanjutnya penulis mengolah data tersebut dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Induktif. Dalam teknik penulis mengolah data yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian disimpulkan pada hal-hal yang bersifat umum.
2. Deduktif. Dalam teknik ini penulis mengolah data mulai dari hal–hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus.
3. Komparatif. Dalam teknik ini penulis mengolah data dengan jalan membanding-bandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya kemudian disimpulkan pada hasil perbandingan tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Selayang Pandang Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
1. Profil Sekolah
Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng kabupaten Kepulauan Selayar didirikan pada tahun 1986, tepatnya tahun ajaran 1986/1987 oleh satu badan pengurus yang diberi nama Badan Pengurus Perguruan Islam Nurul Yaqin kabupaten Kepulauan Selayar yang diketuai oleh bapak Baharuddin Salena, S. Ag (Almarhum) dan sekretarisnya adalah bapak Burhanuddin Idris (Almarhum) yang dibantu beberapa orang tokoh masyarakat Islam dan tokoh pendidik.
Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng kabupaten Kepulauan Selayar didirikan dilatar belakangi karena masih kurangnya Madrasah dalam kota, sedang lulusan-lulusan SD pada saat itu tidak tertampung seluruhnya oleh SLTP yang ada dalam kota.
Diusianya yang ke-24 tahun, Madrasah ini sepanjang perkembangannya telah mengalami beberapa pergantian pemimpin, antara lain :
a. Baharuddin Salena, S. Ag (Alm): Tahun 1986 sampai 1998 b. Bongko Daeng : Tahun 1998 sampai 2002 c. Patta Nasrah, S. Ag : Tahun 2002 sampai 2004 d. Nur haedah, A. Md : Tahun 2004 sampai 2007 e. H. Abdul Hasan Datu, S. Ag : Tahun 2007 sampai 2008 f. Nur Haedah, S. Ag : Tahun 2008 sampai sekarang
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi : Mewujudkan pendidikan yang cerdas dan kompetitif lokal dan global serta melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang berkualitas
b. Misi : 1) Menumbuhkan budaya lingkungan Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng kabupaten Kepulauan Selayar yang bersih, aman dan sehat 2) Menumbuhkan minat baca dan tulis
3) Menumbuhkan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab 4) Menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan
melibatkan seluruh komponen Madrasah
c. Tujuan : 1) Meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan menjalin pendidikan lebih lanjut.
2) Pembentukan budaya kerja, sikap dan amaliah Islam 3) Pengembangan kualitas pembelajaran dan bimbingan 4) Pengembangan pola hidup sehat dan ramah lingkungan 5) Penjaminan mutu
3. Keadaan Guru
Adapun tenaga pendidik dan kepribadian yang menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran sampai sekarang ini adalah terdiri dari Tenaga Guru Bantuan Departemen Agama sebanyak 5 (lima) orang, 1 (satu) orang
Tenaga Guru Bantuan dari Pemerintah Daerah serta beberapa tenaga Honorer / GTT dan PTT yang sumber penghasilannya dari Yayasan dan dana bantuan Pemerintah dalam hal ini dana BOS dan dana Pendidikan gratis.
Untuk mengetahui keadaan tenaga pendidik pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kelurahan Benteng Kecamatan Benteng kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Keadaan guru di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014
No Nama L/P Jabatan Bidang Studi Yang
Diajarkan 1 Nur haeda, S. Ag P Kepala Madrasah Biologi
2 Dra. Andi Mulyati P Guru Tetap Matematika
3 Nadiman, S. Ag P Guru Tetap PPKN, IPS Sejarah
4 Abu Ya'lah, S. Pd.I L Guru Tetap Fiqhi
5 Irmayanti P Guru Tetap Bhs. Indonesia,
Seni Budaya
6 Dra. Nur Haedah P Guru Tetap Ips Geografi
7 Nur haeda, A. Md P GTT Aqidah Akhlak
8 Karmila, S. Pd P GTT Bhs. Indonesia
9 Murniati, S. Pd P GTT Bhs. Inggris
10 Andi Mulyanah, S. Pd P GTT IPA Kimia
11 Irmayati, SE P GTT IPS Ekonomi
12 Nur Biah, S. Pd P GTT Qur'an Hadits
13 Arafah, S. Pd. I P GTT Bahasa Arab
14 Nuryanti, S. Pd P GTT IPA Fisika
15 Muhlis HS, S. Ag., M.Ag L GTT TIK
16 Nurmiati, S. Si P GTT Mulok
17 Kasmayanti, A. Md P GTT Penjaskes
18 Johoriyah, S. Pd P GTT Sej. Keb. Islam
19 Fitria,S. Pd.I P GTT Fiqh, SBK
Sumber data: Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah banyaknya siswa sebagai responden. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar tahun ajaran 2013/2014, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014
No Guru dan siswa Laki-lakiJenis KelaminPerempuan Jumlah
1 VII 21 19 40
2 VIII 9 11 20
3 IX 19 18 37
Jumlah 49 48 97
Sumber data: Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dalam tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 97 orang.
5. Keadaan Sarana dan Fasilitas Belajar
Kelangsungan Pendidikan formal tidak hanya didukung oleh tenaga pengajar dan siswa tetapi harus didukung pula oleh sarana dan prasarana misalnya fasilitas gedung dan alat-alat pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar serta lingkungan yang dapat memberi suasana edukatif. Karena itu, masalah sarana dan fasilitas ini tetap menjadi bagian objek penelitian dalam kegiatan meneliti.
Keadaan sarana pendidikan dan fasilitas belajar Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5
Keadaan sarana dan fasilitas belajar Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.tahun ajaran 2013/2014
No Sarana/Fasilitas belajar Jumlah Keadaan Fisik 1
2 3 4 5 67 8 9 10 11
Ruang belajar
Ruang kepala sekolah Ruang guru
Meja siswa Kursi siswa Meja guru Kursi guru Lemari Rak buku Televisi Komputer
6 Ruangan 1 Ruangan 1 Ruangan 80 Buah 160 Buah
10 Buah 10 Buah 5 Buah 1 Buah 2 Buah 2 Unit
Baik Baik Baik Baik Baik BaikBaik Baik Baik Baik Baik
Sumber data : Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
B. Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan kepribadian Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
Sebagai lembaga pendidikan yang berstatus umum, dalam kondisi bagaimanapun juga senantiasa diarahkan kepada pembinaan keagamaan, terutama terhadap pembentukan kepribadian siswa yang merupakan implementasi terhadap pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Dalam pembentukan kepribadian siswa di sekolah sasaran utama dalam segala program pendidikan ingin dicapai dengan pengertian bahwa pendidikan agama Islam menempati posisi
tertinggi dan paling utama dalam memperbaiki dan membina kepribadian siswa.
Untuk memberikan gambaran umum apakah siswa tetap tertarik atau tidak tertarik dalam mengikuti pengajaran Pendidikan Agama Islam, maka dapat dilihat terlebih dahulu bagaimana sikap siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Implementasi guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat baik 22 23%
2 Baik 65 67%
3 Kurang baik 10 10 %
Jumlah 97 100 %
Sumber data: Angket nomor 1
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 97 siswa yang dijadikan responden 22 atau 23% menyatakan implementasi guru dalam mengajar Pendidikan Agama Islam sangat baik, 65 atau 67% menyatakan implementasi guru dalam mengajar Pendidikan Agama Islam baik, 10 atau 10% menyatakan implementasi guru dalam mengajar Pendidikan Agama Islam kurang baik.
Pernyataan di atas didukung oleh wawancara peneliti Fitria, S. Pd.I guru Fiqh bahwa:
Penerapan yang digunakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada yaitu moving kelas dan belajar secara tim menjadi pilihan utama. Moving kelas diartikan sebagai adanya kelas khusus setiap mata pelajaran, dimaksudkan agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti
pelajaran. (wawancara 18 November 2013 di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar)
Berdasarkan keterangan di atas, dapat dipahami bahwa guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki strategi yang sangat mendukung proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu mengarahkan dan membimbing siswa dalam proses belajar mengajar.
Tabel 7
Siswa tertarik belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam
No Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1 Sangat tertarik 25 26%
2 Tertarik 68 69%
3 Kurang tertarik 4 5%
4 Tidak tertarik - 0 %
Jumlah 97 100 %
Sumber data: Angket nomor 2
Tabel di atas menunjukkan 97 siswa yang dijadikan responden 25 atau 26% siswa yang menyatakan sangat tertarik belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam, 68 atau 69% siswa yang menyatakan tertarik belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam, 4 atau 5% siswa yang menyatakan kurang tertarik belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Dari tabulasi angket di atas menunjukkan bahwa siswa tertarik belajar Pendidikan Agama Islam hanya saja bagaimana seorang pendidik menyesuaikan situasi dan kondisi dalam mengajar dengan terobosan baru yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan materi.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Nur Haeda, A. Md guru Aqidah Akhlak bahwa:
Pendidikan agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar sangat berpengaruh karena dengan siswa mempelajari Pendidikan Agama Islam maka akan tercipta watak yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt dan berahlak mulia. Dengan hal ini maka jelaslah bahwa dengan mempelajari pendidikan agama Islam maka siswa akan terhindar dari perbuatan yang tercela dan mereka akan memiliki sifat-sifat terpuji. (wawancara 18 November 2013 di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar)
Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan lembaga pendidikan dasar yang sangat menentukan keberhasilan dalam menempuh Jenjang pendidikan selanjutnya, terutama dalam proses pembinaan siswa dengan adab-adab kesopanan, sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Islam tidaklah cukup hanya dengan memberikan berbagai macam ilmu dan kecakapan serta keterampilan belajar siswa, akan tetapi pendidikan Islam yang lebih penting lagi adalah bagaimana pendidikan agama Islam dapat menanamkan keutamaan dalam jiwa siswa sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan, sehingga nantinya dapat tumbuh dan berkembang secara berimbang dalam meniti perjalanan hidupnya, sehat jasmani dan rohani agar dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Hal tersebut di atas tentunya banyak dipengaruhi oleh tingkat kemampuan masing-masing siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru mereka sehingga sebagian dari mereka dapat menarik
manfaat dari pelajaran yang didapatkan dan sebagian lagi kurang menarik manfaat dari materi pelajaran yang diajarkan.
Faktor lain yang tentunya cukup berpengaruh adalah lingkungan keluarga atau lingkungan bermain siswa dimana mereka memperoleh kesempatan mempraktekkan, mengulangi dan mengamalkan materi pelajaran di sekolah. dalam hal ini lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat siswa berbeda-beda.
Sikap kepribadian yang Islami adalah merupakan tuntunan para orang tua yang menjadi idaman pada setiap lembaga pendidikan Islam, khususnya pada Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, sesuai lembaga pendidikan dasar yang memberikan pendidikan agama Islam pada siswa sehingga dapat menentukan proses pembentukan kepribadian siswa, dengan demikian dapat dilihat pendapat siswa tentang peranan pendidikan Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut :
Tabel 8
Pendidikan Agama Islam Berperan dalam pembentukan kepribadian siswa
Kategori jawaban Frekuensi Persentase
a. Sangat berperan 21 22%
b. Berperan 60 61%
c. Cukup berperan 12 13%
d. Kurang berperan 4 4%
Jumlah 97 100%
Sumber Data : Diolah dari item angket nomor 3
Pada tabel di atas, memberikan alternatif jawaban dari 97 siswa yang dijadikan responden sebanyak 21 atau 22% yang berpendapat bahwa pendidikan agama Islam sangat berperan dalam pembentukan kepribadian siswa, 60 orang atau 61% yang berpendapat bahwa pendidikan agama Islam berperan dalam pembentukan kepribadian siswa, terdapat 12 orang atau 13%
yang menganggap cukup berperan dalam pembentukan kepribadian siswa dan terdapat 4 atau 4% siswa yang menjawab bahwa pendidikan agama Islam kurang berperang dalam pembentukan kepribadian siswa.
Implementasi pendidikan Islam yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan berbagai pengetahuan dan sekedar memenuhi otak siswa didik untuk menghadapi masa depannya, tetapi yang terpenting adalah upaya untuk mendidik akhlakul karimah sehingga dapat bergaul dengan baik di lingkungan keluarganya maupun lingkungan masyarakat dimana ia berada.
Fitria, S. Pd. I guru Fiqh dalam wawancaranya dengan peneliti menyatakan bahwa:
Implementasi Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan kepribadian siswa, sangat berpengaruh dengan baik karena dengan adanya Pendidikan Agama Islam dapat membentuk watak dan pribadi siswa menjadi lebih baik serta banyak melakukan kegiatan keagamaan meskipun diluar lingkungan sekolah antara lain siswa aktif dalam kegiatan lomba tadarrus Alquran dan lomba azan. (Wawancara 18 November 2013 di Madrasah Tsanawiyah Nurul Yaqin Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar)