BAB III METODE PENELITIAN
C. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99) bahwa, “Variabel adalah objek penelitian, atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.
Dalam mengukur ada tidaknya pengaruh pembelajaran al-Qur‟an hadits terhadap peningkatan kemampuan membaca al-qur‟an siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa, penulis mengunakan penelitian kualitatif, untuk mencari pengaruh antara dua variabel yaitu:
1. Variabel X (Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis) yang merupakan variabel bebas.
2. Variabel Y (Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa) yang merupakan variabel terikat.
D. Defenisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kekeliruan dalam menafsirkan variabel penelitian maka dilakukan defenisi operasional variabel:
1. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits adalah bagian matapelajaran pendidikan agama islam pada madrasah tsanawiyah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan dan penghayatan terhadap isi yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan hadits sehingga dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
2. Tingkat Kemampuan Membaca Al-qur‟an Siswa adalah kemampuan siswa dalam membaca, memahami, dan menghayati isi yang terkandung dalam Al-Qur‟an..
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Setiap kegiatan yang dilakukan di lapangan tidak terlepas dari keadaan subjek yang hendak dijadikan sebagai sumber data yang biasa disebut dengan populasi. Penentuan sumber data tersebut tergantung pada masalah yang akan diteliti.
Untuk mengantar penulis pada pemahaman terhadap suatu objek populasi penelitian dalam proposal ini, maka terlebih dahulu penulis akan memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para pakar, yaitu:
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130):
Populasi adalah keseluruhan objek populasi penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian maka penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi studi atau penelitiannya adalah studi sensus.
Menurut Sugiono (2009:80):
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menyimak pengertian di atas, maka dapat disimpulakan bahwa populasi dalam sebuah penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek yang menjadi objek penelitian berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa sesuai kriteria yang ditentukan oleh penulis. Oleh sebab itu, populasi yang dimaksudkan adalah Pengaruh Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa.
Tabel I Keadaan Populasi No Siswa-Siswi dan Guru
MTS Aisyiyah
Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan
1. Kelas VII 63 49 112
2. Kelas VIII 59 61 120
3. Kelas IX 49 50 99
4. Guru Al-Qur‟an Hadis 1 1 2
Jumlah 172 161 333
Sumber data: Tata Usaha MTS Aisyiyah.
Tabel I di atas menunjukkan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 333 orang dari siswa MTS Aisyiyah yang terbagi dari tiga kelas, Kelas VII sebanyak 112 Orang, Kelas VIII sebanyak 120 Orang, Kelas IX sebanyak 99 orang dan Guru sebanyak 2 orang. Jadi jumlah keseluruhan populasi adalah sebanyak 333 orang.
2. Sampel
Setelah menentukan populasi dalam penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel hanya sebagian kecil yang diambil dari populasi. Jadi, dalam penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut membutuhkan biaya yang banyak, waktu yang lama dan pertimbangan keterbatasan yang lainnya. Oleh karena itu, diambil dari sebagian populasi yang ada sebagai wakil (sampel) yang akan diteliti dengan syarat bahwa sampel dapat mewakili seluruh karakteristik populasinya.
Berdasar pada permasalahan di atas Menurut Sugiyono (2009:81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.
Suharsimi Arikunto, (1998:120) mengemukakan “bahwa sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.” Populasi yang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih.
Penentuan sampel yang penulis ambil adalah 33 dari jumlah populasi, yaitu 333 x 10% = 33 orang sampel. Hal ini berdasarkan teori tersebut diatas. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 2 Keadaan Sampel No Siswa – siswi
MTS Aisyiyah
Jenis kelamin Jumla Laki-laki Perempuan h
1. Kelas VII 6 5 11
2. Kelas VIII 6 6 12
3. Kelas IX 5 5 10
4. Guru Al-Qur‟an Hadis 1 1 2
Jumlah 18 17 35
Tabel di atas menunjukan jumlah sampel sebanyak 35 orang dari Siswa-siswi dan Guru MTS Aisyiyah Sungguminasa.
F. Instrument Penelitian
Dalam hal ini penulis akan mempergunakan instrument penelitian.
Hal ini dimaksudkan agar penulis dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai alat untuk menyatakan besaran atau persentase suatu
hasil penelitian baik berupa data kualitatif yang berupa angka-angka. Oleh karena itu, instrument yang dimaksudkan adalah alat ukur yaitu alat untuk mengukur dan menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif, sehingga dengan menggunakan instrumen yang dipakai tersebut berguna bagi pengukurnya
Adapun instrument penelitian yang penulis pergunakan dalam pengumpulan data dilapangan adalah pedoman observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Keempat instrumen penelitian tersebut digunakan karena pertimbangan praktis bahwa kemungkinan hasilnya adalah lebih valid dan akurat. Untuk mengetahui lebih jelas, penulis akan menguraikan secara sederhana ketiga bentuk instrument tersebut, sebagai berikut:
1. Pedoman Observasi
adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam satu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal- hal tertentu yang diamati, dan menggunakan peralatan seperti: buku catatan, alat mencatat, dan lain-lain
2. Pedoman Wawancara
Adalah berupa catatan dimana peneliti mengarah pada pedoman tentang siapa yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi atau keterangan ketika bertatap muka langsung dengan
cara mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan data informasi yang diperlukan.
3. Angket
Angket merupakan pertanyaan tertulis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai laporan tentang pribadinya atau hal-hal ia ketahui.
4. Catatan Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen yang penulis pergunakan dalam memperoleh data di lapangan dengan mencatat dokumen-dokumen atau gambar dokumentasi, yang dianggap penting atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dokumen-dokumen tersebut dapat membantu dalam memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan pembahasan dalam penelitian ini.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penenlitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik yaitu:
Field research (Lapangan), yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan tentang objek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang lebih akurat yang ada hubungannya
dengan masalah yang ada dalam penelitian ini dengan menggunakan metode:
1. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki.
Observasi ini dilaksanakan untuk mengetahui Pengaruh Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al- Qur‟an Siswa di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa. Mengadakan observasi berupa pengamatan langsung pada hal- hal yang berhubungan dengan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik untuk mendapatkan data dan keterangan secara langsung dari responden. Oleh karena itu, jika teknik ini digunakan dalam penelitian, maka perlu terlebih dahulu mengetahui sasaran maksud dan masalah yang dibutuhkan si peneliti, sebab dalam waktu wawancara dapat diperoleh keterangan yang berlainan dan adakalanya tidak sesuai dengan maksud peneliti.
3. Angket
Teknik angket dimaksudkan untuk memperoleh informasi dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tertulis disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden. Angket adalah salah satu teknik untuk
mendapatkan data dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diinginkan secara tertulis.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang berhubungan dengan permasalahan melalui dokumen-dokumen tertulis baik pada instansi terkait maupun referensi-referensi ilmiah lainnya.
H. Teknik Analis Data
Hasil Penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriftif dalam teknik statistik deskriptif yang akan menggambarkan data yang terkumpul dengan cara penggambaran melalui tabel-tabel sederhana dan dalam sistem penggambaran persen, lalu kemudian disimpulkan dengan cara deskriftif.
Untuk melihat presentase hasil dari analisis data, Anas Sudjono (2002 : 25) memaparkan rumusnya sebagai berikut:
P = x100% N
f
Keterangan :
P = Angka persentase.
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Jumlah siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum MTS Aisyiyah Sungguminasa 1. Sejarah Berdirinya MTS Aisyiyah Sungguminasa
Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah berdiri pada tahun 1976 berlokasi di sungguminasa Gowa dibawah asuhan Aisyiyah cabang sungguminasa. Sekolah ini didirikan sebagai salah satu amal usaha dari Aisyiyah cabang sungguminasa untuk mendirikan cabang dibidang pendidikan
Sejak berdirinya hingga sekarang, MTs. Aisyiyah Sungguminasa Gowa telah dipimpin oleh empat kepala sekolah, yaitu:
Tabel 3
Daftar Nama Kepala Sekolah MTS Aisyiyah Sungguminasa No. Nama
1 Drs. Borahima, M.Pd.
2 Dra.Hj. Musdalifah Wahab 3 Aziz Masang, S.Ag., M.Si 4 Dra.Sumiyati. M
Sumber data : Tata usaha MTS Aisyiyah Sungguminasa
2. Visi, dan Misi MTS Aisyiyah Sungguminasa Visi
“Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa”.
Misi
a. Meperkuat iman dan taqwa kepada allah SWT.
31
b. Membentuk peserta didik yang memiliki pemahaman benar terhadap ajaran agama islam.
c. Mewujudkan peserta didik yang terampil dalam bekerja cerdas dalam berpikir serta mulia dalam berakhlak
d. Memiliki nilai akademik yang tinngi.
e. Menumbuhkan budaya unggul dalam presentasi akademik dan non akademik. Menumbuhkan budaya lingkungan yang bersih,aman,dan sehat
3. Personal Sekolah a. Guru
Guru sering juga disebut tenaga pendidik, merupakan salah satu unsur dalam dunia pendidikan yang sangat berperan penting untuk memberikan bimbingan kepada siswa khususnya di MTs.
Aisyiyah Sungguminasa. Mereka diharapkan dapat memberikan perhatian dan bimbingan secara prefosional dengan menggunakan metode yang tepat agar tercipta suasana kondusif selama proses belajar.
Adapun keadaan guru MTs. Aisyiyah Sungguminasa Tahun Ajaran 2016-2017
1. Nama-nama Pimpinan Madrasah, guru serta staf administrasi
Tabel 4 Guru dan Staf
NO NAMA JABATAN
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Dra. Sumiyati M.
Hj. Hasnah Saing, S.Ag.
Hj. Syamsiar, S.Ag.
Ibrahim, S.Ag.
Muwahidah Idrus, S.Ag.
Zulmidar, S.Pd.
Nurhayati Saleh Syahruddin, S.Pd.I.
Drs. Abd. Rajab Karim Hamdanah, S.Pd.
Ibnu Hajar, S.Pd.
Hj. Sakinah, S.Pd.
Umiyanti Umar, S.Pd.
Tri Wahyuni, S.Pd.
Cahaya, SE.
Hasdalena Halik, S.Pd.
Hasrianti, SE.
Nurhajar Yusuf, SH.
Hasnah R., S.Ag.
Kapriana Eka Putri, S.Pd.
Sahari
Rusmah Majid Yusran
Juriani
Dedi Hidayat, S.S, S.Pd., M.Pd.
Tajuddin, A.Md.Kom.
Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah
Guru/ Wali Kelas Guru/ Wali Kelas Guru/ Wali Kelas
Guru Kurikulum
Guru
Guru/ Kurikulum/ Wali Kelas Guru
Guru/ Wali Kelas Guru Guru Guru Guru/ Wali Kelas Guru/ Wali Kelas Guru/ Wali Kelas Guru/ Wali Kelas Guru/ Wali Kelas
Guru Guru
Guru/perpustakaan Guru
Guru Guru Guru
27 28
Riswan Majid, S.Pd.I Muh. Khadafi, S.Pd.I
Guru Guru
Sumber Data : Tata Usaha MTS Aisyiyah Sungguminasa 4. Keadaan Siswa MTS Aisyiyah Sungguminasa
Seperti halnya sekolah- sekolah yang lain mendidik siswa-siswi, khusus pada MTs. Aisyiyah Sungguminasa Gowa mendidik siswa-siswi sebanyak 372 orang, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kelas VII terdiri dari : 112 Siswa Kelas VII A : 38 siswa
Kelas VII B : 37 siswa Kelas VII C : 37 Siswa
2. Kelas VIII terdiri dari : 120 Siswa Kelas VIII A : 41 Siswa
Kelas VIII B : 39 Siswa Kelas VIII C : 40 Siswa 3. Kelas IX terdiri dari : 99 Siswa
Kelas IX A : 36 Siswa Kelas IX B : 33 Siswa Kelas IX C : 30 Siswa
5. Fasilitas
Sebagai sekolah menengah, Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa memiliki Fasilitas Yang dapat dikategorikan sangat memadai dan mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif.
Adapun fasilitas yang dimiliki Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa, Yaitu: perpustakaan, Ruang BP, Aula, Ruang
tata Usaha, ruang belajar, ruang guru, ruang Kepala Sekolah dan Mushollah. Untuk lebih jelasnya akan kami paparka sebagai berikut:
Gedung Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa terletak dijalan Balla Lompoa no. 26 sungguminasa, sekitar 100 meter sebelah barat Balla Lompoa. Sekitar 20 meter sebelah barat terdapat gedung dakwah muhammadiyah sungguminasa. Gedung ini di gunakan oleh dua sekolah yakni MTS aisyiyah dan SMP Aisyiyah dan juga sebelahan dengan Madrasah Aliyah Aisyiyah Sungguminasa Gowa.
Ruang Kelas
Ruang Kelas di MTs Aisyiyah Sungguminasa cukup tertata dengan baik meskipun beberapa gambar yang dianggap sering menjadi hiasan kelas seperti gambar presiden dan wakil presiden, lambang garuda danlain sebagainya masih jarang terlihat menghiasi dinding kelas. Untuk MTs sendiri menggunakan Ruangan sebanyak 6 Ruangan. Untuk kelas IX a, IXb, IXc menggunakan ruangan diwaktu pagi, sementara dengan ruangan yang sama diisi oleh kelas VII a, VII b, VII c diwaktu siang.
Sedangkan untuk ruang kelas VIII berada dilantai 2 gedung sebelah selatan yang mana dilantai satu digunakan oleh siswa(i) SMP Aisyiyah Sungguminasa. Tiap ruangan terdapat 24 bangku dan tempat duduk dengan jumlah siswa 20 – 48 siswa.
Perpustakaan
Perpustakaan MTs. Aisyiyah Sungguminasa terletak dilantai dasar agak kebelakang sehingga suasananya sangat tenang.
Ruang Guru
Ruang guru MTs. Dan SMP Aisyiyah terletak dalam satu ruangan Letaknya didepan tempat parkir sebelah kanan pintu masuk gedung sekolah, diruang guru ini terdapat meja, kursi dan almari guru.Disamping itu juga terdapat papan pengumuman, daftar guru
dan karyawan, tatatertib guru dan lain-lain. Sedangkan dari segi pemanfaatnya, setiap hari lebih dari 10 orang guru hadir dan memanfaaatkan ruangan tersebut sebagai tempat persiapan mengajar dan saling berbagi pengalaman tentang kondisi peserta didik yang dihadapi hari itu.
Ruang Kantor Dan Kepala Sekolah
Ruangan kantor dan ruangan kepala sekolah terletak di sebelah kiri gerbang masuk. Dalam ruangan tersebut terdapat ruangan kepala sekolah MTs dan SMP Aisyiyah yang saling bersebelahan, didepan ruangan kepala sekolah terdapat sofa untuk tamu yang datang serta terdapat lemari yang berisikan banyak tropy dan piala yang diraih oleh siswa-siswi MTs dan SMP Aisyiyah sungguminasa Gowa
Ruang Tata Usaha
Ruang tata usaha terletak disebelah ruangan kantor dan dibatasi dengan tangga menuju lantai 2 gedung. Ruangan tata usaha sangat kecil tapi nampak rapi dengan penataan yang sangat unik sehingga banyak aktifitas dapat dilakukan dalam ruangan yang sederhana itu.
Kamar Mandi/ WC
Terdapat tiga kamar mandi yang masih berfungsi, dan bersebelahan dengan tempat wudhu.
Mushollah
Mushollah terletak didepan halaman menghadap ke barat. Selain digunakan sebagai tempat ibadah, mushollah ini sering dijadikan sebagai tempat pertemuan bagi kami Mahasiswa PPL.yang dimana mosollah tersebut dilengakapi dengan 2 kipas angin.
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MTS Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa
Lokasi : Jl. Balla Lompoa No. 26 Sungguminasa, Kab. Gowa
Tabel 6 Fasilitas Sekolah
No Jenis Ruangan/ Gedung Jumlah Keterangan 01
02 03 04 05 06 07 08 09
Ruangan Kelas untuk belajar
Ruangan Kepala Sekolah dan Wakil Ruangan Tata Usaha
Ruangan Guru
Aula/ Ruangan Pertemuan Mushallah
WC/ Kamar Kecil Gudang
Halaman Sekolah
6 1 1 1 1 1 3 1 1
Sumber data: Tata Usaha MTs Aisyiyah Sungguminasa
Fasilitas yang dimiliki oleh MTS Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa sebagaimana yang terdapat pada daftar tabel di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fasilitas yang dimiliki oleh MTS Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa dapat menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Karena sarana dan prasarana sebagaimana yang dimiliki oleh MTS Aisyiyah Sungguminasa kabupaten Gowa tidak hanya pada fasilitas peserta didik, akan tetapi fasilitas yang baik juga dimiliki oleh para guru, seperti ruangan, dan lain-lain.
B. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Siswa MTS Aisyiyah Sungguminasa Kabupaten Gowa
Pembelajaran al-Qur‟an hadis diarahkan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan siswa terhadap al-Qur‟an dan hadis, sehingga memperoleh pengetahuan mengenai keduanya dengan baik dan benar.
Muwahidah Idrus (Guru Al-Qur‟an Hadis), mengatakan bahwa:
Dalam Pembelajaran al-Qur‟an hadis di Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah, menekankan proses kegiatan belajar yang berorientasi pada kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang muslim terhadap kedua sumber ajaran tersebut. Di antaranya adalah kemampuan dalam membaca, menulis, menghafal, memahami, dan mengamalkan al-Qur‟an hadis. Metode yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis bermacam-macam seperti Ceramah sambil Tanya jawab, demontrasi, hafalan, . (Wawancara, di Ruang Guru tanggal, 19 Juli 2016)
Lebih jelasnya dapat di perhatikan jawaban responden dengan melalui tabel berikut :
Tabel 7
Tanggapan Responden Belajar Membaca Al-Qur‟an sesuai dengan Hukum Tajwid di Sekolah
No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %
1 Ya 33 100%
2 kadang-kadang - -
3 Tidak - -
Jumlah 33 100%
Sumber data : Dari angket item 1
Dari tabel di atas diketahui bahwa semua siswa belajar membaca al-Qur‟an sesuai dengan hukum tajwid. ini terbukti semuanya siswa yang menjawab Ya sebanyak 33 siswa (100%) dari jumlah sampel 33 orang.
Tabel 8
Tanggapan Responden Belajar tentang Unsur-unsur Hadis seperti sanad, perawi, matan pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadis
No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %
1 Ya - -
2 kadang-kadang - -
3 Tidak 33 100%
Jumlah 33 100%
Sumber data : Dari angket item 2
Dari tabel di atas diketahui bahwa Semua siswa menjawab Tidak Belajar Unsur-unsur Hadis seperti sanad, perawi, matan pada mata pelajaran Al-Qur‟an dengan persentase (100%). Ini menujukkan bahwa siswa MTS Aisyiyah Tidak mempelajari unsur-unsur hadis.
Penulis berkesimpulan bahwa siswa semua belajar membaca al- qur‟an sesuai dengan hukum tajwid tetapi Tidak Belajar tentang Unsur- unsur Hadis seperti sanad, perawi, matan. Dalam hal ini dapat memberi siswa pengetahuan serta dapat lebih belajar dalam memahami, dan membaca al-Qur‟an hadis dengan baik.
C. Kemampuan membaca Al-Qur‟an Siswa Madrasah Tsanawiyah Aisyiyah Sungguminasa
Kemampuan membaca al-Qur‟an harus dimulai dari mengenal, membaca dan melafadzkan jumlah huruf dalam al-Qur‟an dengan baik dan benar. Dalam hal ini pentingnya belajar membaca al-Qur‟an, karena al-Qur‟an merupakan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari serta merupakan ibadah bagi orang yang membacanya. Pelajaran al-Qur‟an hadis dapat menunjang mata pelajaran lainnya, selain itu dapat menunjang dalam acara perlombaan antar sekolah, dengan seperti itu akan mendorong siswa untuk belajar khususnya dalam belajar membaca al-Quran sehingga tidak ada lagi siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca al-Quran.
Peneliti melakukan wawancara dengan ibu Muwahidah Idrus (Guru Al-Qur‟an Hadis) yang mengatakan bahwa :
Siswa MTS Aisyiyah 85% yang sudah mampu membaca al-qur‟an, dan masih banyak juga yang belum mampu dalam mengetahui ilmu tajwidnya, oleh karna itu kami sebagai guru al-qur‟an hadits memberi jam tambahan khusus membaca al-Qur‟an melalui Tutor Sebaya. (Wawancara, di Ruang Guru tanggal, 19 Juli 2016)
Lebih jelasnya dapat di perhatikan jawaban responden dengan melalui tabel berikut
Tabel 9
Tanggapan Responden Yang Sudah Mengenal dan Hafal Huruf Hijaiyah
No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %
1 Sangat 26 78.78%
2 Kurang 7 21.21%
3 Tidak -
Jumlah 33 100%
Sumber data : Dari angket item 3
Dari tabel di atas diketahui bahwa Yang sudah mengenal dan hafal huruf hijaiyah sebanyak 26 siswa Yang menjawab sangat mengenal dan hafal (78.78%) dan Yang Kurang Mengenal dan hafal Huruf Hijaiyah sebanyak 7 siswa (21.21%) dari jumlah sampel 33 orang
Tabel 10
Tanggapan Responden Dalam mampu membaca al-Qur‟an sesuai dengan Hukum Tajwid
No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %
1 Sangat Mampu 9 27.27%
2 Kurang Mampu 24 72.72%
3 Tidak Mampu - -
Jumlah 33 100%
Sumber data : Dari angket item 4
Dari tabel di atas diketahui bahwa yang Sangat Mampu dalam membaca al-Qur‟an sesuai dengan tajwid sebanyak 9 siswa (27.27%) dan yang Kurang Mampu sebanyak 24 siswa (72.72%) dari jumlah sampel 33 orang.
Adapun Peneliti melakukan wawancara dengan Riswan Majid (Guru Al-Qur‟an Hadis) yang mengatakan bahwa :
Masih banyak siswa yang belum mampu membaca al-Qur‟an sesuai dengan tajwid, maka dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa saya selaku guru mengidintifikasi siswa kurang mampu atau yang sudah lancar membaca al-Qur‟an setelah mengidintifikasi maka saya melakukan pembinaan baca tulis alqur‟an secara langsung perorangan. (Wawancara, di Ruang Guru tanggal, 20 Juli 2016)
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan Muwahidah Idrus (Guru Al-Qur‟an Hadis) yang mengatakan bahwa :
Adapun siswa yang sudah dapat mengenal huruf hijaiyah dan hafal, serta sudah dapat membaca al-QUr‟an sesuai dengan hukum tajwid sekitar 75% siswa. (Wawancara di Ruang Guru tanggal 25 Juli 2016)
Tabel 11
Tanggapan Responden Sudah Lancar Membaca al-Qur‟an dengan Baik
No. Kategori Jawaban Frekuensi Presentase %
1 Lancar 22 66.66%
2 Kurang Lancar 11 33.33%
3 Tidak Lancar - -
Jumlah 33 100%
Sumber data : Dari angket item 5
Dari tabel di atas diketahui bahwa yang Lancar Dalam membaca al- Qur‟an dengan lancar sebanyak 22 (66.66%) dan yang kurang sebanyak 11 siswa (33.33%) dari jumlah sampel 33 orang
Penulis berkesimpulan bahwa Kemampuan membaca al-Qur‟an Siswa MTS Aisyiyah sebagian besar sudah dapat mengenal dan Hafal
Huruf Hijaiyah, Namum Banyak Siswa yang kurang Mampu dalam membaca al-Qur‟an sesuai dengan hukum tajwid, dan sebagian besar siswa di MTS Aisyiyah Sungguminasa sudah dapat membaca al-Qur‟an dengan lancar.
D. Pengaruh Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa MTS Aisyiyah Sungguminasa
Guru Al-Qur‟an Hadis selalu berusaha menarik perhatian siswa agar pelajaran yang akan disampaikan dapat dipahami dengan baik.
Dengan melalui beberapa metode seperti Tanya jawab, ceramah, demonstrasi dan hafalan dalam pembelajaran al-Qur‟an hadis, dan guru selalu memberi solusi agar peningkatan kemampuan membaca al-qur‟an siswa dapat meningkat dengan mengidintifikasi siswa yang mampu dalam membaca al-qur‟an dan penguasaan tajwidnya, dan yang belum mampu mereka akan dibimbing secara perorangan dengan memberi jam tambahan khusus dalam membaca al-Qur‟an.
Lebih jelasnya dapat di perhatikan jawaban responden dengan melalui tabel berikut :