• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Prosedur Penelitian

Pengambilan sampel jenang ketan secara Probability sampling. Jenang ketan diambil dari berbagai pedagang jenang ketan yang beredar di pasar Souvenir Makan Bung Karno dengan jumlah sampel jenang ketan yang diambil dari tiap pedagang tersebut minimal ± 100 gram. Sampel jenang ketan yang diambil dari setiap pedagang jenang ketan dikemas dalam wadah seperti plastik yang kering dan wadah plastik diberi kode. Setelah itu, sampel jenang ketan dibawa dari tempat pengambilan sampel untuk dilakukan tahap pengujian.

Adapun tahap pelaksanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.8.1 Pembuatan Kontrol Positif dan Kontrol Negatif a. Kontrol Positif

Langkah pertama yakni menyiapkan alat dan bahan untuk membuat jenang ketan.

Menimbang 3 kg tepung beras ketan dan 750 gram tepung beras. Lalu menimbang 3 kg gula merah dan 500 gram gula pasir. Menyiapkan 20 butir kelapa tua dan diambil santannya. Santan dimasak hingga mengeluarkan minyak kemudian dimasukkan gula merah dan gula pasir diaduk hingga larut. Kemudian dimasukkan garam secukupnya dan tepung beras ketan dan tepung beras diaduk hingga rata. Adonan diaduk hingga tekstur kenyal dan tercampur rata (min. 2 jam). Jenang ketan yang setengah matang diambil sebanyak 500 gram dan dicampur dengan formalin. Setelah itu jenang ketan diaduk hingga cairan formalin tercampur rata dan terserap kedalam jenang ketan

b. Kontrol Negatif

Langkah pertama yakni menyiapkan alat dan bahan untuk membuat jenang ketan.

Menimbang 3 kg tepung beras ketan dan 750 gram tepung beras. Lalu menimbang 3 kg gula merah dan 500 gram gula pasir. Menyiapkan 20 butir kelapa tua dan diambil santannya. Santan dimasak hingga mengeluarkan minyak kemudian dimasukkan gula merah dan gula pasir diaduk hingga larut. Kemudian dimasukkan garam secukupnya dan tepung beras ketan dan tepung beras diaduk hingga rata. Adonan diaduk hingga tekstur kenyal dan tercampur rata (min. 2 jam). Setelah lebih dari

2 jam jenang ketan diambil 500 gram dimasukkan ke dalam loyang/wadah cetak.

3.8.2 Pengeringan Kulit Buah Naga Merah untuk Uji Kering Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil sebanyak 4 kg buah naga merah dan dikupas kulitnya. Kulit buah naga merah dibersihkan dengan air bersih. Lalu kulit buah naga merah dipotong tipis-tipis. Dimasukkan kedalam oven dengan suhu 40-60oC selama kurang lebih 20 jam.

Setelah kering kulit buah naga di haluskan menggunakan grinder. Serbuk kulit buah naga merah diayak menggunakan ayakan (mess 100) untuk memperoleh serbuk dengan tekstur halus agar mudah dilarutkan kedalam air. Diperoleh berat 53,8 gram.

3.8.3 Pengujian dengan Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Segar)

Langkah pertama yaitu menimbang masing- masing sampel, kontrol positif dan negatif 10 gram (replikasi 3x), lalu mengambil kulit buah naga merah segar 1 buah atau sesuai kebutuhan. Memasukkan kulit buah naga merah kedalam blender dan ditambah air secukupnya lalu dihaluskan. Kemudian menyiapkan tissue wajah (non parfum) dan dicelupkan ke dalam ekstrak kulit buah naga merah.

Dan terakhir kertas tissue wajah (non parfum) yang sudah dicelupkan ditempel diatas sampel, kontrol positif dan negatif lalu diamati perubahan warna.

3.8.4 Pengujian dengan Ekstrak Kulit Buah Naga (Kering/Serbuk)

Langkah pertama yaitu menimbang masing-

(replikasi 3x), lalu mengambil serbuk kulit buah naga merah segar 10 gram atau sesuai kebutuhan.

Memasukkan serbuk kulit buah naga merah kedalam piring lalu ditambahkan 200 mL air dan diaduk hingga rata. Kemudian menyiapkan tissue wajah (non parfum) dan dicelupkan ke dalam ekstrak kulit buah naga merah (kering). Dan terakhir kertas tissue wajah (non parfum) yang sudah dicelupkan ditempel diatas sampel, kontrol positif dan negatif lalu diamati perubahan warna.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pasar Souvenir Makam Bung Karno merupakan salah satu pasar yang ada di Kota Blitar yang mempunyai banyak pertokoan menetap disana yang selalu ramai dikunjungi konsumen setiap harinya. Pasar Souvenir Makam Bung Karno yang merupakan tempat pembelian oleh-oleh atau cindera mata masyarakat Kota Blitar atau dari luar Kota Blitar saat hendak mengunjungi Makam Bung Karno sehingga tempat tersebut ramai dikunjungi pembeli setiap harinya. Untuk mengetahui ada tidaknya pedagang jenang ketan di Pasar Souvenir Makam Bung Karno yang menggunakan formalin dalam proses produksi jenang ketan yang dikhawatirkan dapat membahayakan konsumen dari semua kelompok umur dan golongan masyarakat yang mengunjungi daerah ini maka dilakukan penelitian mulai tanggal 27 Januari 2022 sampai 16 Februari 2022.

Penelitian dilakukan dengan cara pengujian di laboratorium yang terdiri dari analisis kualitatif formalin menggunakan ekstrak kulit buah naga merah segar dan menggunakan ekstrak kulit buah naga merah kering/serbuk.

4.1.1 Uji Kualitatif Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Segar Hasil pengujian bakso secara kualitatif terhadap kandungan formalin dari 7 sampel jenang ketan yang dijual di Pasar Souvenir Makam Bung Karno yang dilakukan di Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Malang dapat dilihat pada Tabel 4.

N Replikasi Sebelum Uji Sesudah Uji Hasil

Warn a Tissu

e

Warn a Jenan

g

Tekstu r Jenan

g

Warn a Tissu

e

Warna Jenang

Tekstu r Jenan

g 1. Kontrol

Positif Merah , pink tua

Coklat

muda Kenyal Merah

/pink Pink rata permukaa n

Kenyal, lunak, lengket

Positif (+)

2. Kontrol

Negatif Merah , pink tua

Coklat

muda Sedikit keras, kenyal

Putih/

pink pudar

Coklat muda/ham pir tidak ada warna pink

Sedikit keras, kenyal

Negatif (-)

3. Sampel 1 (R1)

Sampel 1 (R2)

Sampel 1 (R3)

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan gPutih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

4. Sampel 2 (R1)

Sampel 2 (R2)

Sampel 2 (R3)

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

5. Sampel 3 (R1)

Sampel 3 (R2)

Sampel 3

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Sedikit keras, sedikit lengket Sedikit keras, sedikit lengket Sedikit keras, sedikit

Coklat jenan g/pink pudar Coklat jenan g/pink pudar Coklat jenan g/pink

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Sedikit keras, sedikit lengket Sedikit keras, sedikit lengket Sedikit keras, sedikit

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

(R3) lengket pudar lengket 6. Sampel 4

(R1)

Sampel 4 (R2)

Sampel 4 (R3)

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat muda Coklat muda Coklat muda

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat muda

Coklat muda

Coklat muda

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

7. Sampel 5 (R1)

Sampel 5 (R2)

Sampel 5 (R3)

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

8. Sampel 6 (R1)

Sampel 6 (R2)

Sampel 6 (R3)

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

9. Sampel 7 (R1)

Sampel 7 (R2)

Sampel 7

Merah , pink tua Merah , pink tua Merah , pink tua

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal,

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal,

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

jenan

g t

4.1.2 Uji Kualitatif Ekstrak Kulit Buah Naga Merah Kering (Serbuk)

Hasil pengujian bakso secara kualitatif terhadap kandungan formalin dari 7 sampel jenang ketan yang dijual di Pasar Souvenir Makam Bung Karno yang dilakukan di Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Malang dapat dilihat pada Tabel 5.

N

o Replikasi (R)

Sebelum Uji Sesudah Uji Hasil

Pengama tan Warn

a Tissu

e

Warn a Jenan

g

Tekstu r Jenan

g

Warn a Tissu

e

Warna Jenang

Tekstu r Jenan

g 1. Kontrol

Positif Merah

bata Coklat

muda Kenyal Putih/

Merah bata pudar

Sedikit pink rata permukaa n

Kenyal, lunak, lengket

Positif (+)

2. Kontrol

Negatif Merah

bata Coklat

muda Sedikit keras, kenyal

Putih/

pink pudar

Coklat

muda Sedikit keras, kenyal

Negatif (-)

3. Sampel 1 (R1)

Sampel 1 (R2)

Sampel 1 (R3)

Merah bata Merah bata Merah bata

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

4. Sampel 2 (R1)

Sampel 2 (R2)

Merah bata Merah bata Merah

Coklat tua Coklat tua Coklat

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal,

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal,

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

Sampel 2 (R3)

bata tua lengket g Putih/

Coklat jenan g

lengket

5. Sampel 3 (R1)

Sampel 3 (R2)

Sampel 3 (R3)

Merah bata

Merah bata

Merah bata

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Sedikit keras

Sedikit keras

Sedikit keras

Coklat jenan g/pink pudar Coklat jenan g/pink pudar Coklat jenan g/pink pudar

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Sedikit keras

Sedikit keras

Sedikit keras

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

6. Sampel 4 (R1)

Sampel 4 (R2)

Sampel 4 (R3)

Merah bata Merah bata Merah bata

Coklat muda Coklat muda Coklat muda

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat muda

Coklat muda

Coklat muda

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

7. Sampel 5 (R1)

Sampel 5 (R2)

Sampel 5 (R3)

Merah bata Merah bata Merah bata

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, lengket Kenyal, lengket Kenyal, lengket

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

8. Sampel 6 (R1)

Sampel 6

Merah bata Merah bata

Coklat tua Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal,

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal,

Negatif (-)

Negatif (-)

Sampel 6 (R3)

Merah

bata Coklat

tua t

Kenyal, lengket

jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua t

Kenyal, Lengke t

Negatif (-)

9. Sampel 7 (R1)

Sampel 7 (R2)

Sampel 7 (R3)

Merah bata Merah bata Merah bata

Coklat tua Coklat tua Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal, lengket

Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g Putih/

Coklat jenan g

Coklat tua

Coklat tua

Coklat tua

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Kenyal, Lengke t

Negatif (-)

Negatif (-)

Negatif (-)

4.2 Pembahasan

Bahan pengawet formalin merupakan bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Bahan pengawet formalin ini biasanya ditambahkan ke dalam makanan yang mudah rusak, atau makanan yang disukai oleh bakteri atau jamur sebagai media pertumbuhan, misalnya pada ikan asin, ikan segar, daging, dan lain-lain. Pengertian lain bahan pengawet adalah senyawa atau bahan yang mampu menghambat, menahan atau menghentikan, dan memberikan perlindungan bahan makanan dari proses pembusukan (Liska Mobonggi, dkk, 2014).

Pengertian formalin dalam Permenkes RI No.722/MENKES/PER/IX/88 merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang ditambahkan dalam makanan karena mempunyai efek negatif bagi kesehatan manusia. Pada masa sekarang ini banyak produsen makanan yang ingin untung tapi tidak mau rugi dengan cara menambahkan berbagai bahan tambahan pangan yang dilarang ditambahkan dalam makanan agar makanan

yang mereka produksi lebih tahan lama dan mempunyai penampilan yang lebih menarik. Maka dari itu, perlu diteliti adanya kandungan formalin pada bahan makanan khususnya pada penelitian ini adalah kandungan formalin pada jenang ketan (Rossy Indah, Surahma. 2016)

Ada beberapa metode yang dapat digunakan di laboratorium untuk mengetahui adanya kandungan formalin pada makanan. Pada penelitian ini peneliti memakai ekstrak kulit buah naga merah segar dan ekstrak kulit buah naga kering (Serbuk) untuk mendeteksi ada tidaknya kandungan formalin pada jenang ketan.

Prinsip penelitian ini adalah untuk mendeteksi kandungan formalin dengan metode sederhana menggunakan ekstraksi antosianin dari kulit buah naga merah, dimana antosianin mudah bereaksi dengan formalin yang bersifat asam sehingga meninggalkan warna merah (Ade Saputra, Ajeung. 2019).

Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa seluruhnya jenang ketan yang beredar di Pasar Souvenir Makam Bung Karno negatif atau tidak mengandung formalin. Dari hasil metode sederhana menggunakan ekstrak antosianin tidak terdapat tissue yang berwarna merah atau merah pekat pada sampel, dapat dilihat saat tissue ditempelkan diatas permukaan sampel. Tissue yang telah direndam dengan ekstrak kulit buah naga akan berwarna merah dan tissue tersebut tetap berwarna merah apabila sampel mengandung formalin sementara yang tidak mengalami perubahan atau meninggalkan warna merah pada tissue adalah jenang ketan yang tidak mengandung formalin (Ade Saputra, Ajeung. 2019). Namun, ada beberapa sampel tidak mengalami perubahan setelah uji identifikasi formalin. Hal ini dikarenakan tekstur jenang ketan yang lengket mengakibatkan sampel menempel pada tissue dan perubahan warna tidak optimal. Selain itu kandungan minyak pada jenang ketan yang tinggi mempengaruhi penyerapan ekstrak pada sampel dilihat dari pelarut yang digunakan adalah

Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa seluruhnya jenang ketan yang beredar di Pasar Souvenir Makam Bung Karno negatif atau tidak mengandung formalin. Dari hasil metode sederhana menggunakan ekstrak antosianin dari kulit buah naga merah kering (serbuk) tidak terdapat tissue yang berwarna merah bata atau merah pekat pada sampel, dapat dilihat saat tissue ditempelkan diatas permukaan sampel. Tissue yang telah direndam dengan ekstrak kulit buah naga kering akan berwarna merah bata dan tissue tersebut tetap berwarna merah bata/pekat apabila sampel mengandung formalin sementara yang tidak mengalami perubahan atau meninggalkan warna merah bata pada tissue adalah jenang ketan yang tidak mengandung formalin (Ade Saputra, Ajeung. 2019). Namun, ada beberapa sampel tidak mengalami perubahan setelah uji identifikasi formalin. Hal ini dikarenakan tekstur jenang ketan yang lengket mengakibatkan sampel menempel pada tissue dan perubahan warna tidak optimal. Selain itu kandungan minyak pada jenang ketan yang tinggi mempengaruhi penyerapan ekstrak pada sampel dilihat dari pelarut yang digunakan adalah air yang memiliki molekul yang berbeda dengan minyak. Pada uji menggunakan ekstrak kulit buah naga merah (kering) warna yang dihasilkan sedikit berbeda dari ekstrak kulit buah naga segar.

Dan untuk hasil uji identifikasi formalin lebih jelas perubahan warna apabila menggunakan ekstrak kulit buah naga merah segar daripada menggunakan ekstrak kulit buah naga kering (Serbuk). Hal ini dikarenakan adanya peningkatan suhu saat pengolahan hingga penyimpanan dapat menyebabkan kerusakan dan perubahan struktur antosianin. Cahaya memiliki dua pengaruh yang saling bertolak belakang terhadap antosianin, yaitu berperan dalam pembentukan antosianin dan juga berperan dalam laju degradasi warna antosianin, oleh sebab itu antosianin harus disimpan di tempat yang gelap dan temperatur rendah (Harbore, 1987). Faktor terakhir yang mempengaruhi kestabilan antosianin adalah oksigen. Oksigen dan suhu nampaknya mempercepat kerusakan antosianin. Hal ini dapat dilihat dari stabilitas warna antosianin selama

pemprosesan jus buah yang menjadi rusak akibat adanya oksigen (Adil, 2010).

Ciri-ciri yang ditunjukkan pada jenang ketan yang mengandung formalin yaitu tekstur kenyal dan lentur pada jenang terlihat jelas pada jenang, jenang ketan tidak mengalami pengerasan dan tetap mempertahankan tekstur kenyal dalam waktu yang lama di suhu ruang, dan jenang ketan tahan lama tanpa disimpan di lemari es.

Pada dasarnya formalin yang ditambahkan kedalam makanan bukan untuk bahan tambahan makanan yang diizinkan kegunaannya oleh pemerintah sebagai pengawet makanan, melainkan formalin biasanya digunakan untuk pengawetan mayat, pembunuhan hama, bahan desinfektan dalam industri plastik dan busa, serta untuk sterilisasi ruang.

Formalin mempunyai fungsi sebagai antibacterial agent sehingga dapat memperlambat aktivitas bakteri dalam makanan yang mengandung protein salah satunya jenang ketan, maka formalin bereaksi dengan protein dalam jenang ketan dan membuat makanan menjadi awet (Matondang dkk, 2015).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang identifikasi kandungan formalin pada jenang ketan yang beredar di Pasar Souvenir Makam Bung Karno menggunakan uji kualtitatif yaitu menggunakan ekstrak kulit buah naga segar dan ekstrak kulit buah naga kering tidak ditemukan formalin pada semua sampel jenang ketan. Namun dalam penggunan bahan penguji kulit buah naga kering kurang efektif apabila sampel berwarna gelap dan memiliki kandungan minyak yang banyak, karena dapat mempengaruhi efektifitas antosianin dalam uji formalin dalam makanan. Dengan demikian jenang ketan yang beredar di Pasar Souvenir Makam Bung Karno tersebut dinyatakan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis menyadari masih terdapat banyak keterbatasan dan kekeliruan

yang ada dalam penelitian ini. Namun dengan penelitian ini, diharapkan dan memberikan konstribusi yang bermanfaat. Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian yaitu :

5.2.1 Perlu dilakukan penelitian kandungan formalin dengan motode kualitatif ekstrak kulit buah naga merah kering pada sejumlah makanan agar lebih teruji efektifitasnya

5.2.2 Perlu dilakukan penelitian kandungan formalin dengan metode kuantitatif agar hasil lebih akurat dan mengetahui jumlah kadar formalin yang tergantung dalam makanan

5.2.3 Masyarakat harus lebih hati-hati dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin.

Kesadaran dari masyarakat juga perlu untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan formalin pada makanan yang dijualnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Saputra N, Ajeung Ervina S.S. 2019. “Pemanfaatan Ekstrak Antosianin Dari Kulit Buah Naga Untuk Identifikasi Formalin Pada Tahu Dengan Simple Methods”. Jurnal Gizi KH, 1(2):82-86

Adil, W. H. 2010. “Karakteristik Plasma Nutfah Ubi Jalar Berdaging Umbi Perdominan Ungu”. Buletin Plasma Nutfah 16 (2): 85-89

Anna Poedjiadi, Titin Supriyanti. (2009). Dasar-Dasar Biokimia.

Jakarta: UI-Press.

Astawan, M dan M. Wahyuni. (1991). Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Yogyakarta: Akademika Pressindo.

Faradila, Yustini Alioes, Elmatris. (2014). “Identifikasi Formalin pada Bakso yang Dijual pada Beberapa Tempat di Kota Padan.Jurnal Kesehatan Andalas”. Jurnal FK Unand, Vol. 3 No. 2

Haidir Amin, Indah Iftriani, Sri Wahyuni. (2016). “Analisis Kandungan Bahan Pengawet Formalin pada Tahu yang Diperdagangkan di Pasar Tradisional Kota Kediri”. Kediri : Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, Vol. 1 No.2.

Harborne. 2005. Encyclopedia of Food and Color Additives. CRC Press,Inc. New York.

Harborne, J.B., (1987), Metode Fitokimia, Bandung: ITB.

Idawati, N., (2012), Budidaya Buah Naga Hitam, Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Jakarta:

Penebar Swadaya

Liska Mobonggi, Asri Silvana Naiu, Lukman Mile. (2014). “Uji Formalin pada Ikan Teri Asin Kering di Kota Gorontalo”.

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. II, No. 1.

Lukito, M.S., Giyarto, dan Jayus. (2017). Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Dodol Hasil Variasi Rasio Tomat dan Tepung Rumput Laut. Jurnal Agroteknologi Vol 11 No 1.

Materia Medica, 2015, Determinasi Tanaman Buah Naga Merah.

Matondang, Rezky Alexander., Emma Rochima dan Nia Kurniawati, (2015), Studi Kandungan Formalin dan Zat Pemutih pada Ikan Asin Dibeberapa Pasar Kota Bandung, Jurnal Perikanan Kelautan Vol. 6 No. 2 hal. 70-77.

Markakis, P. 1992. Food Chemistry. New York: Marcel Dekker Inc.

Mohd Adzim Khalili R , Che Abdullah AB, Abdul Manaf A, 2012, Total Antioxidant Activity, Total Phenolic Content And Radical Scavenging Activity Both Flesh And Peel Of Red Pitaya, White Pitaya And Papaya, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol 4, Issue 2.

M. Supli Effendi. (2015). “Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan”. Bandung: Alfabeta Bandung.

Nasaruddin N.L., ChinY.A., dan Yusof. (2012). Effect of processing on instrumental textural properties of traditional dodol using back extrusion.

Int. Journal Food Pro. Vol. 15, No. 3:495–506.

Nasution, Ade Saputra., Bambang Wirjatmadi, dan Merryana Adriani. (2016).

Efek Preventif Pemberian Ekstrak Kulit Buah Naga Berdaging Super Merah (Hylocereus costaricensis) Terhadap Malondialdehid Tikus Wistar yang Dipapar Asap Rokok”. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 29 No. 1.

Rochyani, Neny., Muhammad Rizki Akbar dan Yongky Randi, (2017),

Pembuatan Media Uji Formalin dan Boraks Menggunakan Zat Antosianin dengan Pelarut Etanol 70%”. Jurnal Redoks Vol. 2, No. 1. Rossy Indah Wardani, Surahma Asti Mulasari. 2016. “Identifikasi

Formalin Pada Ikan Asin Yang di Jual di Kawasan Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap”. Jurnal KESMAS, Vol.10 No.1.

Saati, Elfi Anis., Rokhmatul Asiyah dan M. Ariesandi, (2016), “Pigmen Antosianin : Identifikasi dan Manfaatnya bagi Industri Makanan dan Farmasi”. Malang : Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang

Sari, Noviyanti Kartika., Lukman Ali Widyantara, Afelina Krissinta Rahayu Putri dan Sisiliya Flanforistina. (2018). “Pemukul Naga (Pemanfaatan Kulit Buah Naga) dan Perasan Jeruk Nipis Sebagai Alat Alami Pendeteksi Adanya Boraks dalam Pentol”. Proposal Program Kreativitas Mahasiswa.

F. C. Stintzing ., Esquivel, P., and R. Carle. (2007). Pigment Pattern and Expression of Colour in Fruit From Different Hylocereus sp. Genotypes.

Innovative Food Science and Emerging Technologies

William Salim. (2007). “Penetapan Kadar Formaldehida dalam Asap Cair(Liquid Smoke) dengan Metode Spektrofotometer Visibel”. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Wisnu Cahyadi. (2012). “Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan

Dokumen terkait