• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu Dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan juni sampai bulan juli 2021.

b. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Jejanti, Dusun Bangle, Desa Dasan Baru, kecamatan Kediri, kabupaten Lombok Barat, Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

D. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen (bebas)

Variabel indenpenden (bebas) dalam penelitian ini adalah konsentrasi penggunaan pupuk organik cair urin sapi, yang dimana pupuk cair urin sapi ini adalah yang mempengaruhi pertumbuhan bayam hijau.

b. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah tanaman bayam hijau

organik cair (POC) urin sapi tersebut.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakukan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti dengan metode eksperimen. Metode eksperimen ini merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL), karena RAL cocok digunakan untuk kondisi lingkungan, alat, bahan dan media yang homogen.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu pemberian pupuk organik cair (POC) urin ternak

sapi dengan 6 perlakuan dan 4 pengulangan.Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian pupuk organik cair (POC) urin sapi pada tanaman bayam hijau (Amaranthus hybridus L) dengan menggunakan media hidroponik dengan sistem sumbu (Wick System).

Tabel 3.1 Tabel Rancangan Konsentrasi Perlakuan Penanaman Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L)

No Perlakuan Ulangan

U1 U2 U3 U4

1 N1 (0%) N1U1 N1U2 N1U3 N1U4

2 N2 (0,1%) N2U1 N2U2 N2U3 N2U4

3 N3 (0,2%) N3U1 N3U2 N3U3 N3U4

4 N4 (0,3%) N4U1 N4U2 N4U3 N4U4

5 N5 (0,4%) N5U1 N5U2 N5U3 N5U4

6 N6 (0,5%) N6U1 N6U2 N6U3 N6U4

Keterangan:

N1U1: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-1 N4U1: Perlakuan ke-4 Ulangan ke-1 N1U2: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-2 N4U2: Perlakuan ke-4 Ulangan ke-2 N1U3: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-3 N4U3: Perlakuan ke-4 Ulangan ke-3 N1U4: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-4 N4U4: Perlakuan ke-4 Ulangan ke-4

N2U1: Perlakuan ke-2 Ulangan ke-1 N5U1: Perlakuan ke-5 Ulangan ke-1 N2U2: Perlakuan ke-2 Ulangan ke-2 N5U2: Perlakuan ke-5 Ulangan ke-2

N2U3: Peerlakuan ke-2Ulangan ke-3 N5U3: Perlakuan ke-5 Ulangan ke-3 N2U4: Perlakuan ke-2 Ulangan ke-4 N5U4: Perlakuan ke-5 Ulangan ke-4 N3U1: Perlakuan ke-3 Ulangan ke-1 N6U1: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-1 N3U2: Perlakuan ke-3 Ulangan ke-2 N6U2: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-2 N3U3: Perlakuan ke-3 Ulangan ke-3 N6U3: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-3 N3U4: Perlakuan ke-3 Ulangan ke-4 N6U4: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-4 N1 (0%) : Konsentrasi Pupuk 0%N4(0,3%) : Konsentrasi Pupuk 0,3%

N2 (0,1%) : Konsentrasi Pupuk 0,1% N5 (0,4%) : Konsentrasi Pupuk 0,4%

N3 (0,2%) : Konsentrasi Pupuk 0,2% N6 (0,5) : Konsentrasi Pupuk 0,5%

Tabel 3.2 Denah Peenempatan Box-Box Perlakuan

N1U1 N2U2 N3U3 N4U4

N5U1 N1U2 N2U3 N2U4

N3U1 N4U2 N5U3 N6U4

N1U4 N3U2 N2U1 N3U4

N5U2 N4U1 N5U4 N6U2

N4U3 N6U1 N6U3 N1U3

Keterangan:

N1U1: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-1 N4U1: Perlakuan ke-4 Ulangan Ke-1

N1U2: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-2 N4U2: Perlakuan ke-4 Ulangan Ke-2 N1U3: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-3 N4U3: Perlakuan ke-4 Ulangan ke-3 N1U4: Perlakuan ke-1 Ulangan ke-4 N4U4: Perlakuan ke-4 Ulangan Ke-4 N2U1: Perlakuan ke-2 Ulangan ke-1 N5U1: Perlakuan ke-5 Ulangan Ke-1 N2U2: Perlakuan ke2 Ulangan ke-2 N5U2: Perlakuan Ke-5 Ulangan Ke-2 N2U3: Perlakuan ke-2 Ulangan ke-3 N5U3: Perlakuan ke-5 Ulangan ke-3 N2U4: Perlakuan ke-2 Ulangan ke-4 N5U4: Perlakuan ke-5 Ulangan ke-4 N3U1: Perlakuan ke-3 Ulangan ke-1 N6U1: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-1 N3U2: Perlakuan Ke-3 Ulangan Ke-2 N6U2: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-2 N3U3: Perlakuan Ke-3 Ulangan Ke-3 N6U3: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-3 N3U4: Perlakuan Ke-3 Ulangan ke-4 N6U4: Perlakuan ke-6 Ulangan ke-4

F. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penggaris

2. Gelas ukur 3. Net pot

4. Timbangan analitik 5. Baki

6. Roockwol 7. Wadah plastik 8. Kain flanel 9. Seteropom 10. Ember b. Bahan penelitian

Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bibit bayam 2. Air

3. Pupuk organik cair (POC) G. Teknik Pengumpulan Data

1. Penentuan konsentrasi pupuk yang digunakan

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan konsentrasi mulai dari konsentrasi 0%, 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan 0,5% yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi pupuk maka pertumbuhan tanaman bayam hijau semakin baik.30

2. Perhitungan Penentuan Konsentrasi Pupuk

Perhitungan penentuan konsentrasi pupuk 0%, 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan 0,5% adalah sebagai berikut:

a) Konsentrasi pupuk 0%

100% x V1 = 0 x 8.000 ml V1 = 0 x 8.000 ml 100

V1 = 0 ml

b) Konsentrasi pupuk 0,1%

100% x V1 = 0,1x 8.000 ml V1 = 0,1 x 8.000 ml 100

V1 = 800 ml 100

30

(Brassica Narinosa) Dengan Sistem Hidroponik Wck dan Sumbanganya Pada Pembelajaran C1 x V1 = C2 x V2

C1 x V1 = C2 x V2

V1 = 8 ml/liter c) Konsentrasi pupuk 0,2%

100% x V1 = 0,2 x 8.000 ml V1 = 0,2 x 8.000 ml

100 V1 = 1.600 ml 100 V1 = 16ml/liter d) Konsentrasi pupuk 0,3%

100% x V1 = 0,3x 8.000 V1 = 0,3 x 8.000 100 V1 = 2.400 100 V1 = 24 ml/liter e) Konsentrasi pupuk 0,4%

100% x V1 = 0,4 x 8.000 ml V1 = 0,4 x 8.000 ml 100

V1 = 3.200 100 V1 = 32 ml/liter f) Konsentrasi pupuk 0,5%

100% x V1 = 0,5 x 8.000 ml V1 = 0,5 x 8.000 ml 100

C1 x V1 = C2 x V2

C1 x V1 = C2 x V2

C1 x V1 = C2 x V2

C1 x V1 = C2 x V2

V1 = 4.000 100

V1 = 40 ml/liter 3. Persemaian

Persemaian dilakukan pada media rockwool dengan ukuran 3 cm x 3 cm yang kemudian dipotong dengan menngunakan pisau, rockwoll yang sudah dipotong lalu di letakkan pada baka perkecambahan kemudian disiram menggunakan air tanpa adanya genangan air, lalu membuat lubang pada media rockwool dengan menggunakan tusuk gigi, benih bayam hijau kemudian di ambil menggunakan pinset lalu di tanam dalam media rockwool, setiap satu rookcwoll berisi satu sampai tiga benih bayam hijau kemudian ditata dan disimpan bak perkecambahan kemudian di tempatkan pada tempat yang tidak terkena hujan namun terkena sinar matahari, setelah 14 hari bibit dapat dipindah tanamkan ke instalasi hidrponik.

4. Pembuatan instalasi hidroponik

Instalasi untuk hidroponik sistem sumbu menggunakan bak plastik, bagian atas atau penutupnya menggunakan styrofoam yang dilubangi dengan menggunakan silet tajam dengan ukuran dengan ukuran sesuai net pot, untuk jarak net pot digunakan jarak 5 cm x 3 cm, untuk net pot yang digunakan diberikan sumbu berupa kain flanel ukuran 20 cm x 2 cm, flanel teresbut kemudian dimasukkan melalui lubang bagian bagianbawah net pot sehingga flanel menjadi dua bagian, flanel

sebaiknya di rendam terlebih dahulu dengan air agar dapat meningkatkan kemampuanya untuk meyerap nutrisi.

5. Pemindahan tanaman dan penambahan nutrisi

Pada saat persemaian ketika tanaman tersebut sudah berumur 14 hari dan daun sudah berjumlah 3 4 helai daun maka dilakukan pemindahan tanaman tersebut dengan cara memotong rokcwoll yang telah disesuaikan dengan ukuran net pot dan dilakukan secara hati hati agar tanaman tidak putus dan pemindahan sebaiknya dilakukan pada saat sore hari.

Setelah tanaman dan rockwool sudah selesai dipotong secara hati hati maka tanaman tersebut dapat dipindahkan ke net pot yang terlebih dahulu sudah dipasang pada penutup wadah, didalam wadah tersebut sudah berisi air yang telah dicampurkan dengan pupuk cair urin sapi.

6. Pemberian nutrisi

Pemberian nutrisi dilakukan sesuai dengan perlakuan yang telah dijelaskan di atas dimana pada perlakuan 1 yaitu tidak diberikan pupuk 0% dimana perlakuan 1 menjadi kontrol tanaman, perlakuan 2 diberikan nutrisi sebanyak 0,1%, perlakuan 3 diberikan nutrisi sebanyak 0,2%, perlakuan 4 diberikan nutrisi sebanyak 0,3%, perlakuan 5 diberikan nutrisi sebanyak 0,4%, dan perlakuan 6 diberikan nutrisi sebanyak 0,5%. Dimana masing masing nutrisi yang telah ditentukan tersebut diberikan pada jangka waktu 5 hari sekali setelah tanaman tersebut di angkat dari persemaian.

7. Pengamatan tanaman

Pengamatan dilakukan pada lima tanaman, sampel setiap instalasi percobaan, tanaman yang dipilih sebagai sampel adalah secara acak termasuk tanaman yang di bagian pinggir tanaman, yang dijadikan sampel diberikan label sebagai tanda kegiatan ini meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), panjang akar (cm), bobot panen total (g).

1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman ini dilakukan pengukuran dimulai dari umur 5 hari tanaman, tinggi tanaman bayam hijau di ukur mulai dari dasar pangkal batang sampai ke titik tumbuh tanaman.31Sampel, label dibuat di dekat netpot tanaman yang akan dijadikan sampel, pengkuran tanaman ini dilakukan sebanyak 1 kali dalam 5 hari.

2. Jumlah daun

Jumlah daun dilakukan pengukuran bersamaan dengan pengamatan tinggi tanaman bayam hijau, daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka dengansempurna.32 Perhitungan ini dilakukan sebanyak 1 kali dalam 5 hari.

3. Lebar daun

31Kamelia

2, Juni 2018, Hlm 141.

32

2018, hlm 141

Dalam mengukur lebar daun dapat menggunakan penggaris yang dimana pengukuran mulai dari sisi kiri sampai sisi kanan daun, dan daun yang dapat di ukur adalah yang sudah membuka secara sempurna.33 Pengukuran ini dilakukan sebanyak 5 hari 1 kali.

4. Panjang akar

Pengukuran panjang akar dilakukan bersamaan dengan panen, pengamatan panjang akar diukur mulai dari pangkal akar sampai ke ujung akar yang paling panjang.34

5. Bobot basah tanaman

Untuk mengukur bobot basah tanaman dilakukan pada saat tanaman sudah siap untuk di panen.35 Setelah itu tanaman tersebut dibungkus menggunakan kertas agar air dari akar tanaman dapat terserap dengan baik oleh kertas tersebut, kemudian pengukuran bobot basah diukur menggunakan timbangan analitik.

6. Bobot kering

Untuk mengukur bobot kering ini dilakukan pada saat tanaman sudah siap untuk dipanen dan bobot basah sufah ditimbang, selanjutnya tanaman ini dikeringkan menggunakan angin sampai

33

Tasikmadu Tuban Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa

34 suburan Tanah Liat dan Pasir Dengan Penambahan

Kompos Limbah Sagu Untuk Pertumbuhan dan Produktifitas Tanaman Pakcoy (Brassisca rapa

35La Sarido, sil Tanam Pakcoy (Brassica rapa L) Dengan Maret2007, hlm 73

berat tanamanya stabil dalam kurun waktu kurang lebih 7 hari dan ditimbang menggunakan timbangan analitik.36

H. Teknik Analisis Data

Pengelolaan data adalah suatu langkah yang sangat penting terutama jika diharapkan memiliki kesimpulan mengenai masalah yang akan diteliti, sehingga nantinya bisa dipertanggung jawabkan.

1. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji prasyarat dalam analisis data dimana uji normalitas ini dapat dihitung menggunakan aplikasi statistik yaitu SPSS dimana pada perhitungan uji normalitas memiliki ketentuan sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikan (sig) lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut bersifat normal.

b) Sedangkan, jika nilai signifikan (sig) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan data tersebut tidak bersifat normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variasi dari populasi data tersebut memiliki variasi yang sama atau berbeda. Uji homogenitas ini dapat dihitung menggunakan aplikasi statistik SPSS dimana pada perhitungan uji homogenitas memiliki ketentuan sebagai berikut:

36

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Andalas, Afril 2018.

a) Jika nilai signifikan (sig) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari dua data atau lebih kelompok populasi data tidak homogen.

b) Sedangkan, jika nilai signifikan (sig) lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah homogen.

Jika didapatkan hasil data bersdistribusi normal dan data tersebut bersifat homogen atau sama, makan akan dilanjutkan dengan uji ANOVA. Uji ANOVA berfungsi untuk mengetahui adanya pengaruh pada setiap perlakuan, setelah itu dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) pada taraf signifikan 5% (0,05).

3) Uji BNT

Setelah ditemukan hasil dari uji ANOVA maka dilanjutkan dengan uji BNT ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan mana yang mendapatkan hasil terbaik, hasil dari uji BNT, dimana uji BNT ini merupakan prosedur pengujian perbedaan di antara rata rata perlakuan yang paling sederhana dan paling umum digunakan, minsalnya apabila kita ingin membandingkan semua rata rata perlakuan dengan kontrol.

4) Uji Hipotesis

Uji Hipotesismerupakan suatu pengujian penentu apakah hipotesis yang telah di asumsikan di tolak atau diterima atau apakah variabel independen dan variabel dependen mempunyai pengaruh atau tidak,

uji hipotesis ini dapat dihitung menggunakan aplikasi SPSS dimana pada perhitungan uji normalitas memiliki ketentuan ketentuan sebagai berikut :

a) Jika X hitung lebih kecil dari X tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika X hitung lebih besar dari X tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak

b) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,005 maka Ho diterima Ha ditolak, sedangkan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,005 maka Ha diterima dan Ho ditolak.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Bangle, Desa Dasan Baru,Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat dari bulan juli sampai bulan agustus 2021.

Penelitian ini menggunakan pupuk organik cair dari urin sapi sebagai nutrisi yang akan diberikan pada tanaman bayam. Parameter yang di ukur dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, yang diukur sebanyak 1 kali dalam 5 hari sebanyak 6 kali perlakuan sedangkan panjang akar, berat basah dan berat kering tanaman bayam di ukur setelah tanaman bayam dipanen, penelitian ini menggunakan hidroponik wick system sebagai metode penanamanya.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.Desain penelitian yang digunakan adalah desain rancangan acak lengkap (RAL),dimana RAL adalah rancangan penelitian yang tergolong sederhana dibandingkan dengan desain penelitian lainnya. Penelitian ini menggunakan 6 perlakuan dengan 4 kali pengulangan dengan menggunakan konsentrasi nutrisi pupuk organik cair dari urin sapi yang bervariasi yaitu 0% tidak adanya pemberian nutrisi, 0,1%, sama dengan 8 ml nutrisi urin sapi, 0,2% sama dengan 16 ml nutrisi urin sapi 0,3% sama dengan 24 ml, 0,4% sama dengan 32 ml pupuk urin sapi sedangkan 0,5% sama dengan 40 ml nutrisi pupuk cair urin sapi.

Berdasarkan hasil pengamatan tanaman bayam hijau yang telah dilakukan, menggunakan hidroponik wick system adapun bagian bagian tanaman bayam yang telah di ukur yaitu :

1. Tinggi Tanaman

Bedasarkan penelitian tanaman bayam hijau yang telah dilakukan secara hidroponik wick system dengan melakukan pengamatan 1 kali dalam 5 hari sebanyak 6 kali pengamatan didapatkan hasil rata rata tinggi tanaman bayam hijau dengan pemberian konsentrasi pupuk yang berbeda yaitu termuat dalam tabel berikut :

Tabel 4.1. Rata rata pertumbuhan tinggi tanaman bayam hijau dari minggu ke 1 sampai minggu ke 6 dengan pemberian konsentrasi yang berbeda

Perlakuan Pengamatan Tinggi Tanaman Ke (cm) Rata rata jumlah

1 2 3 4 5 6

PO 7,7 12,7 12,9 13,1 14,1 11,0

P1 , 6 8,3 22,9 32,4 50,3 79,7 33,3

P2 6,7 8,5 23 37,1 52,3 86,5 35,6

P3 6,9 8,6 25,2 40,7 63,7 97,7 40,4

P4 7,2 8,9 26,8 51 67,6 128,1 48,2

P5 8 9,7 30,5 51,8 83,2 152,7 55,9

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas rata rata tinggi tanaman bayam hijau dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunya, rata rata tinggi tanaman dapat dijelaskan pada diagram dibawah ini :

Gambar 4.1 Rata rata pertumbuhan tinggi tanaman bayam hijau dari minggu 1 sampai minggu ke 6 dengan pemberian pupuk POC yang berbeda

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas rata rata Pertumbuhan tinggi tanaman bayam hijau pada setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunya, terlihat bahwa rata rata tinggi tanaman pada P0 konsentarsi 0% rata rata tinggi tanaman setinggi 11,0 cm, lalu tinggi tanaman pada P1 konsentrasi 0,1% setinggi 33, 3 cm, pada P2 yaitu konsentrasi 0,2% rata rata tinggi tanamansetinggi 35,6 cm, kemudianpada P3 konsentrasi0,3% rata rata tinggi tanaman setinggi 40,4 cm, pada P4 konsentrasi 0,4% yaitu tinggi tanaman setinggi 48,2 cm dan pada P5 yaitu konsentrasi 0,5% terdapat rata rata tinggi tanaman yang paling tinggi yaitu setinggi 55,9 cm.

2. Jumlah Daun

Berdasarkan penelitian tanaman bayam yang dilakukan secara hidroponik wick system dengan melakukan pengamatan 1 kali dalam 5 hari sebanyak 6

0 10 20 30 40 50 60

P0 P1 P2 P3 P4 P5

rata rata tinggi tanaman bayam hijau

Perlakuan

rerata P5 minggu 1-6 rerata P4 minggu 1-6 rerata P3 minggu 1-6 rerata P2 minggu 1-6 rerata P1 minggu 1-6 rerata P0 minggu 1-6

kali pengamatan didapatkan hasil rata rata jumlah daun tanaman bayam dengan konsentrasi yang berbeda yaitu termuat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.2 Rata rata pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam hijau dari minggu ke 1 sampai minggu ke 6 dengan pemberian konsentrasi yang berbeda

Perlakuan Rata rata Pengamatan Jumlah Daun Ke

(Helai) Rata rata jumlah

1 2 3 4 5 6

P0 3 3 3 4 4 4 4

P1 3 3 5 5 7 15 7

P2 3 4 5 6 8 18 8

P3 3 4 5 7 9 21 9

P4 3 4 5 7 11 27 10

P5 3 4 6 8 15 41 12

Berdasakan Tabel 4.2 di atas rata rata jumlah daun tanaman bayam dari setiap konsentrasi pupuk yang di berikan dari minggu ke 1 sampai minggu ke 6 memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunya, rata rata jumlah daun dapat dijelaskan pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.2 Rata rata jumlah daun tanaman bayam hijau dari minggu ke 1 sampai minggu ke 6 dengan pemberian konsentrasi POC yang berbeda

0 5 10 15

P0 P1 P2 P3 P4 P5

rata rata jumah daun tanaman bayam hijau

Perlakuan

rerata P5 minggu 1-6 rerata P4 minggu 1-6 rerata P3 minggu 1-6 rerata P2 minggu 1-6 rerata P1 minggu 1-6 rerata P0 minggu 1-6

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas rata rata Pertumbuhan jumlah daun bayam hijau dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunyaterlihat bahwa rata rata jumlah daun tanaman bayam pada P0 yaitu konsentrasi 0% tidak adanya pemberian nutrisi pupuk urin sapi yaitu terdapat jumlah daunya ada 4 helai, sedangkan pada P1 konsentrasi 0,1% terdapat jumlah daunya sebanyak 7 helai, pada P2 konsentrasi 0,2% terdapat jumlah helai daun sebanyak 8 helai, pada P3 konsentrasi 0,3% terdapat jumlah helai daunya sebanyak 9 helai, pada P4 yaitu konsentrasi 0,4% terdapat jumlah helai daunya sebanyak 10 helai, dan jumlah helai daun terbanyak terdapat pada P5 yaitu konsentrasi 0,5% yaitu sebanyak 12 helai daun tanaman bayam.

3. Lebar Daun

Berdasarkan penelitian tanaman bayam yang dilakukan secara hidroponik wick system, dengan melakukan pengamatan 1 kali dalam 5 hari sebanyak 6 kali pengamatan didapatkan hasil rata rata lebar daun tanaman bayam dengan konsentrasi yang berbeda yaitu termuat dalam dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Rata rata pertumbuhan lebar daun tanaman bayam dari minggu 1 sampai minggu ke 6 dengan konsentrasi POC yang berbeda

Perlakuan Rata rata Pengamatan Lebar Daun

Tanaman Bayam ke (cm) Rata rata Jumlah

1 2 3 4 5 6

P0 0,2 0,3 0,3 0,3 0,4 0,5 0,3

P1 0,3 0,5 0,6 1,4 1,7 1,9 1,0

P2 0,3 0,6 0,8 1,6 1,7 2,1 1,2

P3 0,3 0,6 0,8 1,6 1,8 2,1 1,2

P4 0,3 0,6 0,8 1,8 2,2 2,6 1,2

P5 0,3 0,7 1,9 2,1 3,0 4,1 2,0

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas rata rata lebar daun tanaman bayam dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan di setiap minggunya, rata rata lebar daun tanaman bayam hijau akan dijelaskan pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.3 Rata rata pertumbuhan lebar daun tanaman bayam hijau dari minggu ke 1sampai minggu ke 6 dengan pemberian konsentrasi POC yang berbeda

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas rata rata Pertumbuhan lebar daun tanaman bayam hijau dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunya terlihat bahwa rata rata lebar daun tanaman bayam pada konsentrasi P0 yaitu 0% terdapat bahwa lebar daun yang dihasilkan yaitu selebar 0,3 cm, pada P1 konsentrasi 0,1% lebar daun yang didapatkan berdasarkan pengukuran yaitu 1,0 cm, pada P2 konsentrasi 0,2% terdapat lebar daun yaitu 1,2 cm, pada P3 konsentrasi 0,3% terdapat lebar daun yaitu 1,2 cm pada P4 pemberian konsentrasi 0,4% terdapat hasil lebar daun yang sama yaitu 1,2 cm jadi pada konsentrasi 0,2%, 0,3%, 0,4% mempunyai lebar daun yang

0 0.5 1 1.5 2 2.5

P0 P1 P2 P3 P4 P5

rata rata pertumbuhan tanaman bayam hijau

Perlakuan

rerata P5 minggu 1-6 rerata P4 minggu 1-6 rerata P3 minggu 1-6 rerata P2 minggu 1-6 rerata P1 minggu 1-6 rerata P0 minggu 1-6

sama pada pengukuran lebar daun bayam dan pada P5 yaitu konsentrasi 0,5% terdapat lebar daun yang terlebar dari semua konsentrasi yaitu 2,0 cm.

4. Panjang Akar

Berdasarkan penelitian tanaman bayam yang telah dilakukan sebelumnya secara hidroponik wick system dengan menggunakan pupuk organik cair urin sapi sebagai nutrisi tanaman bayam didapatkan hasil rata rata panjang akar tanaman bayam setelah panen dengan konsentrasi yang berbeda yaitu termuat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Rata rata panjang akar tanaman bayam setelah panen dengan pemberian konsentrasi POC yang berbeda

Perlakuan Rata rata Panjang Akar Tanaman Bayam Hijau Setelah Panen (cm)

P0 0,8

P1 10,7

P2 10,8

P3 12,3

P4 14,1

P5 14,2

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas rata rata panjang akar tanaman bayam dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki panjang akar yang berbeda pada setiap perlakuan, rata rata pertumbuhan panjang akar tanaman bayam hijau akan dijelaskan pada diagram dibawah ini.

Gambar 4.4 Rata rata pertumbuhan panjang akar tanaman bayam hijau dari minggu 1 sampai minggu ke 6 dengan pemberian konsentrasi POC yang berbeda

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas rata rata Pertumbuhan panjang akar tanaman bayam hijau dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunya, terlihat bahwa rata rata panjang akar tanaman bayam pada P0 pada konsentrasi 0% terdapat panjang akarnya yaitu 0,8 cm, pada P1 konsentrasi 0,1% terdapat panjang akar tanaman bayam yaitu 10,7 cm, pada P2 konsentrasi 0,2% terdapat panjang akar tanaman bayam yaitu 10,8 cm, P3 konsentrasi 0,3% yaitu panjang akar tanaman bayam yaitu 12,3 cm,pada P4 konsentrasi 0,4% terdapat panjang akar yaitu 14,1 cm serta dapat dilihat dari tabel di atas pada P5 konsentrasi 0,5% terdapat panjang akar yang paling terpanjang yaitu 14,2 cm.

5. Berat Basah

Berdasarkan penelitian tanaman bayam hijau yang telah dilakukan sebelumnya secara hidroponik wick system dengan menggunakan pupuk organik cair urin sapi sebagai nutrisi tanaman bayam, didapatkan hasil

0 2 4 6 8 10 12 14 16

P0 P1 P2 P3 P4 P5

rata rata perumbuhan panjang akar tanaman bayam hijau

Perlakuan

rerata P5 minggu 1-6 rerata P4 minggu 1-6 rerata P3 minggu 1-6 rerata P2 minggu 1-6 rerata P1 minggu 1-6 rerata P0 minggu 1-6

rata rata timbangan berat basah tanaman bayam dengan menimbang menggunakan timbangan analitik setelah panen dengan konsentrasi yang berbeda yaitu termuat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Rata rata berat basah tanaman bayam hijau setelah panen dengan pemberian konsentrasi POC yang berbeda yaitu

Perlakuan Rata Rata Berat Basa Tanaman Setelah Panen (gram/batang)

P0 0,2

P1 1,2

P2 13,1

P3 13,7

P4 18,7

P5 37,5

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas rata rata berat basah tanaman bayam hijau dari setiap konsentrasi pupuk yang di berikan memiliki berat basah yang berbeda, rata rata berat basah tanaman bayam hijau setelah panen dengan pemberian konsentrasi POC yang berbeda pada setiap perlakan akan dijelaskan pada diagram dibawah ini.

Gambar 4. Rata berat basah tanaman bayam hijau setalah panen dengan pemberian konsentrasi yang berbeda

0 10 20 30 40

P0 P1 P2 P3 P4 P5

rata rata berat basah tanaman bayam hijau

perlakuan

rerata P5 minggu 1-6 rerata P4 minggu 1-6 rerata P3 minggu 1-6 rerata P2 minggu 1-6 rerata P1 minggu 1-6 rerata P0 minggu 1-6

Berdasarkan Gambar 4.5 di atas rata rata berat basah tanaman bayam hijau dari setiap konsentrasi pupuk yang diberikan memiliki peningkatan pertumbuhan pada setiap minggunya, terlihat bahwa rata rata berat basah tanaman bayam pada P0 yaitu konsentrasi 0% yaitu 0,2 gram/batang, pada P1 konsentrasi 0,1% berat basah tanaman bayam 1,2 gram/batang, lalupada P2 konsentrasi 0,2% berat basah tanaman bayam yaitu 13,1 gram/batang, pada P3 yaitu konsentrasi 0,3% terdapat berat basah tanaman bayam yaitu 13,7 gram/batang, kemudia pada P4 konsentrasi 0,4% yaitu terdapat berat basah tanaman bayam yaitu 18,7 gram/batang,dan pada P5 konsentrasi 0,5% terdapat berat tanaman basah terberat yaitu 37,5 gram/batang.

6. Berat Kering

Berdasarkan penelitian tanaman bayam hijau yang telah dilakukan sebelumnya secara hidroponik wick system dengan menggunakan pupuk organik cair urin sapi sebagai nutrisi tanaman bayam.Didapatkan hasil rata rata timbangan analitik berat kering tanaman bayam dengan menimbang menggunakan timbangan analitik setelah panen dengan konsentrasi yang berbeda yaitu terdapat dalam tabel dibawah ini.

Dokumen terkait