• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 di kelas VIII MTs. Ittihadul Bayan yang berlokasi di Dusun Telaga Lebur, Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.

28 Ibid, hlm. 81.

1. Variabel Penelitian

Dalam eksperimen perlu diperhatikan masalah variabel penelitian, sebab pada dasarnya penelitian itu untuk melihat pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain. Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment) dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk memengaruhi hasil eksperimen.29

a. X1 adalah siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

b. X2 adalah siswa memiliki kemampuan berpikir kritis tanpa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design yaitu dengan nonequivalent control group design dimana terdapat dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan pree test untuk mengetahui keseimbangan kemampuan berpikir kritis antara kedua kelompok tersebut, selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan Xa sedangkan kelas kontol tidak diberi perlakuan Xa melainkan diberikan perlakuan dengan Xb. Setelah diberikan perlakuan Xa terhadap kelas eksperimen dan diberikan perlakuan Xb terhadap kelas kontrol, barulah kedua kelas diberikan post test untuk melihat adanya perbedaan antara kedua kelas tersebut. Apabila terdapat perbedaan yang

29Wina Sanjaya, penelitian pendidikan:jenis, metode dan prosedur, (Jakarta: kencana, 2013) hlm. 95.

signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Kelas eksperimen O1 Xa O2

Kelas kontrol O1 Xb O2

Keterangan.

O1 = pretest (tes awal sebelum diberi perlakukan) O2 = posttest (tes setelah diberi perlakukan)

Xa = diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learnig.

Xb = diberikan perlakuan dengan menggunakan metode konvensional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan atau memperoleh data dengan cara melakukan pengukuran pada objek yang akan diteliti.30 Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan tes.

1. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini merupakan barang-barang atau alat tertulis yang digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai jumlah

30 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, (Yogyakarta:

Puataka Pelajar, 2012), cet. Ke- 4, hlm. 183.

populasi, nama siswa anggota sampel di sekolah dan nilai UAS siswa di sekolah tempat penelitian berlangsung.

2. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang akan dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.31 Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes dalam bentuk uraian yaitu untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dengan pedoman penskoran pada tabel 2.3.

Table 2.2 pedoman penskoran instrument tes.

Aspek yang dinilai

Kriteria penilaian Skor Skor Maksimal Menganalisis

dan

mengklarifikasi suatu

pertanyaan.

Tidak menyebutkan apa yang diketahui dan ditanya.

0

4 Menyebutkan apa yang diketahui

atau menyebutkan yang ditanya akan tetapi kurang tepat.

1 Menyebutkan apa yang diketahu

dan yang ditanyakan akan tetapi kurang tepat.

2 Menyebutkan apa yang diketahui

saja tanpa menyebutkan yang ditanya atau menyebutkan yang ditanya saja tanpa menyebutkan yang diketahui dengan tepat.

3

Menyebutkan apa yang diketaui dan ditanya secara tepat.

4 Mengidentifikas

i dan

mengevaluasi asumsi yang

Tidak menentukan langkah yang digunakan.

0

4 Menentukan langkah yang

digunakan akan tetapi kurang tepat.

2

31 Donald Ary, Luchy Cheser Jacobs dan Asghar Razavieh, pengantar penelitian dalam pendidikan, terj. Arief Furchan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. Ke-4, hlm. 258.

ada. Menentukan langkah yang digunakan dengan tepat.

4 Menyusun

klarifikasi dengan pertimbangan yang bernilai.

Tidak menyusun langkah penyelesaian.

0 Menyusun langkah penyelesaian 4

akan tetapi kurang tepat.

2 Menyusun langkah penyelesaian

dengan tepat.

4 Memberikan

penjelasan.

Tidak memberikan penjelasan dari ilustrasi permasalahan.

0

4 Memberikan penjelasan dari

ilustrasi akan tetapi kurang tepat.

2 Memberikan penjelasan dari

ilustrasi dengan tepat.

4 Memberikan

simpulan dan argument.

Tidak memberikan kesimpulan. 0

4 Memberikan kesimpulan akan

tetapi kurang tepat.

2 Memberikan kesimpulan dengan

tepat.

4

Sebulum instrumen diberikan kepada objek penelitian, instrument di validasi terlebih dahulu kepada para ahli dibidang matematika baik dosen maupun guru matematika. Validitas para ahli merupakan validitas yang diperoleh dari beberapa orang ahli diantaranya terdiri dari dua orang yang ahli pada bidang matematika. Beberapa validator ahli tersebut akan menentukan apakah instrument soal yang dibuat layak atau tidak untuk di gunakan sebagai instrument tes. Setelah soal dinyatakan valid oleh validator ahli selanjutnya soal siap di ujikan sebagai instrument tes.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.32 Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan maka diperlukan sebuah alat yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut yaitu dengan menggunakan instrument tes dalam bentuk uraian.

Adapun petugas yang ikut terlibat dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran matematika yang akan memberikan informasi selama penelitian berlangsung, siswa yang menjadi objek penelitian, dan juga peneliti itu sendiri yang akan melihat dan mengatur jalannya penelitian. Waktu dalam pelaksanaan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

G. Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data sebagai prasyarat dilakukannya analisis data dengan uji t.

1. Uji keseimbangan

Dalam uji keseimbangan ini peneliti ingin melihat keseimbangan atau kesetaraan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebelum dilakukannya penelitian. Pada uji keseimbangan ini yang digunakan adalah data pree test yang akan dianalisis untuk mengetahui keseimbangan antara kedua kelas.

32 Moh. Nazir, metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), cet. Ke-6, hlm. 174.

a. Uji prasyarat

Sebelum melakukan uji hipotesis untuk melihat keseimbangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, data pree test akan di lakukan uji prasyarat untuk mengetahui normalitas data dan homogenitas data kedua kelas.

1) Uji Normalitas

Normalitas sebaran data menjadi suatu asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang akan dipakai dalam penganalisisan selanjutnya.

a) Menyusun hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b) Taraf signifikan α = 0,05

c) Uji statistik yang digunakan

=

L Maks F(zi)−S(zi)

dengan F(zi)= P(Z zi);Z~N(0,1)

= ) ( zi

S proporsi cacah Zziterhadap seluruh z Keterangan:

) (zi

F adalah fungsi distribusi kumulatif normal standar

) (zi

S adalah fungsi distribusi kumulatif empirik Z d) Komputasi

s X zi= Xi

Dengan:

( )

) 1 (

2 2

=

n n

X X

s n i i

n X =

Xi

Keterangan:

X = adalah mean sampel

Xi= adalah jumlah data n = adalah jumlah siswa

z = adalah variabel unit standar e) Daerah kritis

LL L n

DK =  , f) Keputusan

H0 diterima jika LobsDK H0 ditolak jika LobsDK g) Kesimpulan

Jika H0 diterima, berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Jika H0 ditolak, berarti sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Jika sampel pada populasi pertama berukuran n1 dengan variansi

2

s dan sampel dari populasi kedua berukuran n1 2 dengan variansi s , 22 maka statistik F.

a) Menentukan hipotesis statistik

H0 : variansi kedua populasi homogen Ha : variansi kedua populasi tidak homogen b) Taraf siginifikansi () = 0,05

c) Statistik uji yang digunakan Fhitung = variansi terbesar

variansi terkecil

d) Daerah kritis DK = (n1 -1, n2 -1) e) Keputusan uji

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima.

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

f) Kesimpulan

Jika H0 diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen, dan

Jika H0 ditolak, maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi homogen.

2. Uji hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa

Pada uji hipotesis kemampuan berpikir kritis inilah akan dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan melakukan pengujian pada data post test.

a. Uji prasyarat

Sebelum dilakukan uji hipotesis, data post test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas untuk melihat apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan apakah kedua data homogen.

1) Uji Normalitas

Normalitas sebaran data menjadi suatu asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang akan dipakai dalam penganalisisan selanjutnya.

a) Menyusun hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal b) Taraf signifikan α = 0,05

c) Uji statistik yang digunakan

=

L Maks F(zi)−S(zi)

dengan F(zi)= P(Z zi);Z~N(0,1)

= ) ( zi

S proporsi cacah Zziterhadap seluruh z Keterangan:

) (zi

F adalah fungsi distribusi kumulatif normal standar

) (zi

S adalah fungsi distribusi kumulatif empirik Z d) Komputasi

s X zi= Xi

Dengan:

( )

) 1 (

2 2

=

n n

X X

s n i i

n X =

Xi

Keterangan:

X = adalah mean sampel

Xi= adalah jumlah data n = adalah jumlah siswa

z = adalah variabel unit standar e) Daerah kritis

LL L n

DK =  , f) Keputusan

H0 diterima jika LobsDK H0 ditolak jika LobsDK

g) Kesimpulan

Jika H0 diterima, berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Jika H0 ditolak, berarti sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Jika sampel pada populasi pertama berukuran n1 dengan variansi

2

s dan sampel dari populasi kedua berukuran n1 2 dengan variansi s , 22 maka statistik F.

a) Menentukan hipotesis statistik

H0 : variansi kedua populasi homogen Ha : variansi kedua populasi tidak homogen b) Taraf siginifikansi () = 0,05

c) Statistik uji yang digunakan Fhitung = variansi terbesar

variansi terkecil

d) Daerah kritis DK = (n1 -1, n2 -1) e) Keputusan uji

Jika Fhitung≤ Ftabel, maka H0 diterima.

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

f) Kesimpulan

Jika H0 diterima, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi homogen, dan

Jika H0 ditolak, maka sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi homogen.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menguji data post test untuk mengetahui apakah model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t.

Bila jumlah anggota sampel n1 ≠n2 dan varian homogen (�12 = �22) maka rumus yang digunakan dengan t-test pooled varian

( )



 +

−+ −

= −

2 1 2

1

2 2 2 2 1 1

2 1

1 1 2

1 )

1 (

n n n

n

s n s n

x t x

1) Merumuskan hipotesis

H0 : A =B : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

Ha : A B : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

2) Taraf signifikansi

( )

=0.05

3) Menghitung thitung a) Menghitung rata-rata

n Xi =

Xi

Keterangan :

X : Nilai rata-rata sampel ke i i

X i : Data pada sampel ke i n : Jumlah data

b) Menghitung nilai variansi

( )

i n

n n

X X

Si n i i ; 1,2,3,..., )

1 (

2 2

2 − =

=

Keterangan :

2

S : Varian kelompok sampel ke i i

Xi2: Tiap data ke i dikuadratkan kemudian dijumlah

X : Jumlah keseluruhan data i n : Jumlah data

c) Menghitung nilai thitung



 +

− ++ −

= −

2 1 2

1

2 1 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

S n S n

X thitung X

Keterangan :

hitung

t : Nilai t yang dihitung

X 1 : Nilai rata-rata kelas eksperimen X 2 : Nilai rata-rata kelas kontrol

2

S 1 : Varians kelas eksperimen

2

S 2 : Varians Kelas kontrol

n 1 : Jumlah siswa kelas eksperimen n 2 : Jumlah siswa kelas kontrol 4) Menghitung nilai ttabel

Dengan taraf signifikan  =0.05 kemudian dicari ttabel pada tabel distribusi-t dengan ketentuan : dk =n1+n2−2.

5) Membandingkan antara ttabel dan thitung 6) Keputusan uji

Jika thitungttabel maka H0 ditolak.

Jika thitungttabel maka H0 diterima.

7) Kesimpulan

Jika H0 diterima, maka terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di MTs.Ittihadul Bayan.

Jika H0 ditolak, maka terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di MTs.Ittihadul Bayan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan di MTs. Ittihadul Bayan Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat yang berlangsung selama tiga minggu setelah peneliti mendapatkan izin dari kepala sekolah. Selama penelitian peneliti diberikan kesempatan penuh selama jam pelajaran pertama sampai terakhir.

penelitian ini dilakukan sebanyak enam kali pertemuan, pertemuan pertama untuk pemberian pree test kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen, pertemuan ke dua sampai dengan pertemuan ke lima dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning untuk kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional dengan materi yang sama, dan pertemuan terakhir yaitu pemberian post tes untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan.

Selama penelitian berlangsung, pembelajaran berjalan dengan sebagaimana mestinya. Pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning berlangsung sesuai dengan langkah-langkah dalam proses pembelajaran problem based learning yang telah ditetapkan yaitu pada awal pembelajaran siswa diberikan permasalahan yang harus di selesaikan. Siswa terlihat lebih aktif dan bersemangat dalam mencari solusi dari permasalahan yang

diberikan, dan pada proses pembelajarannyapun menggunakan kelompok- kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa dalam setiap kelompok dan dari kelompok tersebut mereka dituntut bekerja sama dan saling berbagi tugas untuk mencari solusi yang terbaik untuk permasalahan yang diberikan untuk selanjutnya dipresentasikan hasil dari kerja mereka.

Demikian juga dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan menggunakan metode konvensional juga berjalan dengan sebagaimana mestinya yaitu proses pembelajaran yang dilakukan terpaku pada penyampaian materi yang disampaikan oleh peneliti dan siswa hanya memperhatikan penyampaian materi yang diberikan oleh peneliti lalu peneliti memberikan latihan yang harus dikerjakan oleh siswa sambil dibimbing oleh peneliti yang menyampaikan materi, dan diakhir pertemuan peneliti memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dirumah.

2. Validitas instrumen

Sebelum instrumen tes diberikan kepada sampel penelitian, instrumen tes terlebih dahulu dilakukan validitas instrumen untuk mengetahui apakah instrument tes yang digunakan layak atau tidak digunakan dalam penelitian.

Berikut adalah hasil validitas instrumen dari para ahli yang dipaparkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 validasi ahli instrument tes No. Nama

Validator

Catatan Perbaikan

1 Malik Ibrahim, M.Pd.

1. Perbaiki kalimat pada instrumen soal nomor 2.

“Sebuah tangga yang panjangnya 5 meter menempel pada tembok.

Jarak tangga dengan tembok adalah 4 meter.

Hitunglah tinggi tembok yang dapat dicapai oleh tangga!”

1. “Sebuah tangga yang panjangnya 5 meter menempel pada tembok. Jarak ujung bawah tangga terhadap tembok adalah 4 meter. Hitunglah tinggi tembok yang dapat dicapai oleh tangga!

2. Perbaiki kalimat instrument soal nomor 3. ”Seorang anak

menaikkan layang- layang dengan benang yang panjangnya 45 meter. Jarak kaki anak dengan tanah dibawah layang-layang adalah 36 meter. Hitunglah tinggi layang-layang tersebut jika tinggi tangan yang memegang ujung

benang berada 1,3 meter di atas permukaan tanah!”

2. “Seorang anak menaikkan layang- layang dengan benang yang panjangnya 45 meter. Jarak kaki anak dengan permukaan tanah yang berada tepat dibawah layang- layang adalah 36 meter. Hitunglah tinggi layang-layang tersebut jika tinggi tangan yang memegang ujung benang berada 1,3 meter di atas permukaan tanah!”

2 Muhadi, S.Pd. Perbaiki kalimat instrument nomor 1 “Hitunglah kemiringan tiang bendera dengan sebuah pohon yang ada di depan kelas jika diketahui tinggi tiang bendera adalah 12 meter dan jarak bendera terhadap pohon adalah 5 meter!”

Menjadi

“Hitunglah kemiringan tiang bendera dengan sebuah pohon yang ada di depan kelas jika diketahui tinggi tiang bendera adalah 12 meter dan jarak ujung bawah bendera terhadap ujung bawah pohon adalah 5 meter!”

Di bawah ini merupakan deskripsi hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa MTs. Ittihadul Bayan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dari pree test dan post test dengan menyajikan data hasil pree test dan post test untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen, nilai rata-rata, standar deviasi, uji normalitas dan uji homogenitas.

3. Uji keseimbangan kelas eksperimen dan kelas kontrol

Pada kelas eksperimen untuk pree test diketahui bahwa perolehan skor pree test terendah adalah 44 dan skor pree test tertinggi adalah 76 dengan rata-rata 62,09, sedangkan untuk kelas kontrol perolehan skor pree test terendah adalah 40 dan skor pree test tertinggi adalah 76 dengan rata-rata 62,8 sehingga selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pree test ini adalah 0,71. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah sampel masing-masing kelompok.

a. Uji normalitas pree test kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji normalitas untuk data pree test kelas kontrol

1) Menyusun hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikan α = 0,05

3) Uji statistik

Diperoleh nilai Lobs =0,1257dan nilai Ltabel =0,190, Karena DK

Lobs maka dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data perhitungan-perhitungan lengkap normalitas pree test pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

Uji normalitas data pree test kelas eksperimen 1) Menyusun hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikan α = 0,05

3) Uji statistik

Diperoleh nilai Lobs =0,1443dan nilai Ltabel =0,1866, Karena DK

Lobs maka dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data perhitungan-perhitungan lengkap normalitas pree test pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

a. Uji homogenitas pree test kelas kontrol dan kelas eksperimen 1) Menentukan hipotesis statistik

H0 : variansi kedua populasi homogen Ha : variansi kedua populasi tidak homogen 2) Taraf siginifikansi () = 0,05

3) Statistik uji

Fhitung = variansi terbesar variansi terkecil

= 118,56 32 , 127

= 1,07

Perhitungan-perhitungan secara lengkapa untuk menentukan variansi dari kedua kelas terdapat pada lampiran

4) Daerah kritis Dk = (n1 -1, n2 -1)

= (20 – 1 , 22 – 1)

= (19 , 21) 5) Keputusan uji

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima.

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

6) Kesimpulan

Homogenitas pree test dengan Fhitung = 1,07 yang diperoleh dari variansi terbesar dibagi dengan variansi terkecil, taraf signifikansi 5%

dengan dk = n – 1, dk1 = 20 – 1 = 19 dan dk2 = 22 – 1 = 21 sehingga Ftabel = 2,10 (Ftabel dapat dilihat pada lampiran 12 yang dihitung

menggunakan mocrosoft excel) , Fhitung (1,07) < Ftabel (2,10) berdasarkan kriteria jika Fhitung < Ftabel maka data homogen yang atrinya kedua kelas homogen.

4. Uji hipotesis kelas eksperimen dan kelas kontrol

Pada kelas eksperimen untuk post test diketahui bahwa perolehan skor terendah adalah 48 dan skor tertinggi adalah 84 dengan rata-rata 71,7, sedangkan untuk kelas kontrol perolehan skor terendah adalah 40 dan skor tertinggi adalah 76 dengan rata-rata 61,8 sehingga selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada post test ini adalah 9,9. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dibagi dengan jumlah sampel masing-masing kelompok.

a. Uji normalitas post test kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji normalitas data post test kelas kontrol

1) Menyusun hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikan α = 0,05

3) Uji statistik

Diperoleh nilai Lobs =0,117dan nilai Ltabel =0,190, Karena DK

Lobs maka dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Data perhitungan-perhitungan lengkap normalitas pree test pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

Uji normalitas data post test kelas kontrol 1) Menyusun hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Taraf signifikan α = 0,05

3) Uji statistik

Diperoleh nilai Lobs =0,1448dan nilai Ltabel =0,1754, Karena DK

Lobs maka dapat dikatakan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Data perhitungan-perhitungan lengkap normalitas pree test pada kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran.

b. Homogenitas post test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1) Menentukan hipotesis statistik

H0 : variansi kedua populasi homogen Ha : variansi kedua populasi tidak homogen 2) Taraf siginifikansi () = 0,05

3) Statistik uji

Fhitung = variansi terbesar variansi terkecil

= 109,78 85 , 141

= 1,29

Perhitungan-perhitungan secara lengkapa untuk menentukan variansi dari kedua kelas terdapat pada lampiran.

4) Daerah kritis Dk = (n1 -1, n2 -1)

= (20 – 1 , 24 – 1)

= (19 , 23) 5) Keputusan uji

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima.

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

6) Kesimpulan

Homogenitas post test dengan Fhitung = 1,29 yang diperoleh dari variansi terbesar dibagi dengan variansi terkecil, taraf signifikansi 5%

dan dk = n – 1, dk1 = 20 – 1 = 19 dan dk2 = 24 – 1 = 23 sehingga Ftabel = 2,06 (Ftabel dapat dilihat padalampiran 12 yang dihitung menggunakan mocrosoft excel), Fhitung (1,29) < Ftabel (2,06), berdasarkan kriteria jika Fhitung < Ftabel maka data homogen yang atrinya kedua kelas homogen.

a. Uji hipotesis post test kelas eksperimen dan kelas kontrol 1) Merumuskan hipotesis

H0 : A =B : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

Ha : A B : Terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

2) Taraf signifikansi

( )

=0.05

3) Menghitung thitung

a) Rata-rata data post test Rata-rata kelas kontrol 8 , 20 61 1236 =

=

=

n X X

Rata-rata kelas eksperimen 7 , 24 71 1721=

=

=

n X X

b) Variansi data post test Variansi data kelas kontrol

( )

i n

n n

X X

Si n i i ; 1,2,3,..., )

1 (

2 2

2 − =

=

= 20 7908020

(

20 (11236

)

)

2

−−

= 141,85

Variansi data kelas eksperimen

( )

i n

n n

X X

Si n i i ; 1,2,3,..., )

1 (

2 2

2 − =

=

= 24 12593524

(

24 1(1721

)

)

2

−−

= 109,78 c) Menghitung nilai t



 +

− ++ −

= −

2 1 2

1

2 1 2 2 1 1

2 1

1 1 2

) 1 ( ) 1 (

n n n

n

S n S n

X thitung X

( )

 

 +

−+ −

= −

20 1 24

1 2

20 24

141,85

× 1 20 78 , 109

× ) 1 24 (

8 , 61 7 , 71

= 2,933

d) Menghitung nilai ttabel

Dengan taraf signifikan  =0.05 kemudian dicari ttabel pada tabel distribusi-t dengan dk = 42 sehingga ttabel = 1,681

e) Membandingkan antara ttabel dan thitung

hitung

t >

tabel

t f) Keputusan uji

Jika thitungttabel maka H0 ditolak.

Jika thitungttabel maka H0 diterima.

g) Kesimpulan

Berdasarkan kriteria maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di MTs. Ittihadul Bayan.

B. Pembahasan

Dari hasil uji hipotesis menggunakan uji t pada post test diperoleh nilai thitung sebesar 2,933 sedangkan ttabel dengan df 42 yang diperoleh dari jumlah sampel kelas eksperimen ditambah jumlah sampel kelas kontrol lalu dikurangi dua atau df = (24 + 20 – 2) = 42 maka ttabel sebesar 1,681. Karena thitung (2,933) lebih besar dari ttabel (1,684). Berdasarkan kriteria maka H0 ditolak dan Ha

diterima maka terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di MTs. Ittihadul Bayan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menerapkan model pembelajaran problem based learning dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan membiasakan siswa terlibat lebih aktif dan memecahkan sendiri permasalahan-permasalahan yang diberikan. Pada dasarnya

PBL berfokus pada pemberian masalah kepada siswa supaya siswa terbiasa dengan masalah-masalah yang diberikan dan mampu menyelesaikannya dengan tepat. Dengan diterapkannya PBL ini siswa menjadi lebih aktif dan terbiasa menyelesaikan masalah yang diberikan dan mampu bekerja sama dengan teman- temannya agar mendapatkan solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.

Menurut Jumaisyaroh dkk mengatakan bahwa berpikir kritis merupakan dasar dari proses berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan gagasan terhadap tiap makna untuk mengembangkan pola pikir secara logis.33 Sesuai dengan pernyataan tersebut bahwa berpikir kritis begitu penting dan menjadi dasar dalam menganalisis argumen dan memperoleh gagasan yang bersifat logis. Dengan berpikir kritis inilah siswa mampu menganalisis setiap permasalahan dan diterapkan agar mendapatkan gagasan yang tepat dan logis dalam menentukan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi.

Menurut Syutaridho dalam penelitiannya, Ia mengatakan bahwa kebiasaan berpikir kritis memberikan efek pada kecakapan seorang siswa atau berefek potensial terhadap hasil belajar siswa, dimana kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan masalah matematika dan membiasakan kita berargumen atau berkomunikasi matematika dengan berbagai sudut pandang sesuai dengan

33 T. Jumaisyaroh, E.E. Napitupulu, dan Hasratuddin, “peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah”, Kreano, Vol.

5, No. 2, hlm. 158.

Dokumen terkait