PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kemampuan berpikir kritis dalam matematika sangat penting bagi siswa karena dengan kemampuan tersebut siswa mampu bertindak rasional dan memilih alternatif terbaik bagi dirinya sendiri. Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pembelajaran yang berpusat pada guru. Napitupulu dan Hasratuddin, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA dan Belajar Mandiri Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah,” Kreano, Vol.
2 Mega Achdisty Noordiana, “Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pendekatan Metakognitif Pada Pembelajaran,” Mosharafa, Vol. Agar siswa dapat berpikir kritis, pola pembelajaran perlu diubah dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satu upaya yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menggunakan metode yang tepat.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa MT.
Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Batasan Masalah
Berdasarkan data lembar jawaban siswa pada saat ujian semester gasal di MTs Ittihadul Bayan menunjukkan bahwa soal-soal berbentuk uraian jarang dijawab oleh siswa kelas VIII, hanya sedikit siswa yang menjawab, namun jawaban masih kurang tepat. Dari berbagai indikator berpikir kritis yaitu: analisis dan klarifikasi suatu pertanyaan; mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang ada; menyiapkan penjelasan dengan pertimbangan yang berharga; memberikan penjelasan; kesimpulan dan argumentasi yang diberikan, siswa hanya mampu menganalisis dan menjelaskan suatu pertanyaan. Ittihadul Bayan dimana sekolah tempat guru matematika mengajar masih menggunakan metode konvensional atau pembelajarannya masih berpusat pada guru.
Tujuan dan Manfaat
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Definisi Operasional
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
- Kajian Pustaka
- Model problem based learning
- Pembelajaran konvensional
- Berpikir kritis
- Kajian Study Terdahulu
- Kerangka Berfikir
- Hipotesis Penelitian
Skripsi Ajeng Khusnul Huda dengan judul Pengaruh Penggunaan Inkuiri terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar SMA NU Al-. 22Syutaridho, “memantau kegiatan berpikir kritis siswa dengan mengajukan pertanyaan berpikir kritis”, Jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFA, Vol. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode penelitian berpengaruh positif sebesar 18,172% terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Lilyan Rifqiyana dengan judul skripsi Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Geometri Model 4K Kelas VIII Kaitannya dengan Gaya Kognitif Siswa. 24 Lilyan Rifqiyana, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Geometri Model 4K Kelas VIII Kaitannya dengan Gaya Kognitif Siswa”, (Disertasi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2015), hal. penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada pemilihan variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa MT.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Variabel Penelitian
- Desain Penelitian
- Intrumen/Alat dan Bahan Penelitian
- Dokumentasi
- Tes
- Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
- Teknik Analisis Data
- Uji keseimbangan
- Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menguji data posttest untuk mengetahui apakah model pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Jika H0 diterima, maka terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa MTs.Ittihadul Bayan. Jika H0 ditolak, maka terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa MTs.Ittihadul Bayan.
Berdasarkan kriteria tersebut maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa MTs. Dari hasil data uji hipotesis post-test dengan menggunakan uji-t untuk menghitung pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Ha = terdapat pengaruh model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa MTs.
Ittihadul Bayan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBL) terhadap keterampilan berpikir kritis siswa di MT.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Selama penelitian, peneliti memiliki semua opsi dari pelajaran pertama hingga terakhir. Penelitian ini dilakukan dalam enam sesi, sesi pertama melakukan pre-test untuk kelas kontrol dan eksperimen, sesi kedua hingga sesi kelima dilakukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. metode konvensional dengan materi yang sama, dan sesi terakhir diberikan post-test untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan. Pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan menurut model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berlangsung menurut langkah-langkah tertentu dalam proses pembelajaran berbasis masalah yaitu pada awal pembelajaran siswa diberi masalah yang mereka miliki. menyelesaikan. . Begitu pula dengan kelas kontrol yang diperlakukan dengan metode konvensional juga berjalan sebagaimana mestinya yaitu proses pembelajaran difokuskan pada penyampaian materi yang diberikan oleh peneliti, dan siswa hanya memperhatikan penyampaian materi tersebut. peneliti mengintervensi. peneliti kemudian peneliti memberikan latihan soal yang harus dikerjakan siswa dibawah bimbingan peneliti yang menyampaikan materi dan di akhir pertemuan peneliti memberikan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.
Perbaiki kalimat instrumental pada pertanyaan nomor 3. “Anak . untuk menaikkan layang-layang dengan tali yang panjangnya 45 meter. Hitunglah tinggi layang-layang jika tinggi tangan yang memegang ujung tali 1,3 meter di atas tanah!”. Hitunglah tinggi layang-layang jika tinggi tangan yang memegang ujung tali 1,3 meter di atas tanah!
Ittihadul Bayan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dari pre-test dan post-test dengan penyajian data pre-test dan post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen, nilai rata-rata, standar deviasi, uji normalitas dan uji homogenitas. Di kelas pretest eksperimen, skor pretest terendah adalah 44 dan skor pretest tertinggi adalah 76 dengan rata-rata 62,09, sedangkan kelas kontrol memiliki skor pretest terendah masing-masing 40 dan 76. nilai pretest tertinggi adalah 76 dengan mean – mean 62,8, jadi selisih mean antara kelas eksperimen dan kontrol pada pretest ini adalah 0,71. Nilai rata-rata diperoleh dari skor total yang diperoleh dibagi dengan jumlah sampel tiap kelompok. A.
Uji normalitas uji pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji normalitas untuk data uji pretest kelas kontrol. Homogenitas uji pendahuluan dengan Fhitung = 1,07 diperoleh dari varians terbesar dibagi varians terkecil, taraf signifikansi 5%. Pada kelas eksperimen untuk post test diperoleh skor terendah 48 dan skor tertinggi 84 dengan rata-rata 71,7, sedangkan untuk kelas kontrol skor terendah 40 dan skor tertinggi 76 dengan rata-rata 61,8 . jadi selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada posttest ini adalah 9,9.
Uji normalitas postes untuk data postes kelas eksperimen dan uji normalitas kelas kontrol untuk data postes kelas kontrol. Homogenitas post-test dengan Fscore = 1,29 diperoleh dari varians terbesar dibagi varians terkecil, taraf signifikansi 5%.
Pembahasan
Melalui berpikir kritis, siswa dapat menganalisis setiap masalah dan menggunakannya untuk mendapatkan ide yang tepat dan logis dalam mencari solusi dari setiap masalah yang mereka hadapi. 35 Siti Nurkholifah, Toheri, Widodo Winarso, “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”, Edumatica, Vol. Semakin sering siswa menyelesaikan sendiri tugas-tugas matematika, maka kemampuan berpikir kritis akan semakin berkembang, karena siswa membutuhkan kemampuan berpikir kritis dalam proses penyelesaian masalah untuk berpikir secara mendalam dan logis tentang solusi yang tepat ketika menyelesaikan masalah tersebut.
Pernyataan tersebut dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, setelah dilakukan analisis tes, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 71,7, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol kelas 61,8, kelas eksperimen lebih unggul 9,9. Nilai tersebut cukup membuktikan bahwa model pembelajaran PBL lebih baik dari model pembelajaran konvensional dalam pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Ajeng Khusnul Huda, “Pengaruh Penerapan Inkuiri Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar SMA NU Al-Ma’ruf Kudus”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2015, hlm.
Ika Rahmawati, Arif Hidayat dan Sri Rahayu, “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Materi Gaya dan Penerapannya”, Semnas, Vol. Lilyan Rifqiyana, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Materi Geometri Model 4K Kelas VIII Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2015, hlm. Mega Achdisty Noordiana, “Meningkatkan Siswa ' keterampilan berpikir kritis melalui pendekatan instruksional metakognitif”, Mosharafa, Vol.
Siti Nurkholifah, Toheri, Widodo Winarso, “Hubungan Antara Harga Diri Dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika”, Edumatica, Vol. Syutaridho, “memantau kegiatan berpikir kritis siswa dengan mengajukan pertanyaan berpikir kritis”, Jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFA, Vol. Napitupulu dan Hasratuddin, “meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah”.
Guru memotivasi siswa dengan memberikan gambaran tentang penggunaan teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari. Guru memotivasi siswa dengan memberikan gambaran tentang penggunaan teorema Pythagoras dalam kehidupan sehari-hari.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari rata-rata data post-test terlihat bahwa rata-rata data eksperimen adalah 71,7 sedangkan untuk kelas kontrol adalah 61,8, sehingga selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada post-test adalah 9,9. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ha diterima dan H0.
Saran
Diberikan suatu masalah dalam LKS, mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan Tripel Pythagoras. Guru menawarkan kesempatan kepada kelompok lain yang memiliki jawaban berbeda untuk menunjukkan jawaban yang diperoleh dari hasil diskusi dengan anggota kelompok. Guru memotivasi siswa dengan memberikan gambaran tentang pentingnya memahami teorema Pythagoras dalam kaitannya dengan kehidupan nyata.
Guru melatih daya ingat siswa dengan menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan Tripel Pythagoras. Pada soal yang diberikan di LKS, mahasiswa diharapkan mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan teorema Pythagoras dan Tripel Pythagoras. Guru memperkuat pengetahuan siswa dengan menjelaskan kembali langkah-langkah penyelesaian teorema Pythagoras dalam format soal yang berbeda.
Guru memotivasi siswa dengan memberikan gambaran tentang pentingnya memahami teorema Pythagoras dalam kaitannya dengan kehidupan nyata. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi 70 menit. hitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lainnya diketahui. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih ada yang kurang dimengerti dari penjelasan guru.
Guru melatih daya ingat siswa dengan menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan Tripel Pythagoras.