• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. ZIKIR

5.1 ZIKIR NAFAS

Sesungguhnya nyawa itu ditajalikan oleh Allah Ta’ala daripada Jauhar Basita dan nyawa itu terbagi dalam 4 peringkat :

1. Nafas, 2. Anpas, 3. Tanapas, 4. Nupus.

Barang siapa yang tidak menguasai ZikIr Nafas maka mereka tidaklah dapat menyela-mi makam SHOLAHUDDAIM yaitu penyaksian secara total (sebenar- benarnya) akan diri batin nya dalam hidup didunia ini, baik didalam acara beribadah ( sholat 5 waktu ) atau dalam keadaan kesehari-harian hidupnya. Dan

bagi mereka yang tidak mencapai ke makam Solahuddaim maka selama itulah mereka tidak akan mencapai juga martabat nafsu yang tinggi dalam hidupnya.

Sejak nyawa dimasukkan kedalam jasad seorang manusia didalam kandungan ibunya, kemudian lahir ke dunia hingga sampailah dia menghembuskan nafas terakhirnya, maka selama itulah nafasnya tidak sesaatpun berhenti dari berdzikir kepada diri Empunya Diri

( Tuhan Semesta Alam). Dan sesungguhnya bekerjanya nafas itu adalah diluar dari pada kontrol panca indra manusia. Berawal hidup nafas karena anpas, hidup anpas itu karena tanapas dan hidup tanapas itu karena Nupus dan hidup nupus itu dengan sendirinya, karena dia adalah Rahasia dan Rahasia itu adalah dari Rahasia Allah s.w.t..

Al-insanu sirri waana sirru’

Artinya :

Manusia adalah rahasiaku dan diri akulah rahasiaNya.

NAPAS, merupakan tali tubuh dan berada di dalam hati suweda. Hati yang menghu-bungkan fikiran yang suci. Kewujudannya adalah udara yang keluar dari badan. Dalam istilah biologi, nafas yang ada dalam hati suweda ini menjadi udara yang mengandung CO2. Udara ini secara normal keluar dari tubuh dengan sendirinya. Dengan keluarnya CO2 ini dari tubuh menjadikan fikiran bersih.

Adapun napas itu letaknya dimulut, anpas letakya dihidung, tanapas letaknya ditengah-tengah diantara telinga kanan dan kiri dan nupus letakntya dijantung.

TANAPAS, merupakan tali hati. Nafas yang mengikat hati sirri (rasa hati). Bersum- berkan dari perasaan hati yang jernih. Kedudukan napas ini ada di daerah pusat.

Kewujudan dari tanapas ini adalah udara segar yang masuk ke dalam tubuh. Jadi tujuan menarik nafas dalam-dalam ketika berolahraga bertujuan untuk memasukkan udara bersih atau oksigen bagi melakukan pembakaran di dalam tubuh kita sehingga daya dan tenaga baru dihasilkan.

Berawal zikir nafas ketika keluar adalah ..… dan nafas ketika masuk adalah …..

Adapun zikir anpas ketika keluar adalah ..… dan zikir ampas ketika masuk adalah…..

Maka zikir tanapas adalah tetap diam dengan …… semata-mata.

Berawal nafas yang sampai ke ubun-ubun kepala dinamakan ………….

dan nafas pada mulut dinamakan …………..

Adapun nafas yang sampai kemata dinamakan ………….

dan nafas yang turun dan naik dari pusat ke kulkum dinamakan ……

dan berawal pekerjaan nafas naik dan turun tersebut dinamakan …..

Berawal nafas yang sampai pusat dinamakan ……

dan nafas yang sampai jantung dinamakan …..

Sesungguhnya bahwa NAFAS adalah NYAWA tubuh kita dan dialah sebenar-benar tubuh kita yang tidak mengenal cacat, cela dan tidak binasa. Dan sesungguhnya ANPAS itu adalah sebenar–benar HATI NURANI yang menjadi nilai kepada Allah s.w.t. Dan TANAPAS itu adalah sebenar-benarnya DIRI yang di dalam Puad yang menerima amanah dari Allah s.w.t. Dan sesungguhnya NUPUS itu adalah sebenar- benar RAHASIA yaitu Zat Allah s.w.t.

Asal nafas itu dari …..

Asal anpas itu dari ….

Asal tanapas itu dari …..

Asal nupus itu dari pada …

Jadi bermula zikir rahasia nafas itu adalah A… I… U….

Nafas yaitu ………

Anpas yaitu………

Tanapas yaitu keadaan keluar …………

Nupus yaitu keadaan didalam, tidak keluar tidak masuk, tidak kanan maupun ke kiri, tidak ke atas dan ke bawah, ke depan dan ke belakang.

Oleh karena itu barang siapa telah memahami akan ilmu Nafas di dalam dirinya, yaitu mengenai: asalnya, tempatnya, kehendaknya, kalimatnya, maka akan dijamin oleh Allah s.w.t kepada mereka tiada binasa akan dirinya dan tiada pula bercerai nyawa dengan tubuhnya dan inilah sesungguhnya yang merupakan pakaian sejatinya para nabi dan wali- wali Allah yang agung.

Masih ingatkah bagaimana kita bernafas saat berada didalam kandungan ibu?

Jawabanya : tidak keluar dan tidak masuk, tidak melalui hidung dan tidak melalui mulut melainkan hidup pujian tetap dengan Allah s.w.t.

Tujuan utama kita mengetahui dan mengamalkan zikir nafas ini adalah agar keluarnya darah kotor (sifat-sifat tercela) yang menjadi tempat istana iblis yang terletak pada bagian ujung bawah jantung ini agar bisa di-hancur-kan, jika saja sudah hancur maka terbitlah suatu Nur di dalam jantung kita, karena tanpa nur qalbi manusia tidak mungkin dapat mengenal diri dan mengenal Allah s.w.t.

Oleh karena itu adalah menjadi tugas kita yang hendak menegenal diri makrifat dengan Allah s.w.t maka wajib mengetahui sepenuhnya zikir nafas ini.

Adapun zikir nafas itu dibagi menjadi 5 bagian : 1. Zikir keluar –

2. Zikir Masuk –

3. Zikir Masuk Keluar – 4. Zikir Keluar Masuk – 5. Zikir Rahasia Nafas –

Nasihat Al-`Allamah Muhyi An-Nufus Habib Abdullah bin Abubakar Al-`Aidarus Berkata Al-`Allamah Muhyi An-Nufus Habib Abdullah bin Abubakar Al-`Aidarus:

Qalbu (hati) adalah sekerat daging yang jika baik, baiklah seluruh jasad dan jika rusak, rusaklah seluruh jasad. Itulah qalbu seperti yang disebutkan di dalam hadits Al-Mushtho-fawiy Al-Muhammadiy atasnya shalawat dan salam. Qalbu dinamakan qalbu karena cepat berbalik dan berubah atau taqallub dengan kehendak perubahan Dzat yang membolak-baliknya. Bersabda SAW, "Sesungguh-nya qalbu di antara dua jari dari jari-jari Yang Maha Pengasih, membalikkannya sesuai dengan kehendak-Nya." Dia Allah mencipta-kan di dalam hati dua alam; alam gaib dan alam syahadah (alam kasat mata), keduanya itu adalah ruh dan jasad. Dan terlahirlah dari dua campuran itu, bentuk yang berhubungan dengan jasad, dan ruh yang berhubungan dengan ruh.

Rasulullah SAW telah mengisyaratkan alam gaib dan alam syahadah di dalam sabdanya dua jari dari jari-jari Yang Maha Pengasih. Karena keduanya merupakan gambaran sifat Allah yang Maha Lembut dan Maha Menguasai. Telah diriwayatkan di dalam hadits SAW yang lain, "Sesungguhnya qalbu di antara dua jari dari jari- jari Yang Maha Pengasih, jika Dia menghendaki diluruskan-Nya dan jika Dia menghendaki dijadikan-Nya menyimpang. "Maksud dari sabdanya jika Dia menghendaki diluruskan-Nya, yaitu dengan sifat-sifat ruh yang menguasainya dan

meluruskannya agar menghadap ke hadirat yang Agung. Sedangkan maksud dari sabdanya jika Dia menghendaki dijadikan-Nya menyimpang, yaitu dengan sifat- sifat hewani yang menguasai dan menyimpangkannya dari kebenaran, sehingga menghadap ke dunia dan syahwatnya, bergantung padanya dan menginginkan kedudukan-nya.

Sesungguhnya termasuk ketentuan Allah adalah, Dia tidak akan merubah suatu kaum sebe-lum mereka merubah diri mereka sendiri, dan Dia tidak akan mengangkat seorang hamba kecuali hamba itu sendiri mengangkat amal-amal jasadiyahnya (amal-amal untuk kepenti-ngan nafsu hewani saja). Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT, "Ketika Musa berkata kepada kaumnya: Wahai kaumku mengapa engkau menyakitiku, sedangkan engkau menge-tahui bahwa aku utusan Allah untuk kamu sekalian?" Ketika mereka (kaum Musa) menyim- pang, maka Allah menyimpangkan qalbu mereka dari iman."

Begitulah, untuk meluruskan qalbu haruslah mendirikan syarat-syarat penghambaan dalam pembersihan hati dan mengajaknya untuk naik ke dalam maqamat (kedudukan-kedudukan spiritual) yang didapatkan dan dilewati untuk ahwal (keadaan-keadaan spiri-tual) yang merupakan pemberian dan yang akan menghasilkan anfas (nafas-nafas) yang ghaib, yang lebih halus dan lebih lembut dari ahwal. Anfas dengan hembusan qalbu dan kelembutan ghaib.

Orang-orang mencapai kedudukan anfas lebih halus dan lebih jernih daripada orang-orang yang mencapai ahwal. Pencapai maqam dan waqt (waktu) adalah pemula, pencapai anfas berada di puncak, dan di antara keduanya adalah ahwal.

Jadi ahwal pertengahan tingkatan, dan anfas puncak tingkatan. Waktu untuk orang yang memiliki qalbu, ahwal untuk orang-orang yang memiliki keadaan-keadaan spritual, dan anfas untuk orang-orang yang memiliki sirr (rahasia yang halus dan lembut merupakan rahmat Allah).

Para arifin sepakat bahwa ibadah yang paling utama adalah menjaga setiap nafas dalam keadaan bersama Allah, yaitu setiap tarikan dan hembusannya dengan menyebut lafaz jalalah, yaitu kata; Allahu Allah, atau zikir La ilaaha illallah yang merupakan zikir tersem-bunyi, dalam arti dapat diucapkan tanpa menggerakkan bibir. Menjaga setiap nafas dalam keadaan bersama Allah adalah menjaga nafas hembusan jasmani agar setiap tarikan dan hembusannya dalam keadaan ridha dan berzikir. Karena setiap nafas adalah mutiara amal yang dapat menghasilkan makrifat akan asrar (rahasia ilahi) dan cahaya. Semua ini termasuk di dalam maqamat.

Sedangkan anfas yang lebih halus dan lembut daripada ahwal adalah hembusan alam ghaib yang merupakan ladunni (pemberian Allah yang langsung tanpa perenungan atau penca-rian), ruhani (bersifat spiritual), wahbi (pemberian pengetahuan) dari asalnya. Firman Allah, "Sesungguhnya Allah (memberikan) keistimewaan kepada siapa yang dikehendaki." dan "Sesungguhnya Kami ajarkan kepadanya dari sisi Kami ilmu." Yakni sesungguhnya semua itu tampak dengan musyahadah dan mukasyafah (penyingkapan spiritual) yang turun pada padang qalbu dari alam ghaib yang mendekatkan hati kepada Allah yang membolak- balikkan hati.

Ini adalah kerumitan hakikat hembusan yang lembut pada hati pecinta yang diambil dari asalnya. Dia (Allah) mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya.

Mereka adalah orang-orang yang ruhnya terus menerus beri'tikaf (berdiam) di hadirat Sang Pembolak-balik hati.

Kemudian HATI terdiri dari empat macam juga diantaranya;

1. HATI SANUBARI, warna HITAM, berujud dalam rasa, pintunya KAHURULLOH, berada di alam SUFIL, menjadi sempurnanya pembicaraan.

2. HATI MAKNAWI, warna KUNING, purbaning rasa, pintunya di KAMALULLOH, berada dialam SULBIL, menjadi sempurnanya pendengaran.

3. HATI SIRI, warna MERAH, sempurnanya rasa, pintunya di JALALULLOH, berada di alam TOUFIK, menjadi sempurnanya indera penciuman.

4. HATI FU’AT, warna PUTIH, hilangnya rasa, pintunya di JAMALULLOH, berada di alam SABIT, menjadi sempurnanya penglihatan.

JASAD MANUSIA terbagi menjadi 3 tataran;

1. Tataran pertama; JAGAD ATAS atau GURULOKA [baitul makmur], berada di OTAK, pusat segala rasa, dalam pewayangan disebut Sang hyang Guru, ratunya segala nyawa, dan berkuasa dalam panca indera, berada di kahyangan JUNGGRING SALOKO.

2. Tataran kedua; JAGAD TENGAH atau ENDROLOKA [baitul mukharom], berada di ANGAN-ANGAN, BUDI, CIPTO dan ROSO, yang menjadi penguasa Sang Hyang Indra di ENDRABAWONO.

3. Tataran ketiga; JAGAD BAWAH atau JANALOKA [baitu mukadas], berada di PANCA ASMARA, yaitu asmara tantra dan asmaragama, yang menjadi penguasa adalah Sang Hyang Wisnu, dikahyangan NGUNTORO SEGORO.

Ketiganya disebut dengan TRILOKO, dan yang menguasai Sang Hyang Wisesaning Tunggal. Ketiga tataran tersebut sering dipakai oleh KANJENG SUSUHUNAN KALIJOGO dipakai sebagai perlambang kehati-hatian pada setiap manusia untuk dilarang, salah satunya;

ojo mangan utek [dilarang makan otak]

ojo mangan jeroan [ dilarang makan jeroan]

ojo mangan pringsilan [dilarang makan kemaluan]

Dokumen terkait