• Tidak ada hasil yang ditemukan

ب ال ع ل م ْ عَلَي هََْف ا

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ب ال ع ل م ْ عَلَي هََْف ا"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Karwono, pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk memelihara kelangsungan hidup kebudayaan dan peradaban masyarakat. Sekolah merupakan tempat yang sangat strategis untuk melaksanakan rekayasa pedagogis guna untuk mewujudkan kelangsungan hidup kebudayaan dan beradaban masyarakat. Tujuan pendidikan bukan hanya menciptakan generasi yang kognisi atau pengetahuannya saja, tetapi juga baik dalam bersikap, serta memiliki keterampilan yang berguna bagi dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.1

Allah SWT akan memberikan ganjaran dengan mengangkat derajat seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, semakin tinggi ilmu yang dimiliki oleh seseorang maka semakin tinggi pula derajatnya disisi Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam HR. Ahmad yang berbunyi:

ْ نَم َْدا َرَأ اَي نُّدلا ْ ه يَلَعَف ْ م ل عل ا ب، ْ نَم َو َْدا َرَأ َْه َر خلآا فََْ ه يَلَع ْ م ل ع لا ب، ْ نَم َو اَمُهَدا َرَأ لَعَفََْ ه ي ْ م ل عل اب

Artinya: "Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu"(HR Ahmad).

Hadits diatas menjelaskan bahwa setiap muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu, untuk mengusai berbagai ilmu pengetahuan harus melalui proses pendidikan. Dalam dunia pendidikan terdapat beberapa faktor yang sangat penting, salah satunya adalah kurikulum.

Kurikulum berfungsi menyediakan program pendidikan yang relevan dalam mencapai tujuan akhir pendidikan. Armai Arief (dalam Rusmaini) menjelaskan bahwa “kurikulum adalah jalan yang terang yang dilalui oleh

1Karwono, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar (Depok:

PT Raja Grafindo Persada, 2018), hlm. 02.

(2)

pendidik bersama anak didiknya, untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap anak didik”.2

Menurut Dakir kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan3.

Demi tercapainya tujuan tersebut, maka pemerintah melakukan berbagai cara, salah satunya dengan mengadakan perubahan kurikulum.

Kurikulum merupakan metode atau materi pelajaran. Pandangan ini menganggap bahwa semua yang ada di sekolah, bahkan yang diluar sekolah (asal direncanakan) merupakan bagian dari kurikulum. Dalam pandangan humanistik bahwa kurikulum mengatur bagaimana peserta didik memperoleh sesuatu yang dapat dimanfaatkannya dalam mengisi dirinya, baik dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.4

Menurut Blenkin, bahwa kurikulum merupakan tubuh pengetahuan konten atau mata pelajaran. Kurikulum dalam pengertian ini, adalah materi atau “disampaikan”ْ kepadaْ pesertaْ

didik melalui metode yang paling efektif. Jadi, dalam hal ini dapat dimaknai bahwa kurikulum adalah sebuah proses pembelajaran.

Perubahan kurikulum dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 ini kiranya cukup relevan karena mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya masih rendah dan cukup jauh tertinggal dengan negara- negara terdekat, seperti dengan Malaysia dan Singapura.5

Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Dapertemen Pendidikan mulai tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum

2 Rusmaini, Ilmu Pendidikan Islam, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2016), hlm. 92.

3 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.3

4 Abna Hidayati, Desain Kurikulum Pendidikan Karakter (Jakarta: Kencana, 2016), hlm.22-23

5 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu (Jakarta, kencana.2015), hlm 02.

(3)

2006 atau kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan penjelasan yang dituangkan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-undang No.2 Tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan konsep lebih luas kurikulum diartikan sebagai suatu perangkat pengalaman belajar terstruktur yang harus diikuti oleh peseta didik dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 57 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah menetapkan peraturan mengenai pasal 1 yaitu:

a. Kurikulum pada sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang telah dilaksanakan sejak tahun ajaran 2013/2014 di sebut kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

b. Kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah sebagaimana di maksud pada ayat(1) terdiri dari:

1. Kerangka dasar kurikulum

Kerangka Dasar kurikulum sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf berisi landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

2. Struktur kurikulum

Struktur kurikulum sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf b merupakan pengorganisasian kompetensi inti, kompetensi dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar.

(4)

3. Silabus

Silabus sebagaimana dalam pasal 1 ayat (2) huruf c merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema pembelajaran tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, elokasi waktu, dan sumber belajar.

4. Pedoman Mata Pelajaran dan Pembelajaran Tematik Terpadu.

Pedoman mata pelajaran dan pembelajaran tematik terpadu sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (2) huruf d merupakan profil utuh mata pelajaran dan pengembangan muatan mata pelajaran menjadi pembelajaran tematik terpadu yang berisi latar belakang, karakteristik mata pelajaran pengertian, prinsip, kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran, desain pembelajaran, model pembelajaran, penilaian, media dan sumber belajar.6

Di Indonesia sendiri sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum. Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami 2 periode, yaitu pertama periode sebelum kemerdekaan yaitu pada masa penjajahan bangsa Eropa baik Portugis maupun Belanda dan dilanjutkan pada masa penjajahan Jepang. Periode kedua adalah periode sesudah kemerdekaan, sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,1984, 1994, 2004, dan 2006 serta kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013.7

6 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.57 tahun 2014 tentang

kurikulum 2013 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah”.

7 Fitri Wahyuni, “Kurikulum dari Masa ke Masa Telaah atas Pentahapan Kurikulum Pendidikan di Indonesia”, Al-Adabiya 10, No. 20 2015, hlm. 241

(5)

Saat ini kurikulum yang berlaku dalam dunia pendidikan Indonesia adalah kurikulum 2013. Kurikulum ini mulai diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 sesuai dengan keputusan dalam Permendikbud No 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Dalam permendikbud yang sama dijelaskan pula bahwa penerapan dari kurikulum ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari tahun ajaran 2013/2014.8

Pada tahun ajaran 2013/2014 terjadi perubahan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar sesuai dengan Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Pasal 1 angka 1 “Kurikulum pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah”.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah menggunakan model pembelajaran tematik. Beberapa mata pelajaran diintegrasikan dalam suatu tema. Tema yang diangkat berasal dari lingkungan sekitar siswa sehingga memudahkan siswa memahami pembelajaran. Hal ini dirasa dapat memperpanjang jangka waktu memori siswa karena mempelajari sesuatu yang bermakna.

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa dapat memperoleh pembelajaran yang aktif dan bermakna. Pendidik berfungsi sebagai fasilitator dengan menyediakan berbagai model, metode, dan media yang menarik dan sesuai dengan perkembangan siswa khususnya siswa sekolah dasar. Siswa tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah berada pada usia 7-12 tahun mulai berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.

8Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 013 Tentang Implementasi Kurikulum.

(6)

Benda-benda konkret yang digunakan biasanya berasal dari lingkungan sekitar siswa. Hal ini dapat dikorelasikan dengan pembelajaran tematik yang mengajak siswa untuk belajar secara konseptual.

Dalam proses penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Standar Isi (SI) di tentukan oleh pemerintah lalu di kembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang kemudian di jabarkan menjadi Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari setiap mata pelajaran.9

Pada Kurikulum 2013, pemerintah telah menyediakan silabus yang dapat langsung digunakan oleh guru. Walaupun guru hanya tinggal mengembangkan silabus dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlebih dahulu walaupun terkadang guru telah memiliki rencana pembelajaran yang tidak dituliskan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan. Jadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu perangkat pembelajaran yang

9 Ibid.,

(7)

harus dibuat oleh Pendidik yang berisi rancangan proses pembelajaran untuk satu pertemuan atau lebih yang merupakan penjabaran dari silabus.

Beberapa faktor yang menyebabkan pendidik tidak bisa mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), salah satu diantaranya ada beberapa Pendidik kesulitan dan belum memahami dalam menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan kurikulum 2013, sehingga pendidik sering melakukan copy paste atau bahkan ada pendidik yang hanya mendowload dari internet. Dari kesulitan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maka terjadilah ketidaksesuaian antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan implementasi pendidik di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil pra observasi yang dilakukan di SD Negeri 05 Pedamaran pada tanggal 05 Oktober 2021 Pukul 09.30 WIB. Peneliti melihat kemampuan pendidik dalam mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik bahwa masih ada beberapa pendidik yang mengalami kendala dalam mendesain perencanaan pembelajaran (RPP) terutama dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik. Berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 2013.10 Beberapa Pendidik belum sepenuhnya memahami maksud dari pada kurikulum 2013 dan cara implementasinya, pendidik belum sepenuhnya memahami bagaimana menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurikulum 2013.

Disamping itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa pendidik yang bersangkutan bahwasanya kemampuan pendidik dalam

10Data pra Observasi Kemampuan Guru Dalam Mendesain RPP Tematik Kelas Rendah di SD Negeri 05 Pedamaran, Pedamaran, 05 Oktober 2021.

(8)

mendesain RPP masih ada yang lebih nyaman dengan cara mengajar dengan menggunakan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), serta peneliti mencari tahu tentang faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik di kelas rendah. Dari permasalahan- permasalahan yang terjadi dapat menimbulkan ketidaksesuaian dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik tidak dapat menerima apa yang di sampaikan oleh pendidik dengan baik.11

Sedangkan dalam kurikulum 2013 peserta didik diajarkan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik mampu memahami pelajaran yang sangat baik. Akibatnya pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Evaluasi pembelajaran tidak berjalan secara optimal berdampak pada implementasi kurikulum 2013 yang tidak sesuai dengan harapan.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahasnya dalam sebuah penelitianْ skripsiْ denganْ judulْ “Analisis Kemampuan Guru Dalam Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini agar tidak terjadi kesalahan dalam pembahasan dan juga tidak menyimpang dari masalah pokok pembahasan, maka peneliti hanya memfokuskan pada hal-hal sebagai berikut:

11 Elawati, Guru kelas I.A SD Negeri 05 Pedamaran, Pedamaran, Wawancara, 05 Oktober 2021.

(9)

1. Kemampuan guru yang di fokuskan dalam penelitian ini yaitu dalam Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik pada Kelas I.A dan II.B di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat yang di maksud yaitu faktor yang dihadapi guru dalam mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik pada kelas I.A dan II.B di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas telah di uraikan sebelumnya, maka rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kemampuan Guru dalam Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022 ?

2. Apa saja Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi Guru dalam mendesain Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022 ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Kemampuan Guru dalam Mendesain Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022

2. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi Guru dalam Mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD Negeri 05 Pedamaran Tahun Ajaran 2021/2022.

(10)

E. Manfaat Penelitian

Dengan pelaksanaan penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Secara Teoritis, manfaat yang dapat dicapai antara lain sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber acuan untuk penelitian selanjutnya tentang merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan wawasan dalam mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik sampai pada implementasinya didalam kelas.

2) Manfaat Praktis.

a. Bagi SD Negeri 05 Pedamaran.

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta meningkatkan kualitas RPP.

b. Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas RPP.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman secara langsung mengenai perancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik.

F. Tinjauan Pustaka

(11)

Kajian pustaka merupakan sajian hasil penelitian terdahulu berupa Skripsi tentang masalah yang berkaitan dengan Analisis Kemampuan Guru dalam mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD Negeri 05 Pedamaran sehubungan dengan penelitian yang akan ditulis peneliti, maka penulis mengkaji beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dibahas. Berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini:

1. Skripsi dengan judul “Analisis Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Kelas IV Kurikulum 2013 SD Muhammadiyah 24 Surakarta Tahunْ Ajaranْ 2016/2017”ْ yangْ ditulisْ

oleh Rahmawati Asri Hastuti yang merupakan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Guru sudah cukup paham mengenai langkah –langkah pembuatan RPP, dimana hal tersebut diperoleh dari hasil analisis RPP yang dilakukan peneliti dengan bantuan para reviewer yang menunjukan kualitas RPP yang dibuat bagus dan hasil wawancara; (2) untuk hasil analisis RPP berdasarkan pedoman RPP, skor untuk RPP pembelajaran 1 dan pembelajaran adalah 85,19 dan 95,6. RPP keduanya masuk kategori

“baik” dan “amatْbaik”ْsesuai standar Kurikulum 2013 karena skor 80<

dan 90<. ; (3) ditemukan 2 kelemahan yang dimiliki oleh guru dalam pembuatan RPP kelas IV ini.

Pertama guru masih bingung dalam hal membedakan antara pendekatan, model, strategi dan metode. Kedua rancangan penilaian autentik yang belum sempurna.; (4) solusi untuk mengatasi kelemahan

(12)

dalam pembuatan RPP guru melakukan beberapa usaha dengan mengikuti pelatihan yang terkait dengan Kurikulum 2013, mencari informasi dan bertukar pengalaman dengan guru lain atau teman sejawat yang sudah ahli dan lebih paham dalam hal penilain autentik, dan mengadakan kerja kelompok antar sesama guru.12

2. Skripsi dengan judul “Analisis Perangkat Pembelajaran Tematik Guru SD Negeri 252 Sapiri Kecamatan Kajang Kabupaten Bulu kumba” yang ditulis oleh Hasrawati, yang merupakan mahasiswa di UIN Alauddin Makasar. Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukkan bahwa dalam perangkat pembelajaran tematik guru diperlukan penguasaan materi dan persiapan dalam penyajiannya dikelas yaitu mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan siswa, buku siswa, media pembelajaran, dan tes hasil belajar. Mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar materi yang diajarkan, mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang akan dipergunakan, serta mengadakan evaluasi sebagai penilaian akhir dalam proses pembelajaran.13

3. Skripsi dengan judul “Analisis Proses Perencanaan Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik di SD Negeri Monggang, Sewon, Bantul Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis oleh Indah Haryati Amakae yang merupakan mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

12 Rahmawati Asri Hastuti, Skripsi: “Analisis Kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Kelas IV Kurikulum 2013 SD Muhammadiyah 24 Surakarta”, 2017, hlm. 3

13 Hasrawati, Skripsi:ْ“Analisis Perangkat Pembelajaran Tematik Guru SD Negeri 252 Sapiri Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba”, 2016, hlm. 9

(13)

berdasarkan silabus yang disediakan oleh pihak sekolah. Kendala yang dialami guru dalam membuat perencanaan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik yaitu guru masih kesulitan dalam mengaitkan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran. Selain itu, penerapan pendekatan saintifik juga masih bersifat sederhana. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut adalah guru tetap menerapkan langkah- langkah pendekatan saintifik serta membuat perencanaan pembelajaran sendiri untuk bagian-bagian yang tidak dapat di padukan.14

Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu No Nama peneliti, judul,

Dan Tahun Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Rahmawati Asri Hastuti, dengan judul analisis kualitas Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Tematik kelas IV Kurikulum 2013 SD Muhammadiyah 24 surakarta (2017)

Sama-sama menganalisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik SD/MI

Peneliti sebelumnya hanya meneliti untuk 1 (satu) kelas yaitu kelas IV saja serta membahas solusi untuk mengatasi masalahnya, sedangkan peneliti saat ini untuk (2) kelas yaitu kelas 1,2 dan hanya membahas sebatas kendala nya saja

2 Hasrawati, dengan judul analisis perangkat pembelajaran tematik guru SD Negeri 252 Sapiri kecamatan kajang kabupaten Bulukumba.

(2017)

Sama-sama membahas pembelajaran Tematik SD/MI

Peneliti sebelumnya membahas perangkat pembelajaran tematik guru yang mengajar dikelas II seperti alat media dan bahan pembelajaran, sedangkan peneliti saat ini hanya berfokus pada penyusunan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Tematik berdasarkan kurikulum 2013.

3 Indah Haryati Amakae, dengan judul Analisis proses perencanaan pembelajaran tematik

Sama-sama membahas penyusunan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) Tematik di SD/MI

Peneliti sebelumnya membahas tentang perencanaan pembelajaran menggunakan pendekatan

14 Indah Haryati Amakae, Skripsi: “Analisis Proses Perencanaan Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik di SDN Monggang, Sewon, bantul Yogyakarta”, 2016, hlm. 7

(14)

menggunakan pendekatan saintifik di SDN Monggang, Sewon, Bantul Yogyakarta”

(2016)

saintifik sehingga kendala guru dalam membuat RPP juga diteliti upaya untuk mengatasi masalah, sedangkan peneliti saat ini hanya sebatas kendalanya saja.

Referensi

Dokumen terkait

memasukkan suara nun sukun atau tanwin ke dalam huruf berikutnya dengan dengung BD. memasukkan suara nun sukun atau

Bab IV : Dalam bab ini menguraikan tentang hasil analisis yang meliputi analisis terhadap pola kemitraan pada usaha peternakan ayam Broiler di PT Kenongo Perdana Pasuruan

Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah mengatakan bahwa kata hikmah pada ayat ini diperselisihkan oleh ulama ada yang memahaminya dalam arti sunah Nabi, ada juga yang

Dalam penetapan kawasan agropolitan tersebut ditetapkan salah satu desa di Kecamatan Leuwiliang yaitu Desa Karacak yang merupakan pusat kawasan agropolitan

Karya Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya yang telah diterjemahkan oleh Ahmad Riva’i Utsman, Abdul Syukur dan Abdul Razzaq dengan judul menjelajah alam Gaib, di

bulan itu, itu, dan dan barangsiapa barangsiapa sakit sakit atau atau dalam dalam perjalanan perjalanan (lalu (lalu ia ia berbuka),2. berbuka), maka maka (wajiblah (wajiblah

yaitu suap terselubung dan sebagainya. Para ulama berpendapat, bahwa segala sesuatu yang dihasilkan dengan cara yang tidak halal seperti risywah maka harus dikembalikan

Di satu sisi, al-Qurt}ubi@ menjelaskan perihal etika salat dalam tafsi@r Al- Ja&gt;mi‘ Li Ah{ka&gt;m al-Qur’a&gt;n , bahwa makna asal dari mengabdi (ibadah) adalah taat