• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kitab yang Dihargai Para Ulama

N/A
N/A
Nana Oc

Academic year: 2023

Membagikan " Kitab yang Dihargai Para Ulama"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KITAB

-), LAN EtAGt AHLI tBAtrtAH)

KARANGAN

:

AL. IMAM AL-GHAZALY

.-t'

d*u;lAtb

(2)

-?.

;

KITAB

d*6,a6

.O MIIVHAJIJL AETItrII]V

- (^aauaru EIAGI AHLI lBAtrlAH)

KARANGAN

:

AL. IMAM AL.GHAZ,ALY

/*

i

{r

(3)

/6

.gg16,''-.l'.

1.'.

merupakan salah satu diantara kitab kitab agama yang sudah masyhur serta sangat

1

dihargai. Ia banyak dipakai oleh para ulama dalam menyampaikan Risalah-lslam!

yatr. Kitab tersebut adalah salah satu diantara buah-buah pena yang gemilang dari Imam Ghazaly, l1 I

I

tvl- KEmanfaatan seorang ulama besar kitab tersebut sama sekali yang hidup tidak pada diragukan tahun 4s2 terutama.bagi

-

sos H/toss me-

-

reka yang sudah membaca, memahami serta mengamalkannya. Sesuai dengan mak-

na dari "MINHAJUL ABIDIN" yang universal yakni "Jalan Bagi Ahli Ibaciah", maka ia tidak sajd penting untuk para ulama akan tetapi bahlcan untuk setiap mus-

lim. Adapun selama ini, kitab MINHAJUL ABIDIN terbit dan beredar masih dalam bahasa aslinya (bahasa.Arab), halmana menjadi salah satu sebab mengapakitabter- sebut kurang dekat dengan kalangan awam muslimin Indonesia yang sebagian besar

justru belum paham bahasa Arab. Dengan alasan itulah maka kami mengambil ini- siatif dalam usaha penterjemahannya kedalam bahasa Indonesia dan penerbitannya dalam bentuk sebagaimana kini tersaji di hadapan pembaca.

Usaha penterjernahan dan penerbitan kitab MINHAJUL ABIDIN ini bennula dari adanya penyelenggaraan kuliair agama untuk masyarakat muslimin di Bogor dan sekitarnya. yang nrerupakan bagian dari kegiatan rutin Majlis Talim AL-IHYA

tsogor yang telah berlangsung beberapa tahun larnanva. Kuliah aeema ini diberi-

kan oleh seorang ulama besar Indonesia yaitu Haji Abdullah bin Nuh yang juea tinggal di Bogor. Dalanr kuliali agama tersebut, dikaji berbagai kitab-kitab aganra yang masyhur serta penting, diantaranyr kitab lviI\HAJUL AtslDIN. KuliaS rgarna

ini pada dasarnya merupakan penterjemahan secara langsunq kedalarn brhasa Inrio- nesiaiSundi, yang rnudah dipahami oleh para pendengar, rnenurut sisrirnatik:i dan- pada kitab aslinya, ciengan disertai penjelasan yang dianggap perlu oleh beliau.

Dari sini secara langsung pula didokumentasikan denean alat casserre-recorCer. <ic-

kumentasi rnana disinrpan dalam keadaan lengkep dan baik

di

perpusteklri:, Kentudian untuk penyebar-luasannya kepada masyarakat, usaha pertarna

klli

di-

lakukan dengan menerbitkan booklet-book.[et sedcrhana/stensiJan secara serie]

(keseluruhannva ada 37 scri) dalam junrlah yang sangat rerbaras, olelr kclurrea almarhutu ustadz M. Arsyad

-

Bogor. Kali ini kami nrenerbitkannva kenrblli scrcleh mengadakan penyempurnaan, baik dalam bentuk maupun isinya hingga menjadise-

pcrti sekardng.

(4)

Dengan

ini

kami menghaturkan rasa terinta kasih yang dalam serta tulus kepada seorang yang telah mensponsori petnbiayaan dal-am rangka-penerbitan kitab terjemahan

ft4iNffelUl

ABIDIN

ini,

semoga Allah SWT. membalasnya dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda: Amin'

Akhir

kata, kami persembahkan

-Kitab

ini

kepada masyarakat muslimin Indonesia sebagai tabarruk/bil barkah yarig mudah-mudahan akan dapat menyiraini bathiniih kita sehingga terasa lebih meresap dan dini'mati secara langsung dalam

t.Narp*

*fradse#gai kenyataan insani yang beragama' Amin ya Robbal Alamin'

0

I

h

-J

Bogor,

I

Muharam l40O 11

MAJLIS TA'UM ALT}IYA

BOGOR

!

,e-

*

.l

(5)

9

2>

:

I *lno

,Ytrli.t,q.r\

/

DAFTAR TSI

Kata Pengantar

Pendahuluan

Muqoddimah Imam Ghazaly

Bab I. Aqobah Pertama, Tanjafan llmu dan

Ma'rifat

14

Bab

II.

Aqobah Kedua, Tanjakan

Taubat

48

Bab

III.

Aqobah Ketiga, Tanjakan

Penghaling

64 Bab

IV.

Aqobah Keempat, Tanjakan

Godaan

...- 176 Bab

V.

Aqobah Kelima, Tanjakan

Pendorong

...-.. 240 Bab

VI.

Aqobah KienanU Tanjakan Pencela -...:..--...-. 278 Bab

VII,

Aqobah Ketujuh, Tanjakan

hrji Syukur

....-- 326

(\rr\ ,)z)

r

rrl

1'-'-t

1\A,

) r.e

\)

.r4=,.,

,)t

,)c,n-

-')l

* L r' /\; )-u- \)( \2 ''.>)''\)

,t-^'ro'.,'' )'|'t'J'-t' ) |

\r,;-. S" ,\2ty' t o: )) t2 A ' -)'--Y L

II.

III.

IV.

v.

VL

wt.

VIIL

.IK

x

XL )oI.

xIII.

llzl-.

i

v I

t

--r/'::":

iii

(6)

PENDAHULUAN

Segala puji bagi Allah sarwa sekalian alam. Terccngang batin sanubari manusis

di pintu keagungaNya dan silaulah penglihatan serta terpukaulah pandangan mata oleh fajar pancaran nurNfa yang terang benderang. Dia-lah Allah yang m<rampak nyata kepada segala zukma sanubari insani, Ia mengetahui segala gerak-gerik getaran dan kata hati. Dalam mengatur qudrat-kekuasaanNya dan melaksanakan iradat-ke- hendakNya tidak membutuhkan kepada quorum muryawarah dan pen&rkung. Dia juga yang selalu bersedia mengampuni scgala dosa, menutupi segala cela dan'aib manusia dan Dia-lah Allah yang lorasa membolak-balik kemudi hati dan Dia juga yang bersedia melepaskan dari segala kesempitan dan kesulitan. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan atas sekalian RasulNya, pemegang kemurnian dan kesrcian aga-

ma Islam, pembasmi setiap penentang dan penghancur segala penghalang. Semoga pula stralawat serta salam tadi dicurahkan kepada semua kaum keluarganya, orang- orang baik yang selalu diliputi oleh kesucian lahir dan kemumian batin, kekuatan iman dan kekuatan pendirian.

Amma ba'du :

Dalam sejarah ajaran Islam, ilmu tasauf-lah yang serinekali menghadapi serang- an-serangan hebat yang bertubi-tubi, terutama terhadap cara, sistim didik dan suluk- nya. Akan tetapi justru, antara lain, dari "pertarungan" iniiah maka akhirnya ter-

nyata bahwa Dunia Islam dikaruniai Allah SWT dengan suatu pusaka yang tak ternilai lagi keindahan dan faedahnya, berupa perpustakaan yang kaya-raya menge-

nai rasauf dan sufiah. Kitab MINHAJUL 'ABIDIN adalah salah satu

di

antara pusaka dimaksud, yang dikarang oleh (dan merupakan karangan terakhir dari) Imam Ghazaly.

Ada pendapat bahwa tasauf

itu

adaiah sesuatu yang asing atau bid'ah yang ditambahkaa orang keda.lam agama Islam. Apa sebenarnya tasauf itu ? dai-i mana-iiah asalnya ? kemanakah tujuannya ? Pertanyaan-pertanyaan ini dan sebagainya sebe- narnya sudah lama dijawab oleh para ulama tasauf kita rohimahumullah.

Dalam Muqoddimah-nya, lbnu Chotdun menulis tenrang ilmu tasauf, sebagai

berikut:

"llrnu ini adalah salah satu dari ilmu-iimu ryu'iyyah yang terjadi dalam amma Islam Asalnya, cara (tarekat) dari mereka itu memang -- pada sisi tokoh-tokoh besar dari para sahabat dan Tabi'in dan selanjutnya -- adalah tarekat hak dan hiday.ar. pckok- nya ialah tekun atas ibadah, bulat hati kepada Allah

swr,

berpaling dari godaan dunia, zuhud (tidak cenderung) kepada kemewahan harta dan pengarui duniawi, dan menyendiri di tempat sunyi untuk ibadah. Hal demikian

itu

memang sudah umum di kalangan para sahabat dan salal (leluhur yang baik). Setelah meraja-lela kecenderungan kepada kemewahan duniawi dalam abad kedua hijriah cian yang ke- mudiannya, nah di situ maka orang-orang yanl tekun atas ibadah itu dikenal dengan nama golon gan tasaul''.

(7)

Demikian kata Ibnu Choldun yang ahli dalam sejarah dan filsafat sejarah itu.

Adalah suatu kekeliruan besar sekali pendapat yang mengatakan bahwa tasauf

itu

sesuatu yang asing atau bid'ah yang dimasukkan orang ke dalam Islam dan di- tempelkan kepadanya. Sebab, pada hakekatnya tasauf adalah suatu bagian yang

jauhari (essential) daripada risalah Nabi Muhammad SAW, suatu jalan asli dalam

Islam yang diridhoi AUah SWT. Kalau kita nanti sudah benar-benar mempela-

jari iimu tasauf seperti kitab MINHAJUL 'ABIDIN, akan yakinlah kita bahwa ilmu ini langsung mengambil pokok dasarnya dari sumber-sumber Islam yang jernih, ya-

itu KITAB dan SUNNAH. Jadi tasauf Islam itu adalah kesempurnaan dalam ISLAM, kesempurnaan dalam IMAN, kesempurnaan dalam IHSAN, kesempurnaan dalarn 'Amal dan kesempurnaan dalam segaia sesuaiu dari kehidupan..lni akan kita yakini setelah kita mengenal tasaui

Pendeknya, tasauf itu adalah: isi agama, hakekat iman dan buah yakin. De- ngan perkataan lain, tasaufitu adalah: tahap te;tinggi dari semang4t, ide dan cita-

cita ke-lslaman; Segi gemilang yang paling sempurna dari adab-adab dan contoh- contoh yang termulia datipadanya. Tasauf adalah pusaka yang diwarisi oleh para Sahabat dari Rosulullah SAw. Pusaka ini diterima dan diamalkan oleh para Tabi'in secara turun-temurun. Mereka itulah pemimpin-pemimpin tasauf Islam, sebelum ada nama "sufiah" (ahli-ahli tasauf), meskipun kemudian ada golongan dari mereka yang dikenal dengan nama "ubbad" (ahli ibadah) atau "zuhhad" (ahli zuhud). Jadi nama "sufiah" dan "tasauf' itu dipergunakan orang hanya kemudian saja. Ini cocok dengan apa yang dikatakan Ibnu Choldun tadi.

Cobalah kita tengok sejarah Islam di masa silam. Di waktu Dunia Islam dilan- da oleh falsafah-falsafah asing dari .Yunani, Hindu dan sebagainya, tasauf lslam sejati besar sekali jasanya dalam menyelamatkan iman dan 'aqidah yang murni, bahkan memenangkannya. Kebatinan asing yang dibawa oleh mereka (orang-orang Yunani, Hindu dan sebagainya) tidak dapat mendobrak benteng Islam dan tasauf-

nya yang murni

itu.

Ilmu kebatinan asing dikenal di Dunia Islam dengan narna:

Batiniyyah Munharifah (kebatinan yang menyimpang) arau Tasauf Dakhiil (tasauf gadungan). Adapun tasauf sejati tidak dapat dipalsu, sebab dasar-dasarnya jelas dari Kitab dan Sunnah-

Tasauf Islam di masa lampau, telah dapat menyebarkan da'wah Islam tanpa senjata pedang. Tak dapat kita ragukan suatu kenyataan sejarah, bahwa para Sufiah (ulama-ulama tasauf) itulah pembawa cahaya Islam dan hidayatnya ke Afrika ke segala penjurunya yang tidak pemah didatangi tentara Islam. LIlama Tasauf pula- lah yang mempunyai jasa terbesar dalam nrenyebarJuaskan ajaran-ajaran Islam di Af- ganistan, Iran, India, Indonesia, Filipina, Cina dan negeri-negeri lainnya yang jauh- jauh itu. Mereka (ulama-ulama tasauf) berda'wah dengan memberi contoh suri- tualadan yang baik dan akhlaq Islami yang murni. Banyak pula di antara mereka itu

dengan suka rela murobatoh (tinggal lama) di perbatasan-perbatasan untuk mem- pertahankan kedaulatan Islam dengan senjata pedang (kalau terpaksa) atau dengan

vl

(8)

berda'wah. Tasauf-lah yang telah berdiri tegak mcnghadapi arus-arus ilhad (atheis me) dan s€rangan serangan kemerosotan akhlaq. Tasauf pula yang me rirpakan ben- teng yang kokoh.kuat mempertahankan Islam dari paganisme Tatar, fanatisme tentara Perang Salib dan angkara-murka kaum imperialis.

Penulis tarikh, Al-Bagdady, mencatat bahwa Almutawakkil (Khalifah yarig berkuasa pada waktu itu, dari bani Abbas di Bagdad) di waktu negara Islam dilanda peperangan, berseru kepada para ahli Futuwwah Sufiah (pahlawan tasauf), maka berdatanganlah mereka dengan cepat dari setiap pelosok, sehingga merekalah yang merupakan tentara yang unggul tak terkalahkan. Merekalah yang menyelamatkan wilayah-wilayah Islam dan menjaga perbatasan.

Lihatlah Syekh Akbar (guru tasauf terbesar) Muhlddin ibn'Arabi r.&,,de- ngan berani sekali menulis surat kepada Malik Karnil (seorang raja muslim) ketika ia (sang raja) tidak tappil menolak serangan kaum Salib. Kata beliau: "Engkau pengecut!... ayo bangkit ke meddn perang, atau kami memerangi engkau seperti memerangi mereka !'1.

Juga Syekh 'lzzuddin ibn 'Abdissalarn, seorang ulama besar, ahli tasauf yang agung, menfatwakan bahwa wajib menangkap raja-ra1a Mamalik sebab mereka ber- khianat kepada kaum Muslimin rakyat mereka.

Al-Jabarti, seorang penulis sejarah Mesir yang terkenal pada masa kampan.ve Napoleon Bonarpate ke Timur-Tengah,,mengatakan dengan tegasnya bahrva kalah- nya tentara Perancis di Mesir tiada lain hanya karena perlawanan rakyat dari putra- putra tasauf beserta guru-gurunya. Dan

"ebelum itu, adalah putra-putra tasaulpula yang berjasa besar pada peristiwa kalahnya tentara Tatar musuh Islam yang ganas

itu di 'Ain Jalut, dan pada pertempuran yang menghancurkan tenaga tentara Sajib

di Hittin, dan juga dalam peristiwa penawanan pemimpin-pemimpin mereka (Louis- IX) di da-lam gedung ibn Luqman di lv,tesir.

Ketika situasi di A.ndalusia membahayakan kaurn N,luslimin, Imam Chazai;-, imam tasaufyang amat masyhur itu, segera menulis surat kepada raja muslim dari Maghribi yaitu Yusuf ibn Tasyfin yang bunyinya: "Pilihlah satu diantara dua, memanggul senjata untuk menyelamatkan saudara-saudaramu

di

Andalusia, atau engkau turun tahta untuk diserahkan kepada orang lain yang sanggup memenuhi kewajiban tersebut".

Demikianlah dan sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh yang dapat dikemukakan untuk menunjukkan betapa besar peranan dan pengaruh 1,:rng posirip dari tasauf beserta para Sufiah dalam sejarah peq'uangan [slam.

Berkata Imam Ghazaly dalam kitabnya Al Munqidz minadhdholal (pembebas dari kesesatan), demikian :

"Perhatianku bdrpusat kepada jalan sufiah. Nyata sekali jalan ini takkan dapat ditempuh melainkan dengan ilmu dan 'amai. Pokoknya harus menempuh tanjakan- tanjakan batin dan membersihkan diri..Hal ini perlu untuk mengosongkan barin dan kemudian mengisinya dengan dzikir kepada Allah ta'ala. Bagiku, ilmu lebih

VLI

(9)

mudah daripada 'amal. Maka segeralah aku memulai dengan mempelajari ilmu me- reka, membaca kitab-kitab mereka, diantaranya: kitab Qutul Qulub karangan Abu- Thalib al Makki dan kitab-kitab karangan Al Haris al Muhasibi serta ucapan-ucapan A1-Junaid, Asy-Syibli, Abu Yazid al Busthomi dan lain-lain. Dengan itu dapatlah aku memahami tujuan mereka-Penjelasan lebih jauh aku dengar sendiri dari mulut mereka. Yang lebih dalam lagi hanya dapat dicapai dengan 'dzauq' (rasa pengala- man batin), pengalaman dan perkembangan batin. Jauh nian perbedaan antara me- neetahui arti sehat atau kenyang dengan mengalami sendiri rasa sehat atau kenyang

itu.

Mengalami mabuk lebih jelas daripada hanya mendengar keterar,gan tentang aninya, padahal yang mengalaminya mungkin bilum rnendengar sesuatu keterangan.

tentang demikian itu. Tabib yang sedang sakit, tahu banyak ieutang sehat, tetapi ia eendiri sedang tidak sehat. Tahu arti dan syarat-syarat zuhud (tidak terikat hati kepada dunia) tidaklah sama dengan bersifat zuhud Yang penting bagi mereka adalah pengalaman dan bukan perkataan. Apa yang dapat dicapai dengan ilmu telah

kucapai. Selanjutnya, harus dengan "dzauq" dan 'suluk'(menempuh perfalan- an batin)".

Pahamlah kita sekarang, bahwa tasauf Islam yang sejati itu pada dasarnya adalah karena "mahabbah" kepada Allah SWT dan Rosulullah SAW. Hal ini sebapi- mana maklum adalah hrdhu (wajib) bagi setiap Muslim.

Berkata Imam Ghazaly dalam kitabnya Al-Mahabbah (salah satu dari kitab' kitab Ihya Ulumuddin karangan beliau r.a.), sebagai berikut :

"Tiap yang indah

itu

dicinta, t'etapi yang indah mutlak hanyalah satu, Ma

ha Esa. Bahagialah orang yang telah sempurna mahabbahnya akan Dia- Kesempur- naan mahabbahnya itu ialah karena ia menginsyafi "tanasub" (persesuaian) batin antara dirinya dengan Dia".

Orang yang paling bahagia di akhirat yaitu yang paling kuat mahabbahnya kepada Allah SWT. Selanjutnya, ni'mat si Muhib (pencinta) jika ... setelah lama

rindu ... ia berjumpa dengan Mahbub-nya (yang dicintainyalsemakin kuat mahab bah maka semakin besarlah ni'matnya. Demikian

itu

adalah disebabkan oleh ke- nyataan bahwa akhirat itu berarti kunjungan kepadaNya S\W. Begitulah kata Beliau.

l*zal

datang setelah ada mahabbah. Mahabbah timbul dari ma'rifal Ma'rifat timbul setelah hati bersih, dan dari renungan fikir yang murni, ingat terus-menen$, memikirkan Allah SWT, sifat-sifatNya, kerajaan besarNya dan seluruh mahlukNya- Orang yang kuat memulai dengan ma'rifat kepada Allah, dan dari ma'rifat ini ia me- ngenal yang lain daripadaNya, yakni perbuatanNya dan mahlukNya. Atau sebalik- nya, dari itu ia sampai kepada ma'rifat akan Dia SWT. Jalan kedua ini lebih gampang.

Ketahuilah, ni'mat yang terbesar itu tiada lain adalah ni'mat melihat keindah- an llahi-Robbi.Lidah akan terikat, pena akan patah, untuk menggambarkan dengan lisan dan tulisan, sampai di.mana ni'mat, lezat dan bahagianya orang yang telah sampai kepada ma'rifat akanAllah SWT. Bukan ingin surga atau takut neraka yang mendorongnya kepada taat dan memfrcrhambakan diri kepada Nya, tetapi hanya karena cinta dan rindu kepada Nya-

vul

(10)

Robi'arr at

Adawi:v;:;?:.:il:'::I"

berrcata daram svairnva :

Cinta asmara dan cinta hak Hatiku penuh dengan asmat&

Hijab terbuka melihat Dikau

Itu

semua aku tak berjasa.

Engkaulah sendiri terpujl

'

Ni'mat melihat keindahan Itati-itu ialah sebagaiman ? y{Lgdinyatakan oleh Rosulullah SAW dengan sabdanya: "Allah berkata: Bagi hamba-hambaKu yang salih telah Kusediakan apa yang tak perriah dilihat mata, tak Pernah didengar telinga, bdhftan tak pemah terlintas di hati insani". Demikian sabdanya- Adapun ni'mat ini akan lebih s€mpuma kelak di akhirat.

Na1, se telah tadi saya mencoba menerangkan secara ringkas hal-ihwal "tasauf '

dan ,,sufiah", maka tibalah saatnya sekarang hendak saya sajikan ke hadapan pem- baca, kaum Muslimin Indonesia suatu kitab tasauf yang gemilalg yaitu MINFIAIUL 'ABIDIN, yang telah saya terjemahkan kedalam bahasa nasional

tkita

rbahasa

lndonesia, sehingga dapat dibaca oleh mereka yang tidak paham bahasa Arab, untuk dipelajari, dipahami dan kemudian dicoba menaiki tangga demi tangga menuju hake- kat iimu tasauf serta sekaligus menjadi sufiah- sejatl

Hanya kepada Altah SWT kita memohon berkah melalui pengarang kiub MINHAIUL'ABIDIN yaitu AL IMAM AL GHAZALY-

Wabillahit taufiq wal hidaYat. Bogor,

I

Muharam i400 FL

Wassalarr,

(KFLR

Abdullah bin Nuh)

(11)

og(,

;:s, ;K: i{;frr,

4{,i

+ in

#; &,

,.

?t#ypi ef tf.it aLc$ ib

t ;tr+-it.,:i l\i$ dLvi. 1d;, ;:tuj !',

'gt ! #&- lo('i;"*$.*V Ay'e}r(

"?,\2:.us6"\Y-"f,#'&r'8rGty

{'$3|;V}i{,|!'rf GrtaS';".diUbt ,-r-lrfe.3ya#':r*1G-t9,';;Tt;ili

Segala

puji

tetap bagi Allah S.W.T., yang penuh

Hiknat,

Pemurah, lululia, Kuasa, Penyayang, Tuhan yang menjadikan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya, dan yang menciptakan langit dengan Kudrat-Nya, mengatur segala urusan dengan hikmat-Nya, dan tiada-Ia menciptakan

iin

dan manu-

sia melainkan untuk ibadah kepada-Nyo.

ladi,

ialan kepada-Nya jelas bagi siapa yang bermaksud, begitu pula l.ukti yang menunjuk jalan kepada-Nya bagi siapa yang berlikir, namun AIIah

iua

menyesatkan siapa yang ditakdirkan-Nya sesat,

dan Ia

pula

nemberi hidayot kepada siapa yang dikehendaki-Ny-a, korena

la

lebih tahu okan orang-orang .vaflg beroleh hidayat.

Setfioga solawat dan salam rnelimpah atas penghultt

segala

Rasul.

l:eseric keluarganya

yang baik"baik tagi srrci,

seftl.oga

Allah

S.T.W.

,r:en.yelamatkan dan memuliqkan mereka hingga hari pembalasan.

Ketahuilah, saudara-saudaraku

-

semoga Allah membahagiakan anda

dan

aku dengan keridoan-Nya bahwa ibadah

itu

adalah buah dari ilmu, faedah

dari

umur,

hasil

usaha dari hamba-hamba Allah yang kuat-kuat, barang berharga dari para aulia, jaian

yang

ditempuh oleh mereka yang

bertakwa, bagian untuk mereka yang mulia, tujuan dari

orang-

orang

yang

berhimmah,

syi'ar

dari golongan terhormat, pekerjaan dari orang-orang yang berani berkata jujur, pilihan dari mereka yang rvaspada,

jalan menuju Sorga.

Allah S.W.T. berfirman :

aTar-j(,'gl:ti;

"Dan Aku Ttrhctn kamu sekaliart, berbaktilah kepada-Ku."

(12)

Dalam firman lainn1'3 I

"lni

adalah gartjaran bagi kamu, atas usaha kamu yong bersyukur".

Hal ibadah telah cukup kami pikirkan, telah pula kami

teliti

jalannya

ciari awal

hingga

tujuan

akhirnya yang diidam-idamkan

oleh

para

penempuhnya. Ternyata suatu

jalan

yang amat

sukar,

banyak tanjakan-

tanjakan (pendakian-pendakian-nya), sangat pa_vah,

dan jauh

perjala- nannya, besar bahayanya,

tidak

sedikit

pula

halangan dan rintangan- nya, samar dimana tempat celaka

dan

akan binasa, banyak larvan dan penyamunnya, sedikit teman dan penolongya.

Memang seharusnya begitu sebab ibadah

itu

ialah ialan kesorga, iadi semua

ini

sesuai dengan sabda Rasulullah S.

A. W.

:

e,i i

i.,

u,i*!;cn,

L,;

t&Uy,lrili iS l;

"Perhatikan, sorga

itu

dikepung olelt. segala tnacant kesukaran, sedangkan neraka dikelilingi olelz segala hol \ang menarik".

Rasulullah S.A.W. Bersabda pula :

-' ":'J;.i,)\it'-og ii r.;t,i;-i{.j'L$ i',

:#rdv)-try t\ )e'srbY^J't bV)'

"Perhatikan, ialan kesorga

itu penuh

rintangan dan nanjolc, sidang- kan ialan keneraka itu mudah dan rala."

Semua

itu

ditambah dengan kenyataan bahwa manusia

itu

lemah, sedangkan

jaman

sudah payah, L-ag.arla__

mundur,

kesempatan

Penguji amat-

teliti, ajal

dekat,

r

payah,

urusan

ag.{rla__-mundur, kesem

umurjen[ek.

Penguii amit-

teliti, ajal

r

kurang, :BJ.e-JlP 5+ u er---t, vr r v Yr\.

jauh, ta'at satu-satun)'a jadi bekal, kafena-itu

harus

ta'at, tak dapat tiada.

Namun waktu telah berlalu, tak dapat dipanggil kembali. Pendeknya siapa yang ta'at, dialah yang beruntung, bahagia selama-lamanya. Tetapi siapa yang tak mau ta'at, maka rugi dan celakalah dia.

Kalau begitu, soalnya sulit dan bahayanya besar. Karena itulah maka jarang sekali orang yang memilih jalan ini. Diantara yang telah memilihnya- pun jarang sekali yang benar-benar menempuhnya.

Diantara

yang

menempuhnya juga

jarang

pula yang sampai kepada tujuannya dan berhasil mencapai apa yang dikejarnya. Mereka yang berhasil irulah orang-orang mulia pilihan Allah SWT. untuk ma'rifat dan mahabbah kepada-Nya. Diberi-Nya taufiq

dan

peliharaan terhadap mereka, dan disampaiJ<an-Nya dengan penuh karunia kepada keridoan dan sorgaNya.

'J9""";# {r('-*Ly

(13)

Kita

bermohon semoga Allah

S.W.T.

memasukkan kita kedalam golongan yang beruntung dengan mempsroleh rahmatNya.

Oleh

karena kami lihat jalan kearah

ini

begitu keadaannya, kami.

pun berpikir

dengan merenungkan bagaimana -cara Eenempuhnya, alat dan perlengkapan apa yang diperlukan sipenempuhnya, dengan ilmu dan

amal,

mudah-mudahan saja

ia dapat

menempuhnya dengan taufik Ilahi dalam keadaan selamat,

tidak terhenti dalam

tanjakan-tanjakannya sehingga patah disitu

dan

masuk golongan yang celaka binasa, na'udzu biilah.

Itulah

sebabnya

maka kami

berusaha menyusun beberapa kitab tentang ialan kearah

itu

dan cara untuk meneqputlnya, _seperti_antara lain kitab,

Ihya,

Alqurbah dsbnya. Akan tetapi, kitab-kitab tersebut banyak mengandung soal-soal yang halus, mendalam sekali, sukar untuk dimenger-

ti oLh

kebinyakan orang, sehingga akhirnya mereka benci dan mencela, mengecam apa saja yang mereka belum paham dalam kitab'kitab tsb.

Namun kita tidak harus heran, karena kitab mana yang lebih mulia dan lebih baik dari Al-Quq'an,

tetapi

kitab suci inipun masih saja dicela

oleh

orang-orang yang

tidak mau

menerima, mereka katakan hanya dongengan-dongengan kuno belaka.

-Peinahkatr mendengar apa kata Zainal'abidin,

Ali

bin Husain bin Ali bin Abu Tolib r.a. ?-

Beliau pernah berkata (dalam bentuk sya'ir) sbb:

W;;ltJ,!'o5.# t

V.i6-t&-41t

,;

4^1ti;;tr.o,.;ii

,

v'di(c#\i;;

)

).,//

oe'r.,*dd'a,l

i e Y:./4!i.,

gJt3;.,::ri$:

9, u' t5'\ J

r;&s*;:;3*Jt

//ctt.)N./ 14c(./

32atfJV4Y)s

Artinya :

"Diantara

ilmu-ilmuku, jolrur

mutu

manikamnya kusembunyikan,

a4ar tiada

terlihat

oleh

orang yang

tak

mantplt, karena akhirnya ia tersesat.

HaI

ini

memang sudah dipesutkaft oleh Abu Hasan (Saiiidirta

Ali

bin Abu Tolib r.a.) kepada Husain dan Hasan. Karena terkadang ada iohar ilmu yang kalau dibuka tabirnya pasti ada orang -v-ang akan menuduh aku musy-

rik,

dan menghalalkan jiwaku utttuk dibunuh, karena dikiranya perbuatan keji (membunuh)

itu

suatu amal yang baik".

Keadaan seperti

itu

menuntut para ulama

agar

memandang mereka dengan rasa belas kasih, tidak berbantah-bantahan.

Karena iru, lalu

aku

bermohon kepada

Allah SWT.

minta diberi-Nya taufik agar dapat menyusun sebuah kitab yang cocok bagi mereka.

J

(14)

Permohonanku

itu

diluluskan-Nya, diilhami-Nya sehingga dapat menga' rang sebuah kitab dengan suatu susunan yang indah, belum pernah ku

dapit dalam

karangan-karanganku sebelumnya.

Kitab

baru

itu,

ialah (kitab Minbajul 'abidin yang kusajikan sekarang ini.

Adapun hamba Allah iru bila mulai bangun dan ingat untuk ibadah, ia tajarrud dengan membulatkan hati menempuh jalan ibadah, mula-mula ialalr karena ada suatu lintasan dihatinya yang suci.

Itu idalah

pemberian

dari

Allah S.W.T. dengan taufik yang khusus dari Dia, dan

ini

adalah yang dimaksud dengan Firman Allah :

e; ;r':i g?;, r!*r:'l ; u'#'#\

"Apakah orang yanB dilapangkan dadanya

oleh

Allah untuk meneri'

ma Islam, ia

dikaruniai

Allah

dengan suatu nur (apakah dia

itu

lebih baik atau tidak ?)",

Dan telah

diisyaratkan pula kepada hal tadi

oleh

Rasulullah S.A'W., sabda beliau sbb. :

'6'5'f

'

#' $

":tYli br -i''

"Nur

yang tadi

itu

apabila sudah masak

dihati

manttsia, meniadi lapang dan meniadi lega ltatinya".

Disini ada yang bertanya kepada Rasulullah :

GleroelA'x.SbS;tl;

' "Ya

Rasulullah

!

apa yang seperti

itu ada

tandanya sampai bisa diketahui tanda

itu?".

Jawab beliau :

e,Ji.r{i,,P

"Ada tandanya, yaitu nrcnjauhkan

diri ilari

negeri palsu (dunia) dan kembali kenegeri kelanggengan sefta bersiap unluk

mati

sebelum maii".-

-.

..-F-

..

.,,::

'

Ji3

g?ijo'WlViiiti,:;a{;+l,S;, jsur,&,b)

Apabila hal

ini

terlintas dihati seseorang

berkata (kepada dirinya) :

"Oh

!

aku sekarang merasa bahwa 'diriku 4

.t

maka

mula-mula

ia

akan

ini

dikaruniai dengan ber-

(15)

macam-macam kenikmatan

oleh Allah,

seperti nikmat hidup, nikmat mempunyai sifat kudrat (kekuasaan) bisa berbuat apa2, bisa berfikir, bisa bicara, dan hal

yang

mulia lainnya,

dan

ada padaku kenikmatan, kese- nangan, disamping selamatnya aku dari macam-macam ujian dan musibah, banyak musibah yang

terhindar

dari aku, dan aku

tahu

bahwa semua

nikmat ini ada pemberinya yang menuntut supaya aku bersyukur kepadaNya dan berkhidmat kepadaNya,

dan

apabila aku lalai, lupa, tidak bersyukur dan

tidak

khidmat,

pasti

Dia

akan

hilangkan nikmatNya dan pasti aku diberi hukuman dan balasan, dan Dia sudah mengurus kepada

ku

seorang

Rasul (namanya: Muhammad S.A.W.).

Dia mendukung Rasul itu dan menguatkannya dengan mu'jizat-mujizat yang luar biasa, diluar kemampuan manusia.

Rasul

itu

memberitakan kepadaku bahwa aku hanya mernpunyai satu Tuhan yang Maha Mulia, Maha Kuasa, Maha Mengetahui,

Miha

Hidup, Maha Berkehendak, Berbicara, Menyuruh, Melarang dan Kuasa menghu-

kum

apabila

aku

durhaka kepadaNya dan

Ia

akan memberi ganjaran apabila aku

ta'at

kepadaNya, Dia

tahu

segala rahasiaku,

dan

tahu apa saja yang terlintas dipikiranku, dan

Dia

sudah menjanjikan sesuatu, dan Dia telah perintahkan agar aku ta'at pada hukum-hukum syariat".-

Apabila

seseorang

sudah

berkata

begitu

dihatinya dia

itu

faham

bahrva

ini

mungkin, tidak mustahil, ia dengar berita-berita dari Rasulullah

S.AW.

(melalui ulama-ulama yang menyampaikan kepadanya). dia ber- kata dihatinya :

"Ini

mungkin,

tidak

mustahil,

tidak ada

kemustahilan bagi yang demikian itu dalam akal, sepintas lalu saja sudah bisa dimengerti."-

Disini Cia kuatir tentang nasib dirinya karena rasa takut.

Ini

namanya lintasan hati yang membawanya takut sehingga menjadi- kan seseorang itu terbangun, dan

ini

mengikatkan hujjah kepadanya.

Sekarang engkau dalam takut tetapi engkau sudah mengerti, sekarang cngkau terikat.

Untuk memutuskan

diri

daripadanya, tidak ada alasan, apa lagi untuk herayal-ayalan, sehingga mendorong

dia

dengan keras untuk berfikir mencari dalil bukti. Bergeraklah ketika itu, tidak lagi diam atau bimbang, tetapi berusaha dan mencari jalan keselamatan, bagaimana ? Dia ketakutan, bagaimana supaya rlerasa aman dari apa ,vang sudah masuk hatinya atau 1.,ang sudah didengar oleh tclinganya sendiri ?

Tidak ada jalan lain lagi dihadapannya selain berfikir sendiri dengan otak- nya yang sehat, memikirkan dan mencari bukti.

lvlula-rnula terhadap adanya buatatt yang menunjukannya sipembuat, ada alam semesta,

ini

juga buatan, yang menunjukan adanya sipembuat, yaitu

Allah S.W.T.

Agar

ada

baginya ilmu yakin dan tidak syak rvasangka lagi akan hal-hal yang ghaib. Benar, Allah itu tidak dapat dilihat, tapi bukti

akan

perbuatanNya,

yaitu alam

semesta yang indah

dan

unik, yang menunjukkan adanya Allah.

(16)

Disini rlia akan yakin bahrva memang dia mempunyai Tuhan yang memerintah dan melarangnYa.

Inilah

tanjakan

yang

Pertama, pendakian

yang

pelt.a.Ta' yang ainraopinyu

irfi* :.f"riiura"ir,

vairu'tanjakan

: ILMU &

MA'RIFAT'

Agar diketahui, ibadah tanpa,

i

1.m

u

dan tanpa

r1a'rif11"}gt

artinya'

ffi;; ;;il r*tun ini

iahu betul, apa yang dilakukannya' Kemudian dia menempuh tanjakan

^i"i,'lrt

aJpoi-

tiuai,

harus menempuhnya' kalau

i:Jrt, 'Jf. akan

..tu-tu,

-*ru

iiduk *uu

harus menempuh tanjakan

lrl, ,"irl,

ia harus

U"talut

(mengaji) s-up9ya bisa,beribadah' menempuh

iaia" lni

dengan sebaik-baiknya, memikirkan buktin-va' dan merenung- kan sepentthnya.

Dengan belajar (mengaji), bertanya

.lttp19u

ry,uto

'liii

tentang

akhirat,

l.prdo

plruniuf,-p".;u"jqk jalan, dian-dian (lampu-lampu) uTat' p.*ici"-p1=mimpin

;;; i;;,",'dan

mintalah faedah dan doa dari beliau -b;ii;'itu,'-u.1ah-mudahan Allah S.W.T. memberi taufiq-Nya'

Dengan

minta

bantuan

Allah,

dia

akan

menempuh tanjakan.ini a.ngrn

tiriiq

Jori

All.h

- S.W.T. Seielah

dia

cukup mengaii. berhasillah haginl'a dalam ilmu Yakin.

i\tengetahui tentang

hal-hal

yang- ghaib, maka tahu adanl'a - Allah' oaunir- frotulullah,

;;ti; iotg,,

ui.q"nyu. ngra.ka' adanva hisab' ada-

ivu

nuryrr, adanya

t'rilf

fil'mai'syar dll. -vaitu bahwa ia mempln-vai satu

ilr,r. -r1rri

tiada

sekuir

bagi-Nya, Dia yang menciptakan dirinya' dan

,"t"r.r-g

ia"tahu bahwa Tuhan itu-menyuruh fiersyukui, menyuruh khidmat dan ta'at lahir-bathin.

Dan 'l'uhan menyuruh dia supaya berhatihati,-jangan sarnpai,kufur' jangan melakukan

b.*r.um--""u*'riutsivat,

dan Dia S.W.T' sudah menetapkan akan adanya

ganlaran-ffi-t"t.t,

yang tanggeng, lt?l',u dia

ta'at

kepada-

I'ly;: -il

,1^n ua, iuli tutu.un-yun[-tJt.l

kalau,

ia

durhaka dan

t,lrprfing

a"ripada-Nfa.'6;" ;;J"

saat

itu'ia

didorong

oleh

pengetahuan ini 'dan" oleh^ keyakinannya

ukrn

yung ghaib

itu,

didorong, unruk mc-

,Vin'rinet", f.nlrn'-iluir'

rn1rt- berkh'idirat, melakukan-.ibadah dengan

,Jp.irt,-frrtinya."

yai-tu' beribadah memperhambakan.

dili

kepada yang

-i*6..i

ni,mai ini,

yaitu

eiiah S.W.T. Yang ia cari-cari selama

ini,

seka- rang sudah

ketemu'

beribadah ?.

Tapi dia belum tahu bagaimana caranya

KinidiatelahmengenalTuhan,kemudianbagaimanakahcaraber.

ibadahnya ? Apa

y.r;-;i;;;ilt* untut

khidmat kepadaNva dengan lahir- bathin itu ?

Sesudah ia tahu

ma'rifat

kepada Allah S.W.T., maka mulai ia bersungguh- sungguh belajar tentang cira-cara ibadah'

Artinya, sesudah tamat ilmu

tauhid,

maka ia belajar ilmu fikih, bagaimana

r.r*iaiu, ,utrt,

ar[ny"-

lrii, ri.au

beserta dengan syarat

lahir

bathin nvr.

S.tui.h

iu inenaaiatkan seperlunya ilmu tentang yang fardu' tentang

6

(17)

ibadah,

maka

sekarang

ia

bangun

untuk

benar-benar mulai beribadah, dan bekerja melakukan ibadah.

Akan tetapi,- kemudian ia berpikir dan melihat, dan tiba+iba ia insyaf bahwa dia banyak dosa, banyak kEsahhan dan malcsiyat.

'l)[/ah

!

aku

ini

orang yang berdosa dalam kehidupanku yang sudah

lalu".

Memang manusia itu, biasanya insyaf mau ibadah, dan terus berpikir

!

.

"Bagaimana aku beribadah, sedangkan aku masih melakukan dosa ? Bagaimana

aku

beribadah,

sambil

durhaka

?

Betapa berat

aku

ini berlumuran dengan kedurhakaan

.

Dengan demikian.aku harus bertaubat duru, membersihkan

diri

dari nnaksiyat, dan menyesal, agar diampuni dosaku oleh Allah dan membe-

baskan

diriku dari

belenggu dos+dosa

itu,

dan supaya

Dia

s.w.T.

membersihkan diriku dari kotoran-kotoran dosa, setelah ^itir baru aku baik untuk berkhidmat dan dekat dihamparan Allah;,.-

Disini ia berhadapan dengan tanjakan

:

T

A

U B

A T

.

srs.a!

juga_untuk menemguhnya,

tak

dapat tiada ia harus menempuh tanjakan taubat ini, agar i'a iampai kepada yang dima[sua ariip"aa ibaiah itu.

Did mulai taubat, melakukan

taubat

sebagaimana mestinya dan menurut syarat-syarat sampai akhirnya, ia dapat menempuhnya.

Setelah ia berhasil taubat secara benar, dan seiesai pada tanjakan ini, maka ia merasa rindu untuk melakukan ibadah,

"ntu[

-rri.-utui- iuaaarr.

Tetapi kemudian

ia

berpikir lagi, merenungkan

lagi, aan

tiua-tiua dise-

kitarnya ada halangan-halangan (penghalang-rpenghaiang) yong

-"ng"purg dirinya,

menghalanginya dari apa

ying

d-imakludny"]

v""ff

ibadah. Ia

melihat, merenungkan, macam apa halingan-halangan 'itu

Akhi'rrya dapat

disimpulkan 'halangan-halangan

itu I ada

empat macam :

l.

Dunia.

2.

Makhluk (N1akhtuk juga suka nienghalangi beribadah).

5.

Syaitan.

4.

Nafsu (Nafsu

kita

sendiri suka menghalang_halaagi).

Ia, tak dapat tiada, har,,s menolak_ halangan-halangan

itu

dan menjauhkan nya, meyingkirkannya, kalau tidak

demikian

tidak akan tercapai

t

.1uan

ibadah itu.

Disini ia

dihadapkan

pada ianjakan

baru, namanya

:

ranjakao

PENGHALANG.

la harus menempuh tanjakan

ini

dengan empat jalan, masing-masing :

1.

Tajarrud'anid-dunya.

(membulatkan hati, sampai tak bisa ditipu oleh dunia).

?.

Memelihara

diri

supaya tidak bisa disesatkan oleh makhluk (sebab makhluk itu suka menyesatkan).

(18)

5.

Memaklumkan perang terhadap syaitan (sebab kalau tidak diperangi, syaitan akan terus saja menghalangi).

-1. Ir{enaklukkan nafsu

kita

sendiri.

MenaUukkan nafsu

ini

paling susah, sebab tidak

bisa

dikikis habis

sama sekati, sampai terpisah sama sekali dari nafsu, hal

ini

tidak bisa !.

Sebab naf:-u itu

ada

gunanya, hanya jangan sampai

ia

mengalahkan kita.

Tidak

bisa

seseorang

itu

menundukkan nafsunya sama sekali, malah ini berbahaya, kita jangan menekan nafsu

itu

sampai

mati. Ini

yang paling

susah, mau jangan, sampai menguasai kitapun jangan.

Tidek bisa dikikis habis sama sekali tidak bisa

!

Kalau orang mengi- kis habis hawa nafsunya sama sekali, celakalah dia, jadi dia bukan manusia lagr.

Kalau syaitan bisa dikalahkan sama sekali, bahkan syaitannya Rasu-

lullah S.A.W. sudah mutlak kalah, sampai masuk Islam.

Kita juga harus mampu mengalahkan syaitan itu, tapi hawa nafsu atau diri kita tidak harus ditumpas sama sekali.

Scbab,

diri

kita adalah kendaraan

kita

(alat kita), namun tidak akan ada harapan bahwa nafsu

kita

akan mendorong kita kepada kebaikan. Kalau dibiarkan, nafsu akan mendorong, hanya kepada kejahatan saja.

Karena

itu

untuk menyiasati

diri kita

sendiri paling susah, jangan diharan bahwa nafsu kita akan mufakat dengan kita untuk Oeribadah dan mengha- dap dengan sebulat hati

kita

kepada ibadah, sebab nafsu

itu

memang ta-

biatnya

iJak baik,

hanya

ingin berbuat

apa-apa yang melupakan kita kepada Allah S.W.T.

Menurutkan

nafsu

semdta

akan

membawa kita kepada apa yang :nembuat kita lupa kepada

Allah S.W.T.

Kalau begitu perlu

ia

(hamba

Allah)

men,sendalikan nafsunya, dengan

alat kendali

yang namanya-

taqwa.

.

Suprrya tetap nafsu

itu

hidup baginya, tidak inati,

tapi

tunduk, yaitu

ciengan kendali, seperti mengendalikan kuda binal. |adi sLseorang

itu

bisa

mempergu-rakan nafsunya

untuk

kebaikan, kemaslahatan dan untuk kebenarar-. dikendalikan jangan sampai jatuh pada tempat-tempat celaka, tempat-tempat yang merusak.

Kalau

begiru ia sekarang mulai menempuh tanjakan

ini

dan meminta to- long.kepada Allah S.W.T. supaya dapat menempuh tanjakan yang terjal ini.

Setelah

ia

selesai menempuh tanjakan

atau

penghaiang

ini, la

klmbaI kepada

ibadah.

Tetapi tiba-tiba kelihatan

tagi

ada riitangan-rintangan,

yang lain.

.

Kalau tadi ada penghalang yang tetap, nraka sekara.ng ia menghadapi rintangan-rintangan

yang

terkadang daiang dankadang-kadang menghi- lang,

hal ini

akan rnembimbangkan hatinya untuk sepEnuhnya menulu tujuannya,

yaitu ibadah,

menghalapginya untuk membulatkan hatinya liepada ibadah sebagaimana mestinya.

8

(19)

\

JA

Ia

merenungkan macam apakah halangan-halangan itu

?.

Setelah lama

merenungkannya ... oh

!

ia tahu, ada empat rintangan, ialah :

1.

R

i

z

k

i.

Dirinya sendiri, menagih dengan pertanyaan.

Bagaimana makanku

?,

pakaianku

?,

mana untuk anak-anakku

?,

mana

untuk keluargaku

?

mana ?.

Inilah rintangannya, dan dirinya berkata begini:

"Harus ada bekal bagiku ! harus ada apa-apa yang menguatkan diriku ! Aku sudah tajamrd 'aniddunya, sekarang aku sudih membulatkan hati tidak dapat digoda lagi oleh dunia, mana rizkiku ?.

Aku

sudah menjaga

diri

supaya jangan ditipu

oleh

mahluk,sekarang aku harus berhati-hati terhadap mahluk. Kalau

begitu

darimana tenaga dan bekalku itu

?" Itu

tagihan nafsunya (dirinya) sendiri.

Rintangan yang kedua ialah :

2. Bahaya-bahaja.

Macam-macam bahaya yang ia takutkan.

Ia

takut

ini

dan mengharap- kan

itu,

takut kalau-kalau tidak jadi.

Ia ingin anu, anu, anu, takut kalau-kalau tidak ada.

Ia takut anu, anu, anu, takut kalau-kalau ada.

Ia

tidak tahu

apa

yang

baik

baginya dalam hal ini, dan apa yang jelek baginya, irr hanya meraba-raba saja. Sebab akibat-akibat dari segala sesuatu

itu

samar sipatnya, dan apa akibat-akibatnya ?, hatinya bimbang, Mungkin Cia jatuh kepada kerusakan atau kepada tempat kecelakaan.

Rintangan yang ketiga adalah :

3.

Macam+nacanT kesusahan dan kepayahan.

Musil'ah-musibah yang datang kepadan-va bermacam-macam dari tiap segi (tiap sudut).

Apalagi sc'l.arang

ia

sudah bertekad untuk menjadi seseorang yang lain dari

yang lain,

tidak sama dengan

mahluk

yang

lain, mau

beribadah,

sedang orang lain tidak mau beribadah.

Apalagi

ia

sudah bertekad

pula

untuk berperang melawan syaitan dan syaitan juga tidak akan diam, syaitan bersedia untuk melawannya.

Dan ia sudah bertekad untuk melawan nafsu, sedangkan nalsu juga sudah siap untuk merobohkannya.

Beberapa banyak kepayahan

yang

dihadapinya, berapa banyak kebingungan dan kesedihan yang melintang dijalannya. Berapa banyak musibah yang menyambutnya,

ini

juga harus dipikirkannya

Dan yang keempat diantara rintangan-rintangan

itu

ialah :

(20)

1.

llacatn-tnecant takdir cJqri Allah S.lV.'

Aca -vang manis, ada yang

pahit.

Sedang nafsu cepat saja berkeluh liesah, u,ah

!

bagairnana ini ? demikian cepatnya nafsu

itu

tergoda' -\{aka disini ia menghadapi tanjakan lagi

:

RINTANGAN EMPAT'

Ia harus menempuhn-va dengan empat macam alat :

l.

To.u,clckctl kepada Alloh S.W.T.

Dalarn hal rizki, harus rarvakkal

da'

menycrah kepada Aliah S.W.T.

i.Ditempat bahaya

kita

serahkan kepada

Allah S.W'T'

seperti, kata

>"orung yang beiiman diantara penghuni keraton

Firaun: "Aku

serahkan

,ruroni, fepada

AIIah".

yaitu iewaktu ia

diancam oleh Firaun akan iibunuh).

Dan

ciengan

peuuh

kcsabaran,

ketika

ujian

itu

mcnimpa dirinya, ia

;:-.enerirraril,a dcngan

penuh

kesabaran dia

tetap

tahan dan rido, sama

rvaktu datang takdir dari Allah dia rido.

"Takdir ini

saya

terima

dengan ikhtiar dan berjuang, saya terima rakdir ini".

ladi

ia mulai juga menempuh tanjakan

ini

dengan izin Allah

S'W'T'

dan dengan kcbaikan bimbingan dari Allah S'W'T.

Sesucl:rh

ia

selesai menempuh tanjakan yang baru ini, yakni tanjakan i-intangan yang keempat, kembali ia b-eribadih,

la

berfikir pula. Tiba-tiba

dirinyi

lesu, IEmah, malas, tidak giat dan tidak terdorong_ kepada kebaikan -bagaimana mestinya.

Nafsu

cenderung k9f_ada.

lalai

dan senang-senang saja, istirahat, nganggur, dan maunya tidak bekerj

iiliuf,

"."a.*""e

I".p"au kejahatan

dan

kepadl !ulh."1 yang tidak ada

g.rrunyn clan keirah bincana dan kebodohan. Iadi disini ia perlu pendam'

irng

vung membarvanya kepada

kebaikan,

kepada ta'at,

dan

membuat

!iu"gilt

kenrbali untuk kcbaitan, karena ada vang menegrur nafsunya supaya

jangan berbuat jahat dan durhaka'

Penahanan atau penegur

itu ialah

HARAPAN dan TAKUT'

Harapan

itu ialah

mengharapkan ganjaran- yang

iesar

dari Allah

S.W.T. Ini

adalah

pengirin{yanf dapat

membangkitkan kepada ta'at, menggerakkan dirinya untuk benar-benar giat.

,{dapun takut

itu

ialah

takut

kepada hukuman Allah yang pedih, yang diancamkan oleh Allah'

.A.ncaman

itu

berupa penegur, penolak dari segala maksiat, menjauhkan

"1. a"ri

perbuatan

isb;

meicegahnya dari berbuat maksiat. Inilah tanja- kan pendorong yang mettyambut dia disini.

Iadi ia perlu menempuhnyadengan duaalat

:

H

arap-a-n

dan

takut'

\{aka ia mulai menempuh tan;ukan

ini,

dengan taufiq

dari

Atlah

s.llf'T.

,{khirnya

ia

dapat menempuhnya dengan selamat.

10

Referensi

Dokumen terkait

2 Salah satu dari ciri utama pesantren adalah sebagai pembeda lembaga keilmuan yang lain adalah kitab kuning, yaitu kitab-kitab islam klasik yang ditulis dalam bahasa

Maksudnya para ulama yang tergabung dalam bahtsul masail, ketika menyelesaikan suatu masalah berorientasi kepada salah satu mazhab empat, baik pendapat-pendapatnya

Para ulama hadis yang muncul di abad pembukuan hadis itu, antara lain; Imam Bukhari menyusun Shahih al-Bukhari ; Imam Muslim menyusun Shahih Muslim ; Abu Dawud menyusun kitab

Ada tiga Ulama Hanafiyah yang berpendapat mengenai kedewasaan dalam pernikahan yang Imam al-Syarakhshi dalam kitab al-Mabsuth makna kedewasaan ialah ketika seseorang berusia

Hampir semua ulama hadis sepakat bahwa kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang paling autentik adalah dua kitab hadis yang ditulis oleh Imam al-Bukhari dan Imam

Banyak karya-karya Imam Ghazali yang dijadikan rujukan oleh para ulama, salah satu kitab yang paling terkenal hingga saat ini yaitu kitab Ihya Ulumuddin yang

Hasyim Asy’ari mendirikan NU untuk menyatukan kekuatan Islam dengan kaum ulama sebagai wadah untuk menjalankan tugas dan peran yang tidak hanya terbatas dalam bidang

Antara metode yang diaplikasikan oleh beliau dalam kitabnya itu adalah: a Memilih qiraat yang masyhur sahaja Dalam kitab Al-Hujjah ini, Imam Ibn Khalawayh hanya memilih untuk