• Tidak ada hasil yang ditemukan

01b. Kebijakan Kurikulum Merdeka 2024 Lengkap

N/A
N/A
ABDUL HAKIM

Academic year: 2024

Membagikan "01b. Kebijakan Kurikulum Merdeka 2024 Lengkap"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Kurikulum Merdeka

PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

2023

(2)

2

Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan berdasarkan regulasi berikut:

tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka Kurikulum pada

Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Memuat tentang cakupan Kurikulum Merdeka dan implementasinya Permendikbudristek

No. 8 Tahun 2024 Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Permendikbudristek

No. 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka.

Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024

Keputusan Kepala BSKAP

No.032/H/KR/2024 Tahun 2024

Kompetensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar Pancasila dan pilihan tema yang dapat digunakan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Keputusan Kepala BSKAP

No.031/H/KR/2024 Tahun 2024

Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022

Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan

Menengah Permendikbudristek

No. 16 Tahun 2022 Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

(3)

Kurikulum Merdeka dirancang dengan prinsip:

Pengembangan Karakter

Pengembangan karakter (kompetensi moral-spiritual, sosial, dan emosional) tidak hanya melalui mata pelajaran,

tetapi juga melalui alokasi waktu khusus untuk pembelajaran yang aplikatif dan kolaboratif, seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Muatan esensial juga dibuat lebih relevan dengan tantangan zaman dan isu terkini, seperti perubahan iklim, literasi

finansial, literasi digital, dan literasi kesehatan.

Guru dapat menggunakan asesmen awal untuk melakukan pembelajaran

terdiferensiasi (mengatur materi, alur, dan kecepatan pembelajaran sesuai minat dan tingkat kemampuan peserta didik).

Fokus pada Muatan Esensial

Muatan wajib dikurangi untuk memberi waktu bagi pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan

terdiferensiasi.

Fleksibel

Kurikulum satuan pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan

pengembangan kompetensi peserta didik, karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik serta konteks sosial budaya setempat.

(4)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

“ “

Fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi satuan pendidikan untuk menyusun kurikulum

satuan pendidikan yang:

● Sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan lingkungan setempa t,

● Sesuai dengan fokus prioritas perbaikan layanan yang disepakati. Modifikasi dilakukan pada

komponen pengorganisasian dan komponen

perencanaan pembelajarannya yang memang perlu ditinjau secara berkala (per tahun) sehingga sangat strategis dalam memandu rencana perbaikan

pembelajaran yang sudah diidentifikasi dan disepakati bersama.

Fleksibel

(5)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pengembangan Kompetensi Peserta Didik

5

● Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase. Di dalam Capaian Pembelajaran dirumuskan

kompetensi dengan pengurangan materi dan fokus pada materi yang paling esensial dalam tiap bidang studi.

● CP juga disusun lebih umum agar lebih fokus pada kompetensi apa yang penting dicapai sehingga materi dan alur pembelajarannya dapat dikontekskan di daerah dan satuan pendidikan masing-masing.

● CP disertai dengan komponen-komponen seperti rasional, tujuan, dan karakteristik, serta adanya elemen untuk memberikan kerangka berpikir terkait apa yang perlu dicapai melalui CP, dan elemen sebagai ranah kompetensi atau materi.

Fokus pada Muatan Esensial

(6)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pengembangan Karakter & Pembelajaran Kokurikuler

6

● Penguatan pada pendidikan karakter dengan adanya alokasi khusus dalam kokurikuler, paling sedikit dalam bentuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.

● Projek penguatan profil pelajar Pancasila bermaksud agar peserta didik memiliki waktu untuk mengeksplorasi dan mengasah kepekaan terhadap isu nyata di lingkungan

sekitarnya, tanpa adanya beban materi.

● Dengan mendalami isu kontekstual, peserta didik mengidentifikasi kompetensi apa yang perlu ia miliki untuk dapat memberikan pendapat, alternatif pemecahan masalah, atau aksi yang dapat dilakukan, sehingga kepemilikan terhadap pembelajaran dialami oleh peserta didik dan pembelajaran pun relevan bagi kehidupan peserta didik.

● Tema dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila berdasarkan pada isu prioritas nasional atau pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan Karakter

(7)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Poin Pembaruan Struktur Kurikulum di Permendikbud No. 12 tahun 2024

7

Jenjang Pembaruan

PAUD Disebut juga fase fondasi. Capaian Pembelajaran PAUD dan fase A disusun untuk memastikan transisi

pembelajaran yang berkesinambungan dari PAUD ke SD dengan memperhatikan 6 (enam) kemampuan fondasi.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional.

SD Murid-murid dengan potensi

kecerdasan istimewa dapat diberikan percepatan belajar, dan/atau pendalaman dan

pengayaan Capaian Pembelajaran secara individu (bukan rombongan belajar)

Bahasa Inggris sebagai Mata Pelajaran Wajib mulai kelas III SD, dengan masa transisi hingga tahun ajaran 2027/2028

SMP Kelas khusus atau Satuan

Pendidikan khusus olahraga atau seni dapat menggunakan alokasi waktu P5 sebagai penguatan kompetensi khusus keolahragaan atau kesenian

-

SMA ● Sejarah Tingkat Lanjut

ditambahkan menjadi mata pelajaran pilihan dengan alokasi waktu 5JP/minggu.

● Alokasi waktu mata pelajaran Bahasa Inggris ditambahkan 1JP/minggu menjadi

3JP/minggu

(8)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Poin Pembaruan Struktur Kurikulum di Permendikbud No. 12 tahun 2024

8

Jenjang Pembaruan

SMK ● Jumlah minggu efektif pada kelas XII (program 3 tahun) dan kelas XIII (program 4 tahun) diasumsikan setara dengan 32 minggu

● Mata pelajaran PKL dilaksanakan paling sedikit selama 1 semester atau 16 minggu efektif untuk program 3 tahun, dan paling sedikit selama 10 bulan atau 26 minggu efektif untuk program 4 tahun

Pendidikan

Khusus Penambahan struktur kurikulum untuk TKLB Pendidikan

Kesetaraan Penyederhanaan jumlah SKK dalam struktur kurikulum.

Kokurikuler pada pendidikan kesetaraan dilaksanakan paling sedikit melalui

pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila

(9)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Ketentuan lain yang mengalami perubahan di Permendikbud No. 12 Tahun 2024

9

1. Kurikulum satuan pendidikan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan 2. Tentang ekstrakurikuler:

● Ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai ketersediaan sumber daya satuan pendidikan, dan peserta didik mengikuti Ekstrakurikuler secara sukarela.

3. Tentang tanggung jawab satuan pendidikan:

● Mengembangkan dan menetapkan kurikulum satuan pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh kementerian;

● Bagi satuan pendidikan yang menyelenggarakan layanan program kebutuhan khusus, untuk menyediakan layanan sesuai kondisi peserta didik berkebutuhan khusus;

● Melakukan refleksi, evaluasi, dan perbaikan implementasi kurikulum satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan

● Berpartisipasi aktif dalam komunitas belajar dalam satuan pendidikan dan/atau antar

satuan pendidikan.

(10)

Kemampuan apa yang

diharapkan dibangun satuan pendidikan melalui

Kurikulum Merdeka?

1. Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan 2. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka

3. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

projek penguatan profil pelajar Pancasila

(11)

Kurikulum Satuan

Pendidikan

PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

(12)

Kurikulum satuan pendidikan merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.

Kurikulum satuan pendidikan juga diselaraskan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, serta daerah.

Kurikulum Satuan Pendidikan

Kurikulum satuan pendidikan disusun dalam bentuk dokumen dan mengacu pada Permendikbud No 12 Tahun 2024 dan Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan. Dokumen Kurikulum Satuan

Pendidikan memiliki fungsi utama sebagai dokumen

hidup yang membantu satuan pendidikan untuk

menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.

(13)

Berpusat pada peserta didik

pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.

Kontekstual

menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK, dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB

Prinsip Penyusunan

kurikulum satuan pendidikan

Esensial

semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum operasional

Akuntabel

dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual

Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.

(14)

Pendampingan Penyusunan

Kurikulum Satuan

Pendidikan

(15)

PERAN PENGAWAS

Perdirjen GTK Nomor: 4831/B/HK.03.01/2023 Pasal 4 ayat 2)c, membersamai Kepala Sekolah

dalam mengembangkan kurikulum operasional Satuan Pendidikan dan perencanaan

pembelajaran sesuai profil Satuan Pendidikan

yang berpusat pada peserta didik.

(16)

Dalam rangka koordinasi dan supervisi pengembangan KSP

Pengawas sekolah atau penilik memfasilitasi satuan pendidikan melakukan refleksi, mengidentifikasi akar masalah, dan membuat prioritas.

Pengawas sekolah atau penilik memfasilitasi satuan pendidikan melakukan analisis karakteristik di lingkungan sekolah.

Pengawas sekolah atau penilik membantu atau mendorong sekolah untuk mencari data atau informasi menyeluruh untuk analisis

karakteristik daerah (potensi dan tantangan daerah dan sekolah), termasuk melibatkan komite satuan pendidikan.

Pengawas sekolah atau penilik membantu satuan pendidikan untuk berjejaring memperkaya pembelajaran untuk intrakurikuler dan kokurikuler projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Peran

Pengawas

Sekolah atau

Penilik

(17)

Satuan pendidikan menginformasikan ke dinas melalui pengawas sekolah atau penilik bahwa satuan pendidikan sudah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Satuan Pendidikannya. 

Dinas pendidikan diwakili pengawas sekolah atau penilik melakukan supervisi terhadap satuan pendidikan untuk memastikan dokumen KSP sudah selaras dengan prinsip pengembangan dan komponen minimum KSP.

Peran Koordinasi Dan Supervisi

Jika belum selaras, maka pengawas sekolah atau penilik perlu mendampingi satuan pendidikan untuk

mengembangkan kurikulum sesuai

dengan komponen minimum.

(18)

Melakukan Transformas i Satuan

Pendidikan

Melalui Perencanaan Berbasis Data

Pemanfaatan data Rapor Pendidikan dan data lain untuk refleksi kondisi layanan dan perencanaan pembelajaran ke depan Analisis Data Rapor Pendidikan dan data lain dipertimbangkan dalam penyusunan komponen KSP

Siklus kerja Kepala Sekolah

(19)

Indikator Capaian

Kemampuan literasi Kurang

Kemampuan numerasi Kurang

Karakter Baik

Iklim keamanan satuan pendidikan Sedang

Iklim kebinekaan Kurang

Kualitas pembelajaran Sedang

Contoh Penggunaan Rapor Pendidikan Untuk Perencanaan Pembelajaran di SMP A

Ringkasan kondisi SMP A

Dari seluruh capaian tahun ini, karakter SMP A menjadi indikator pencapaian terbaik. Meski demikian, kemampuan literasi, numerasi, dan iklim kebinekaan adalah indikator dengan pencapaian ‘kurangʼ.

Berdasarkan data tersebut, pembenahan yang dilakukan oleh satuan pendidikan berdasarkan akar permasalahannya dapat disusun untuk membuat perencanaan pembelajaran di beberapa mata pelajaran sebagai berikut:

Indikator yang

perlu dibenahi Subindikator yang perlu ditingkatkan Mata Pelajaran dan Projek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila Tindak Lanjut

Kemampuan literasi

Kompetensi membaca teks sastra Bahasa Indonesia Pembiasaan membaca hening buku cerita sastra selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dan diskusi sastra saat pembelajaran berlangsung.

Kompetensi membaca teks informasi Pendidikan Pancasila, IPA, IPS, dan/atau Bahasa Indonesia

Pembiasaan berbagi informasi terkait pemaknaan isi teks yang relevan bagi peserta didik dari berbagai sumber media informasi di dalam kelompok sebelum pembelajaran dimulai dan saat pembelajaran berlangsung.

Kemampuan numerasi

Kompetensi pada Domain Aljabar Matematika Pembiasaan mengerjakan soal cerita berisi permasalahan sehari-hari yang sering dijumpai pada materi aljabar.

Kompetensi pada Domain Geometri Seni Rupa dan Matematika Melakukan pembelajaran integrasi pada mata pelajaran Seni Rupa dan Matematika berhubungan dengan geometri (garis, bangun, ruang).

Iklim kebinekaan

Komitmen kebangsaan Pendidikan Pancasila, IPS, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila

Memilih tema Bhinneka Tunggal Ika dan mengembangkan elemen refleksi terhadap pengalaman kebinekaan.

(20)

Refleksi:

Tetapkan prioritas peningkatan layanan yang paling menjadi kebutuhan

Benahi Implementasi:

Implementasi dan evaluasi hasilnya secara berkala

Benahi Perencanaan:

Rencanakan upaya peningkatan layanan Pengawas

dan Penilik Satuan Pendidikan

menjadi pendamping dan fasilitator

Satuan pendidikan perlu membuat perencanaan berbasis data untuk dapat mengorganisasikan program pembelajaran secara efektif. Berikut contoh ilustrasi perencanaan berbasis data

dalam siklus kerja kepala satuan pendidikan.

Identifikasi:

Kumpulkan dan maknai data kondisi layanan satuan pendidikan Dalam implementasi, kepala

satuan pendidikan perlu memiliki kompetensi dan alat bantu untuk melakukan setiap tahapan pada siklus ini.

Pengawas atau penilik satuan pendidikan yang mumpuni dapat menjadi pendamping bagi kepala satuan pendidikan yang memerlukannya

.

(21)

Kepala satuan pendidikan memimpin refleksi penentuan fokus peningkatan layanan untuk setahun ke depan.

Kepala Satuan pendidikan memimpin diskusi bersama warga satuan pendidikan untuk mengidentifikasi kondisi layanannya menggunakan Rapor Pendidikan dan sumber data lain.

Mengikuti Asesmen Nasional sebagai upaya mendapatkan

data kondisi layanan.

Bersama warga satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan memimpin penyusunan pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan dengan menggunakan Kurikulum Merdeka.

Hasilnya dituang dalam kalender akademik.

Memetakan kebutuhan peningkatan kompetensi, agar pendidik dan tenaga kependidikan mampu melaksanakan perbaikan layanan.

Merekap program, kegiatan serta anggaran di dalam rencana kegiatan tahunan dan RKAS.

* Bagi penerima BOSP, perubahan meliputi melaporkan pemanfaatan dan rencana pemanfaatan anggaran

Revisi perencanaan dan penganggaran berdasarkan hasil refleksi dan kebutuhan yang baru diketahui setelah implementasi berjalan.

02

01 03

04

05 07 06

08

Implementasi rencana pada tahun ajaran baru dan memanfaatkan komunitas belajar untuk meningkatkan kompetensi PTK.

Delapan aksi penjabaran siklus peningkatan kualitas layanan

satuan pendidikan sebagai contoh perencanaan berbasis data.

No 4 dan 5 adalah peningkat an

kualitas layanan melalui kurikulum

(22)

Komponen

Kurikulum Satuan

Pendidikan

(23)

Komponen

Kurikulum Satuan Pendidikan

Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan

Pengorganisasian Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran

(24)

Komponen

Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Analisis karakteristik satuan pendidikan secara umum mencakup analisis kekhasan dan konteks sosial budaya, sarana dan prasarana satuan pendidikan serta analisis profil peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan.

Untuk SMK, karakteristik melingkupi program keahliannya.  Untuk SLB, karakteristik satuan pendidikan melingkupi keterampilan

Beberapa prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar

● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan

● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan

● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data

● Memilah informasi yang relevan dan

menyimpulkan untuk mengembangkan strategi

atau solusi

(25)

Komponen

Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan

Beberapa pertanyaan refleksi dalam analisis lingkungan belajar di satuan pendidikan

● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?

● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?

● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?

● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai profil pelajar Pancasila?

● Untuk SMK dan SMALB Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?

Pilihan cara untuk mengumpulkan informasi:

● Kuesioner

● Wawancara

● Diskusi kelompok terpumpun/Focus Group Discussion FGD

● Observasi

● Analisis Rapor Pendidikan

Selain cara di atas, satuan pendidikan juga dapat menggunakan cara lain untuk mengumpulkan informasi untuk analisis karakteristik satuan pendidikan.

(26)

Komponen

Kurikulum Satuan Pendidikan

Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan

Pengorganisasian Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran

(27)

Komponen

Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan

Nasional

(28)

Komponen Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan

Visi

Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju berdasarkan hasil analisis

karakteristik satuan pendidikan.

Visi juga mengandung nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan

Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD.

Contoh: Mewujudkan Peserta Didik Yang Agamis, Unggul, Berbudaya

Misi

Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi.

Dalam kalimat misi juga dijabarkan nilai-nilai penting yang

diprioritaskan selama menjalankan misi.

Contoh:

1. Melaksanakan pembinaan Keagamaan yang

berkesinambungan melalui kegiatan ...

2. Melaksanakan berbagai program literasi dan budaya melalui kegiatan ...

Tujuan

Mendeskripsikan tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan yang berdampak kepada peserta didik.

Dalam kalimat tujuan juga mengandung kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan suatu satuan pendidikan dan selaras dengan profil pelajar

Pancasila.

Tujuan juga menggambarkan

tahapan-tahapan (milestone) penting dan selaras dengan misi.

Contoh:

1. Terbentuknya karakter peserta didik yang Agamis

2. Terbentuknya karakter Peserta didik yang aktif, kreatif dan inovatif, serta literate

(29)

Komponen

Kurikulum Satuan Pendidikan

Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan

Pengorganisasian Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran

(30)

Komponen Pengorganisasian Pembelajaran

Satuan pendidikan menyusun pembelajaran yang meliputi:

Intrakurikuler Kokurikuler Projek penguatan profil pelajar

Pancasila

Ekstrakurikuler

Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi, dan Praktik Kerja Lapangan untuk SMK dan SLB.

Kegiatan kokurikuler yang dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase

.

Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan

pengawasan satuan pendidikan.

Ekskul pada PAUD dan Kesetaraan bersifat opsional

Catatan: Khusus Pendidikan Kesetaraan, sejak terbitnya Pemendikbud 12 Tahun 2024, maka P5/kokurikuler pada Pendidikan kesetaraan dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui Muatan

Pemberdayaan dan Keterampilan berbasis Profil Pelajar Pancasila

Satuan pendidikan formal wajib menyediakan layanan

ekstrakurikuler, sekurang-kurangnya ekstrakurikuler pramuka.

(31)

Alternatif Pendekatan Pembelajaran

Komponen 1 Pendekatan mata pelajaran

1. Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya.

2. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.

Pendekatan tematik 2

1. Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran.

2. Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

3. PAUD dan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.

(32)

Pendekatan secara terintegrasi 3

1. Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching).

2. Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu.

3. Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.

Pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah

4

1. Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan.

2. Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00 12.00 dalam semester 1. Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.

Alternatif Pendekatan Pembelajaran Komponen

1. Ini adalah beberapa contoh pendekatan pengorganisasian pembelajaran yang bisa dipakai oleh satuan pendidikan 2. Pemilihan pendekatan pengorganisasian pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan

3. Tidak ada satu pendekatan yang lebih "canggih" dari pendekatan lain.

(33)

Komponen

Kurikulum Satuan Pendidikan

Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan

Pengorganisasian Pembelajaran

Perencanaan Pembelajaran

(34)

Perencanaan Pembelajara n

Perencanaan pembelajaran meliputi:

Komponen

Ruang lingkup satuan pendidikan - penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi

pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur.

Ruang lingkup kelas - penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanaan

pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.

Catatan:

● Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan

PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.

● perencanaan pembelajaran untuk P5ˮ (satuan pendidikan membuat perencanaan; dapat berupa pemetaan selama satu tahun ajaran yang berisi tema, dimensi, elemen, subelemen, target pencapaian di akhir fase, serta alokasi jam pelajaran untuk tiap tema projek yang hendak dilaksanakan)

(35)

Evaluasi,

Pengembangan

Profesional dan

Pendampingan

(36)

Prinsip-prinsip melakukan evaluasi

1.

Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan.

2.

Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan.

3.

Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi yang diinginkan.

4.

Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program.

5.

Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.

Apa saja yang yang menjadi sumber dalam evaluasi PEMBELAJARAN &

KSP

1.

Hasil asesmen peserta didik per unit.

2.

Artefak peserta didik: projek peserta didik, portofolio peserta didik, pameran karya, pertunjukan, dan sebagainya.

3.

Survei lulusan

4.

Refleksi proses belajar oleh pendidik

5.

Observasi kepala satuan pendidikan

6.

Rapor Pendidikan.

Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan

Kurikulum Satuan Pendidikan

(37)

Kepala satuan pendidikan merancang dan melakukan proses pendampingan dan pengembangan profesional sesuai kebutuhan sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan dan evaluasi dengan melibatkan pengawas. Aktivitasnya dapat berbentuk:

Coaching

proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.

Mentoring

proses pendampingan dengan berbagi

pengalaman/pengetahuan untuk mengatasi suatu kendala.

Pelatihan

proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal atau eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan). Misalnya: Pelatihan tentang Pendekatan Pembelajaran Tematik, Integratif, dan Sistem Blok Waktu)

Pengembangan

Profesional dan

Pendampingan

(38)

Kontekstualisas i Kurikulum

Tingkat Daerah

(39)

Kontekstualisasi Merujuk Pada Diversifikasi

● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

UUSPN) menegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa.

● Diversifikasi kurikulum merupakan bagian dari prinsip pengembangan dalam pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan diversifikasi kurikulum harus memperhatikan aspek kondisi di mana kurikulum itu dilaksanakan.

● Permendikbudristek No.12 Pasal 29, ayat 2

Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan

dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai

dengan Satuan Pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik.

(40)

1. Potensi Daerah

Berbagai ragam potensi kearifan daerah dan keunggulan daerah serta hal hal yang menjadi keunikan, ataupun karakteristik baik budaya, ekonomi, pertanian, budi daya, jasa maupun kemaritiman, serta Kondisi tertentu suatu daerah digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan, penanganan, penguatan, program dan/atau pengelolaan kurikulum satuan pendidikan secara berdiversifikasi sesuai kondisi daerahnya

2. Potensi Sekolah

Sekolah menetapkan keunggulan, yang biasanya akan tercantum dalam visi dan misi sekolah. Sekolah yang potensial biasanya dipengaruhi oleh karakter geografis, potensi guru, dan siswa. Karakter geografis, misalnya bila sekolah itu berada di daerah pertanian, maka sekolah itu dapat mengembangkan diversifikasi kurikulum melalui keunggulan pertanian.

3. Bakat dan Minat Peserta Didik

Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh: seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan

pekerjaan lukisnya dibandingkan dengan seseorang yang kurang berbakat.

Minat adalah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. Misalnya, minat vokasional (profesi, komersial, dan kegiatan diluar sekolah) dan non vokasional (kepuasan atau hobi).

Muatan Diversifikasi

Kurikulum

(41)

Konfigurasi Muatan Khas untuk Diversifikasi Kurikulum

(42)

1. Intrakurikuler

Sebagai kemasan integrasi, menyatu (Blended);

Sebagai konteks (pemerkaya); Mata Pelajaran Tersendiri

2. Kokurikuler

Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih mendalami dan menghayati materi pengajaran yang telah dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, baik yang tergolong mata pelajaran program inti maupun program khusus.

Diversifikasi juga masuk sebagai konteks dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau dalam Projek Program Pemberdayaan dan Keterampilan Berbasis Profil Pelajar Pancasila

3. Ekstrakurikuler

Diversifikasi kurikulum sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung muatan

keunggulan sekolah, potensi/kondisi daerah yang belum terakomodasi dalam kegiatan lain untuk memperkaya khasanah diversifikasi.

4. Pembiasaan dan Pembudayaan Sekolah Program diversifikasi kurikulum dengan menggunakan pendekatan rutin melalui

pengaturan kegiatan siswa secara terjadwal dan terus-menerus dengan penekanan pada

pembiasaan menjadi budaya sekolah. Beberapa kegiatan, seperti berdoa bersama, sholat

berjamaah, peringatan hari-hari besar, upacara, cara hidup demokrasi, kegiatan ekonomi

produktif, kompetisi seni dan olahraga, kebersihan diri dan lingkungan, mengerjakan pra-karya, melaksanakan kegiatan ’hari krida’, dan seterusnya

Model Implementasi

Diversifikasi Kurikulum

(43)

Diversifikasi Kurikulum dalam KSP

1. Karakteristik Sekolah

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 3. Pengorganisasian Pembelajaran 4. Perencanaan Pembelajaran

5. Evaluasi, Pengembangan

Profesional, dan Pendampingan

(44)

2. Merencanakan, melaksanakan, dan

mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan

prinsip Kurikulum Merdeka

PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

(45)

Kemampuan apa yang perlu dibangun oleh pendidik

dalam perencanaan pembelajaran?

1. Kemampuan merencanakan pembelajaran lingkup satuan pendidikan

2. Kemampuan merencanakan

pembelajaran lingkup kelas

(46)

Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang:

Fleksibel tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran;

Jelas mudah dipahami; dan

Sederhan a

berisi hal pokok dan penting sebagai acuan

pelaksanaan pembelajaran. Sederhana tidak

selalu berarti mudah, melainkan jelas (clear)

dan dapat dilakukan.

(47)

Pembelajaran

Prinsip

Interaktif

memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan materi belajar.

Pendidik berperan sebagai

fasilitator proses pembelajaran dan tidak menjadi satu satunya sumber pembelajaran.

Inspiratif

memberi keteladanan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi peserta

didik.

Menyenangkan

agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

Menantang

untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif Memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik

(48)

Asesmen

Prinsip

Berkeadilan

Pendidik melakukan penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus peserta didik

Objektif

Penilaian yang didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik

Edukatif

Penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.

(49)

Proses penyusunan perencanaan pembelajaran

Catatan: Proses perancangan kegiatan pembelajaran ini diperuntukkan bagi pendidik yang akan merencanakan pembelajaran lingkup satuan pendidikan secara mandiri.

Menganalisis Capaian Pembelajaran

Menyusun Tujuan Pembelajaran dan

Alurnya

Merencanakan Pembelajaran dan

Asesmen Perencanaan

pembelajaran lingkup satuan

pendidikan

Perencanaan

pembelajaran

lingkup kelas

(50)

adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase.

Capaian Pembelajaran

Catatan: Dalam CP, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan,

menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas

suatu fenomena. (Understanding by Design, Wiggins & Tighe (2005)

(51)

Bagaimana mengurutkan tujuan pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran?

Pengurutan dari Konkret ke yang Abstrak

Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan

menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).

Pengurutan Deduktif

Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik.

Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.

Pengurutan dari Mudah ke yang Lebih Sulit

Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh:

mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas

(52)

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2)

Pengurutan Hierarki

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks.

Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.

Pengurutan Prosedural

Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada

beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah

perangkat lunak statistik.

Scaffolding

Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi

bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu

menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh

membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada

akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

(53)

Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Catatan: Alur tujuan pembelajaran adalah urutan tujuan-tujuan pembelajaran, bukan turunan

dari tujuan pembelajaran.

(54)

Rencana pembelajaran lingkup kelas dapat berupa:

(55)

Bagaimana cara

mengetahui bahwa

pembelajaran efektif

untuk mencapai tujuan

pembelajaran?

(56)

Cara mengetahui ketercapaian tujuan belajar adalah dengan melakukan asesmen pembelajaran asesmen pembelajaran

Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan

capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.

Asesmen dapat menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan belajar.

Permendikbud No.21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan

Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

(57)

Penilaian hasil belajar Peserta Didik berbentuk penilaian/asesmen formatif dan sumatif.

Asesmen Formatif

Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan

pembelajaran.

Asesmen formatif dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai:

a. Peserta Didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar; dan

b. perkembangan belajar Peserta Didik.

Informasi tersebut digunakan sebagai umpan balik bagi:

a. Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang hayat; dan b. Pendidik untuk merefleksikan dan

meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Asesmen Sumatif

Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan:

a. kenaikan kelas; dan

b. kelulusan dari Satuan Pendidikan.

Asesmen sumatif dilakukan dengan membandingkan

pencapaian hasil belajar Peserta Didik dengan kriteria

ketercapaian tujuan pembelajaran.

(58)

Bagaimana cara

mengimplementasikan pembelajaran

terdiferensiasi?

(59)

Pembelajaran

Karakteristik

Memanfaatkan asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk

memahami kebutuhan dan posisi peserta didik

dalam perjalanan belajarnya

Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi peserta didik untuk melakukan penyesuaian

pembelajaran

Didasarkan pada refleksi atas kemajuan belajar

peserta didik yang dilakukan secara kolaboratif dengan

Pendidik lain Memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar peserta didik, di

atas cakupan dan ketuntasan muatan

kurikulum yang

disampaikan

(60)

Pembelajaran dan Asesmen

Keterpaduan

Pendidik menyusun rencana pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen mulai dari awal hingga akhir pembelajaran

Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.

Hasil dari asesmen ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.

Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang.

Berdasarkan hasil asesmen, pendidik mendetailkan rencana pembelajaran dan/atau membuat perencanaan yang sesuai dengan tahap capaian

peserta didik.

Melaksanakan pembelajaran dan

menggunakan berbagai metode

asesmen formatif untuk memonitor

kemajuan belajar.

(61)

Panduan dalam mengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi

1

Kelompok tidak permanen sepanjang tahun atau

semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran

2

Perlu dipikirkan

bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam bagi peserta didik yang sudah mahir

3

Perlu dipikirkan bentuk pendampingan bagi peserta didik yang belum siap atau perlu bimbingan

4

Ada beragam peran yang bisa

dipilih oleh peserta didik untuk

mendalami kompetensi yang

dibangun

(62)

Berikan satu contoh diferensiasi pembelajaran yang anda amati di satuan pendidikan

berdasarkan alternatif di bawah ini

Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai

kesiapan peserta didik

Proses

Menyediakan sumber belajar yang bervariasi

Konten

Diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan melalui produk

yang dihasilkan

Produk

(63)

Alternatif pembelajaran sesuai capaian peserta didik

Alternatif 1 Peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru

pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya.

Alternatif 2

Alternatif 3

Berdasarkan asesmen di awal pembelajaran menunjukkan perbedaan kompetensi peserta didik yang tidak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Pendidik memberikan pendampingan sesuai kebutuhan belajar peserta didik tersebut.

Alternatif 4

Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik mengajar seluruh

peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.

Pendidik dapat juga merancang sendiri pendekatan yang lain

(64)

Contoh diferensiasi pembelajaran

Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran.

Berdasarkan hasil asesmen awal tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:

Kesiapan

Belajar Mayoritas peserta didik telah

memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.

Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.

Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling

Pembelajaran terdiferensiasi

● Peserta didik mengerjakan soal-soal yang lebih menantang yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari.

● Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.

● Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar

● Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.

● Jika mengalami kesulitan, diminta menerapkan bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik.

Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk

memastikan tidak terjadi miskonsepsi

(65)

Pembelajaran terdiferensiasi

Merupakan tindak lanjut dari hasil asesmen awal

Tidak mengarah pada terbentuknya persepsi pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak.

Fokus pada kesiapan atau capaian belajar peserta didik

Pengelompokkan bukan berdasarkan gaya belajar visual, auditori, dan

kinestetik

(66)

Bagaimana cara mengolah dan

melaporkan hasil

asesmen?

(67)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pengolahan Hasil Asesmen

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap tujuan pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka).

Penting untuk diperhatikan

Pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena

asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan

untuk memberikan umpan balik pada proses pembelajaran sehingga asesmen formatif bukan

menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.

(68)

Opsi Pengolahan Nilai Rapor:

Rata-rata

Pembobotan Persentase

Opsi rata rata dipilih dengan ketentuan karakteristik materi pelajaran bersifat lepas pada tujuan pembelajarannya, dengan kata lain tujuan pembelajaran satu bukan menjadi dasar pengetahuan atau prasyarat untuk tujuan pembelajaran berikutnya.

Opsi pembobotan dan persentase dipilih dengan ketentuan materi pembelajaran bersifat progresif, atau berkaitan langsung. Karakteristik materi pelajaran berkaitan, tujuan pembelajaran satu

menjadi dasar pengetahuan atau prasyarat untuk tujuan pembelajaran berikutnya.

(69)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Pelaporan Hasil Belajar

▪ Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar.

▪ Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik.

▪ Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk rapor.

▪ Laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif.

(70)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Komponen Minimal Rapor

PAUD SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat

1. Identitas peserta didik, 2. Nama satuan pendidikan, 3. Kelompok usia,

4. Semester/triwulan,

5. Perkembangan dan pertumbuhan anak, 6. Deskripsi perkembangan capaian

pembelajaran,

7. Deskripsi projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan

8. Refleksi orang tua.

1. Identitas peserta didik, 2. Nama satuan pendidikan, 3. Kelas,

4. Semester,

5. Mata pelajaran, 6. Nilai,

7. Deskripsi,

8. Catatan pendidik, 9. Presensi, dan

10. Kegiatan ekstrakurikuler.

(71)

Bagaimana mekanisme kenaikan kelas dan

kelulusan?

(72)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Mekanisme Kenaikan Kelas

▪ Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas.

▪ Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.

▪ Perlu diingat bahwa tidak menaikkan kelas adalah opsi terakhir.

Jika satuan pendidikan memutuskan untuk tidak menaikkan kelas,

satuan pendidikan perlu memberikan bentuk intervensi untuk

membantu peserta didik agar dapat berkembang.

(73)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Mekanisme Kelulusan

Ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Laporan kemajuan hasil belajar

mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:

● kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan

● setiap tingkatan kelas untuk sekolah

menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.

● Ujian dapat dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang.

● Pelaksanaan ujian tidak harus dilaksanakan secara bersamaan untuk semua mata pelajaran.

● Bentuk ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dapat berupa:

i. portofolio;

ii. penugasan;

iii. tes tertulis; dan/atau

iv. bentuk kegiatan lain yang ditetapkan satuan pendidikan

● Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan

pendidikan diberikan ijazah.

(74)

3. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Projek

Penguatan

Profil Pelajar Pancasila

PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

(75)

5 Men

golah asesm en dan

melapor

kan hasil pr ojek

pen

guatan pr

ofil pelaja

4

Mer

encanakan dan Melaksanakan Pr

ojek P enguatan

Profil P elajar P

ancasila

3

Mer

encanakan Pr ojek P

enguatan

Profil P elajar P

ancasila

Menyiapkan Ekosistem Satuan Pendidikan

2 1

Memahami Pr ojek P

enguatan

Profil P elajar P

ancasila

5

Evaluasi dan Tin dak L

anjut

pelak

sanaan pr ojek pen

guatan

profil pelajar P ancasila

(76)

Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

1

(77)

Profil Pelajar Pancasila

Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan

kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri

sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.

Mengacu pada Kepka No. 31 Tahun 2024 tentang

Kompetensi dan Tema pada Projek Penguatan Profil

Pelajar Pancasila

(78)

Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan

dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, Kokurikuler berupa projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.

Penerapan profil pelajar Pancasila di sekolah

Projek penguatan profil pelajar Pancasila (Kokurikuler)

Merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi, dan/ atau merumuskan solusi

terhadap isu atau

permasalahan nyata yang relevan bagi Peserta Didik.

Catatan: Pada pendidikan kesetaraan: projek

diselenggarakan berupa

projek pemberdayaan dan

keterampilan berbasis profil

Pelajar Pancasila)

(79)

Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek penguatan profil pelajar Pancasila:

● Salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila

● Kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu

penting (contoh: perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan

berdemokrasi)

● Kesempatan untuk menjawab isu-isu global sesuai dengan

tahapan belajar dan kebutuhannya (teaching at the right

level)

(80)

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Berdasarkan Permendikbudristek No 12/ Tahun 2024 dan Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila :

Projek penguatan profil pelajar Pancasila:

● Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi, dan/ atau merumuskan solusi terhadap isu atau permasalahan nyata yang relevan bagi Peserta Didik.

● Dirancang terpisah dari intrakurikuler dan berfokus untuk melihat proses, yaitu pengalaman peserta didik saat menjalani proses pengamatan,

pengambilan data, pengolahan, eksekusi, evaluasi, dan refleksi.

● Mendekatkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, oleh karena itu

pelaksanaannya harus kontekstual dengan memperhatikan ketersediaan

sumber daya satuan pendidikan dan peserta didik.

(81)

Prinsip-prinsip

projek penguatan profil pelajar Pancasila

(82)

Menyiapkan Ekosistem Sekolah

2

(83)

Budaya Sekolah yang Mendukung Penerapan

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

(84)

dalam Pelaksanaan Projek

Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Peran Pemangku Kepentingan

Kepala satuan pendidikan

● Membentuk tim pelaksana

● Mendampingi jalannya projek

● dll

Pendidik

● Perencana projek

● Fasilitator

● Pendamping

● Dll

Pengawas

● Memberikan pendampingan dan pembinaan

● Memastikan keterlibatan antarpemangku kepentingan berjalan dengan baik

● Memberikan bantuan ketika satuan

pendidikan mengalami kendala

dalam menjalankan projek.

(85)

Merencanakan Projek

Penguatan Profil Pelajar Pancasila

3

(86)

Alur Perencanaan Projek Profil

Perencanaan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.

Membentuk tim pelaksana projek penguatan profil pelajar Pancasila

Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan

Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila

Merancang strategi pelaporan hasil projek

Menyusun modul projek

1 2 3 4 5

(87)

Kita Semua Bersaudara

"Bhinneka Tunggal Ika”

Imajinasi dan Kreativitasku

"Rekayasa dan Teknologi“

Aku Sayang Bumi

"Gaya Hidup Berkelanjutan“

Aku Cinta Indonesia

“Kearifan Lokal”

Empat Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan

PAUD

(88)

Delapan Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan SD - SMA/SMK

Kearifan Lokal SD-SMA/SMK Rekayasa dan Teknologi

SD-SMA/SMK Kewirausahaan SD-SMA/SMK

Bhinneka Tunggal Ika SD-SMA/SMK

Gaya Hidup Berkelanjutan SD-SMA/SMK

Bangunlah Jiwa dan Raganya

SD-SMA/SMK Suara Demokrasi SMP-SMA/SMK

Kebekerjaan

tema wajib SMK

(89)

Jenjang Ketentuan Jumlah Tema

PAUD 1 s.d 2 projek profil dengan tema berbeda

SD/MI/SDLB 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda SMP/MTs/ SMPLB 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda SMA/MA/SMALB kelas X 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda SMA/MA/SMALB kelas XI dan XII 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda

SMK/MAK kelas X 3 projek profil dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan SMK/MAK kelas XI 2 projek profil dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan

SMK/MAK kelas XII 1 projek profil dengan tema Kebekerjaan

SPK 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda

Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila

(90)

Alokasi Waktu Projek

PAUD:

Tidak ada minimal alokasi waktu

SD Kelas I‒V: 252 JP SD Kelas VI: 224 JP SMP Kelas VII‒VIII: 360 JP SMP Kelas IX: 320 JP SMA Kelas X: 432 JP SMA Kelas XI: 198 JP SMA Kelas XII: 176 JP SMK Kelas X: 288 JP SMK Kelas XI: 144 JP

SMK Kelas XII (Program 3 tahun): 32 JP SMK Kelas XII (Program 4 tahun): 144 JP

SDLB Kelas I: 234 JP

SDLB Kelas II: 252 JP

SDLB Kelas III - V: 306 JP

SDLB Kelas VI: 272 JP

SMPLB Kelas VII - VIII 306 JP

SMPLB Kelas IX 272 JP

SMALB Kelas X - XI 378 JP

SMALB Kelas XII 336 JP

(91)

Menentukan satu hari dalam seminggu untuk pelaksanaan projek (misalnya, hari Jumat). Seluruh jam belajar pada hari itu digunakan untuk projek

Contoh Pilihan Waktu Pelaksanaan Projek

Catatan:

● Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek.

● Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak terikat pada tahapan kesiapan satuan pendidikan.

01

Mengalokasikan 1-2 jam pelajaran di akhir hari, khusus untuk

mengerjakan projek. Bisa digunakan untuk eksplorasi di sekitar satuan pendidikan sebelum peserta didik pulang.

02

Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya, 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya).

03

(92)

Komponen Modul Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila

● Pemetaan dimensi, elemen, subelemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek

● Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)

Tujuan

● Alur aktivitas projek secara umum

● Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya

Aktivitas

● Instrumen pengumpulan data perkembangan belajar untuk mengoptimalkan proses dan menyimpulkan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila

Asesmen

Tim fasilitator Satuan Pendidikan memiliki kebebasan untuk

mengembangkan

komponen dalam

modul projek profil,

untuk menyesuaikan

dengan kondisi

satuan pendidikan

dan kebutuhan

peserta didik

(93)

Contoh Pengembangan Alur Aktivitas Projek Langkah

Pendidik bekerjasama dengan Tim Pelaksana Projek membuat alur projek yang berisi kegiatan projek,

dengan menggunakan struktur aktivitas yang disepakati bersama.

1

Hal-hal yang sudah ditentukan dalam tahap merancang projek, disusun sesuai alur dengan

menambahkan strategi-strategi pembelajaran, alat ajar, dan narasumber yang dibutuhkan untuk

pengembangan serta pendalaman dimensi.

2

(94)

Beberapa CONTOH ALUR (sequence) projek

1 Pengenalan Kontekstualisasi Aksi Refleksi Tindak Lanjut

2 Mengamati Mendefinisikan Menggagas Memilih Merefleksikan

3 Temukan Bayangkan Lakukan Bagikan

(FIDS atau Find-Imagine-Do-Share digagas oleh Kiran Bir Sethi dalam program I Can!)

(95)

Aktivitas

Buatlah contoh alur aktivitas projek yang dapat anda sarankan pada tim pendidik/ satuan

pendidikan. Sertakan tema projek penguatan profil pelajar Pancasila yang anda pilih dan alasan

memilih tema tersebut.

(96)

Melaksanakan dan

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

3

(97)

Mengakhiri Rangkaian Kegiatan Projek Penguatan Profil

Pelajar Pancasila

● Asesmen Sumatif

● Refleksi dan Tindak Lanjut

Mengawali Kegiatan Projek Penguatan Profil Pe

Gambar

Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Seperti yang telah beberapa kali disinggung pada poin-poin sebelumnya,dalam Kurikulum Merdeka hadir bentuk pembelajaran baru yakni

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA TEMA : .... Sarana dan Prasarana

Data di analisis melalui reduksi data, menganalisis data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa projek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi

Penerapan pancasila sebagai filsafah pendidikan Indonesia dalam kurikulum merdeka diimplementasikan dalam P5 Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan enam dimensi yang wajib di

Ir Soekarno-Hatta No 16, email: c [email protected] BANGKALAN 69119 RUBRIK PENILAIAN DIMENSI PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA Nama Sekolah : SMAS ISLAM YKHS

KONSTRIBUSI KETERAMPILAN 4C TERHADAP PROJEK PENGUATAN PROPIL PELAJAR PANCASILA PADA KURIKULUM MERDEKA Anton1, Ridwal Trisoni2 Program Pascasarjana, UIN Mahmud Yunus

Dimensi dan Elemen Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dimensi Elemen Target Pencapaian di akhir Fase E Kelas X – XII Usia 16-18 tahun Aktivitas Terkait Beriman, bertakwa

Jadwal pelajaran kelas 3 kurikulum merdeka berisi alokasi waktu mata pelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan total jam pelajaran per