Kebijakan Kurikulum Merdeka
PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2023
2
Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan berdasarkan regulasi berikut:
tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka Kurikulum pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Memuat tentang cakupan Kurikulum Merdeka dan implementasinya Permendikbudristek
No. 8 Tahun 2024 Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Permendikbudristek
No. 5 Tahun 2022 Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka.
Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024
Keputusan Kepala BSKAP
No.032/H/KR/2024 Tahun 2024
Kompetensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan profil pelajar Pancasila dan pilihan tema yang dapat digunakan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Keputusan Kepala BSKAP
No.031/H/KR/2024 Tahun 2024
Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022
Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah Permendikbudristek
No. 16 Tahun 2022 Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
Kurikulum Merdeka dirancang dengan prinsip:
Pengembangan Karakter
Pengembangan karakter (kompetensi moral-spiritual, sosial, dan emosional) tidak hanya melalui mata pelajaran,
tetapi juga melalui alokasi waktu khusus untuk pembelajaran yang aplikatif dan kolaboratif, seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Muatan esensial juga dibuat lebih relevan dengan tantangan zaman dan isu terkini, seperti perubahan iklim, literasi
finansial, literasi digital, dan literasi kesehatan.
Guru dapat menggunakan asesmen awal untuk melakukan pembelajaran
terdiferensiasi (mengatur materi, alur, dan kecepatan pembelajaran sesuai minat dan tingkat kemampuan peserta didik).
Fokus pada Muatan Esensial
Muatan wajib dikurangi untuk memberi waktu bagi pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan
terdiferensiasi.
Fleksibel
Kurikulum satuan pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pengembangan kompetensi peserta didik, karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik serta konteks sosial budaya setempat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
“ “
Fleksibilitas dalam Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi satuan pendidikan untuk menyusun kurikulum
satuan pendidikan yang:
● Sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan lingkungan setempa t,
● Sesuai dengan fokus prioritas perbaikan layanan yang disepakati. Modifikasi dilakukan pada
komponen pengorganisasian dan komponen
perencanaan pembelajarannya yang memang perlu ditinjau secara berkala (per tahun) sehingga sangat strategis dalam memandu rencana perbaikan
pembelajaran yang sudah diidentifikasi dan disepakati bersama.
“
Fleksibel
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengembangan Kompetensi Peserta Didik
5
● Capaian Pembelajaran merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase. Di dalam Capaian Pembelajaran dirumuskan
kompetensi dengan pengurangan materi dan fokus pada materi yang paling esensial dalam tiap bidang studi.
● CP juga disusun lebih umum agar lebih fokus pada kompetensi apa yang penting dicapai sehingga materi dan alur pembelajarannya dapat dikontekskan di daerah dan satuan pendidikan masing-masing.
● CP disertai dengan komponen-komponen seperti rasional, tujuan, dan karakteristik, serta adanya elemen untuk memberikan kerangka berpikir terkait apa yang perlu dicapai melalui CP, dan elemen sebagai ranah kompetensi atau materi.
Fokus pada Muatan Esensial
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengembangan Karakter & Pembelajaran Kokurikuler
6
● Penguatan pada pendidikan karakter dengan adanya alokasi khusus dalam kokurikuler, paling sedikit dalam bentuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.
● Projek penguatan profil pelajar Pancasila bermaksud agar peserta didik memiliki waktu untuk mengeksplorasi dan mengasah kepekaan terhadap isu nyata di lingkungan
sekitarnya, tanpa adanya beban materi.
● Dengan mendalami isu kontekstual, peserta didik mengidentifikasi kompetensi apa yang perlu ia miliki untuk dapat memberikan pendapat, alternatif pemecahan masalah, atau aksi yang dapat dilakukan, sehingga kepemilikan terhadap pembelajaran dialami oleh peserta didik dan pembelajaran pun relevan bagi kehidupan peserta didik.
● Tema dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila berdasarkan pada isu prioritas nasional atau pembangunan berkelanjutan.
Pengembangan Karakter
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Poin Pembaruan Struktur Kurikulum di Permendikbud No. 12 tahun 2024
7
Jenjang Pembaruan
PAUD Disebut juga fase fondasi. Capaian Pembelajaran PAUD dan fase A disusun untuk memastikan transisi
pembelajaran yang berkesinambungan dari PAUD ke SD dengan memperhatikan 6 (enam) kemampuan fondasi.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak harus dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional.
SD Murid-murid dengan potensi
kecerdasan istimewa dapat diberikan percepatan belajar, dan/atau pendalaman dan
pengayaan Capaian Pembelajaran secara individu (bukan rombongan belajar)
Bahasa Inggris sebagai Mata Pelajaran Wajib mulai kelas III SD, dengan masa transisi hingga tahun ajaran 2027/2028
SMP Kelas khusus atau Satuan
Pendidikan khusus olahraga atau seni dapat menggunakan alokasi waktu P5 sebagai penguatan kompetensi khusus keolahragaan atau kesenian
-
SMA ● Sejarah Tingkat Lanjut
ditambahkan menjadi mata pelajaran pilihan dengan alokasi waktu 5JP/minggu.
● Alokasi waktu mata pelajaran Bahasa Inggris ditambahkan 1JP/minggu menjadi
3JP/minggu
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Poin Pembaruan Struktur Kurikulum di Permendikbud No. 12 tahun 2024
8
Jenjang Pembaruan
SMK ● Jumlah minggu efektif pada kelas XII (program 3 tahun) dan kelas XIII (program 4 tahun) diasumsikan setara dengan 32 minggu
● Mata pelajaran PKL dilaksanakan paling sedikit selama 1 semester atau 16 minggu efektif untuk program 3 tahun, dan paling sedikit selama 10 bulan atau 26 minggu efektif untuk program 4 tahun
Pendidikan
Khusus Penambahan struktur kurikulum untuk TKLB Pendidikan
Kesetaraan Penyederhanaan jumlah SKK dalam struktur kurikulum.
Kokurikuler pada pendidikan kesetaraan dilaksanakan paling sedikit melalui
pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Ketentuan lain yang mengalami perubahan di Permendikbud No. 12 Tahun 2024
9
1. Kurikulum satuan pendidikan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan 2. Tentang ekstrakurikuler:
● Ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai ketersediaan sumber daya satuan pendidikan, dan peserta didik mengikuti Ekstrakurikuler secara sukarela.
3. Tentang tanggung jawab satuan pendidikan:
● Mengembangkan dan menetapkan kurikulum satuan pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh kementerian;
● Bagi satuan pendidikan yang menyelenggarakan layanan program kebutuhan khusus, untuk menyediakan layanan sesuai kondisi peserta didik berkebutuhan khusus;
● Melakukan refleksi, evaluasi, dan perbaikan implementasi kurikulum satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran; dan
● Berpartisipasi aktif dalam komunitas belajar dalam satuan pendidikan dan/atau antar
satuan pendidikan.
Kemampuan apa yang
diharapkan dibangun satuan pendidikan melalui
Kurikulum Merdeka?
1. Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan 2. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka
3. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
projek penguatan profil pelajar Pancasila
Kurikulum Satuan
Pendidikan
PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
Kurikulum satuan pendidikan merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kurikulum satuan pendidikan juga diselaraskan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, serta daerah.
Kurikulum Satuan Pendidikan
Kurikulum satuan pendidikan disusun dalam bentuk dokumen dan mengacu pada Permendikbud No 12 Tahun 2024 dan Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan. Dokumen Kurikulum Satuan
Pendidikan memiliki fungsi utama sebagai dokumen
hidup yang membantu satuan pendidikan untuk
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.
Berpusat pada peserta didik
pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.
Kontekstual
menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK, dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB
Prinsip Penyusunan
kurikulum satuan pendidikan
Esensial
semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum operasional
Akuntabel
dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.
Pendampingan Penyusunan
Kurikulum Satuan
Pendidikan
PERAN PENGAWAS
Perdirjen GTK Nomor: 4831/B/HK.03.01/2023 Pasal 4 ayat 2)c, membersamai Kepala Sekolah
dalam mengembangkan kurikulum operasional Satuan Pendidikan dan perencanaan
pembelajaran sesuai profil Satuan Pendidikan
yang berpusat pada peserta didik.
Dalam rangka koordinasi dan supervisi pengembangan KSP
Pengawas sekolah atau penilik memfasilitasi satuan pendidikan melakukan refleksi, mengidentifikasi akar masalah, dan membuat prioritas.
Pengawas sekolah atau penilik memfasilitasi satuan pendidikan melakukan analisis karakteristik di lingkungan sekolah.
Pengawas sekolah atau penilik membantu atau mendorong sekolah untuk mencari data atau informasi menyeluruh untuk analisis
karakteristik daerah (potensi dan tantangan daerah dan sekolah), termasuk melibatkan komite satuan pendidikan.
Pengawas sekolah atau penilik membantu satuan pendidikan untuk berjejaring memperkaya pembelajaran untuk intrakurikuler dan kokurikuler projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Peran
Pengawas
Sekolah atau
Penilik
Satuan pendidikan menginformasikan ke dinas melalui pengawas sekolah atau penilik bahwa satuan pendidikan sudah mengembangkan dan menetapkan Kurikulum Satuan Pendidikannya.
Dinas pendidikan diwakili pengawas sekolah atau penilik melakukan supervisi terhadap satuan pendidikan untuk memastikan dokumen KSP sudah selaras dengan prinsip pengembangan dan komponen minimum KSP.
Peran Koordinasi Dan Supervisi
Jika belum selaras, maka pengawas sekolah atau penilik perlu mendampingi satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai
dengan komponen minimum.
Melakukan Transformas i Satuan
Pendidikan
Melalui Perencanaan Berbasis Data
Pemanfaatan data Rapor Pendidikan dan data lain untuk refleksi kondisi layanan dan perencanaan pembelajaran ke depan Analisis Data Rapor Pendidikan dan data lain dipertimbangkan dalam penyusunan komponen KSP
Siklus kerja Kepala Sekolah
Indikator Capaian
Kemampuan literasi Kurang
Kemampuan numerasi Kurang
Karakter Baik
Iklim keamanan satuan pendidikan Sedang
Iklim kebinekaan Kurang
Kualitas pembelajaran Sedang
Contoh Penggunaan Rapor Pendidikan Untuk Perencanaan Pembelajaran di SMP A
Ringkasan kondisi SMP A
Dari seluruh capaian tahun ini, karakter SMP A menjadi indikator pencapaian terbaik. Meski demikian, kemampuan literasi, numerasi, dan iklim kebinekaan adalah indikator dengan pencapaian ‘kurangʼ.
Berdasarkan data tersebut, pembenahan yang dilakukan oleh satuan pendidikan berdasarkan akar permasalahannya dapat disusun untuk membuat perencanaan pembelajaran di beberapa mata pelajaran sebagai berikut:
Indikator yang
perlu dibenahi Subindikator yang perlu ditingkatkan Mata Pelajaran dan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila Tindak Lanjut
Kemampuan literasi
Kompetensi membaca teks sastra Bahasa Indonesia Pembiasaan membaca hening buku cerita sastra selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai dan diskusi sastra saat pembelajaran berlangsung.
Kompetensi membaca teks informasi Pendidikan Pancasila, IPA, IPS, dan/atau Bahasa Indonesia
Pembiasaan berbagi informasi terkait pemaknaan isi teks yang relevan bagi peserta didik dari berbagai sumber media informasi di dalam kelompok sebelum pembelajaran dimulai dan saat pembelajaran berlangsung.
Kemampuan numerasi
Kompetensi pada Domain Aljabar Matematika Pembiasaan mengerjakan soal cerita berisi permasalahan sehari-hari yang sering dijumpai pada materi aljabar.
Kompetensi pada Domain Geometri Seni Rupa dan Matematika Melakukan pembelajaran integrasi pada mata pelajaran Seni Rupa dan Matematika berhubungan dengan geometri (garis, bangun, ruang).
Iklim kebinekaan
Komitmen kebangsaan Pendidikan Pancasila, IPS, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila
Memilih tema Bhinneka Tunggal Ika dan mengembangkan elemen refleksi terhadap pengalaman kebinekaan.
Refleksi:
Tetapkan prioritas peningkatan layanan yang paling menjadi kebutuhan
Benahi Implementasi:
Implementasi dan evaluasi hasilnya secara berkala
Benahi Perencanaan:
Rencanakan upaya peningkatan layanan Pengawas
dan Penilik Satuan Pendidikan
menjadi pendamping dan fasilitator
Satuan pendidikan perlu membuat perencanaan berbasis data untuk dapat mengorganisasikan program pembelajaran secara efektif. Berikut contoh ilustrasi perencanaan berbasis data
dalam siklus kerja kepala satuan pendidikan.
Identifikasi:
Kumpulkan dan maknai data kondisi layanan satuan pendidikan Dalam implementasi, kepala
satuan pendidikan perlu memiliki kompetensi dan alat bantu untuk melakukan setiap tahapan pada siklus ini.
Pengawas atau penilik satuan pendidikan yang mumpuni dapat menjadi pendamping bagi kepala satuan pendidikan yang memerlukannya
.
Kepala satuan pendidikan memimpin refleksi penentuan fokus peningkatan layanan untuk setahun ke depan.
Kepala Satuan pendidikan memimpin diskusi bersama warga satuan pendidikan untuk mengidentifikasi kondisi layanannya menggunakan Rapor Pendidikan dan sumber data lain.
Mengikuti Asesmen Nasional sebagai upaya mendapatkan
data kondisi layanan.
Bersama warga satuan pendidikan, kepala satuan pendidikan memimpin penyusunan pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan dengan menggunakan Kurikulum Merdeka.
Hasilnya dituang dalam kalender akademik.
Memetakan kebutuhan peningkatan kompetensi, agar pendidik dan tenaga kependidikan mampu melaksanakan perbaikan layanan.
Merekap program, kegiatan serta anggaran di dalam rencana kegiatan tahunan dan RKAS.
* Bagi penerima BOSP, perubahan meliputi melaporkan pemanfaatan dan rencana pemanfaatan anggaran
Revisi perencanaan dan penganggaran berdasarkan hasil refleksi dan kebutuhan yang baru diketahui setelah implementasi berjalan.
02
01 03
04
05 07 06
08
Implementasi rencana pada tahun ajaran baru dan memanfaatkan komunitas belajar untuk meningkatkan kompetensi PTK.
Delapan aksi penjabaran siklus peningkatan kualitas layanan
satuan pendidikan sebagai contoh perencanaan berbasis data.
No 4 dan 5 adalah peningkat ankualitas layanan melalui kurikulum
Komponen
Kurikulum Satuan
Pendidikan
Komponen
Kurikulum Satuan Pendidikan
Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan
Pengorganisasian Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Komponen
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Analisis karakteristik satuan pendidikan secara umum mencakup analisis kekhasan dan konteks sosial budaya, sarana dan prasarana satuan pendidikan serta analisis profil peserta didik, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan.
Untuk SMK, karakteristik melingkupi program keahliannya. Untuk SLB, karakteristik satuan pendidikan melingkupi keterampilan
Beberapa prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis, dan dokumentasi data
● Memilah informasi yang relevan dan
menyimpulkan untuk mengembangkan strategi
atau solusi
Komponen
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Beberapa pertanyaan refleksi dalam analisis lingkungan belajar di satuan pendidikan
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai profil pelajar Pancasila?
● Untuk SMK dan SMALB Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
Pilihan cara untuk mengumpulkan informasi:
● Kuesioner
● Wawancara
● Diskusi kelompok terpumpun/Focus Group Discussion FGD
● Observasi
● Analisis Rapor Pendidikan
Selain cara di atas, satuan pendidikan juga dapat menggunakan cara lain untuk mengumpulkan informasi untuk analisis karakteristik satuan pendidikan.
Komponen
Kurikulum Satuan Pendidikan
Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan
Pengorganisasian Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Komponen
Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan
Nasional
Komponen Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan
Visi
➔ Menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang satuan pendidikan dan nilai-nilai yang dituju berdasarkan hasil analisis
karakteristik satuan pendidikan.
➔ Visi juga mengandung nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD.
Contoh: Mewujudkan Peserta Didik Yang Agamis, Unggul, Berbudaya
Misi
➔ Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi.
➔ Dalam kalimat misi juga dijabarkan nilai-nilai penting yang
diprioritaskan selama menjalankan misi.
Contoh:
1. Melaksanakan pembinaan Keagamaan yang
berkesinambungan melalui kegiatan ...
2. Melaksanakan berbagai program literasi dan budaya melalui kegiatan ...
Tujuan
➔ Mendeskripsikan tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan yang berdampak kepada peserta didik.
➔ Dalam kalimat tujuan juga mengandung kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan suatu satuan pendidikan dan selaras dengan profil pelajar
Pancasila.
➔ Tujuan juga menggambarkan
tahapan-tahapan (milestone) penting dan selaras dengan misi.
Contoh:
1. Terbentuknya karakter peserta didik yang Agamis
2. Terbentuknya karakter Peserta didik yang aktif, kreatif dan inovatif, serta literate
Komponen
Kurikulum Satuan Pendidikan
Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan
Pengorganisasian Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Komponen Pengorganisasian Pembelajaran
Satuan pendidikan menyusun pembelajaran yang meliputi:
Intrakurikuler Kokurikuler Projek penguatan profil pelajar
Pancasila
Ekstrakurikuler
Pembelajaran berisi muatan mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok), penetapan konsentrasi, dan Praktik Kerja Lapangan untuk SMK dan SLB.
Kegiatan kokurikuler yang dirancang terpisah dari intrakurikuler untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila melalui tema dan pengelolaan projek berdasarkan dimensi dan fase
.
Kegiatan kurikuler yang dilakukan di luar jam belajar di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
Ekskul pada PAUD dan Kesetaraan bersifat opsional
Catatan: Khusus Pendidikan Kesetaraan, sejak terbitnya Pemendikbud 12 Tahun 2024, maka P5/kokurikuler pada Pendidikan kesetaraan dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui Muatan
Pemberdayaan dan Keterampilan berbasis Profil Pelajar Pancasila
Satuan pendidikan formal wajib menyediakan layanan
ekstrakurikuler, sekurang-kurangnya ekstrakurikuler pramuka.
Alternatif Pendekatan Pembelajaran
Komponen 1 Pendekatan mata pelajaran
1. Setiap pembelajaran dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya.
2. Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu, dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.
Pendekatan tematik 2
1. Pembelajaran disusun berdasarkan tema yang menaungi kompetensi-kompetensi dari berbagai mata pelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
3. PAUD dan SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.
Pendekatan secara terintegrasi 3
1. Konsep-konsep dan keterampilan tertentu dari mata pelajaran diajarkan secara kolaboratif (team teaching).
2. Pendidik berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu.
3. Sebagai contoh mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara terintegrasi.
Pendekatan secara bergantian dalam blok waktu terpisah
4
1. Pembelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu dengan berbagai macam pengelompokkan.
2. Sebagai contoh, mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00 12.00 dalam semester 1. Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara bergantian dalam blok waktu yang terpisah.
Alternatif Pendekatan Pembelajaran Komponen
1. Ini adalah beberapa contoh pendekatan pengorganisasian pembelajaran yang bisa dipakai oleh satuan pendidikan 2. Pemilihan pendekatan pengorganisasian pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
3. Tidak ada satu pendekatan yang lebih "canggih" dari pendekatan lain.
Komponen
Kurikulum Satuan Pendidikan
Karakteristik Satuan Pendidikan Visi, Misi, dan Tujuan
Pengorganisasian Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajara n
Perencanaan pembelajaran meliputi:
Komponen
● Ruang lingkup satuan pendidikan - penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus. Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur.
● Ruang lingkup kelas - penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanaan
pembelajaran. Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.
Catatan:
● Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen pada mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan
PKL) di SMK dilaksanakan secara kolaboratif oleh satuan pendidikan dan mitra dunia kerja.
● perencanaan pembelajaran untuk P5ˮ (satuan pendidikan membuat perencanaan; dapat berupa pemetaan selama satu tahun ajaran yang berisi tema, dimensi, elemen, subelemen, target pencapaian di akhir fase, serta alokasi jam pelajaran untuk tiap tema projek yang hendak dilaksanakan)
Evaluasi,
Pengembangan
Profesional dan
Pendampingan
Prinsip-prinsip melakukan evaluasi
1.
Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan.2.
Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam kegiatan peninjauan.3.
Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk mendapatkan data/informasi yang diinginkan.4.
Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana program.5.
Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan terukur.Apa saja yang yang menjadi sumber dalam evaluasi PEMBELAJARAN &
KSP
1.
Hasil asesmen peserta didik per unit.2.
Artefak peserta didik: projek peserta didik, portofolio peserta didik, pameran karya, pertunjukan, dan sebagainya.3.
Survei lulusan4.
Refleksi proses belajar oleh pendidik5.
Observasi kepala satuan pendidikan6.
Rapor Pendidikan.Prinsip Evaluasi Pembelajaran dan
Kurikulum Satuan Pendidikan
Kepala satuan pendidikan merancang dan melakukan proses pendampingan dan pengembangan profesional sesuai kebutuhan sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan dan evaluasi dengan melibatkan pengawas. Aktivitasnya dapat berbentuk:
✔
Coaching
proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
✔
Mentoring
proses pendampingan dengan berbagi
pengalaman/pengetahuan untuk mengatasi suatu kendala.
✔
Pelatihan
proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal atau eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan satuan pendidikan). Misalnya: Pelatihan tentang Pendekatan Pembelajaran Tematik, Integratif, dan Sistem Blok Waktu)
Pengembangan
Profesional dan
Pendampingan
Kontekstualisas i Kurikulum
Tingkat Daerah
Kontekstualisasi Merujuk Pada Diversifikasi
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UUSPN) menegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa.
● Diversifikasi kurikulum merupakan bagian dari prinsip pengembangan dalam pelaksanaan kurikulum. Pelaksanaan diversifikasi kurikulum harus memperhatikan aspek kondisi di mana kurikulum itu dilaksanakan.
● Permendikbudristek No.12 Pasal 29, ayat 2
Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
dilakukan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan Satuan Pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
1. Potensi Daerah
Berbagai ragam potensi kearifan daerah dan keunggulan daerah serta hal hal yang menjadi keunikan, ataupun karakteristik baik budaya, ekonomi, pertanian, budi daya, jasa maupun kemaritiman, serta Kondisi tertentu suatu daerah digunakan sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan, penanganan, penguatan, program dan/atau pengelolaan kurikulum satuan pendidikan secara berdiversifikasi sesuai kondisi daerahnya
2. Potensi Sekolah
Sekolah menetapkan keunggulan, yang biasanya akan tercantum dalam visi dan misi sekolah. Sekolah yang potensial biasanya dipengaruhi oleh karakter geografis, potensi guru, dan siswa. Karakter geografis, misalnya bila sekolah itu berada di daerah pertanian, maka sekolah itu dapat mengembangkan diversifikasi kurikulum melalui keunggulan pertanian.
3. Bakat dan Minat Peserta Didik
Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh: seorang yang berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan
pekerjaan lukisnya dibandingkan dengan seseorang yang kurang berbakat.
Minat adalah suatu proses pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang diminatinya. Misalnya, minat vokasional (profesi, komersial, dan kegiatan diluar sekolah) dan non vokasional (kepuasan atau hobi).
Muatan Diversifikasi
Kurikulum
Konfigurasi Muatan Khas untuk Diversifikasi Kurikulum
1. Intrakurikuler
Sebagai kemasan integrasi, menyatu (Blended);
Sebagai konteks (pemerkaya); Mata Pelajaran Tersendiri
2. Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk lebih mendalami dan menghayati materi pengajaran yang telah dipelajari pada kegiatan intrakurikuler di dalam kelas, baik yang tergolong mata pelajaran program inti maupun program khusus.
Diversifikasi juga masuk sebagai konteks dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau dalam Projek Program Pemberdayaan dan Keterampilan Berbasis Profil Pelajar Pancasila
3. Ekstrakurikuler
Diversifikasi kurikulum sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung muatan
keunggulan sekolah, potensi/kondisi daerah yang belum terakomodasi dalam kegiatan lain untuk memperkaya khasanah diversifikasi.
4. Pembiasaan dan Pembudayaan Sekolah Program diversifikasi kurikulum dengan menggunakan pendekatan rutin melalui
pengaturan kegiatan siswa secara terjadwal dan terus-menerus dengan penekanan pada
pembiasaan menjadi budaya sekolah. Beberapa kegiatan, seperti berdoa bersama, sholat
berjamaah, peringatan hari-hari besar, upacara, cara hidup demokrasi, kegiatan ekonomi
produktif, kompetisi seni dan olahraga, kebersihan diri dan lingkungan, mengerjakan pra-karya, melaksanakan kegiatan ’hari krida’, dan seterusnya
Model Implementasi
Diversifikasi Kurikulum
Diversifikasi Kurikulum dalam KSP
1. Karakteristik Sekolah
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 3. Pengorganisasian Pembelajaran 4. Perencanaan Pembelajaran
5. Evaluasi, Pengembangan
Profesional, dan Pendampingan
2. Merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran dan asesmen yang sesuai dengan
prinsip Kurikulum Merdeka
PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
Kemampuan apa yang perlu dibangun oleh pendidik
dalam perencanaan pembelajaran?
1. Kemampuan merencanakan pembelajaran lingkup satuan pendidikan
2. Kemampuan merencanakan
pembelajaran lingkup kelas
Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang:
Fleksibel tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran;
Jelas mudah dipahami; dan
Sederhan a
berisi hal pokok dan penting sebagai acuan
pelaksanaan pembelajaran. Sederhana tidak
selalu berarti mudah, melainkan jelas (clear)
dan dapat dilakukan.
Pembelajaran
Prinsip
Interaktif
memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan materi belajar.
Pendidik berperan sebagai
fasilitator proses pembelajaran dan tidak menjadi satu satunya sumber pembelajaran.
Inspiratif
memberi keteladanan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi peserta
didik.
Menyenangkan
agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
Menantang
untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.
Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif Memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik
Asesmen
Prinsip
Berkeadilan
Pendidik melakukan penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus peserta didik
Objektif
Penilaian yang didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik
Edukatif
Penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.
Proses penyusunan perencanaan pembelajaran
Catatan: Proses perancangan kegiatan pembelajaran ini diperuntukkan bagi pendidik yang akan merencanakan pembelajaran lingkup satuan pendidikan secara mandiri.
Menganalisis Capaian Pembelajaran
Menyusun Tujuan Pembelajaran dan
Alurnya
Merencanakan Pembelajaran dan
Asesmen Perencanaan
pembelajaran lingkup satuan
pendidikan
Perencanaan
pembelajaran
lingkup kelas
adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase.
Capaian Pembelajaran
Catatan: Dalam CP, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan,
menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas
suatu fenomena. (Understanding by Design, Wiggins & Tighe (2005)
Bagaimana mengurutkan tujuan pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran?
Pengurutan dari Konkret ke yang Abstrak
Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan
menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan Deduktif
Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik.
Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke yang Lebih Sulit
Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh:
mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam kelas
Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2)
Pengurutan Hierarki
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks.
Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian.
Pengurutan Prosedural
Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada
beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah
perangkat lunak statistik.
Scaffolding
Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi
bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu
menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh
membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada
akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran
Catatan: Alur tujuan pembelajaran adalah urutan tujuan-tujuan pembelajaran, bukan turunan
dari tujuan pembelajaran.
Rencana pembelajaran lingkup kelas dapat berupa:
Bagaimana cara
mengetahui bahwa
pembelajaran efektif
untuk mencapai tujuan
pembelajaran?
Cara mengetahui ketercapaian tujuan belajar adalah dengan melakukan asesmen pembelajaran asesmen pembelajaran
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan
capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik.
Asesmen dapat menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan belajar.
Permendikbud No.21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
Penilaian hasil belajar Peserta Didik berbentuk penilaian/asesmen formatif dan sumatif.
Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan
pembelajaran.
Asesmen formatif dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai:
a. Peserta Didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar; dan
b. perkembangan belajar Peserta Didik.
Informasi tersebut digunakan sebagai umpan balik bagi:
a. Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang hayat; dan b. Pendidik untuk merefleksikan dan
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Asesmen Sumatif
Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan:
a. kenaikan kelas; dan
b. kelulusan dari Satuan Pendidikan.
Asesmen sumatif dilakukan dengan membandingkan
pencapaian hasil belajar Peserta Didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Bagaimana cara
mengimplementasikan pembelajaran
terdiferensiasi?
Pembelajaran
Karakteristik
Memanfaatkan asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk
memahami kebutuhan dan posisi peserta didik
dalam perjalanan belajarnya
Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi peserta didik untuk melakukan penyesuaian
pembelajaran
Didasarkan pada refleksi atas kemajuan belajar
peserta didik yang dilakukan secara kolaboratif dengan
Pendidik lain Memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar peserta didik, di
atas cakupan dan ketuntasan muatan
kurikulum yang
disampaikan
Pembelajaran dan Asesmen
Keterpaduan
Pendidik menyusun rencana pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen mulai dari awal hingga akhir pembelajaran
Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
Hasil dari asesmen ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk asesmen awal pada pembelajaran berikutnya.
Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang.
Berdasarkan hasil asesmen, pendidik mendetailkan rencana pembelajaran dan/atau membuat perencanaan yang sesuai dengan tahap capaian
peserta didik.
Melaksanakan pembelajaran dan
menggunakan berbagai metode
asesmen formatif untuk memonitor
kemajuan belajar.
Panduan dalam mengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi
1
Kelompok tidak permanen sepanjang tahun atau
semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran
2
Perlu dipikirkan
bentuk-bentuk tantangan yang lebih beragam bagi peserta didik yang sudah mahir
3
Perlu dipikirkan bentuk pendampingan bagi peserta didik yang belum siap atau perlu bimbingan
4
Ada beragam peran yang bisa
dipilih oleh peserta didik untuk
mendalami kompetensi yang
dibangun
Berikan satu contoh diferensiasi pembelajaran yang anda amati di satuan pendidikan
berdasarkan alternatif di bawah ini
Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai
kesiapan peserta didik
Proses
Menyediakan sumber belajar yang bervariasi
Konten
Diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan melalui produk
yang dihasilkan
Produk
Alternatif pembelajaran sesuai capaian peserta didik
Alternatif 1 Peserta didik di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih kelompok menurut capaian belajar mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau disertai guru
pendamping/asisten. Selain itu, satuan pendidikan juga menyelenggarakan program pelajaran tambahan untuk peserta didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan fase di kelasnya.
Alternatif 2
Alternatif 3
Berdasarkan asesmen di awal pembelajaran menunjukkan perbedaan kompetensi peserta didik yang tidak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya. Pendidik memberikan pendampingan sesuai kebutuhan belajar peserta didik tersebut.
Alternatif 4
Berdasarkan asesmen yang dilakukan di awal pembelajaran, pendidik mengajar seluruh
peserta didik di kelasnya sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Untuk sebagian kecil peserta didik yang belum siap, pendidik memberikan pendampingan setelah jam pelajaran berakhir.
Pendidik dapat juga merancang sendiri pendekatan yang lain
Contoh diferensiasi pembelajaran
Instrumen asesmen awal pembelajaran yang digunakan adalah soal isian singkat dan soal cerita yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari terkait keliling segiempat, segitiga, dan lingkaran.
Berdasarkan hasil asesmen awal tersebut, pendidik melakukan pembelajaran terdiferensiasi sebagai berikut:
Kesiapan
Belajar Mayoritas peserta didik telah
memahami konsep keliling dan dapat menghitung keliling bangun datar.
Beberapa peserta didik dapat memahami konsep keliling, namun belum lancar dalam menghitung keliling bangun datar.
Beberapa peserta didik belum memahami konsep keliling
Pembelajaran terdiferensiasi
● Peserta didik mengerjakan soal-soal yang lebih menantang yang mengaplikasikan konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari.
● Peserta didik bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.
● Pendidik menjelaskan cara menghitung keliling bangun datar
● Peserta didik diberi latihan untuk berkelompok menghitung keliling bangun datar dengan menggunakan bantuan benda-benda konkret.
● Jika mengalami kesulitan, diminta menerapkan bertanya kepada 3 teman sebelum bertanya langsung kepada pendidik.
Pendidik akan sesekali mendampingi kelompok untuk
memastikan tidak terjadi miskonsepsi
Pembelajaran terdiferensiasi
Merupakan tindak lanjut dari hasil asesmen awal
Tidak mengarah pada terbentuknya persepsi pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak.
Fokus pada kesiapan atau capaian belajar peserta didik
Pengelompokkan bukan berdasarkan gaya belajar visual, auditori, dan
kinestetik
Bagaimana cara mengolah dan
melaporkan hasil
asesmen?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pengolahan Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap tujuan pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka).
Penting untuk diperhatikan
Pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena
asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan
untuk memberikan umpan balik pada proses pembelajaran sehingga asesmen formatif bukan
menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.
Opsi Pengolahan Nilai Rapor:
Rata-rata
Pembobotan Persentase
Opsi rata rata dipilih dengan ketentuan karakteristik materi pelajaran bersifat lepas pada tujuan pembelajarannya, dengan kata lain tujuan pembelajaran satu bukan menjadi dasar pengetahuan atau prasyarat untuk tujuan pembelajaran berikutnya.
Opsi pembobotan dan persentase dipilih dengan ketentuan materi pembelajaran bersifat progresif, atau berkaitan langsung. Karakteristik materi pelajaran berkaitan, tujuan pembelajaran satu
menjadi dasar pengetahuan atau prasyarat untuk tujuan pembelajaran berikutnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Pelaporan Hasil Belajar
▪ Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar.
▪ Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik.
▪ Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk rapor.
▪ Laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Komponen Minimal Rapor
PAUD SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat
1. Identitas peserta didik, 2. Nama satuan pendidikan, 3. Kelompok usia,
4. Semester/triwulan,
5. Perkembangan dan pertumbuhan anak, 6. Deskripsi perkembangan capaian
pembelajaran,
7. Deskripsi projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan
8. Refleksi orang tua.
1. Identitas peserta didik, 2. Nama satuan pendidikan, 3. Kelas,
4. Semester,
5. Mata pelajaran, 6. Nilai,
7. Deskripsi,
8. Catatan pendidik, 9. Presensi, dan
10. Kegiatan ekstrakurikuler.
Bagaimana mekanisme kenaikan kelas dan
kelulusan?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mekanisme Kenaikan Kelas
▪ Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas.
▪ Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran.
▪ Perlu diingat bahwa tidak menaikkan kelas adalah opsi terakhir.
Jika satuan pendidikan memutuskan untuk tidak menaikkan kelas,
satuan pendidikan perlu memberikan bentuk intervensi untuk
membantu peserta didik agar dapat berkembang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Mekanisme Kelulusan
Ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
Laporan kemajuan hasil belajar
mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:
● kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan
● setiap tingkatan kelas untuk sekolah
menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat.
● Ujian dapat dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang.
● Pelaksanaan ujian tidak harus dilaksanakan secara bersamaan untuk semua mata pelajaran.
● Bentuk ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dapat berupa:
i. portofolio;
ii. penugasan;
iii. tes tertulis; dan/atau
iv. bentuk kegiatan lain yang ditetapkan satuan pendidikan
● Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan
pendidikan diberikan ijazah.
3. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Projek
Penguatan
Profil Pelajar Pancasila
PUSAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
5 Men
golah asesm en dan
melapor
kan hasil pr ojek
pen
guatan pr
ofil pelaja
4
Mer
encanakan dan Melaksanakan Pr
ojek P enguatan
Profil P elajar P
ancasila
3
Mer
encanakan Pr ojek P
enguatan
Profil P elajar P
ancasila
Menyiapkan Ekosistem Satuan Pendidikan
2 1
Memahami Pr ojek P
enguatan
Profil P elajar P
ancasila
5
Evaluasi dan Tin dak L
anjut
pelak
sanaan pr ojek pen
guatan
profil pelajar P ancasila
Memahami Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1
Profil Pelajar Pancasila
Dimensi-dimensi tersebut menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan
kognitif, tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri
sebagai bangsa Indonesia sekaligus warga dunia.
Mengacu pada Kepka No. 31 Tahun 2024 tentang
Kompetensi dan Tema pada Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, Kokurikuler berupa projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.
Penerapan profil pelajar Pancasila di sekolah
Projek penguatan profil pelajar Pancasila (Kokurikuler)
Merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi, dan/ atau merumuskan solusi
terhadap isu atau
permasalahan nyata yang relevan bagi Peserta Didik.
Catatan: Pada pendidikan kesetaraan: projek
diselenggarakan berupa
projek pemberdayaan dan
keterampilan berbasis profil
Pelajar Pancasila)
Perlunya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek penguatan profil pelajar Pancasila:
● Salah satu sarana pencapaian profil pelajar Pancasila
● Kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu
penting (contoh: perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan
berdemokrasi)
● Kesempatan untuk menjawab isu-isu global sesuai dengan
tahapan belajar dan kebutuhannya (teaching at the right
level)
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Berdasarkan Permendikbudristek No 12/ Tahun 2024 dan Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila :
Projek penguatan profil pelajar Pancasila:
● Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi, dan/ atau merumuskan solusi terhadap isu atau permasalahan nyata yang relevan bagi Peserta Didik.
● Dirancang terpisah dari intrakurikuler dan berfokus untuk melihat proses, yaitu pengalaman peserta didik saat menjalani proses pengamatan,
pengambilan data, pengolahan, eksekusi, evaluasi, dan refleksi.
● Mendekatkan pembelajaran dengan kehidupan nyata, oleh karena itu
pelaksanaannya harus kontekstual dengan memperhatikan ketersediaan
sumber daya satuan pendidikan dan peserta didik.
Prinsip-prinsip
projek penguatan profil pelajar Pancasila
Menyiapkan Ekosistem Sekolah
2
Budaya Sekolah yang Mendukung Penerapan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dalam Pelaksanaan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Peran Pemangku Kepentingan
Kepala satuan pendidikan
● Membentuk tim pelaksana
● Mendampingi jalannya projek
● dll
Pendidik
● Perencana projek
● Fasilitator
● Pendamping
● Dll
Pengawas
● Memberikan pendampingan dan pembinaan
● Memastikan keterlibatan antarpemangku kepentingan berjalan dengan baik
● Memberikan bantuan ketika satuan
pendidikan mengalami kendala
dalam menjalankan projek.
Merencanakan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
3
Alur Perencanaan Projek Profil
Perencanaan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan.
Membentuk tim pelaksana projek penguatan profil pelajar Pancasila
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu projek penguatan profil pelajar Pancasila
Merancang strategi pelaporan hasil projek
Menyusun modul projek
1 2 3 4 5
Kita Semua Bersaudara
"Bhinneka Tunggal Ika”
Imajinasi dan Kreativitasku
"Rekayasa dan Teknologi“
Aku Sayang Bumi
"Gaya Hidup Berkelanjutan“
Aku Cinta Indonesia
“Kearifan Lokal”
Empat Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan
PAUD
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan SD - SMA/SMK
Kearifan Lokal SD-SMA/SMK Rekayasa dan Teknologi
SD-SMA/SMK Kewirausahaan SD-SMA/SMK
Bhinneka Tunggal Ika SD-SMA/SMK
Gaya Hidup Berkelanjutan SD-SMA/SMK
Bangunlah Jiwa dan Raganya
SD-SMA/SMK Suara Demokrasi SMP-SMA/SMK
Kebekerjaan
tema wajib SMK
Jenjang Ketentuan Jumlah Tema
PAUD 1 s.d 2 projek profil dengan tema berbeda
SD/MI/SDLB 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda SMP/MTs/ SMPLB 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda SMA/MA/SMALB kelas X 3 s.d 4 projek profil dengan tema berbeda SMA/MA/SMALB kelas XI dan XII 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda
SMK/MAK kelas X 3 projek profil dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan SMK/MAK kelas XI 2 projek profil dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan
SMK/MAK kelas XII 1 projek profil dengan tema Kebekerjaan
SPK 2 s.d 3 projek profil dengan tema berbeda
Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
Alokasi Waktu Projek
PAUD:
Tidak ada minimal alokasi waktuSD Kelas I‒V: 252 JP SD Kelas VI: 224 JP SMP Kelas VII‒VIII: 360 JP SMP Kelas IX: 320 JP SMA Kelas X: 432 JP SMA Kelas XI: 198 JP SMA Kelas XII: 176 JP SMK Kelas X: 288 JP SMK Kelas XI: 144 JP
SMK Kelas XII (Program 3 tahun): 32 JP SMK Kelas XII (Program 4 tahun): 144 JP
SDLB Kelas I: 234 JP
SDLB Kelas II: 252 JP
SDLB Kelas III - V: 306 JP
SDLB Kelas VI: 272 JP
SMPLB Kelas VII - VIII 306 JP
SMPLB Kelas IX 272 JP
SMALB Kelas X - XI 378 JP
SMALB Kelas XII 336 JP
Menentukan satu hari dalam seminggu untuk pelaksanaan projek (misalnya, hari Jumat). Seluruh jam belajar pada hari itu digunakan untuk projek
Contoh Pilihan Waktu Pelaksanaan Projek
Catatan:
● Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek.
● Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak terikat pada tahapan kesiapan satuan pendidikan.
01
Mengalokasikan 1-2 jam pelajaran di akhir hari, khusus untuk
mengerjakan projek. Bisa digunakan untuk eksplorasi di sekitar satuan pendidikan sebelum peserta didik pulang.
02
Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya, 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya).
03
Komponen Modul Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila
● Pemetaan dimensi, elemen, subelemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek
● Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik (Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah)
Tujuan
● Alur aktivitas projek secara umum
● Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
Aktivitas
● Instrumen pengumpulan data perkembangan belajar untuk mengoptimalkan proses dan menyimpulkan pencapaian projek penguatan profil pelajar Pancasila
Asesmen
Tim fasilitator Satuan Pendidikan memiliki kebebasan untuk
mengembangkan
komponen dalam
modul projek profil,
untuk menyesuaikan
dengan kondisi
satuan pendidikan
dan kebutuhan
peserta didik
Contoh Pengembangan Alur Aktivitas Projek Langkah
Pendidik bekerjasama dengan Tim Pelaksana Projek membuat alur projek yang berisi kegiatan projek,
dengan menggunakan struktur aktivitas yang disepakati bersama.
1
Hal-hal yang sudah ditentukan dalam tahap merancang projek, disusun sesuai alur dengan
menambahkan strategi-strategi pembelajaran, alat ajar, dan narasumber yang dibutuhkan untuk
pengembangan serta pendalaman dimensi.
2
Beberapa CONTOH ALUR (sequence) projek
1 Pengenalan Kontekstualisasi Aksi Refleksi Tindak Lanjut
2 Mengamati Mendefinisikan Menggagas Memilih Merefleksikan
3 Temukan Bayangkan Lakukan Bagikan
(FIDS atau Find-Imagine-Do-Share digagas oleh Kiran Bir Sethi dalam program I Can!)
Aktivitas
Buatlah contoh alur aktivitas projek yang dapat anda sarankan pada tim pendidik/ satuan
pendidikan. Sertakan tema projek penguatan profil pelajar Pancasila yang anda pilih dan alasan
memilih tema tersebut.
Melaksanakan dan
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
3
Mengakhiri Rangkaian Kegiatan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
● Asesmen Sumatif
● Refleksi dan Tindak Lanjut
Mengawali Kegiatan Projek Penguatan Profil Pe