• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum Merdeka. 18 Maret 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kurikulum Merdeka. 18 Maret 2022"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikulum Merdeka

18 Maret 2022

(2)

Sejak akhir tahun 2019 PSPK menjadi mitra BSKAP (dahulu Balitbang)

dalam kajian dan pengembangan

Kurikulum Merdeka bersama puluhan organisasi

Saat ini PSPK terus bekerja sama dengan BSKAP, Ditjen.

PAUD-DASMEN, dan Dinas

Pendidikan di beberapa daerah untuk upaya implementasi Kurikulum

Merdeka secara mandiri

Pihak yang terlibat dalam proses perancangan Kurikulum Merdeka (2020 - 2021):

Akademisi dan praktisi pendidikan anak usia dini, dasar, dan menengah dari Kemdikbud, Kemenag, PSPK,

INOVASI, Sekolah Cikal, Sekolah Integrasi Digital, Pusat Studi Quran, Yayasan Bakti Barito, Paragon, Semua Murid Semua Guru, Yayasan Litara, Jagabumi, Quipper Indonesia, APPKHI, ABKIN, IGPKHI, HIMPAUDI, KWI, MATAKIN, MLKI, YPSIM, Bebras, Rumah Main STrEAM, BPK Penabur Bandung, SMA Negeri Bali Mandara, Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, SMP Tumbuh Jogja, SMA Negeri 8 Jakarta, SMAI Al Azhar 1 Jakarta, SMA Negeri 96 Jakarta, Erudio Bogor, UI, UNS, ITB, UPI, UIN Sulthan Thaha Saifuddin, UNPAD, UNJ, UNY, Universitas Bengkulu, UHAMKA, UNTIRTA, Universitas Sampoerna, Universitas Bina Nusantara, Calvin Institute of

Technology, UKSW, Universitas Pelita Harapan, ISBI Bandung, dunia kerja, dll.

(3)

1. Desain Kurikulum

2. Implementasi Kurikulum

(4)

Desain Kurikulum

(5)

Capaian Pembelajaran

CP yang umum dan tidak terlalu berkaitan dengan konteks

Fase-fase pembelajaran Struktur Kurikulum

Jam pelajaran (jp) diatur per tahun

(6)

Struktur Kurikulum SMA/MA

Pemilihan mata pelajaran

Pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik

Beberapa contoh model pembelajaran

Penguatan pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan

Termasuk alur pembelajaran

(7)

Projek penguatan profil pelajar Pancasila

Karakteristik pembelajaran dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila

(8)

Capaian

Pembelajaran

(9)

Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran.

● Untuk peserta didik yang dapat melampaui capaian minimum lebih cepat, dapat diberikan pengayaan, namun tidak dianjurkan untuk skip grade atau akselerasi

Suatu capaian dipelajari dalam fase-fase

● Sesuai logika penjenjangan satuan pendidikan

● Agar punya lebih banyak waktu untuk mencapai suatu kompetensi

CP terstandarisasi, namun tidak dirancang untuk langsung digunakan di kelas (tidak spesifik, belum diselaraskan dengan konteks).

Perlu diturunkan menjadi alur atau urutan (sequence) pembelajaran secara linear, dikenal dengan alur tujuan pembelajaran

Alur tujuan pembelajaran tidak terstandarisasi

CP dirancang dalam fase-fase untuk memberikan fleksibilitas lebih

besar kepada satpen untuk menstruktur pembelajaran

(10)

Fleksibilitas pembelajaran dibutuhkan agar guru memiliki keleluasaan untuk mengajarkan semua muridnya hingga mencapai kompetensi minimum

Asesmen, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran adalah suatu siklus

Langkah pertama (dan perubahan yang paling dianjurkan): awali pembelajaran dengan asesmen yang menilai kesiapan dan kebutuhan belajar setiap individu untuk belajar

Diferensiasi pembelajaran berdasarkan capaian dapat dilakukan menggunakan berbagai pendekatan, selama tidak menyebabkan diskriminasi dan sistem jalur berbasis capaian

Contoh implementasi yang dianjurkan:

Pengelompokan tidak permanen (sepanjang semester atau tahun) dan tidak berlaku sama untuk semua mapel

Pengelompokan sedapat mungkin tidak memisahkan siswa belajar di ruangan yang berbeda

Memberikan kesempatan siswa belajar dari temannya

Memberikan waktu belajar untuk siswa yang kesulitan belajar berdasarkan kesepakatan dengan orang tua

Tidak membebani sepenuhnya kepada orangtua

CP & pendekatan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik

(11)

Struktur Kurikulum

(12)

Kebaruan yang paling utama dalam struktur Kurikulum Merdeka adalah pembagian intrakurikuler dan projek

Intrakurikuler

● Berbasis mata pelajaran ataupun unit lainnya (mis. tematik, unit pembelajaran terintegrasi, atau studi kasus)

Ada jadwal yang relatif fixed sepanjang semester atau tahun

● Mengacu kepada Capaian Pembelajaran

● Disediakan buku teks pelajaran dan modul ajar

● Disediakan panduan pengembangan alur tujuan pembelajaran dan

contoh-contohnya

Projek penguatan profil pelajar Pancasila

● Berbasis tema yang ditetapkan pemerintah, tidak berbasis mata pelajaran

● Fleksibel, tidak ada jadwal yang kaku

● Minimum 2 projek per tahun untuk SD dengan dua tema berbeda

Tidak harus 50-50, disesuaikan dengan projek yang dilakukan

● Mengacu kepada dimensi

perkembangan profil pelajar Pancasila

● Disediakan panduan pengembangan projek dan contoh-contoh modul projek

(13)

Asumsi 1 Tahun = 36 minggu 1 JP = 35 menit

Alokasi per tahun (minggu)

Alokasi Projek per tahun

TOTAL JP PER TAHUN

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180

Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288

Matematika 144 (4) 36 180

PJOK 108 (3) 36 144

Seni dan Budaya**:

o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Teater o Seni Tari

108 (3) 36 144

Bahasa Inggris*** 72 (2) - 72

* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing.

** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari).

*** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.

**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Alokasi Waktu Mata Pelajaran SD/MI Kelas I

(14)

Di SMA/MA, siswa memilih mata pelajaran kelas XI dan XII berdasarkan minat, bakat, dan aspirasi

Struktur kurikulum SMA terdiri atas dua fase yaitu: Fase E untuk Kelas X; dan Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII.

Di fase F, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu:

a. kelompok mata pelajaran umum. Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA.

b. kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA).

Setiap SMA/MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.

c. kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Setiap SMA/MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.

d. kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya. Kelompok mata pelajaran ini dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.

e. kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya. Kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.

Setiap peserta didik wajib mengikuti:

a. seluruh mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran umum; dan

b. memilih 4 sampai dengan 5 mata pelajaran dari minimal dua kelompok mata

pelajaran pilihan (maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari 1 kelompok mata pelajaran pilihan adalah 3 mata pelajaran)

(15)

Perangkat ajar &

Contoh-contoh

(16)

Buku teks utama tidak harus digunakan setiap hari, dapat dikombinasikan dengan buku teks lainnya, modul ajar, atau perangkat ajar lainnya yang dibuat oleh guru atau dari sumber lain (selama sesuai dengan CP)

Guru tidak wajib membuat modul ajar sendiri Modul ajar memiliki informasi yang lebih kaya daripada RPP, maka untuk guru yang

menggunakan modul ajar, tidak harus membuat RPP dari nol lagi (tidak perlu membuat dua

dokumen yang sebenarnya memberikan informasi yang sama

Untuk membantu guru melaksanakan Kurikulum Merdeka,

perangkat ajar dan contoh-contoh disediakan dan terus ditambah

Contoh-contoh dokumen kurikulum disediakan untuk melengkapi panduan

Misalnya, ada (1) panduan pengembangan

kurikulum operasional satuan pendidikan, dan (2) contoh-contoh kurikulum operasional sekolah dengan tingkat kedetailan yang berbeda-beda Guru dan satpen dapat berbagi dokumen yang mereka kembangkan dalam Platform Merdeka Mengajar

(17)

Implementasi Kurikulum

Merdeka

untuk pemulihan

pembelajaran

(18)

Kesiapan satuan pendidikan untuk mengimplementasi kurikulum berbeda-beda, terutama dalam situasi Pandemi COVID-19. Menyadari kompleksitas tersebut, maka:

Menurut

Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022:

1. Kurikulum Merdeka adalah salah satu pilihan untuk memulihkan pembelajaran 2. Implementasi

Kurikulum

Merdeka juga tidak harus seragam

Mandiri Mengajar

Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.

Misalnya, menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai ko-kurikuler dengan konsekuensi menambah waktu belajar peserta didik, menerapkan pembelajaran sesuai tahap capaian peserta didik, dan/atau mengajarkan mata pelajaran sesuai Kurikulum Merdeka

Mandiri Berubah

Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Satuan pendidikan dan guru juga dapat menerapkan pembelajaran terdiferensiasi secara sederhana

Mandiri Berbagi

Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10. Contoh-contoh yang disediakan oleh pemerintah digunakan sebagai aspirasi dan rujukan saja, namun sebagian besar pengembangan kurikulum dilakukan di satuan pendidikan

(19)

Implementasi kurikulum adalah proses belajar

Implementasi yang “ideal” adalah yang sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan Tidak ada standarisasi dalam implementasi, dengan kepercayaan bahwa seperti halnya murid, gurupun memiliki keinginan untuk belajar untuk menjadi lebih baik

Tahapan ini dirancang dengan prinsip bahwa hal utama dari proses implementasi

bukanlah salah/benar tetapi sesuai dengan filosofi Kurikulum Merdeka

Dinas Pendidikan dan Pengawas dibekali dengan pemahaman ini

(20)

Komunitas praktisi (KKG, MGMP, MKKS, IGI, Gugus PAUD,

Komunitas Guru Penggerak, Komunitas Guru Belajar, dsb.) perlu diaktivasi untuk menguatkan proses belajar sesama guru

Dalam komunitas, guru dapat belajar dari sesama secara berkelanjutan

Proses belajar ini terjadi secara organik dan bottom-up, lebih

“merdeka”

Pemerintah Pusat dan Daerah memberikan dukungan dan memfasilitasi komunitas praktisi untuk implementasi Kurikulum Merdeka

Komunitas belajar menjadi strategi kunci proses belajar

implementasi kurikulum

(21)

Apa yang harus disiapkan satuan pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka?

Pelajari

Unduh Platform Merdeka Mengajar (Android di Google Playstore) atau di https://guru.kemdikbud.

go.id/

Akses sumber utama dari Kurikulum Merdeka:

https://kurikulum.kemdi kbud.go.id/

Sepakati

Keputusan kurikulum yang digunakan perlu disepakati seluruh pendidik di satuan pendidikan, karena membutuhkan komitmen bersama untuk menerapkannya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa yang paling utama perlu disiapkan satuan pendidikan untuk perubahan kurikulum adalah:

1) Kepemimpinan yang terbuka serta mendukung penuh proses belajar guru-gurunya,

2) kolaborasi guru yang saling menguatkan proses belajar menggunakan kurikulum baru, dan

3) dukungan orang tua dan masyarakat yang

membantu proses belajar baik berupa dukungan moril, sumberdaya, maupun berbagai upaya yang dapat

Daftar

Kepala satuan pendidikan dapat mendaftar melalui website:

https://kurikulum.gtk.

kemdikbud.go.id/

Tidak ada selekkesiapan un si, implemen tuk

tasi merupakan keputusan sa

tuan pendidik

an

(22)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yang disusun dan dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi serta karakter

● Contoh penguatan Profil Pelajar Pancasila penjabaran pilihan tema dan isu spesifik yang menjadi projek pada tahun ajaran tersebut (deskripsi singkat tentang projek yang

Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Seperti yang telah beberapa kali disinggung pada poin-poin sebelumnya,dalam Kurikulum Merdeka hadir bentuk pembelajaran baru yakni

Karakteristik utama dari kurikulum merdeka belajar yaitu 1 pembelajaran berbasis projek sebagai pengembangan soft skill dan sesuai dengan karakter pelajar pancasila, 2 fokus pada

Kegiatan drama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5 Pada gambar 2 Kegiatan drama dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5 dapat membantu siswa untuk lebih memahami

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Impelementasi Kurikulum Prototipe di Sekolah Penggerak Jenjang Sekolah Dasar.. Potret Kurikulum Merdeka, Wujud Merdeka Belajar di Sekolah

E-ISSN: 2961 - 9637 Lokakarya Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Penyusunan Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5 Sebagai Implementasi Kurikulum Merdeka Yaspin

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan, baik itu pada guru, siswa, maupun wali murid terhadap pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila pada kurikulum