• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar-Dasar Kebijakan Kehutanan

N/A
N/A
Fariz Ikhsan

Academic year: 2023

Membagikan "Dasar-Dasar Kebijakan Kehutanan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan-3

Dasar-Dasar

Kebijakan Kehutanan

Oleh:

Wiyono T Putro

Email: [email protected] HP: 08112502512

Mata Kuliah Peraturan Kehutanan

Program Studi Sarjana Terapan Pengelolaan Hutan

Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

(2)

Kebijakan Kehutanan

(3)

Arti Penting Peraturan Kehutanan

Hutan merupakan sumber daya alam milik bersama atau CPrR (Common Property Resources) atau CPR (Common Pool Resources) atau CPNR

(Common Pool Natural Resources).

Oleh karena itu Negara harus hadir untuk mengatur pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya hutan supaya tidak terjadi

“The Tragedy of

the Common” seperti yang dilukiskan Garrett Hardin (1996).

Sumber: Awang (2005: 140 &162) Pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan sebagai

barang milik public harus menerapkan beberapa prinsip sbb:

ü

Transparan

ü

Berkeadilan

ü

Demokratis

ü

Bertanggung gugat

ü

HAM dan gender

ü

Penegakan hukum

ü

Ekonomi kerakyatan

(4)

Kebijakan Kehutanan (Cubbage, 1993)

KEBIJAKAN KEHUTANAN

§ Kebijakan kehutanan adalah kebijakan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya hutan.

§ Kebijakan Kehutanan menuntut bagaimana seharusnya

sumber daya hutan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan, serta menentukan siapa yang akan

mendukung pendanaan investasi dalam pengelolaan dan

pemanfaatan hutan.

(5)

Kerangka Pikir Kebijakan Kehutanan (Van Maren, 1986)

(6)

Pentingnya Pelibatan Parapihak dlm Perumusan Kebijakan

STAKEHOLDERS

Stakeholders adalah individu atau kelompok terorganisir yang memiliki interest

pada suatu program dan juga memiliki potensi terpengaruh dan atau juga dapat

mempengaruhi proses kebijakan.

(7)

Formulasi Kebijakan Publik

(8)

#1. Model Elitis (Agustino, 2016)

Elit

Birokrasi

Publik / Rakyat

Pembuat Kebijakan

Pelaksana Kebijakan

Penerima Beban Kebijakan

Arah kebijakan

bersifat Top Down

(9)

#2. Model Proses (Cubbage, 1993)

Kebijakan public dimaknai sebagai suatu aktivitas yang menyertakan rangkaian-

rangkaian kegiatan (yang berproses) dan berujung pada evaluasi kebijakan public.

(10)

#3. Model Proses (Dunn, 1994)

Keterangan:

1) Perumusan masalah: memberikan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah.

2) Forecasting (pendugaan/

peramalan): memberikan informasi mengenai konsekuensi di masa mendatang dari diterapkannya alternatif keijakan.

3) Rekomendasi kebijakan:

memberikan informasi mengenai manfaat dari setiap alternatif

kebijakan dan merekomendasikan kebijakan yang memberikan

manfaat paling tinggi.

4) Monitoring kebijakan: memberikan informasi mengenai konsekuensi sekarang dan masa lalu dari

diterapkannya kebijakan, termasuk kendala-kendalanya.

5) Evaluasi kebijakan: memberikan informasi mengenai kinerja atau hasil dari suatu kebijakan

(11)

#4. Model Tahapan Kebijakan (Ripley, 1985)

Siklus pendek:

1) Penyusunan agenda pemerintah 2) Agenda pemerintah

3) Formulasi dan legitimasi kebijakan 4) Kebijakan

Siklus panjang:

1) Penyusunan agenda pemerintah 2) Agenda pemerintah

3) Formulasi dan legitimasi kebijakan 4) Kebijakan

5) Implementasi kebijakan 6) Tindakan kebijakan

7) Kinerja dan dampak kebijakan 8) Evaluasi terhadap implementasi,

kinerja, dan dampak kebijakan 9) Keputusan tentang masa depan

kebijakan

(12)

#5. Model Siklis (Maryudi, 2017)

(13)

#6. Model Deliberatif

KEBIJAKAN DELIBERATIF

Kebijakan deliberative adalah kebijakan yang dirumuskan melalui proses pembahasan intensif antara pemerintah dan warganya.

Intinya, setiap rumusan kebijakan harus dikomunikasikan dan melibatkan seluruh unsur dan warga yang akan menanggung konsekuensi dari

sebuah kebijakan.

(14)

Implementasi Kebijakan

(15)

Tiga Unsur Dasar Kebijakan

(16)

Implementasi Kebijakan (Edward III, 1980)

(17)

KOMUNIKASI

Mencakup siapakah implementator dan kelompok sasaran dari kebijakan, bagaimana sosialisasi kebijakan dilakukan.

Jika tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

DISPOSISI

Adalah karakteristik implementor atau pelaksana kebijakan, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis.

Jika sikap dan perspektif implementor berbeda dengan pembuat kebijakan, maka pelaksanaan kebijakan pasti tidak efektif.

SUMBERDAYA

Mencakup ketersediaan sumberdaya manusia, kompetensi implementator, dana/anggaran, dll.

STRUKTUR BIROKRASI

Mencakup standar operasi prosedur (SOP) dan struktur organisasi

Faktor Penentu Implementasi Kebijakan (Edward III, 1980)

(18)

Implementasi Kebijakan (van Metter & Horn, 1975)

Ada 6 variabel yang mempengaruhi implementasi dan kinerja kebijakan public, yaitu:

1) Standar dan tujuan kebijakan 2) Sumber Daya

3) Karakteristik agen/badan pelaksana

4) Sikap dan kecenderungan para pelaksana

5) Komunikasi antar organisasi dan pelaksana kebijakan

6) Lingkungan sosial, ekonomi, dan

politik.

(19)

Evaluasi Kebijakan

(20)

Evaluasi Kebijakan (Dunn, 2000)

Tipe Kriteria Pertanyaan Kunci

1. Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?

2. Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?

3. Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan dapat memecahkan masalah?

4. Pemerataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang

berbeda?

5. Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu?

6. Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar

berguna atau bernilai?

(21)

Bahan Bacaan

§ Agustino, L. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Penerbit Alfabeta, Bandung

§ Dunn, W.N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

§ Ellefson, P.V. 1992. Forest Resources Policy, Process, Participants, and Programs. McGRAW-HILL, INC, Ney York.

§ Indiahono, D. 2017. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analysis.

Edisi 2 Revisi. Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

§ Kartodihardjo, H. 2017. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Hutan, Diskursus – Politik – Aktor – Jaringan. Sajogyo Institute, Bogor.

§ Krott, M. 2005. Forest Policy Analysis. Springer, Netherlands.

§ Parsons, W. 2014. Public Policy, Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan. Penerbit Kencana Prenadamedia Group, Jakarta

§ UU No.12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan

§ UU No.15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

(22)

Instagram/Facebook/YouTube/Twitter: wiyono putro

SEKIAN ….

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh satu sama lain ketika sebuah kebijakan telah diimplementasikan, demikian model yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn (1975) yang disebut sebagai A

Menurut Van Meter dan Van Horn, ada beberapa alasan mengapa tujuan-tujuan suatu kebijakan ditolak oleh orang-orang yang bertanggung jawab terhadap implementasi

Berpegang pada proses implementasi Kebijakan dari model yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn, yang akan diaplikasikan dalam proses pemu- ngutan Pajak

Model Implementasi dari Van Meter dan Van Horn ini dapat menilai suatu implementasi kebijkan berdasarkan standar dan sasaran kebijkan atau ukuran dan tujuan kebijkan, sumber

Model proses implementasi yang diperkenalkan Van Meter dan Van Horn pada dasarnya tidak dimaksudkan untuk mengukur dan menjelaskan hasil akhir dari kebijakan

Van Meter dan Horn (1975) merumuskan bahwa proses implementasi kebijakan adalah sebagai “suatu tindakan yang dilakukan baik oleh individu atau kelompok, baik swasta

Keseluruhan pelaksanaan urban farming di Kelurahan Made berdasarkan pada enam variabel model implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn yaitu tujuan dan ukuran

Dilihat dari terpenuhinya 5 dari 6 variabel implementasi menurut teori Van Metter dan Van Horn dalam Winarno 2012:158, tercapainya karakteristik kualitatif sesuai Peraturan Pemerintah